Tidak ada seruan untuk mengisolasi Cina dari WHO. Sebaliknya, WHO menyatakan bahwa mereka tidak merekomendasikan adanya pembatasan perjalanan ataupun perdagangan dengan Cina.
Situs Era Muslim memuat sebuah artikel yang berjudul “Darurat Corona, WHO Serukan Dunia Isolasi Cina” pada 31 Januari 2020 lalu.
Berikut cuplikan artikelnya:
“Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya resmi mengumumkan darurat kesehatan global pada Jumat (31/1). Pengumuman itu seiring dengan semakin banyak dan luasnya korban yang terinfeksi virus Novel Corona (2019-nCoV).
Selain mengumumkan darurat corona, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga meminta semua negara tidak membiarkan warganya melakukan perjalanan ke China. Termasuk untuk urusan dagang.
“WHO tidak merekomendasikan dan benar-benar menentang untuk melakukan perjalanan atau perdagangan dengan China,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti diberitakan Reuters, Jumat (31/1).”
[SALAH] “Darurat Corona, WHO Serukan Dunia Isolasi Cina”
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 08/02/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran tim CekFakta Tempo, dalam berita yang dimuat Reuters pada 31 Januari 2020 berjudul “WHO declares China virus outbreak an international emergency”, WHO memang mendeklarasikan bahwa epidemi virus Corona Wuhan merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat global.
WHO mengumumkan keputusan itu setelah digelarnya pertemuan Komite Darurat, sebuah panel ahli independen di Jenewa, Swiss, pada 30 Januari 2020, di tengah meningkatnya penyebaran virus ke sekitar 18 negara.
Namun, dalam berita Reuters, tidak ditemukan pernyataan dari Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang meminta negara-negara di dunia untuk mengisolasi Cina. Ia menegaskan bahwa deklarasi tersebut bukanlah bentuk ketidakpercayaan terhadap Cina.
Berikut pernyataan asli dari Ghebreyesus dalam berita Reuters: “Let me be clear, this declaration is not a vote of no confidence in China. Our greatest concern is the potential for the virus to spread to countries with weaker health systems.”
Selain itu, WHO menentang kebijakan pembatasan perjalanan dan perdagangan dengan Cina. Hal ini termuat dalam paragraf ke-8 hingga ke-11. Deklarasi darurat global WHO tersebut memicu rekomendasi kepada seluruh negara untuk mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit lintas batas, sambil menghindari campur tangan yang tidak perlu dalam perjalanan atau perdagangan.
Meskipun tidak memiliki wewenang hukum untuk menjatuhkan sanksi kepada negara-negara di dunia, WHO dapat meminta pemerintah suatu negara untuk memberikan penjelasan ilmiah atas segala pembatasan perjalanan atau perdagangan yang mereka lakukan dalam keadaan darurat global.
Di akhir pernyataannya, Ghebreyesus memuji kesigapan pemerintah Cina dalam membatasi penyebaran wabah virus Corona WUhan. Ia pun menegaskan bahwa WHO menentang segala pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan Cina.
Dalam situs resminya, WHO juga menyatakan tidak merekomendasikan adanya pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan Cina, termasuk tidak memperkenankan tindakan yang dapat mempromosikan stigma dan diskriminasi.
Berikut pernyataan WHO di situs resminya: “The Committee does not recommend any travel or trade restriction based on the current information available. Countries must inform WHO about travel measures taken, as required by the IHR. Countries are cautioned against actions that promote stigma or discrimination, in line with the principles of Article 3 of the IHR.”
Menurut WHO, untuk melawan virus Corona Wuhan, diperlukan upaya yang substansial dalam berbagi informasi dan hasil penelitian. Hal ini sesuai dengan Pasal 44 International Health Regulations (IHR) 2005 di mana komunitas global harus terus menunjukkan solidaritas dan kerja sama dalam mengidentifikasi sumber virus baru tersebut dan potensi penularannya dari manusia ke manusia, kesiapan terhadap kemungkinan impor kasus, dan penelitian untuk mengembangkan pengobatannya.
Komunitas global pun diminta memberikan dukungan kepada negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah untuk merespons kasus ini dan memfasilitasi akses untuk diagnosa, vaksin, serta terapi.
Beberapa media arus utama Indonesia juga memberitakan pengumuman WHO ini dengan menuliskan bahwa WHO tidak merekomendasikan adanya pembatasan perdagangan dan perjalanan.
Berdasarkan hasil penelusuran tim CekFakta Tempo, dalam berita yang dimuat Reuters pada 31 Januari 2020 berjudul “WHO declares China virus outbreak an international emergency”, WHO memang mendeklarasikan bahwa epidemi virus Corona Wuhan merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat global.
WHO mengumumkan keputusan itu setelah digelarnya pertemuan Komite Darurat, sebuah panel ahli independen di Jenewa, Swiss, pada 30 Januari 2020, di tengah meningkatnya penyebaran virus ke sekitar 18 negara.
Namun, dalam berita Reuters, tidak ditemukan pernyataan dari Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang meminta negara-negara di dunia untuk mengisolasi Cina. Ia menegaskan bahwa deklarasi tersebut bukanlah bentuk ketidakpercayaan terhadap Cina.
Berikut pernyataan asli dari Ghebreyesus dalam berita Reuters: “Let me be clear, this declaration is not a vote of no confidence in China. Our greatest concern is the potential for the virus to spread to countries with weaker health systems.”
Selain itu, WHO menentang kebijakan pembatasan perjalanan dan perdagangan dengan Cina. Hal ini termuat dalam paragraf ke-8 hingga ke-11. Deklarasi darurat global WHO tersebut memicu rekomendasi kepada seluruh negara untuk mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit lintas batas, sambil menghindari campur tangan yang tidak perlu dalam perjalanan atau perdagangan.
Meskipun tidak memiliki wewenang hukum untuk menjatuhkan sanksi kepada negara-negara di dunia, WHO dapat meminta pemerintah suatu negara untuk memberikan penjelasan ilmiah atas segala pembatasan perjalanan atau perdagangan yang mereka lakukan dalam keadaan darurat global.
Di akhir pernyataannya, Ghebreyesus memuji kesigapan pemerintah Cina dalam membatasi penyebaran wabah virus Corona WUhan. Ia pun menegaskan bahwa WHO menentang segala pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan Cina.
Dalam situs resminya, WHO juga menyatakan tidak merekomendasikan adanya pembatasan perjalanan atau perdagangan dengan Cina, termasuk tidak memperkenankan tindakan yang dapat mempromosikan stigma dan diskriminasi.
Berikut pernyataan WHO di situs resminya: “The Committee does not recommend any travel or trade restriction based on the current information available. Countries must inform WHO about travel measures taken, as required by the IHR. Countries are cautioned against actions that promote stigma or discrimination, in line with the principles of Article 3 of the IHR.”
Menurut WHO, untuk melawan virus Corona Wuhan, diperlukan upaya yang substansial dalam berbagi informasi dan hasil penelitian. Hal ini sesuai dengan Pasal 44 International Health Regulations (IHR) 2005 di mana komunitas global harus terus menunjukkan solidaritas dan kerja sama dalam mengidentifikasi sumber virus baru tersebut dan potensi penularannya dari manusia ke manusia, kesiapan terhadap kemungkinan impor kasus, dan penelitian untuk mengembangkan pengobatannya.
Komunitas global pun diminta memberikan dukungan kepada negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah untuk merespons kasus ini dan memfasilitasi akses untuk diagnosa, vaksin, serta terapi.
Beberapa media arus utama Indonesia juga memberitakan pengumuman WHO ini dengan menuliskan bahwa WHO tidak merekomendasikan adanya pembatasan perdagangan dan perjalanan.
Rujukan
[SALAH] Presiden Cina Xi Jinping Mengunjungi Masjid dan Meminta Umat Islam Berdoa Untuk Negeri yang Sedang Dilanda Krisis
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/02/2020
Berita
Beredar postingan video yang menyebutkan bahwa Presiden China Xi Jinping tengah mengunjungi masjid dan umat muslim. Adapun, dalam narasi itu disebutkan tujuan kedatangan Presiden Xi Jinping ialah meminta doa untuk menghadapi krisis yang sedang melanda negeri China. Berikut kutipan narasinya:
Presiden Cina xi jinping mengunjungi masjid dan meminta umat Islam untuk berdoa di negara yang sedang dilanda krisis ini. Kami membutuhkan bantuan Anda.
Presiden Cina xi jinping mengunjungi masjid dan meminta umat Islam untuk berdoa di negara yang sedang dilanda krisis ini. Kami membutuhkan bantuan Anda.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa video tersebut bukan peristiwa Presiden Xi Jinping meminta doa kepada umat Islam. Video tersebut merupakan liputan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Masjid Xincheng di Kota Yinchuan pada tahun 2016. Berikut pemberitaan mengenai peristiwa itu:
[…] Kunjungi Masjid, Xi Jinping Ajak Muslim Tolak Penyusup Agama
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping melakukan kunjungan ke masjid di wilayah Muslim di barat Cina. Dalam kunjungannya, ia mengatakan Muslim Cina harus mempromosikan harmoni sosial dan menolak penyusup di agama mereka.
Ada sekitar 21 juta Muslim di Cina. Selama ini konstitusi Cina menjamin kebebasan beragama, tapi kelompok-kelompok hak asasi mengatakan Partai Komunis Cina membatasi praktik keagamaan, khususnya Muslim. Cina membantah tegas tuduhan tersebut.
Mengunjungi Nixia, rumah bagi sekitar 2,4 juta Muslim, Xi mengatakan Muslim Cina harus mempraktikkan agama mereka sebagai bagian dari masyarakat Cina. China Daily melaporkan pada Kamis (21/7), Xi juga meminta Muslim Cina meneruskan tradisi patriotik.
"Agama di negara kita, yang endemik maupun orang-orang dari luar negeri, telah sangat tertanam dalam peradaban Cina, yang sejarahnya mencakup lebih dari 5.000 tahun," kata Xi saat mengunjungi masjid di Yinchuan.
Xi mengatakan Muslim harus tegas menentang kegiatan penyusup ilegal ke agama mereka. Xinhua melaporkan, Xi juga meminta Muslim mempromosikan kerukunan beragama dan sosial.
Pemerintah Cina mengatakan telah menghadapi kenaikan jumlah ekstremis, terutama di Xinjiang. Beijing selama ini menyalahkan ekstremis asing untuk memanaskan ketegangan terutama di Xinjiang.
Banyak kelompok hak dan buangan meragukan keberadaan ekstremis di Xinjiang. Mereka mengatakan Uighur di Xinjiang marah karena kebijakan represif Cina. […]
Adapun, video asli peliputan tersebut dapat ditemui di kanal CCTV Video News Agency. Judul video tersebut ialah ‘Chinese President Visits Big Mosque in Northwest China’ dan ditayangkan pada tanggal 21 Juli 2016.
[…] Kunjungi Masjid, Xi Jinping Ajak Muslim Tolak Penyusup Agama
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping melakukan kunjungan ke masjid di wilayah Muslim di barat Cina. Dalam kunjungannya, ia mengatakan Muslim Cina harus mempromosikan harmoni sosial dan menolak penyusup di agama mereka.
Ada sekitar 21 juta Muslim di Cina. Selama ini konstitusi Cina menjamin kebebasan beragama, tapi kelompok-kelompok hak asasi mengatakan Partai Komunis Cina membatasi praktik keagamaan, khususnya Muslim. Cina membantah tegas tuduhan tersebut.
Mengunjungi Nixia, rumah bagi sekitar 2,4 juta Muslim, Xi mengatakan Muslim Cina harus mempraktikkan agama mereka sebagai bagian dari masyarakat Cina. China Daily melaporkan pada Kamis (21/7), Xi juga meminta Muslim Cina meneruskan tradisi patriotik.
"Agama di negara kita, yang endemik maupun orang-orang dari luar negeri, telah sangat tertanam dalam peradaban Cina, yang sejarahnya mencakup lebih dari 5.000 tahun," kata Xi saat mengunjungi masjid di Yinchuan.
Xi mengatakan Muslim harus tegas menentang kegiatan penyusup ilegal ke agama mereka. Xinhua melaporkan, Xi juga meminta Muslim mempromosikan kerukunan beragama dan sosial.
Pemerintah Cina mengatakan telah menghadapi kenaikan jumlah ekstremis, terutama di Xinjiang. Beijing selama ini menyalahkan ekstremis asing untuk memanaskan ketegangan terutama di Xinjiang.
Banyak kelompok hak dan buangan meragukan keberadaan ekstremis di Xinjiang. Mereka mengatakan Uighur di Xinjiang marah karena kebijakan represif Cina. […]
Adapun, video asli peliputan tersebut dapat ditemui di kanal CCTV Video News Agency. Judul video tersebut ialah ‘Chinese President Visits Big Mosque in Northwest China’ dan ditayangkan pada tanggal 21 Juli 2016.
Kesimpulan
Berdasarkan hal tersebut, maka klaim pada postingan sumber dan konten videonya tidak berkaitan. Berdasarkan hal tersebut, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori False Connection atau Koneksi yang Salah.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1105867319745802/
- https://turnbackhoax.id/2020/02/06/salah-presiden-cina-xi-jinping-mengunjungi-masjid-dan-meminta-umat-islam-berdoa-untuk-negeri-yang-sedang-dilanda-krisis/
- https://www.youtube.com/watch?v=lfzeGMg0Sc4
- https://republika.co.id/berita/oangvg366/kunjungi-masjid-xi-jinping-ajak-muslim-tolak-penyusup-agama
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/GNl4DE5N-presiden-xi-jinping-masuk-masjid-dan-minta-doa-umat-islam
[SALAH] Virus Corona Dapat Menular Melalui Tatapan Mata
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 04/02/2020
Berita
Beredar informasi melalui pesan berantai Whatsapp yang menyebutkan virus Corona dapat menyebar melalui tatapan mata. Dalam narasi pesan tersebut, diimbau untuk tidak melihat secara langsung korban yang terinfeksi virus Corona. Berikut kutipan narasinya:
Info penting !!!
Berhati hatilah jika melihat secara langsung korban yang terinfeksi virus corona, karena virus corona bisa tersebar hanya dengan menatap saja.
share sebanyak mungkin demi kebaikan…
Info penting !!!
Berhati hatilah jika melihat secara langsung korban yang terinfeksi virus corona, karena virus corona bisa tersebar hanya dengan menatap saja.
share sebanyak mungkin demi kebaikan…
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut tidak benar dan sudah dibantah oleh pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kepala Subdirektorat Penyakit Infeksi Emerging Kemenkes Endang Budi Hastuti memastikan virus Corona tidak menular lewat tatapan mata.
“Pernah dengar tidak? Itu juga ada. Jadi makanya disarankan pakai masker yang sampai menutupi mata. Tapi bukan seperti itu, tidak menular melalui tatapan mata,” kata Endang.
Ia menjelaskan, virus Corona dapat menular lewat mata jika tangan yang dalam kondisi kotor atau terkontaminasi Corona membasuh mata. Endang menegaskan virus Corona tak dapat menular lewat tatapan mata.
“Jadi bukan seperti itu juga menularkan lewat tatapan mata. Tapi memang kalau kucek-kucek mata, kemudian tangannya kotor terkontaminasi, bisa menular ke orang lain. Jadi bukan tatapannya,” ujar Endang.
Virus Corona, menurut Endang, menular melalui saluran pernapasan. Penularan virus Corona dapat melalui percikan batuk dan bersin.
"Kemudian karena ini penyakitnya di saluran pernapasan, penularannya bisa melalui percikan pada saat batuk atau pada saat bersin. Tapi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti sebetulnya penularannya seperti apa. Untuk vaksin dan pengobatan juga belum ada saat ini," ucap Endang.
Senada dengan Endang, dr Zeiras Eka Djamal, SpM, dari Jakarta Eye Center (JEC) menjelaskan penularan melalui mata tidak terjadi saat seseorang menatap sesuatu, kemudian terinfeksi.
Seseorang bisa tertular jika tangannya terkontaminasi oleh virus corona (2019-nCoV), kemudian tak sadar tangannya menyentuh area mata.
“Bukan dari tatapan. Tapi misalnya bila bersin ke tangan, kemudian tangan dipakai mengucek-ngucek mata. Maka bisa saja virus menginfeksi mata. Karena memang ada saluran dari mata ke rongga hidung. Maka virus bisa menular ke saluran pernapasan,” katanya.
“Pernah dengar tidak? Itu juga ada. Jadi makanya disarankan pakai masker yang sampai menutupi mata. Tapi bukan seperti itu, tidak menular melalui tatapan mata,” kata Endang.
Ia menjelaskan, virus Corona dapat menular lewat mata jika tangan yang dalam kondisi kotor atau terkontaminasi Corona membasuh mata. Endang menegaskan virus Corona tak dapat menular lewat tatapan mata.
“Jadi bukan seperti itu juga menularkan lewat tatapan mata. Tapi memang kalau kucek-kucek mata, kemudian tangannya kotor terkontaminasi, bisa menular ke orang lain. Jadi bukan tatapannya,” ujar Endang.
Virus Corona, menurut Endang, menular melalui saluran pernapasan. Penularan virus Corona dapat melalui percikan batuk dan bersin.
"Kemudian karena ini penyakitnya di saluran pernapasan, penularannya bisa melalui percikan pada saat batuk atau pada saat bersin. Tapi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti sebetulnya penularannya seperti apa. Untuk vaksin dan pengobatan juga belum ada saat ini," ucap Endang.
Senada dengan Endang, dr Zeiras Eka Djamal, SpM, dari Jakarta Eye Center (JEC) menjelaskan penularan melalui mata tidak terjadi saat seseorang menatap sesuatu, kemudian terinfeksi.
Seseorang bisa tertular jika tangannya terkontaminasi oleh virus corona (2019-nCoV), kemudian tak sadar tangannya menyentuh area mata.
“Bukan dari tatapan. Tapi misalnya bila bersin ke tangan, kemudian tangan dipakai mengucek-ngucek mata. Maka bisa saja virus menginfeksi mata. Karena memang ada saluran dari mata ke rongga hidung. Maka virus bisa menular ke saluran pernapasan,” katanya.
Kesimpulan
Berdasarkan hal tersebut, maka klaim bahwa virus Corona dapat menular dari tatapan mata tidak benar. Meski demikian, virus tersebut dapat menular melalui mata melalui sentuhan tangan yang terdapat virus Corona saat menyentuh mata. Dengan demikian, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1104206933245174/
- https://turnbackhoax.id/2020/02/04/salah-virus-corona-dapat-menular-melalui-tatapan-mata/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4169940/cek-fakta-kesehatan-penularan-virus-corona-bisa-lewat-tatapan-mata
- https://katadata.co.id/berita/2020/01/31/virus-corona-bisa-menular-via-mata-kemenkes-bukan-karena-bertatapan
- https://news.detik.com/berita/d-4880875/kemenkes-virus-corona-tak-menular-lewat-tatapan-mata
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4882790/terpopuler-sepekan-benarkah-virus-corona-bisa-menyebar-lewat-mata
[SALAH] Pedagang Cina Ngamuk Karena Jeruk Tidak Laku Akibat Wabah Corona
Sumber: facebook.comTanggal publish: 04/02/2020
Berita
Beredar sebuah postingan yang dibuat oleh akun Bambang Widy di Facebook. Postingan tersebut memuat konten berupa sebuah video yang diklaim menggambarkan kemarahan pedangang Cina di Malaysia karena jeruknya tidak laku akibat wabah virus Corona. Per 3 Februari 2020 pukul 12.02, postingan tersebut telah ditanggapi sebanyak 29 orang dan dibagikan sebanyak 129 kali. Berikut kutipan narasinya:
????????????????????????
Hahahaa.. Di malaysia..cina ngamuk..krn jerukny ngga ada yg laku.
Gimana dengan di indonesia ?? Mulai sekarang jangan beli apapun produk milik orang china..
Ayo viralkan ????✊ ????????????
????????????????????????
Hahahaa.. Di malaysia..cina ngamuk..krn jerukny ngga ada yg laku.
Gimana dengan di indonesia ?? Mulai sekarang jangan beli apapun produk milik orang china..
Ayo viralkan ????✊ ????????????
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil pencarian fakta, klaim dalam postingan tersebut tidak benar. Hal ini diketahui dari video asli yang diunggah Radio Free Asia Chinese dalam akun resmi Twitter-nya. Media tersebut menerangkan bahwa kejadian dalam video tersebut terjadi di Guangzhou, China. Barang yang dirusak oleh pedagang tersebut juga bukan jeruk, melainkan bunga dan potnya. Para pedagang meluapkan emosinya karena kerugian besar mereka dalam perayaan Tahun Baru Imlek akibat wabah virus Corona di Wuhan. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tweet-nya:
【广州花市生意惨淡】 【店主怒掷盆栽泄愤】 受武汉疫情影响,全中国各地民间过年气氛大打折扣。花市生意大受影响,档主损失惨重。
Terjemahan:
[Bisnis pasar bunga Guangzhou suram] [Kemarahan pemilik melempar tanaman pot untuk melepaskan kemarahan] Dipengaruhi oleh epidemi di Wuhan, atmosfer Tahun Baru Cina bagi orang-orang di seluruh negeri telah sangat berkurang. Bisnis pasar bunga sangat terpengaruh, dan pemilik kios menderita kerugian besar.
Hal serupa juga diberitakan oleh Telemetro Reporta, media berbahasa Spanyol, lewat akun Twitter resminya:
Propietario de puesto de venta de flores descarga su ira en el mercado de Guangzhou y arroja al suelo plantas en macetas para desahogarse, tras las pérdidas provocadas por el #Coronavirus en Wuhan. #InternacionalesTR
Terjemahan:
Pemilik kios bunga membongkar kemarahannya di pasar Guangzhou dan melempar tanaman pot ke tanah untuk melampiaskan, setelah kerugian yang disebabkan oleh #Coronavirus di Wuhan. #InternationalsTR
【广州花市生意惨淡】 【店主怒掷盆栽泄愤】 受武汉疫情影响,全中国各地民间过年气氛大打折扣。花市生意大受影响,档主损失惨重。
Terjemahan:
[Bisnis pasar bunga Guangzhou suram] [Kemarahan pemilik melempar tanaman pot untuk melepaskan kemarahan] Dipengaruhi oleh epidemi di Wuhan, atmosfer Tahun Baru Cina bagi orang-orang di seluruh negeri telah sangat berkurang. Bisnis pasar bunga sangat terpengaruh, dan pemilik kios menderita kerugian besar.
Hal serupa juga diberitakan oleh Telemetro Reporta, media berbahasa Spanyol, lewat akun Twitter resminya:
Propietario de puesto de venta de flores descarga su ira en el mercado de Guangzhou y arroja al suelo plantas en macetas para desahogarse, tras las pérdidas provocadas por el #Coronavirus en Wuhan. #InternacionalesTR
Terjemahan:
Pemilik kios bunga membongkar kemarahannya di pasar Guangzhou dan melempar tanaman pot ke tanah untuk melampiaskan, setelah kerugian yang disebabkan oleh #Coronavirus di Wuhan. #InternationalsTR
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara isi konten dan video yang diunggah. Video itu tidak mendukung konten yang mengklaim kejadian tersebut merupakan pedagang Cina di Malaysia yang merusak jeruk akibat wabah Corona, tetapi pedagang bunga di Guangzhou yang merusak bunga dan pot. Oleh karena itu, postingan tersebut dikategorikan dalam Misleading Content/Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
Halaman: 5881/6757