• Saat Blokir IMEI Berlaku, Apakah Ponsel dari Luar Negeri Bisa Dipakai di Indonesia?

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/12/2019

    Berita

    "iPhone tidak boleh digunakan di Indonesia"

    Hasil Cek Fakta

    Liputan6.com, Jakarta - Mulai 17 Agustus 2019, konsumen tidak bisa lagi membeli smartphone black market (BM) dari luar negeri ataupun yang tersedia di pasar dalam negeri.

    Pasalnya pada tanggal tersebut pemerintah akan memberlakukan peraturan tiga menteri (Kemendag, Kemkominfo, dan Kemenperin) mengenai kontrol IMEI.
    Dijelaskan dalam infografis yang dipublikasikan akun media sosial Kementerian Perindustrian, peraturan tersebut memang bertujuan untuk melindungi industri, konsumen, dan negara dari kerugian pajak.

    Dalam penjelasan selanjutnya, Kemenperin menyebutkan, bagi pemilik smartphone atau ponsel BM yang dibeli sebelum tanggal 17 Agustus 2019, IMEI tidak akan langsung diblokir.

    "HP BM yang dibeli sebelum tanggal 17 Agustus akan mendapatkan pemutihan," demikian penjelasan dari Kemenperin.

    Pemutihan yang dimaksud adalah pengampunan bagi pengguna smartphone BM atau ilegal yang sudah dipakai atau dibeli sebelum tanggal 17 Agustus 2019.

    Tak Bisa Lagi Beli Smartphone di Luar Negeri

    Namun, Kemenperin menegaskan, semua smartphone yang dibeli dari luar negeri setelah tanggal 17 Agustus 2019 tidak akan lagi bisa digunakan di Indonesia.

    Hal ini karena nomor IMEI disinkronisasi dengan SIM card, sehingga jika nomor telepon berada di IMEI smartphone yang tidak terdaftar dalam database Kemenperin, IMEI smartphone tersebut akan diblokir. Smartphone yang IMEI-nya diblokir, tidak lagi bisa dipakai.

    Saat ini, laman untuk mengecek IMEI tengah disiapkan sehingga pengguna ponsel tidak perlu terburu-buru mengecek IMEI ponsel milik masing-masing.

    Buat Aturan Pemblokiran IMEI

    Untuk itulah, pemerintah kini tengah bergegas menghadirkan peraturan tiga menteri untuk mengatasi peredaran smartphone ilegal yang merugikan.

    Direktur Elektronika dan Telematika Kemenperin Janu Suryanto menyebut, kontrol IMEI bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi, dengan begitu potensi pajak pemerintah meningkat. Adapun program ini sudah diinisiasi Kemenperin sejak 2017.

    "Dalam upaya mendukung program kontrol IMEI itu, dibutuhkan regulasi sebagai payung pengelolaan data IMEI. Pemerintah secara cermat akan membaut regulasi terkait Sistem Informasi Registrasi Identifikasi Nasional (SIRNA) agar berjalan dengan baik," tutur Janu.

    Oleh sebab itu, Kemenperin mengatur tentang database IMEI. Sementara Kemkominfo akan mengatur pemanfaatan data IMEI termasuk dengan operator.

    Sistem kontrol IMEI akan memproses database IMEI yang diperoleh dari berbagi pemangku kepentingan. Informasi dari berbagai kepentingan itu lantas diolah dan disimpulkan untuk mendapatkan daftar IMEI yang valid sesuai ketentuan hukum.

    "Informasi atas daftar IMEI yang valid tersebut dapat dimanfaatkan instansi pemerintah untuk membuat kebijakan sesuai kewenangannya," ujar Janu melanjutkan. Saat ini, server sistem basis data IMEI atau SIRINA telah terpasang di Pusdatin Kemenperin dan dilakukan pula pelatihan.

    (Tin/Isk)

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Kanker Ginjal, Operasi Vidi Aldiano Dikabarkan Lancar dan Sukses

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 19/12/2019

    Berita

    "vidi aldiano....bnr kah skt kanker ginjal"

    Hasil Cek Fakta

    VIVA – Operasi pengangkatan sel kanker yang dijalani Vidi Aldiano dikabarkan sukses. Kabar ini disampaikan Produser Musica Studio's, Indrawati Widjaja, lewat akun Instagramnya.

    Wanita yang akrab disapa Bu Acin itu mengunggah sejumlah momen bersama Vidi Aldiano dari sebelum hingga sesudah operasi. Terbaru di Instagram Story-nya, Vidi Aldiano tampak terbaring di atas tempat tidur. Keluarga dan kerabat hadir menemaninya.
    Vidi Aldiano membuat pengakuan mengejutkan, pada Jumat siang kemarin. Vidi tiba-tiba mengunggah video ke Instagramnya dan mengatakan bahwa ia mengidap kanker ginjal.

    Vidi Aldiano pun menjalani sejumlah pemeriksaan dan akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi. Vidi tampak tegar saat minta doa pada masyarakat Indonesia. Ia pun mengungkap baru didiagnosa kanker sepekan lalu.

    "Semua scan udah dilakukan keputusan terbaik insha Allah hari ini gue akan melaksanakan operasi, ini di RS juga, kalau video ini sudah rilis gue sudah di ruangan operasi,” katanya.
    Dukungan mengalir dari banyak rekan artis. Mereka semua menguatkan dan memberi doa agar Vidi Aldiano segera sehat kembali.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Bak Harry Potter, Pria China Ini Pakai Jubah Gaib Tembus Pandang

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 19/12/2019

    Berita

    "China Tiongkok sudah mampu membuat kain yg bila dipakai, tidak bisa dilihat mata manusia. Cara kerjanya adalah membiaskan cahaya yang datang ke lingkungan sekitarnya. Bisa dipakai untuk kamuflase saat perang. ☠ "

    Zhu Zhensong, produser Quantum Video menegaskan bahwa tak ada yang namanya jubah menghilang.

    Ia menambahkan, video tersebut telah diubah dan difilmkan dengan kain plastik biru atau hijau.

    "Perangkat lunak seperti Adobe's After Effects, Nuke atau Blackmagic Fusion kerap diaplikasikan untuk mengubah latar belakang pembuatan video dan memadukan objek ke dalamnya. Lihat saja film laga," ucap Zhu.
    Peneliti Kembangkan Jubah Menghilang Ala Harry Potter
    Beberapa peneliti dari Departement of Energy Lawrence Berkeley National Laboratory Amerika Serikat dan University of California dikabarkan tengah berusaha menciptakan jubah menghilang Harry Potter di kehidupan nyata.

    Hasil Cek Fakta

    Liputan6.com, Beijing - Bagi Anda yang pernah menonton film atau membaca novel Harry Potter, pastinya sudah tidak asing lagi dengan jubah tak terlihat Harry Potter.

    Jubah yang memiliki kemampuan untuk membuat penggunanya menghilang itu, mungkin hanya imajinasi dari penulis kisah Harry Potter, JK Rowling. Tetapi, hal itu berbeda dengan apa yang ada di China.

    Warganet di China dihebohkan dengan beredarnya video amatir jubah menghilang ala Harry Potter, yang diperlihatkan oleh seorang pria paruh baya.

    Video berdurasi 1 menit 21 detik itu muncul di Weibo -- sebuah situs miccoblogging terpopuler di China -- yang menunjukkan pria tersebut hilang saat berdiri di balik jubah.

    Video pendek tersebut telah ditonton lebih dari 21,4 kali juta dan dibagikan ke berbagai platform media.

    Diketahui, pria tua di video itu bernama Chen Shiqu, seorang Wakil Kepala Departemen Investigasi Kriminal di Kementerian Keamanan Publik.

    Chen membagikan video tersebut di akun Weibo pribadinya pada Senin, 4 Desember 2017.

    Ia pun menuliskan bahwa jubah menghilang itu bisa bermanfaat bagi dunia militer.

    "Ini adalah terobosan baru, kain jubah dibuat dengan teknologi kuantum sehingga membuatnya transparan, bisa memantulkan gelombang cahaya di sekitar orang yang memakainya. Jadi orang yang pakai bisa menghilang," tulis Chen, melansir The Daily Mail, Sabtu (9/12/2017).

    "Prajurit yang mengenakan jubah ini bisa mengecoh mata-mata saat malam hari. Tapi apa jadinya jika penjahat yang menggunakannya?" lanjutnya.

    Dalam video tersebut, Chen mempraktikkan cara kerja jubah tersebut. Awalnya, ia berjalan menuruni tangga di sebuah hutan kota.

    Kemudian, ia membentangkan sebuah kain -- yang panjangnya nyaris menutupi seluruh tubuhnya -- dan memutar badannya secara perlahan ke berbagai arah.

    Memang benar, badan Chen yang ditutupi kain ajaib itu tak tampak. Yang terlihat justru tanaman dan ilalang di sekitarnya. Mirip dengan apa yang pernah kita lihat di film Harry Potter.

    Akan tetapi, Zhu Zhensong, produser Quantum Video menegaskan bahwa tak ada yang namanya jubah menghilang.

    Ia menambahkan, video tersebut telah diubah dan difilmkan dengan kain plastik biru atau hijau.

    "Perangkat lunak seperti Adobe's After Effects, Nuke atau Blackmagic Fusion kerap diaplikasikan untuk mengubah latar belakang pembuatan video dan memadukan objek ke dalamnya. Lihat saja film laga," ucap Zhu.
    Peneliti Kembangkan Jubah Menghilang Ala Harry Potter
    Beberapa peneliti dari Departement of Energy Lawrence Berkeley National Laboratory Amerika Serikat dan University of California dikabarkan tengah berusaha menciptakan jubah menghilang Harry Potter di kehidupan nyata.

    Dikutip dari laman Ubergizmo, Xiang Zhang, Director of the Berkeley National Lab's Material Sciences Divison mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama sebuah objek 3D dapat menghindar dari cahaya yang tampak.

    "Jubah ultra tipis kami akan tampak seperti sebuah mantel. Sehingga, mudah untuk merancang dan menerapkannya, selain itu secara ukuran juga berpotensi untuk dapat menyembunyikan objek-objek makroskopik," tambah Zhang.

    Jubah itu akan dibuat dari susunan nanoantena berwarna emas dan menerapkan teknologi meta-engineered, sehingga jubah yang mereka kembangakan dapat menyebarkan gelombang cahaya yang biasa ditangkap oleh mata manusia.

    Teknologi jubah ajaib yang masih dalam tahap pengembangan itu dikabarkan baru mampu 'menghilangkan' objek-objek berukuran mikroskopik, seperti sel-sel biologis.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Video “Pembukaan Gereja Katolik di Arab dihadiri Raja Salman”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 19/12/2019

    Berita

    Bukan pembukaan gereja Katolik. Peristiwa di video itu adalah kegiatan “A Salute to Tolerant UAE” yang diadakan oleh Gereja Katolik St. Mary. Acara itu untuk memperingati “Hari Toleransi Internasional” yang diperingati pada tanggal 16 November. Acara tersebut diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab.

    Akun Sondang Sihotang Skm Mkes (fb.com/sondang.agrifinashtg) mengunggah sebuah video dengan narasi:

    “Pembukaan Gereja Katolik di Arab dihadiri Raja Salman. Luar biasa…
    Peresmian gereja katholik di Dubai oleh raja Dubai yg mayoritas warganya islam. Toleransi dijunjung tinggi. Di Indo ?”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, faktanya klaim “Pembukaan Gereja Katolik di Arab dihadiri Raja Salman” yang menyertai unggahan video tersebut sama sekali tidak benar.

    Peristiwa dalam video itu bukanlah pembukaan gereja, melainkan acara “A Salute to Tolerant UAE” yang diadakan oleh Gereja Katolik St. Mary sebagai ucapan terima kasih kepada pemerintah dan orang-orang di UEA karena menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

    Acara itu untuk memperingati “Hari Toleransi Internasional” yang diperingati pada tanggal 16 November. Acara tersebut diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab.

    Video yang sama diunggah di kanal Youtube St. Mary’s Catholic Church Dubai, UAE pada tanggal 19 November 2019 dengan judul “A Salute to Tolerant UAE – Final Highlights”. Liputan terkait acara tersebut juga dimuat di laman saintmarysdubai.org dengan judul “Year of Tolerance”.

    Yang Mulia Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Presiden UEA, menyatakan tahun 2019 sebagai “Tahun Toleransi” di UEA, menyoroti UEA sebagai modal global untuk toleransi, dan menekankan toleransi sebagai konsep universal dan upaya kelembagaan yang berkelanjutan melalui undang-undang dan kebijakan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, dialog, koeksistensi dan keterbukaan terhadap budaya yang berbeda, terutama di antara kaum muda, yang akan mencerminkan positif pada masyarakat secara keseluruhan.

    Tahun Toleransi mewujudkan pendekatan yang diadopsi oleh UEA sejak pendiriannya sebagai jembatan komunikasi antara orang-orang di dunia dan berbagai budaya mereka, dalam lingkungan keterbukaan dan rasa hormat yang menolak ekstremisme dan mempromosikan koeksistensi.

    Arab Selatan, mengatakan bahwa ia telah tinggal di UEA selama 16 tahun, ketika ia mengalami perkembangan kontemporer di negara itu dalam berbagai bidang kehidupan.

    Ia menambahkan: “Saya tinggal selama saya tinggal di nilai-nilai kemanusiaan Emirates sebagai yang terbaik. Gambar-gambarnya, melalui toleransi dan sambutan yang menjadi ciri penguasa negara dan rakyatnya.”

    Pada gilirannya, J. James, seorang anggota Dewan Paroki Gereja Saint Mary di Dubai, mengatakan: “Ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita semua untuk menyampaikan penghargaan kita kepada orang-orang di Emirates dan para penguasa UEA atas toleransi dan penerimaan kita semua, sehingga kita dapat datang ke sini dan bekerja serta mensejahterakan hidup kita, dengan harapan dan permohonan .. akan UAE sedang berkembang dan menjadi salah satu negara terbesar di dunia. “

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini