• [SALAH] Demonstrasi Mahasiswa Tidak Diliput Televisi Karena Sudah Dikuasai PKI

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 24/09/2019

    Berita

    Beredar postingan yang menyebutkan bahwa aksi demonstrasi mahasiswa tidak terliput oleh media televisi. Selain itu, dalam narasi disebutkan bahwa tidak terliputnya demonstrasi tersebut lantaran media-media televisi telah dikuasai oleh China Komunis atau PKI. Berikut narasinya:

    Tau gak kalian ...kenapa demo mahasiswa tidak ditayang ditivi... Karna televisi indonesia sudah dikuasai China komunis / PKI

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim postingan tersebut tidak benar. Hal itu didasari oleh hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Tempo. Berdasarkan hasil penelusurannya, sejumlah media televisi sudah meliput aksi demonstrasi mahasiswa. Selain itu, klaim bahwa pemilik media-media televisi merupakan China Komunis/PKI sudah dibuktikan oleh Tempo tidak benar.

    Berikut kutipan hasil periksa fakta Tempo:

    […] Demonstrasi mahasiswa di televisi

    Kolase foto aksi mahasiswa yang diunggah akun Aninta tidak muncul dalam pencarian melalui tools reverse image. Tim CekFakta Tempo kemudian memasukkan kata kunci “demo mahasiswa” di sejumlah situs milik televisi-televisi Indonesia.

    Karena tidak disebutkan terkait apa aksi itu dilakukan oleh para mahasiswa yang ada dalam foto-foto tersebut, Tempo juga mengkhususkan pencarian pada unjuk rasa mahasiswa yang hangat terjadi dalam sepekan ini.

    Pada 19 September 2019, mahasiswa dari berbagai universitas berunjuk rasa di depan Gedung DPR untuk menolak revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi atau KPK.

    Tempo memilih sampel empat televisi yakni KompasTV, CNN Indonesia, tvOne, dan Metro TV yang memiliki program pemberitaan lebih banyak dibandingkan televisi lain.

    Menggunakan mesin pencarian Google, Tempo menemukan 494 pemberitaan mengenai demo mahasiswa di situs CNN Indonesia. Salah satunya adalah pemberitaan mengenai unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR untuk menolak revisi UU KPK pada 19 September 2019.

    Dengan cara yang sama, Tempo kembali menemukan pemberitaan tentang demonstrasi mahasiswa yang lebih banyak di KompasTV, mencapai 1.680 hasil. Unjuk rasa untuk menentang revisi UU KPK juga dimuat oleh KompasTV pada 19 September 2019.

    Di MetroTV, Tempo juga menemukan 787 pemberitaan terkait unjuk rasa mahasiswa. Sementara tvOne juga memberitakan sejumlah aksi mahasiswa, salah satunya demonstrasi menentang pengesahan revisi UU KPK di DPR.

    Benarkah ada pengaruh Cina dan PKI?

    Dimuatnya pemberitaan tentang demo mahasiswa oleh sejumlah televisi Indonesia menggugurkan narasi pertama yang ditulis akun Aninta Rozana.

    Sementara terkait klaim bahwa televisi Indonesia dikuasai oleh Cina bisa ditelusuri dari susunan pemilik saham, komisaris, dan direksi.

    Susunan pemilik saham, komisaris, dan direksi tvOne bisa dibaca selengkapnya di sini. Sementara KompasTV di sini, CNN Indonesia di sini, dan Metro TV di sini.

    Klaim bahwa televisi Indonesia telah dikuasai oleh PKI atau Partai Komunis Indonesia juga tidak berdasar karena era PKI telah berakhir setelah Gerakan 30 September 1965. Pembubaran PKI pun telah dituangkan dalam Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia.

    (link mengenai susunan pemilik saham, komisaris, dan direksi media televisi ada di bagian referensi)[…]

    Dari hasil penelusuran Tempo itu, diketahui bahwa media televisi memang meliput aksi demonstrasi mahasiswa. Fokus pemeriksaan fakta Tempo terkait isu demonstrasi mahasiswa terhadap penolakan Revisi UU KPK. Selain itu, periksa fakta Tempo juga mengkaji perihal klaim pemilik televisi yang faktanya tidak dikuasai oleh China Komunis/PKI.

    Melalui penelusuran di kanal media televisi dalam laman Youtube, ditemukan juga liputan mengenai demo penolakan hasil Revisi UU KPK dan RKUHP oleh para mahasiswa. Media televisi tersebut di antaranya CNN Indonesia, TV One, Kompas TV, Indosiar, dan Metro TV. Tautan peliputan demonstrasi ada di bagian referensi.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim bahwa tidak ada media televisi yang tidak meliput demonstrasi mahasiswa merupakan klaim yang salah. Selain itu, klaim mengenai pemilik media televisi merupakan China Komunis/PKI juga salah. Oleh sebab itu, maka postingan itu masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

    • Mafindo
    • Tempo
    • 2 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Pertolongan pertama pada stroke dengan tusukan jarum ke ujung setiap jari masing-masing atau bagian bawah daun telinga

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 23/09/2019

    Berita

    Beredar kembali informasi dengan narasi sebagai berikut :

    “Pertolongan Pertama Pada STROKE
    orang yg kena STROKE mendadak (jatuh dr WC dsB), pembuluh darah ke otak akan pecah sedikit demi sedikit. Ingat,untuk mengatasi hal ini janganlah gugup/panik. Jika korban berada di tempat kejadian seperti dikamar mandi/ruang tidur/ruang tamu dll.
    JANGAN dipindah2kan ke tempat lain, karena akan percepat pecahnya pembuluh darah, dan janganlah sampai dy terjatuh lg. Caranya adl dengan mengeluarkan darah korban dgn menggunakan jarum yg telah dibakar/disteril yg kemudian ditusukkan ke ujung setiap jari masing2 sampai darahnya keluar± 1-2 tetes.
    Kalau darahnya tidak keluar dapat diurut sampai keluar, sesudah itu korban akan sadar setelah beberapa menit kemudian.
    Jika korban mulutnya miring, tariklah kedua daun telingany sampai merah dan langsung tusuk bagian bawah daun telinga dg jarum steril sampai darah keluar ± 1-2 tetes. Setelah korban sadar dan mulutnya sudah pulih kembali, barulah dibawa ke dokter/RS.
    Biasanya orang yg terkena STROKE pembuluh darahnya akan lebih cepat pecah karena goncangan dalam perjalanan ke RS/dokter. Orang tsb dapat tidak sadar kembali/pingsan dan biasanya akan cacat/lumpuh.
    (Kita harus ingat MENGELUARKAN DARAH dari jari orang yg terkena STROKE, maka kita sudah bisa menolong orang tsb dari penyakit STROKE).”

    Hasil Cek Fakta

    Penanganan awal stroke bukan dengan mengeluarkan darah dari ujung jari. Mengeluarkan darah dari semua ujung jari tidak memiliki manfaat dalam penyembuhan pasien stroke. Bahkan, jika jarum yang digunakan tidak bersih, penderita stroke dapat mengalami infeksi akibat tusukan tersebut. Pengeluaran darah dari ujung jari merupakan tindakan yang berbahaya dan tidak bermanfaat dalam menangani stroke.

    Dikonfirmasi mengenai berita tersebut pada Senin (18/3/2013), dr Ahmad Yanuar, SpS menepis kebenarannya. “Sejauh ini tidak ada penelitian seperti itu, tidak diketahui efektif atau tidaknya tindakan tersebut,” kata dokter saraf dari Universitas Indonesia tersebut kepada detikHealth.

    Hal ini juga diperkuat oleh dr Fritz Sumantri, SpS. “Yang harus digarisbawahi adalah kedokteran berangkat dari penelitian dan uji coba. Adapun cara di luar itu belum ada penelitiannya. Setidaknya keamanannya belum terjamin. Sampai saat ini ilmu kedokteran tidak mengenal cara seperti itu, sehingga kita juga tidak tahu efektivitasnya,” tegasnya.

    Satu-satunya tindakan yang harus segera dilakukan adalah dengan membawa ke rumahs sakit dan diberikan tindakan reperfusi pada jam-jam tercepat. “Sekitar 3-6 jam setelah kejadian, pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis,” tambah dr Ahmad.

    “Tidak benar. Bahkan respons nyeri akibat tusukan jarum dapat meninggikan tekanan darah yang berisiko memperburuk stroke-nya,” tegas spesialis saraf dari FK Unika Atma Jaya, Dr.dr. Yuda Turana, Sp.S kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.

    Penegasan bahwa metode ini tak tepat juga diungkapkan spesialis Jantung rumah sakit Harapan Kita, dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K),FIHA. Dia bahkan mengatakan cara ini tidak berguna sama sekali.

    “Keluarga harus langsung bawa ke rumah sakit,” kata Yuda.

    Sementara itu terkait tutorial pertolongan pertama pada penderita stroke dengan cara menusuk-nusuk kupingnya dengan jarum. Cara tersebut alih-alih menyembuhkan, justru membahayakan.

    Hal tersebut dikatakan Residen Ilmu Penyakit Syaraf Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dr Heri Munajib, saat menjawab pertanyaan seorang warganet yang menerima kiriman via WhatsApp Group (WAG). “Ini jelas info hoaks yang harus kita tangkal,” ujarnya kepada NU Online, Senin (5/1/18) malam.

    Pria kelahiran Gresik ini menegaskan, tindakan menusuk telinga tidak ada efeknya sama sekali terhadap stroke. Mengikuti kabar yang tidak jelas itu justru menyebabkan penderita meninggal dunia. “Padahal sebenarnya ada kemungkinan masih bisa ditolong apabila dibawa ke ahli medis yang berkompeten,” kata Heri.

    Penanganan awal stroke adalah menjaga patensi jalan nafas dan kestabilan sirkulasi darah pasien. Jika pasien tidak sadar, pastikan pasien dalam lingkungan yang aman, baringkan pada tempat yang aman. Posisilan pasien dengan tubuh menghadap ke samping kiri, untuk mencegah masuknya cairan ke saluran pernafasan (recovery position). Segera panggil pertolongan untuk membawa pasien ke unit gawat darurat terdekat. Penanganan pasti dari stroke tergantung dari jenis stroke yang terjadi. Hal ini dapat dipastikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan MRI.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Artikel “Jokowi Sebut China Akan Bantu Padamkan Kebakaran Hutan di Indonesia”

    Sumber: blogspot.com
    Tanggal publish: 23/09/2019

    Berita

    Sebuah situs dengan alamat domain petroksi[dot]blogspot.com mengunggah sebuah artikel dengan judul : “Jokowi Sebut China Akan Bantu Padamkan Kebakaran Hutan di Indonesia”

    Isi artikel tersebut :

    “PETROKSI- Departemen Pemadam Kebakaran RRC (China) bersiap membantu saudara dekatnya yaitu Indonesia memadamkan kebakaran hutan untuk mengurangi kabut asap.

    Berdasarkan laporan media, lebih dari 42.000 hektar kawasan hutan dan perkebunan telah hangus oleh api sejak Januari lalu, dengan ratusan hektar dilaporkan masih terbakar di beberapa provinsi di Indonesia.
    Sementara Presiden RRC (China) Xi Jinping segera mengirim bantuan dengan drone tercanggihnya untuk membuat hujan buatan, sehubungan dengan kabut asap dari kebakaran hutan Indonesia yang berembus ke wilayah hampir ke Asia.

    Presiden Jokowi telah setuju dengan tawaran bantuan yang di tawarkan oleh negara tirai bambu tersebut, Menurut Xi Jinping, negara China telah menggelar pertemuan dengan perwakilan dari KBRI di China mengenai status terbaru dari masalah asap di Indonesia.
    Kami menerima kerja sama yang baik dengan perwakilan dan Menteri Lingkungan dan Kehutanan Indonesia, Indonesia sudah seperti saudara kami ujar Xi Jinping.

    “Kami punya banyak drone canggih untuk membentuk hujan buatan. Kita bisa menggunakan beberapa (drone), bukan satu, di daerah tertentu ujar presiden China Xi Jinping..Selanjutnya”

    Hasil Cek Fakta

    Saat dilakukan penelusuran berdasarkan judul dan isi artikel yang dimuat oleh situs blogspot tersebut, tidak ditemukan berita yang sama atau mirip dengan artikel yang dimuat di situs itu.

    Berdasarkan hasil penelusuran, negara tetangga yang menawarkan bantuan bukanlah China, melainkan Malaysia.

    Dari 2 artikel berita yang dimuat oleh tempo.co dan Liputan6.com, didapati fakta bahwa pembuat artikel di situs petroksi[dot]blogspot.com itu sengaja meng-copy paste dan mengubah nama negara Malaysia menjadi China.

    Dan berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut memang benar adalah gambar potongan video saat Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping bertemu yang diberitakan oleh iNews. Video utuh dari gambar tersebut diunggah di akun Youtube Official iNews pada tanggal 17 November 2018.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Klarifikasi Koko yang Mengaku Gagal Jadi Paskibra Gegara Disalip Anak Pejabat

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/09/2019

    Berita

    Narasi:
    Salah seorang korban dari seleksi paskibra dilabuhanbatu, sumatera utara yang dikeluarkan
    koko murid smk negeri 2 rantau utara kabupaten dilabuhanbatu, sumatera utara yang dikeluarkan dari paskibra

    Hasil Cek Fakta

    JAKARTA - Koko Ardiansyah menjadi perhatian setelah video curahan hatinya viral di media sosial terkait posisinya sebagai pasukan pengibar bendera (Paskibra) yang disalip oleh anak pejabat tanpa seleksi. Koko merupakan Paskibra di kawasan Labuhan Batu, Sumatera Utara.

    Video Koko tersebut sebelumnya tersebar dalam akun Facebook Yuni Rusmini, siswa SMK Negeri 2 Rantau Utara ini menceritakan perjuangannya dan akhirnya terpilih menjadi anggota paskibra kabupaten. Namun gagal setelah digantikan orang lain secara tiba-tiba.

    Belakangan Koko memberikan klarifikasi atas video sebelumnya tersebut di akun instagram @potretlabura. Dalam vide tersebut Koko nampak mengenakan seragam sekolah dan duduk di kursi sembari menjelaskan.

    "Saya ingin mengklarifikasi bahwa saya di situ hanya sebagai cadangan. Kemarin ini sudah tahu bahwa ada yang dikirim ke provinsi, dua orang putra yang lulus hanya satu orang, yang satu lagi balik lagi ke kabupaten untuk tugas di kabupaten," tuturnya.
    Untuk itu, lantaran posisinya hanya cadangan kedua posisi Koko harus diganti dengan perwakilan kabupaten yang tidak lolos tersebut. "Jadi, saya mengklarifikasi berita yang menambah-nambahkan kalau ibu saya mengutang untuk menjahit baju paskibra, itu bohong," katanya.

    Koko kemudian meminta maaf kepada Dinas Pemuda dan Olahraga atas berita yang viral tersebut. Ia tidak tahu kalau yang lolos ke tingkat kabupaten hanya satu.

    "Karena saya pun baru tahu ada dua orang yang lolos ke perwakilan kabupaten seleksi di provinsi itu yang jebol hanya satu dan saya sudah ketemu dengan Pak Kadispora bahwasanya yang menggantikan itu adalah yang gagal dalam seleksi paskibra di provinsi," ujarnya.

    Rujukan