Beredar berita hoax dengan narasi seperti berikut:
‘Ternyata kepala administrator server KPU si ainin nadjib… Team pemenang jokowi di pilpres masa lalu yg tinggal di singapore… Dan skrg pun ternyata server kpu dikendalikan dr singapore…
Innalillahi…
Lah skrg lembaga negara… servernya dikendalikan dr singapore?
Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah…’
HOAX: KPU Dipimpin Ainun Najib Dan Servernya Dikendalikan Dari Singapura
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 29/04/2018
Berita
Hasil Cek Fakta
Ainun Najib membantah keterlibatannya dalam operasional situs maupun server KPU, baik Pilkada wilayah Jakarta atau di daerah sebagaimana dimuat dalam sebuah artikel portal berita kumparan.com seperti berikut:
Rujukan
(EDUKASI) 7 Tipe Informasi Hoax
Sumber:Tanggal publish: 29/04/2018
Hasil Cek Fakta
Dari yang saya amati, “tema” pesan hoax biasanya seputar:
Kesehatan.
Biasanya sih, berisi hal-hal yang bikin parno, seperti seputar penyakit atau hal/produk yang membahayakan kesehatan. Atau bisa juga info mengenai obat ampuh.
Pesannya sering dilengkapi cerita para penderita plus mencatut nama ahli atau badan kesehatan, supaya terkesan real. Orang sering menyebarkan hoax seperti ini tanpa sengaja. Lebih karena kepedulian dan merasa khawatir.
Hal yang membahayakan diri.
Misalnya, orang yang tersetrum charger hape hingga tewas, main game tertentu bikin serangan jantung hingga dilarikan ke rumah sakit.
Sama seperti poin 1, pesan ini menyebar karena berkaitan dengan keselamatan manusia.
Kejadian yang bikin panik atau mempengaruhi kehidupan orang banyak.
Seperti serangan teror, bom, kebanjiran, kebakaran besar, serta lainnya.
Biasanya, langsung muncul tuh, info “update” tentang lokasi yang jadi target, lokasi yang harus dihindari, dan lain sebagainya. Pesan kayak begini lagi-lagi cepat menyebar sebelum terklarifikasi lantaran dianggap urgent.
Peneror pun makin “happy” dengan banyaknya hoax dan kepanikan yang tersebar. Grrrrrggghhhh!
Pesan “multilevel”.
Yang ujung-ujungnya meminta disebarkan ke sekian orang, dan jika tidak dilakukan akan terkena musibah. Oh, c’mon?! Nggak ngerti lagi deh, sama orang yang bikin hoax begini. Membohongi, menakuti dan bikin rempong!
Black campaign atau menggosipkan seseorang.
Walau ganggu, tapi hoax model begini, menurut saya nggak terlalu bahaya.
Kenapa?
Soalnya, orang udah lebih cerdas, dan nggak langsung percaya. Biasanya sih, yang menyebarkan info kayak begini cuma oknum tertentu yang nggak suka dengan seseorang.
Berita terkini yang salah.
Seperti medsos tertentu yang akan ditutup dan menghapus data kamu (padahal ternyata nggak), foto demonstratsi yang sedang berlangsung (padahal itu foto setahun yang lalu) dan lain sebagainya.
Biasanya informasinya error, alias salah, nggak tepat, terlalu gegabah ngambil kesimpulan, atau bisa juga sengaja buat memprovokasi.
Hadiah.
Misalnya: Sebarkan link ini ke 10 orang, dan kamu akan mendapat hadiah langsung jalan-jalan ke Paris…. Paris Van Java… Zzzzzz
Penting banget nih, melawan dan menyetop hoax, setidaknya dengan nggak membiarkan diri kita terpengaruh atau ikutan menyebarkannya. Yuk ikutan ngobrol publik tentang “Hoax dan Kebijakan Literasi” dalam rangkaian Pesta Pendidikan di Kota Bandung.
*Edukasi ini lansiran dari Fanpage Youth Manual
Kesehatan.
Biasanya sih, berisi hal-hal yang bikin parno, seperti seputar penyakit atau hal/produk yang membahayakan kesehatan. Atau bisa juga info mengenai obat ampuh.
Pesannya sering dilengkapi cerita para penderita plus mencatut nama ahli atau badan kesehatan, supaya terkesan real. Orang sering menyebarkan hoax seperti ini tanpa sengaja. Lebih karena kepedulian dan merasa khawatir.
Hal yang membahayakan diri.
Misalnya, orang yang tersetrum charger hape hingga tewas, main game tertentu bikin serangan jantung hingga dilarikan ke rumah sakit.
Sama seperti poin 1, pesan ini menyebar karena berkaitan dengan keselamatan manusia.
Kejadian yang bikin panik atau mempengaruhi kehidupan orang banyak.
Seperti serangan teror, bom, kebanjiran, kebakaran besar, serta lainnya.
Biasanya, langsung muncul tuh, info “update” tentang lokasi yang jadi target, lokasi yang harus dihindari, dan lain sebagainya. Pesan kayak begini lagi-lagi cepat menyebar sebelum terklarifikasi lantaran dianggap urgent.
Peneror pun makin “happy” dengan banyaknya hoax dan kepanikan yang tersebar. Grrrrrggghhhh!
Pesan “multilevel”.
Yang ujung-ujungnya meminta disebarkan ke sekian orang, dan jika tidak dilakukan akan terkena musibah. Oh, c’mon?! Nggak ngerti lagi deh, sama orang yang bikin hoax begini. Membohongi, menakuti dan bikin rempong!
Black campaign atau menggosipkan seseorang.
Walau ganggu, tapi hoax model begini, menurut saya nggak terlalu bahaya.
Kenapa?
Soalnya, orang udah lebih cerdas, dan nggak langsung percaya. Biasanya sih, yang menyebarkan info kayak begini cuma oknum tertentu yang nggak suka dengan seseorang.
Berita terkini yang salah.
Seperti medsos tertentu yang akan ditutup dan menghapus data kamu (padahal ternyata nggak), foto demonstratsi yang sedang berlangsung (padahal itu foto setahun yang lalu) dan lain sebagainya.
Biasanya informasinya error, alias salah, nggak tepat, terlalu gegabah ngambil kesimpulan, atau bisa juga sengaja buat memprovokasi.
Hadiah.
Misalnya: Sebarkan link ini ke 10 orang, dan kamu akan mendapat hadiah langsung jalan-jalan ke Paris…. Paris Van Java… Zzzzzz
Penting banget nih, melawan dan menyetop hoax, setidaknya dengan nggak membiarkan diri kita terpengaruh atau ikutan menyebarkannya. Yuk ikutan ngobrol publik tentang “Hoax dan Kebijakan Literasi” dalam rangkaian Pesta Pendidikan di Kota Bandung.
*Edukasi ini lansiran dari Fanpage Youth Manual
Rujukan
[KLARIFIKASI] Foto Wagub DKI Sedang Berada di Sebuah Gereja dan Mempertanyakan Agama Djarot
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/04/2018
Berita
https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2018/01/16864139_10154563238043542_4317643679418567700_n.jpg
Hasil Cek Fakta
1. Secara resmi dan sah Djarot beragama Islam
Sumber :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Djarot_Saiful_Hidayat
2. Foto tersebut diambil pada oktober 2015 ketika Djarot sebagai wagub DKI menghadiri peletakan batu pertama gereja HKBP Semper dan hal itu sah sah saja dilakukan karena posisi Djarot sebagai pejabat publik dan bangunan yang di hadiri ketikaa peletakan batu pertama adalah rumah ibadah dari salah satu agama yang diakui di Indonesia.
Sumber :
http://www.satuharapan.com/…/wagub-dki-hadiri-pesta-peletak…
3. Djarot juga menunjukkan identitas sebagai muslim ketika peletakan batu pertama gereja tersebut dimana beliau mengucapkan Assalamualaikum kepada jemaat yang hadir dan di sambut balik dengan ucapan Waalaikumsalam oleh jemaat.
Sumber :
http://www.satuharapan.com/…/djarot-assalamualaikum-jemaat-…
4. Djarot saat itu juga menyanyikan lagu Indonesia Pusaka sesuai keterangan gambar. Karena ada isu yg menyatakan dia ikut bernyanyi dlm rangka ibadah.
Sumber :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Djarot_Saiful_Hidayat
2. Foto tersebut diambil pada oktober 2015 ketika Djarot sebagai wagub DKI menghadiri peletakan batu pertama gereja HKBP Semper dan hal itu sah sah saja dilakukan karena posisi Djarot sebagai pejabat publik dan bangunan yang di hadiri ketikaa peletakan batu pertama adalah rumah ibadah dari salah satu agama yang diakui di Indonesia.
Sumber :
http://www.satuharapan.com/…/wagub-dki-hadiri-pesta-peletak…
3. Djarot juga menunjukkan identitas sebagai muslim ketika peletakan batu pertama gereja tersebut dimana beliau mengucapkan Assalamualaikum kepada jemaat yang hadir dan di sambut balik dengan ucapan Waalaikumsalam oleh jemaat.
Sumber :
http://www.satuharapan.com/…/djarot-assalamualaikum-jemaat-…
4. Djarot saat itu juga menyanyikan lagu Indonesia Pusaka sesuai keterangan gambar. Karena ada isu yg menyatakan dia ikut bernyanyi dlm rangka ibadah.
Rujukan
[HOAX] Uang Bayaran dari Tim Basuki-Djarot
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/04/2018
Berita
https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2018/01/16649165_1293235387423596_5120339516366495348_n.jpg
Hasil Cek Fakta
Foto berupa tiga lembar uang Rp. 100.000 dengan amplop putih dan brosur kampanye Badja dibagikan oleh banyak akun FB, salah satunya Ratna Naomy yg memang sering membagikan berita hoax. Caption semua foto menuliskan status seolah itu adalah uang sogokan yg mereka terima dalam “serangan fajar”.
Foto tersebut itu di setting, terlihat dari ;
1. Ketiga uang yg ada di semua foto nomor serinya sama
2. Amplop yg ditunjukkan mulus bagian lemnya, seolah tidak pernah ditempel atau mungkin dibuka dengan cara yg sangat canggih.
Kesimpulan ; Hoax yang direplikasi dengan menggunakan foto yang sama.
Foto tersebut itu di setting, terlihat dari ;
1. Ketiga uang yg ada di semua foto nomor serinya sama
2. Amplop yg ditunjukkan mulus bagian lemnya, seolah tidak pernah ditempel atau mungkin dibuka dengan cara yg sangat canggih.
Kesimpulan ; Hoax yang direplikasi dengan menggunakan foto yang sama.
Rujukan
Halaman: 6009/6011