• [KLARIFIKASI] Hoaks, Surat Pendataan Pembangunan Ibu Kota Baru Catut BPPT

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/09/2019

    Berita

    Sebuah surat yang mengatasnamakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( BPPT) beredar. Surat itu terkait pendataan peminatan kepesertaan pihak swasta dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

    Dalam surat bernomor 000266/CMOU/SP/A104.04/08/2019 itu, disebutkan bahwa pihak BPPT seolah-olah meminta pendataan peminatan kepesertaan dari pihak swasta dengan mengisi kolom tahap, tahun, nama proyek, kompetensi, status, finansial, dan pola bayar.Berikut bunyi pesan dalam surat tersebut:

    “Seperti yang telah diumumkan oleh Presiden RI, Bapak Ir Joko Widodo bahwa Indonesia akan memindahkan ibu kota saat ini yaitu DKI Jakarta ke calon ibu kota baru di Sepaku Semoi dan Samboja di Kalimantan Timur.
    Nama pusat pemerintahan itu sendiri akan dinamai kemudian dan diumumkan secara terbuka. Saat ini pekerjaan infrastruktur jalan, waduk, pelabuhan telah dimulai secara paralel, berkoordinasi dengan pemprov Kaltim, semua stake holder yang ada saat ini akan dilibatkan penuh, namun demikian tidak terlepas dari peran pihak swasta yang sesuai dengan bisnis dan bidang usaha yang menjadi kompetisinya.
    Dengan mengusung pusat pemerintahan yang cerdas, berwawasan lingkungan hijau dan efisien serta modern, maka dibutuhkan teknologi yang tepat sasaran di segala bidang, baik sisi perencanaan pembangunan, pemakaian material dan yang paling menjadi konsentrasi utama yaitu penggunaan energi terbarukan dan ramah lingkungan baik dari alam maupun rekayasa.
    Dengan penjelasan di atas, maka dirasa perlu untuk mendatakan kepeminatan swasta dengan contoh sebagai berikut.

    Tahap 1 Ring 1: Istana, Gedung MPR/DPR, Gedung MK, Gedung MA, Rumah Dinas, Rumah Sakit, PLTS, Pasar Modern.
    Tahap 2 Ring 2: Gedung Kementerian, Mabes TNI dan Pori, Gedung Penunjang/direktorat, Rail Kereta Bandara, KPK.
    Tahap 3 Ring 3: Gedung Kementerian, Gedung Pertemuan, Hotel, Sekolah, Perguruan Tinggi, Pangkalan AU dan AL.Tahap 4 Ring 3: Th.2022, 2023, Gedung Lembaga, Gedung 1 Atap: RRI, TVRI, PO, TELKOM, Ruang Hijau Terbuka.
    Tahap 4 Ring 4: Th 2024, 2025, Gedung Lembaga, Gedung KPU, Real Estate penunjang, (Pusat pemerintahan mulai aktif).

    Total tahapan sampai 2029 adalah 8 tahap sesuai waktu dan anggaran yang telah dikaji oleh BAPPENAS.
    Peminat yang memenuhi syarat akan diaudit dan disertakan dalam tender terbuka yang akan diberitahukan kemudian.Demikian disampaikan dan atas kerja sama diucapkan terima kasih.“

    Hasil Cek Fakta

    Surat itu dipastikan hoaks. BPPT tidak pernah mengeluarkan surat seperti itu.

    Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, pihaknya baru mendapatkan surat tersebut pada hari ini, Rabu (11/9/2019).

    “Baru diterima tadi via e-mail salah satu mitra BPPT,” ujar Hammam saat dihubungi Kompas.com, Rabu siang.

    Hammam menegaskan, surat yang beredar dan mengatasnamakan BPPT itu adalah surat palsu.

    “Ya, palsu. Kop surat, tanda tangan malah tidak mirip dengan tanda tangan saya,” kata dia.

    Sementara itu, Kepala Biro Hukum Kerja Sama dan Humas (HKH) BPPT Ardi Matutu mengungkapkan, tindakan pemalsuan instansi ini merupakan unsur pidana.

    “Terkait surat penipuan, pertama bahwa penipuan ini sangat tidak benar, karena penipuan ini mengatasnamakan Kepala BPPT dan instansi pemerintah lainnya,” ujar Ardi saat dihubungi secara terpisah, Rabu.

    Selain itu, unsur pidana lain yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab ini antara lain memalsukan tanda tangan Kepala BPPT, memalsukan kop surat, dan cap lembaga BPPT.

    “Intinya tidak ada hal surat tersebut. Surat palsu ini akan sangat merugikan masyarakat,” kata dia.

    Ardi mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap surat palsu yang mengatasnmakan BPPT.

    Atas kejadian ini, BPPT telah melaporkan penipuan ke Markas Besar (Mabes) Polri.

    Ia berharap, pihak kepolisian dapat segera mengusut tuntas untuk menimbulkan efek jera terhadap pihak yang melakukan penipuan.

    Melalui akun Twitter, @BPPT_RI, BPPT juga meminta masyarakat yang menemukan surat serupa segera hubungi pihak berwajib atau telepon ke (021) 3169534.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [BERITA] Pemerintah Indonesia Bantah Sebagai Penyebab Tunggal Asap Kebakaran Hutan dan Lahan di Malaysia

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/09/2019

    Berita

    Pemberitaan media di Malaysia menyebutkan bahwa asap tebal yang tengah mengepung negara mereka berasal dari Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Menanggapi hal tersebut, pihak Pemerintah Indonesia memberikan bantahannya. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah asap yang menyelimuti wilayah Sarawak, Malaysia, berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Asap yang muncul di wilayah tersebut diduga berasal dari local hotspot.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dari pengamatan Citra Satelit Himawari pada 4-5 September 2019, teridentifikasi adanya peningkatan jumlah titik panas secara mencolok di beberapa wilayah ASEAN, terutama di Semenanjung Malaysia dan sebagian Vietnam.

    Berbanding terbalik di wilayah Riau, daerah dekat Malaysia. Pada tanggal tersebut, seluruh wilayah Riau bersih karena curah hujan 23 mm dalam sehari. Arah angin pun pada saat itu dari Tenggara mengarah ke Barat Laut dengan kecepatan 5-10 knots.

    “Asap di Sumatra tidak terdeteksi lintasi Selat Malaka karena terhalang angin kencang dan dominan di Selat Malaka,” ujar Dwikorita.

    Lonjakan jumlah hotspot terlihat hampir merata di wilayah Semenanjung Malaysia pada 7 September 2019 sebanyak 1423 titik, dari sebelumnya 1038 titik pada 6 September 2019. Sementara itu, di Riau dan perbatasan Sumatra bagian timur, terjadi penurunan jumlah hotspot, yakni dari 869 titik pada 6 September 2019 menjadi 544 titik pada 7 September 2019.

    “Pada 5 September Indonesia diduga kirimkan asap dari Sumatra ke Malaysia. Dari satelit Himawari terlihat di Riau mulai muncul hotspot sedikit, tapi di Semenanjung Malaysia hotspot rapat di pantai, meluas hotspot-nya,” papar Dwikorita.

    Terkait kemungkinan asap kiriman dari Kalimantan Barat, dia menjelaskan, berdasarkan analisis dari Citra Satelit Himawari dan Geohotspot BMKG, terdeteksi terjadi lonjakan titik panas di Serawak dan Kalimantan Barat pada 4 September 2019.

    Terpantau penurunan titik panas pada 8 September 2019 di Serawak namun meningkat kembali pada 9 September 2019. Pada waktu yang sama, di Kalimantan Barat, titik panas terlihat turun.

    “Bukan berarti yang di Serawak kiriman dari Kalbar. Karena di Serawak hotspot-nya juga banyak,” tegasnya.

    Senada dengan Dwikorita, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya juga membantah dengan keras kabut asap yang mengganggu Malaysia disebabkan karena kebakaran hutan di Indonesia. Siti menegaskan bahwa asap yang dikeluhkan Malaysia dalam beberapa hari terakhir ini mayoritasnya berasal dari sejumlah wilayah di negeri Jiran itu sendiri.

    Ia mengatakan bakal mengirimkan surat protes kepada Duta Besar Malaysia terkait masalah karhutla. Siti meminta agar Malaysia menyajikan data yang tepat soal kabut asap yang menyelimuti wilayahnya.

    “Saya akan menulis surat kepada Dubes (Malaysia) untuk diteruskan kepada Menterinya. Jadi saya kira supaya yang betul datanya,” kata Siti.

    Siti memastikan, dari rapat dengan BMKG, saat ini tak ada asap lintas batas (transboundary haze) dari Indonesia ke negara lain, termasuk Malaysia. Ia mengakui kabut asap sempat melintasi batas Indonesia pada 8 September, namun hanya terjadi satu jam dan telah hilang kembali.

    Siti tak terima Malaysia hanya menyebut asap karhutla yang menutupi Kuala Lumpur hanya berasal dari wilayah Indonesia. Menurutnya, asap karhutla itu juga berasal dari wilayah Malaysia sendiri, seperti Serawak dan Semenanjung Malaya.

    “Ada informasi yang dia (Malaysia) tidak buka. Karena sebetulnya asap yang masuk ke Malaysia, ke Kuala Lumpur, itu dari Serawak kemudian dari Semenanjung Malaya, dan juga mungkin sebagian dari Kalbar. Oleh karena itu seharusnya obyektif menjelaskannya,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Siti menyatakan pihaknya sudah bekerja sistematis dalam menangani masalah karhutla dan kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Ia juga menegaskan tidak ada asap karhutla di Riau masuk ke Singapura.

    “Tidak benar ada asap dari Riau masuk ke Singapura. Kenapa? Karena pada beberapa hari itu, angin kencang bergerak di Semenanjung. Jadi tidak mungkin dari Riau menyeberang ke sebelah kanan,” ujarnya.

    Rujukan

    • Mafindo
    • Detik
    • Republika Online
    • Bisnis Indonesia
    • Kompas
    • 5 media telah memverifikasi klaim ini

  • [DISINFORMASI] Liputan6.com Menerbitkan Berita Aturan Larangan Depdiknas Terkait Penggunaan Atribut Keagamaan di Sekolah Negeri

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 11/09/2019

    Berita

    Penjelasan :

    Beredar sebuah tangkapan layar whatsapp story yang menuliskan aturan depdiknas tentang larangan atribut keagamaan di sekolah negeri termasuk pelarangan jilbab.

    Setelah ditelusuri lebih lanjut, faktanya liputan6.com tidak pernah menerbitkan berita seperti itu, adapun berita larangan atribut berjilbab yang pernah diterbitkan oleh liputan6.com adalah kejadian di negara prancis, bukan di negara indonesia. Larangan berjilbab di sekolah memang pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia salah satunya di provinsi Bali tetapi aturan tersebut telah dihapuskan oleh kemendikbud RI.

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Partai Komunis Indonesia Bekerja Sama dengan Partai Komunis China

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 11/09/2019

    Berita

    Beredar di media sosial facebook tentang partai komunis Indonesia bekerjasama dengan partai komunis China untuk memenangkan Presiden 01 dan Telah Membayar Ketua KPU.

    Faktanya Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menilai kerjasama yang dilakukan oleh pihak-pihak di Indonesia dengan Partai Komunis China tidak ada kaitannya dengan upaya pertukaran ideologi.Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut, Jokowi dan Tao membahas sejumlah kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Cina. Kerja sama itu terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek lainnya di bidang energi dan infrastruktur.

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini