“Ini lah solusi milenial ngatasin banjir di DKI by Gabener
#AniesDimana".
[SALAH] “solusi milenial ngatasin banjir #AniesDimana”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 27/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Foto yang dibagikan oleh SUMBER adalah hasil suntingan, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
[SALAH] “Suasana kali Sunter (POS Kota) #AniesDimana”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 27/04/2019
Berita
“Suasana kali Sunter (POS Kota)..trus gubernur sebagai pemimpin ngapain?
#AniesDimana”.
#AniesDimana”.
Hasil Cek Fakta
Foto yang digunakan oleh SUMBER adalah artikel tahun 2012, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
Kaesang Pangarep (anak ketiga Jokowi) Komisaris Perusahaan Batu Bara yang lg ‘nyamar’ jadi penjual Pisang & Kopi
Sumber: facebook.comTanggal publish: 26/04/2019
Berita
Sejak beredarnya film “Sexy Killer” di kanal Youtube akun Watchdoc Image per tanggal 13 April 2018, menjadi bahan perbincangan yang hangat di media sosial.
Bahkan, salah satu akun Facebook bernama Viral Sejagat yang menyalahgunakan momen viralnya film tersebut dengan mengunggah meme berkonten disinformasi.
Akun Viral Sejagat mengunggah meme bertuliskan, “Kaesang Pangarep (anak ketiga Jokowi) Komisaris Perusahaan Batu Bara yang lg ‘nyamar’ jadi penjual Pisang & Kopi” yang disertai foto wajah Kaesang.
Bahkan, salah satu akun Facebook bernama Viral Sejagat yang menyalahgunakan momen viralnya film tersebut dengan mengunggah meme berkonten disinformasi.
Akun Viral Sejagat mengunggah meme bertuliskan, “Kaesang Pangarep (anak ketiga Jokowi) Komisaris Perusahaan Batu Bara yang lg ‘nyamar’ jadi penjual Pisang & Kopi” yang disertai foto wajah Kaesang.
Hasil Cek Fakta
Faktanya, Kaesang Pangerap bukan Komisaris Perusahaan Batu Bara, melainkan Komisaris dari PT. Rakabu Sejahtera. Perusahaan itu pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture.
Perusahaan yang dimiliki oleh Jokowi ini tercatat dalam Dokumen Tentang Kepemilikan Perusahaan di Departemen Hukum dan HAM dengan nama PT Rakabu Sejahtera.
Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka disebut pernah tercatat sebagai pemegang saham dan komisaris perusahaan tersebut. Namun saat ini, posisi Gibran digantikan oleh adiknya, Kaesang Pengarep.
Film tersebut menyoroti dampak buruk pertambangan batu bara terhadap lingkungan, kehidupan dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi pertambangan. Tak hanya itu, film ini juga mengungkap para ‘pemain’ dalam perusahaan tambang batu bara tersebut, yang salah satunya adalah Jokowi.
Disebutkan, PT Rakabu Sejahtera pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture. Namun ternyata, saham perusahaan itu juga dimiliki oleh PT Toba Sejahtera milik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang tambang dan batu bara.
“Tapi apa kepentingan perusahaan induk PT Toba Sejahtera dengan perusahaan mebel asal Solo?” ujar narator dalam film tersebut.
Ternyata, dalam dokumen PT Rakabu Sejahtera disebutkan, perusahaan ini juga bergerak di berbagai bidang meliputi pembangunan atau konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan periklanan, bahkan pengembangan wilayah transmigrasi.
“Mebel dan furniture, hanyalah salah satu dari bidang usaha terkait kehutanan. PT Rakabu Sejahtera juga bergerak di bidang pengolahan kayu, pengangkutan hingga industri kebutuhan rumah tangga, yang semua terkait produk turunan kelapa sawit atau kayu,” imbuhnya.
Perusahaan milik keluarga Jokowi itu didirikan pada tahun 2009. Modal awal yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan itu cukup besar, mengingat banyaknya cakupan usaha, yaitu sebesar Rp 31 Miliar.
Watchdoc adalah rumah produksi audio visual yang berdiri sejak 2009. Sejumlah karya video dokumenter, komersial dan nonkomersial telah berhasil diproduksi, dan meraih sejumlah penghargaan.
Sexy Killers merupakan bagian terakhir dari rangkaian dokumenter hasil Ekspedisi Indonesia Biru. Ini hasil perjalanan dua jurnalis videografer, Dandhy Dwi Laksono dan Ucok Suparta, keliling Indonesia pada 2015.
Dari perjalanan itu mereka menghasilkan 12 film dokumenter tentang isu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dua di antaranya adalah Kala Benoa, tentang gerakan Bali tolak reklamasi Teluk Benoa; dan (A)simetris, tentang industri kelapa sawit.
Menurut Dandhy yang bertindak sebagai sutradara, bagian inti Sexy Killers dikerjakan selama Ekspedisi Indonesia Biru dengan mengambil lokasi Kalimantan Timur (Kaltim). Pengembangan cerita dilakukan di beberapa daerah seperti Jawa, Bali, dan Sulawesi dengan melibatkan videografer lain di daerah-daerah itu.
Selain nama Jokowi dan Luhut yang disebutkan, juga terdapat nama Prabowo dan Sandiaga di dalam film Sexy Killers.
Perusahaan yang dimiliki oleh Jokowi ini tercatat dalam Dokumen Tentang Kepemilikan Perusahaan di Departemen Hukum dan HAM dengan nama PT Rakabu Sejahtera.
Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka disebut pernah tercatat sebagai pemegang saham dan komisaris perusahaan tersebut. Namun saat ini, posisi Gibran digantikan oleh adiknya, Kaesang Pengarep.
Film tersebut menyoroti dampak buruk pertambangan batu bara terhadap lingkungan, kehidupan dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi pertambangan. Tak hanya itu, film ini juga mengungkap para ‘pemain’ dalam perusahaan tambang batu bara tersebut, yang salah satunya adalah Jokowi.
Disebutkan, PT Rakabu Sejahtera pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture. Namun ternyata, saham perusahaan itu juga dimiliki oleh PT Toba Sejahtera milik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang tambang dan batu bara.
“Tapi apa kepentingan perusahaan induk PT Toba Sejahtera dengan perusahaan mebel asal Solo?” ujar narator dalam film tersebut.
Ternyata, dalam dokumen PT Rakabu Sejahtera disebutkan, perusahaan ini juga bergerak di berbagai bidang meliputi pembangunan atau konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan periklanan, bahkan pengembangan wilayah transmigrasi.
“Mebel dan furniture, hanyalah salah satu dari bidang usaha terkait kehutanan. PT Rakabu Sejahtera juga bergerak di bidang pengolahan kayu, pengangkutan hingga industri kebutuhan rumah tangga, yang semua terkait produk turunan kelapa sawit atau kayu,” imbuhnya.
Perusahaan milik keluarga Jokowi itu didirikan pada tahun 2009. Modal awal yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan itu cukup besar, mengingat banyaknya cakupan usaha, yaitu sebesar Rp 31 Miliar.
Watchdoc adalah rumah produksi audio visual yang berdiri sejak 2009. Sejumlah karya video dokumenter, komersial dan nonkomersial telah berhasil diproduksi, dan meraih sejumlah penghargaan.
Sexy Killers merupakan bagian terakhir dari rangkaian dokumenter hasil Ekspedisi Indonesia Biru. Ini hasil perjalanan dua jurnalis videografer, Dandhy Dwi Laksono dan Ucok Suparta, keliling Indonesia pada 2015.
Dari perjalanan itu mereka menghasilkan 12 film dokumenter tentang isu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dua di antaranya adalah Kala Benoa, tentang gerakan Bali tolak reklamasi Teluk Benoa; dan (A)simetris, tentang industri kelapa sawit.
Menurut Dandhy yang bertindak sebagai sutradara, bagian inti Sexy Killers dikerjakan selama Ekspedisi Indonesia Biru dengan mengambil lokasi Kalimantan Timur (Kaltim). Pengembangan cerita dilakukan di beberapa daerah seperti Jawa, Bali, dan Sulawesi dengan melibatkan videografer lain di daerah-daerah itu.
Selain nama Jokowi dan Luhut yang disebutkan, juga terdapat nama Prabowo dan Sandiaga di dalam film Sexy Killers.
Kesimpulan
Unggahan dari akun Facebook Viral Sejagat ini terbukti keliru. Unggahan berbentuk meme tersebut diangkat dari film “Sexy Killers” yang dibuat oleh Watchdoc.
Faktanya, Kaesang Pangerap bukan Komisaris Perusahaan Batu Bara, melainkan Komisaris dari PT. Rakabu Sejahtera. Perusahaan itu pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture. Perusahaan yang dimiliki oleh Jokowi ini juga bergerak di berbagai bidang meliputi pembangunan atau konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan periklanan, bahkan pengembangan wilayah transmigrasi.
Faktanya, Kaesang Pangerap bukan Komisaris Perusahaan Batu Bara, melainkan Komisaris dari PT. Rakabu Sejahtera. Perusahaan itu pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture. Perusahaan yang dimiliki oleh Jokowi ini juga bergerak di berbagai bidang meliputi pembangunan atau konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan periklanan, bahkan pengembangan wilayah transmigrasi.
Rujukan
[SALAH] SUSUNAN KABINET KERJA JILID II JOKOWI MA'RUF
Sumber: facebook.comTanggal publish: 26/04/2019
Berita
beredar melalui media sosial Facebook sebuah unggahan yang di dalamnya terdapat narasi yakni susunan kabinet kerja jilid II Jokowi-Ma'ruf periode 2019-2024. Menurut narasi yang beredar, setidaknya terdapat dua belas wajah baru seperti Ketua TKN Erick Thohir, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Ketua Umum Konsorsium Kader Gus Dur Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid), Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.
Hasil Cek Fakta
Melansir dari okezone.com, menanggapi informasi tersebut, Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Kemenangan Nasional, Usman Kansong menyatakan bahwa susunan Kabinet Indonesia Kerja Jidil II yang beredar melalui media sosial adalah tidak benar. Usman menegaskan jika saat ini pihaknya belum memikirkan memgenai susunan kabinet, melainkan fokus terhadap dua hal, yaitu menunggu hasil real count KPU dan terus berupaya melakukan rekonsiliasi.
“Ya kita di grup juga sudah kita sampaikan ke teman-teman di grup kalau itu hoaks. Itu tidak benar. Pak Erick juga sudah menyampaikan lewat beberapa grup yang kita miliki bahwa itu hoaks,” ujar Usman.
“Kita belum sama sekali, belum memikirkan kabinet. Yang kita pentingkan saat ini adalah menunggu 22 Mei dan juga upaya-upaya rekonsiliasi. Upaya-upaya untuk mempersatukan kembali, terutama di kalangan elitenya,” tambahnya.
Sementara itu melansir dari realitarakyat.com, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa hingga saat ini belum pernah Istana membahas mengenai Susunan Kabinet.
“Setahu saya, sampai saat ini di istana belum pernah bahas susunan Kabinet Jokowi – Amin, kita masih menunggu hasil keputusan KPU,” pungkasnya.
Mengutip alinea.id, penjelasan serupa juga disampaikan oleh juru bicara TKN, Arya Sinulingga. Ditegaskan bahwa daftar jajaran Kabinet Kerja Jilid II yang beredar tersebut adalah tidak benar. Menurutnya sampai saat ini Jokow-Ma'rufd belum sedikit pun membicarakan mengenai siapa saja yang akan mengisi kursi menteri dan petinggi lembaga pemerintahan lainnya.
Arya menambahkan jika saat ini Jokowi-Ma'ruf masih menunggu rekapitulasi surat suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Adapun pembicaraan mengenai susunan kabinet baru akan dilaksanakan setelah KPU secara resmi mengumumkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
“Proses pemilu kan belum usai. Masih menunggu real count. Jadi, sampai hari ini belum ada pembicaraan mengenai kabinet ke depan. Masih terlalu jauh. Kita tunggu proses ini selesai semua dulu,” tutur Arya.
“Ya kita di grup juga sudah kita sampaikan ke teman-teman di grup kalau itu hoaks. Itu tidak benar. Pak Erick juga sudah menyampaikan lewat beberapa grup yang kita miliki bahwa itu hoaks,” ujar Usman.
“Kita belum sama sekali, belum memikirkan kabinet. Yang kita pentingkan saat ini adalah menunggu 22 Mei dan juga upaya-upaya rekonsiliasi. Upaya-upaya untuk mempersatukan kembali, terutama di kalangan elitenya,” tambahnya.
Sementara itu melansir dari realitarakyat.com, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa hingga saat ini belum pernah Istana membahas mengenai Susunan Kabinet.
“Setahu saya, sampai saat ini di istana belum pernah bahas susunan Kabinet Jokowi – Amin, kita masih menunggu hasil keputusan KPU,” pungkasnya.
Mengutip alinea.id, penjelasan serupa juga disampaikan oleh juru bicara TKN, Arya Sinulingga. Ditegaskan bahwa daftar jajaran Kabinet Kerja Jilid II yang beredar tersebut adalah tidak benar. Menurutnya sampai saat ini Jokow-Ma'rufd belum sedikit pun membicarakan mengenai siapa saja yang akan mengisi kursi menteri dan petinggi lembaga pemerintahan lainnya.
Arya menambahkan jika saat ini Jokowi-Ma'ruf masih menunggu rekapitulasi surat suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Adapun pembicaraan mengenai susunan kabinet baru akan dilaksanakan setelah KPU secara resmi mengumumkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
“Proses pemilu kan belum usai. Masih menunggu real count. Jadi, sampai hari ini belum ada pembicaraan mengenai kabinet ke depan. Masih terlalu jauh. Kita tunggu proses ini selesai semua dulu,” tutur Arya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran yang sudah dilakukan, mengenai informasi yang beredar melalui media social Facebook mengenai susunan Kabinet Kerja jilid II Jokowi-Ma'ruf adalah tidak benar adanya.
Rujukan
- https://news.okezone.com/read/2019/04/26/605/2048401/beredar-susunan-kabinet-jokowi-ma-ruf-amin-tkn-itu-hoaks
- https://www.law-justice.co/artikel/64304/beredar-susunan-kabinet-jokowi-maruf-ada-ahok-dan-nadiem-makari/
- https://www.alinea.id/politik/beredar-susunan-kabinet-kerja-jokowi-jilid-ii-b1XeB9jw6
- https://www.realitarakyat.com/2019/04/26/beredar-susunan-kabinet-kerja-jilid-ii-jokowi-maruf-amin/?
- https://www.realitarakyat.com/2019/04/25/beredar-kabar-nama-nama-menteri-kabinet-jokowi-amin-salahsatunya-ada-ahok/?
Halaman: 6308/6781