“Perhatian untuk penggemar makanan laut
Bila nampak dalam perut ikan sejenis telur ikan seperti dlm gambar ini tolong jangan di makan karena ini adalah racun bukan telur ikan.
Tumor cancer dari ikan,akibat logam berat,jgn dianggap telor ikan lalu dimakan tolong sebar kan info ini.”.
Bila nampak dalam perut ikan sejenis telur ikan seperti dlm gambar ini…
Sumber: www.whatsapp.comTanggal publish: 31/10/2017
Berita
Hasil Cek Fakta
Informasi dari indialivetoday.com: “Menurut laporan media, dokter mengatakan bahwa hal itu tidak membuat masalah kesehatan jika Glugea terkena ikan yang dimakan setelah dibersihkan, dicuci dan direbus dengan benar. Sebenarnya, ini bukan penyakit aneh atau berbahaya. Maka tak perlu hindari makan sarden setelah membaca kabar palsu.” proses pembuatan makanan kaleng Ikan Sarden mengacu ke standar FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa) sudah termasuk proses pembersihan dan pemasakan.
Rujukan
[HOAKS] Pesan Berantai Catut Kepolisian Soal Nama-nama Kiai yang Menjadi Sasaran PKI
Sumber: Media SosialTanggal publish: 13/02/2018
Berita
Beredar pesan berantai yang disebar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab berisikan informasi nama-nama kiai yang menjadi sasaran kader Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam pesan itu, disebut yang mengeluarkan datanya adalah Polsek Cisaat, Sukabumi. Selengkapnya di bagian REFERENSI.
Hasil Cek Fakta
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Cisaat Kompol Budi Setiana membantah keras. Akibat pesan yang kemudian tersebar kembali melalui media sosial (medsos) itu, Budi mengaku mendapat telepon dari berbagai pihak.
“Itu hoax, kita akan selidiki siapa yang menyebarkan informasi tersebut. Kami tegaskan Polsek Cisaat tidak pernah mempublikasikan atau membuat data-data semacam itu, ini meresahkan,” kata Budi saat dimintai konfirmasi detikcom di Mapolsek Cisaat, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (13/2/2018).
“Itu hoax, kita akan selidiki siapa yang menyebarkan informasi tersebut. Kami tegaskan Polsek Cisaat tidak pernah mempublikasikan atau membuat data-data semacam itu, ini meresahkan,” kata Budi saat dimintai konfirmasi detikcom di Mapolsek Cisaat, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (13/2/2018).
Rujukan
Munculnya Bara Api di Yaman
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 03/10/2015
Berita
Beredar dua Foto di Media Sosial dengan keterangan Munculnya Bara Api di Yaman disertai dengan artikel sebagai tanda kiamat
Hasil Cek Fakta
Lokasi fenomena alam ini bukan terjadi di Yaman melaikan di Gurun Karakun, Turkmenistan. Lubang tersebut dibuat oleh para geologis dari Soviet. Mereka membuat lubang tersebut pada tahun 1971, dan menemukan bahwa gua tersebut berisi gas alam. Tanah di samping gua tersebut runtuh dengan diameter sekitar 71 Meter. Takut lubang tersebut menimbulkan gas beracun maka para geologis membakar lubang tersebut berharap gas alam tersebut habis, namun api masih tetap menyala sampai saat ini. Lubang ini memancarkan cahaya keemasan yang dapat terlihat dari jarak 1 mil, di desa Derweze yang berpopulasi sekitar 350 jiwa.
Rujukan
Dokumentasi Dinding Berlapis Emas Freeport
Sumber: www.facebook.comTanggal publish: 04/12/2015
Berita
Lihatlah didalam perut bumi di tanah Papua, dinding berbatu berlapis emas itu bukan cat tembok, bukan pula di studio film tapi inilah kegiatan setiap hari karyawan Freeport selama puluhan tahun. Mengeruk dinding gunung kemudian memproses nya hingga menjadi emas berbagai macam bentuk mulai dari yg kecil-2 seperti pasir emas, berbentuk gelang atau bentuk permen hingga batangan emas. Itu baru lapisan emas belum lagi harta tak ternilai lainnya yaitu kandungan URANIUM terbesar di dunia & jauh lebih mahal nilainya dari emas.
Tapi ini buat Juragan AMERIKA dan sekutunya,kita hanya menjadi JONGOS atau karyawan & menonton sambil geleng-2 kepala. Apalah arti nya keuntungan 1% dari hasil pengolahan emas?
Kita sudah sangat bisa MAKMUR saat ini dari kekayaan alam sendiri, kita sudah menjadi bangsa yg BERDIKARI dari hasil alam tanpa bergantung pada luar negeri. kIta tidak lagi perlu mengirim TKI dan TKW ke LN mencari sesuap nasi demi anak istri. Kita sangat mampu mencukupi seluruh jiwa di negeri ini dari kekayaan alam sendiri. Brunei negara yang tidak lebih besar dari Jakarta saja mampu menjamin warganya hidup layak hanya dari kekayaan alam berupa Minyak. Bandingkan dengan apa yg kita miliki dari Sabang sampai Papua…!!!!
Tuhan sangat sayang pada negeri ini, berlimpah ruah kekayaan di sediakan untuk anak-2 negeri. Sayang kita tidak punya kendali mengurus harta kekayaan sendiri.
Yang ada hanyalah Pribumi-2 Serakah, Penjahat-2 Berdasi, Politisi yg memikirkan Perut sendiri. Kalianlah BANGSAT sejati….!!!
Kenapa Indonesia bisa terus miskin seperti ini ? karena kita tidak punya PEMIMPIN BERNYALI…titik..!!!!!”
Tapi ini buat Juragan AMERIKA dan sekutunya,kita hanya menjadi JONGOS atau karyawan & menonton sambil geleng-2 kepala. Apalah arti nya keuntungan 1% dari hasil pengolahan emas?
Kita sudah sangat bisa MAKMUR saat ini dari kekayaan alam sendiri, kita sudah menjadi bangsa yg BERDIKARI dari hasil alam tanpa bergantung pada luar negeri. kIta tidak lagi perlu mengirim TKI dan TKW ke LN mencari sesuap nasi demi anak istri. Kita sangat mampu mencukupi seluruh jiwa di negeri ini dari kekayaan alam sendiri. Brunei negara yang tidak lebih besar dari Jakarta saja mampu menjamin warganya hidup layak hanya dari kekayaan alam berupa Minyak. Bandingkan dengan apa yg kita miliki dari Sabang sampai Papua…!!!!
Tuhan sangat sayang pada negeri ini, berlimpah ruah kekayaan di sediakan untuk anak-2 negeri. Sayang kita tidak punya kendali mengurus harta kekayaan sendiri.
Yang ada hanyalah Pribumi-2 Serakah, Penjahat-2 Berdasi, Politisi yg memikirkan Perut sendiri. Kalianlah BANGSAT sejati….!!!
Kenapa Indonesia bisa terus miskin seperti ini ? karena kita tidak punya PEMIMPIN BERNYALI…titik..!!!!!”
Hasil Cek Fakta
Merunut pada klaim yang di atas, diasumsikan bahwa foto pertama berkilauan seperti emas, itu dikarenakan pantulan atau kemilau yang disebabkan oleh sinar dari lampu sorot atau Halogen, Foto tersebut adalah hasil dokumentasi oleh Jurnalis Detik. Tetapi foto lainnya, bukan dokumentasi Freeport Indonesia:
Rujukan
Halaman: 6310/6684