KOMPAS.com - Tersiar kabar Presiden Prabowo Subianto berencana menghentikan dana desa karena banyak kepala desa (kades) yang korupsi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru sehingga informasinya perlu diluruskan.
Informasi yang menyebutkan Prabowo akan menghentikan dana desa, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengguna Facebook menyertakan poster yang sama, menampilkan foto Prabowo dengan teks berikut:
BREAKING NEWSPRABOWO SAMPAIKAN: DANA DESA LEBIH BAIK DISTOP, SEBAB KADES BANYAK YANG KORUPSI
Sementara, berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (11/11):
Presiden RI Prabowo SubiantoAkan menstop dana desa, sebab banyak kades yang korupsi
Sekarang intelijen Negara dari TNI-POLRI Akan diturunkan untuk memantau perkembangan pembangunan daerah
Untuk media sosial, Netizen silahkan adukan ke Admin Gerindra
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Senin (11/11/2024), yang menyebutkan Prabowo akan menghentikan dana desa karena banyak kades korupsi.
[KLARIFIKASI] Prabowo Tidak Pernah Bilang Akan Hentikan Dana Desa
Sumber:Tanggal publish: 12/11/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Ada sejumlah dasar hukum yang menjamin tetap disalurkannya dana desa. Rujukan utama adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Ada pula Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN dan PP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa.
Sementara, pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan dana desa diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 146 tahun 2023.
Bab VII aturan tersebut mengatur mengenai pemantauan dan evaluasi pemanfaatan dana desa yang dilakukan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri, serta kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi sesuai dengan kewenangannya.
Pemantauan dan evaluasi juga oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Ketika terdapat indikasi penyalahgunaan keuangan, Kemenkeu dapat menghentikan sementara penyaluran dana desa.
Hal ini tertuang dalam Pasal 53, yang berbunyi:
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dapat melakukan penghentian dan/atau penundaan penyaluran Dana Desa yang tidak ditentukan penggunaannya tahun anggaran berjalan dan/atau tahun anggaran berikutnya.
Pemberhentian sementara ini dicabut ketika sudah ada kejelasan status hukum, status keberadaan dana desa, atau tidak ada lagi indikasi penyalahgunaan keuangan desa.
Pasal 54 menyebutkan, desa yang dihentikan dan/atau ditunda penyaluran dana desanya berhak mendapatkan penyaluran pada tahun anggaran berikutnya.
Kendati demikian, tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa penyaluran dana desa akan dihentikan seterusnya ketika kades kedapatan korupsi.
Sejauh ini, tidak ditemukan pernyataan Prabowo mengenai penghentian penyaluran dana desa, akibat banyak kades yang korupsi.
Dana desa masih dianggarkan dalam Nota Keuangan RAPBN 2025. Dana desa sebesar Rp71 triliun ditargetkan bisa terserap ke 75.259 desa.
RAPBN 2025 ini nantinya akan dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam 30 hari kerja dan disahkan di Sidang Paripurna.
Ada pula Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN dan PP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa.
Sementara, pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan dana desa diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 146 tahun 2023.
Bab VII aturan tersebut mengatur mengenai pemantauan dan evaluasi pemanfaatan dana desa yang dilakukan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri, serta kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi sesuai dengan kewenangannya.
Pemantauan dan evaluasi juga oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Ketika terdapat indikasi penyalahgunaan keuangan, Kemenkeu dapat menghentikan sementara penyaluran dana desa.
Hal ini tertuang dalam Pasal 53, yang berbunyi:
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dapat melakukan penghentian dan/atau penundaan penyaluran Dana Desa yang tidak ditentukan penggunaannya tahun anggaran berjalan dan/atau tahun anggaran berikutnya.
Pemberhentian sementara ini dicabut ketika sudah ada kejelasan status hukum, status keberadaan dana desa, atau tidak ada lagi indikasi penyalahgunaan keuangan desa.
Pasal 54 menyebutkan, desa yang dihentikan dan/atau ditunda penyaluran dana desanya berhak mendapatkan penyaluran pada tahun anggaran berikutnya.
Kendati demikian, tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa penyaluran dana desa akan dihentikan seterusnya ketika kades kedapatan korupsi.
Sejauh ini, tidak ditemukan pernyataan Prabowo mengenai penghentian penyaluran dana desa, akibat banyak kades yang korupsi.
Dana desa masih dianggarkan dalam Nota Keuangan RAPBN 2025. Dana desa sebesar Rp71 triliun ditargetkan bisa terserap ke 75.259 desa.
RAPBN 2025 ini nantinya akan dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam 30 hari kerja dan disahkan di Sidang Paripurna.
Kesimpulan
Narasi yang menyebutkan Prabowo akan menghentikan dana desa karena banyak kades yang korupsi merupakan hoaks.
Tidak ada pernyataan dari Prabowo mengenai penghentian dana desa karena banyak kades korupsi.
PMK 146 tahun 2023 mengatur penghentian sementara penyaluran dana desa jika ada indikasi penyelewengan.
Namun dana desa akan kembali disalurkan setelah ada kejelasan status hukum, status keberadaan dana desa, atau tidak ada lagi indikasi penyalahgunaan keuangan desa.
Tidak ada pernyataan dari Prabowo mengenai penghentian dana desa karena banyak kades korupsi.
PMK 146 tahun 2023 mengatur penghentian sementara penyaluran dana desa jika ada indikasi penyelewengan.
Namun dana desa akan kembali disalurkan setelah ada kejelasan status hukum, status keberadaan dana desa, atau tidak ada lagi indikasi penyalahgunaan keuangan desa.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo?fbid=27523120724003338&set=a.311109742297804
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1265512874877265&set=a.544088990352994
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10225081704060495&set=a.10201345571152007
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=532426836360831&set=gm.8418044111654666&idorvanity=407177622741395
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=2913842978782065&set=a.312192548947134
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=2266365450414631&set=a.291670287884167
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/38582/uu-no-6-tahun-2014
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/5501
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/5729/pp-no-8-tahun-2016
- https://jdih.kemenkeu.go.id/download/72498590-1836-401d-9e35-641026f298cc/2023pmkeuangan145.pdf
- https://media.kemenkeu.go.id/getmedia/a7a2dbde-9264-478e-a841-05e7ad94fa12/02-Buku-II-Nota-Keuangan-RAPBN-TA-2025.pdf?ext=.pdf
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[HOAKS] Kasus Mpox Tinggi di Negara dengan Vaksinasi Tinggi
Sumber:Tanggal publish: 11/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Tersiar narasi yang mengeklaim kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox) banyak ditemukan di negara-negara dengan cakupan vaksinasi Covid-19 yang tinggi.
Mpox diklaim terjadi sebagai efek samping suntikan vaksin Covid-19.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi mengenai kasus Mpox tinggi ada di negara dengan cakupan vaksinasi Covid-19 tertinggi, disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini. Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 16 September 2024:
So jangan percaya info yg nakut2 in itu yaaMeskipun yg nyebarin dari dinas kesehatan.
Kalau.pola hidup kita sehat, aman donk.No need vaxin anymore !
Sementara berikut penggalan narasi yang disebarkan:
Menurut ahli virologi terkemuka Dr. Poornmina Wagh, kita tidak mengalami wabah cacar monyet di seluruh dunia, seperti yang diklaim oleh WHO.
Seperti yang dijelaskan Dr. Wagh, gejala yang dialami oleh mereka yang didiagnosis dengan cacar monyet sebenarnya merupakan efek samping yang diketahui dari injeksi Covid: Penyakit Melepuh Autoimun.
...
Kasus cacar monyet saat ini dilaporkan di negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi di seluruh dunia, sementara negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah tidak melaporkan kasus apa pun.
Mpox diklaim terjadi sebagai efek samping suntikan vaksin Covid-19.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi mengenai kasus Mpox tinggi ada di negara dengan cakupan vaksinasi Covid-19 tertinggi, disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini. Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 16 September 2024:
So jangan percaya info yg nakut2 in itu yaaMeskipun yg nyebarin dari dinas kesehatan.
Kalau.pola hidup kita sehat, aman donk.No need vaxin anymore !
Sementara berikut penggalan narasi yang disebarkan:
Menurut ahli virologi terkemuka Dr. Poornmina Wagh, kita tidak mengalami wabah cacar monyet di seluruh dunia, seperti yang diklaim oleh WHO.
Seperti yang dijelaskan Dr. Wagh, gejala yang dialami oleh mereka yang didiagnosis dengan cacar monyet sebenarnya merupakan efek samping yang diketahui dari injeksi Covid: Penyakit Melepuh Autoimun.
...
Kasus cacar monyet saat ini dilaporkan di negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi di seluruh dunia, sementara negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah tidak melaporkan kasus apa pun.
Hasil Cek Fakta
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendata total populasi yang telah mendapat vaksinasi Covid-19 di semua negara.
Berdasarkan data yang dihimpun WHO per Desember 2023, berikut negara dengan cakupan vaksinasi mencapai 100 persen:
Namun, kasus Mpox tertinggi tidak ditemukan di negara-negara tersebut.
Kasus Mpox tertinggi yang dilaporkan didominasi negara-negara di Benua Afrika.
Negara yang paling banyak kasus Mpox pada 2024 berdasarkan catatan WHO, yakni:
Mpox bukanlah penyakit yang ditimbulkan akibat vaksin Covid-19 atau vaksin apa pun.
Mpox merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox dari genus Orthopoxvirus
WHO mencatat, sumber alami virus masih belum diketahui, tetapi diduga bersumber dari monyet dan tupai.
Narasi yang beredar mengaitkan Mpox, vaksin Covid-19 dengan penyakit kulit akibat autoimun, seperti pemfigus dan pemfigoid bulosa.
Dilansir situs web Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemfigoid bulosa disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang berbalik menyerang jaringan kulit yang menghubungkan lapisan kulit terluar (epidermis) dan tengah (dermis). Sehingga, kulit menjadi ruam dan melepuh.
Ahli mikrobiologi dan imunologi Johns Hopkins Bloomberg, Kari Moore Debbink membantah kaitan vaksin Covid-19 berbasis mRNA dengan Mpox.
"Vaksin COVID mRNA digunakan secara global, sedangkan kasus Mpox biasanya ditemukan di negara-negara tertentu di Afrika, dengan jumlah kasus yang rendah di luar wilayah tersebut," kata Debbink dilansir DW.
Sehingga, tidak ada hubungan geografis antara penggunaan vaksin Covid mRNA dan kasus Mpox.
Pendapat serupa disampaikan oleh profesor penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, William Schaffner.
"Ini adalah dua virus yang sangat berbeda, dan tentu saja, vaksin untuk melawan Covid tidak ada hubungannya dengan Mpox," ujarnya.
Sebelumnya Tim Cek Fakta Kompas.com telah membantah narasi mengenai WHO mengakui Mpox adalah efek samping Covid-19.
Berdasarkan data yang dihimpun WHO per Desember 2023, berikut negara dengan cakupan vaksinasi mencapai 100 persen:
Namun, kasus Mpox tertinggi tidak ditemukan di negara-negara tersebut.
Kasus Mpox tertinggi yang dilaporkan didominasi negara-negara di Benua Afrika.
Negara yang paling banyak kasus Mpox pada 2024 berdasarkan catatan WHO, yakni:
Mpox bukanlah penyakit yang ditimbulkan akibat vaksin Covid-19 atau vaksin apa pun.
Mpox merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox dari genus Orthopoxvirus
WHO mencatat, sumber alami virus masih belum diketahui, tetapi diduga bersumber dari monyet dan tupai.
Narasi yang beredar mengaitkan Mpox, vaksin Covid-19 dengan penyakit kulit akibat autoimun, seperti pemfigus dan pemfigoid bulosa.
Dilansir situs web Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemfigoid bulosa disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang berbalik menyerang jaringan kulit yang menghubungkan lapisan kulit terluar (epidermis) dan tengah (dermis). Sehingga, kulit menjadi ruam dan melepuh.
Ahli mikrobiologi dan imunologi Johns Hopkins Bloomberg, Kari Moore Debbink membantah kaitan vaksin Covid-19 berbasis mRNA dengan Mpox.
"Vaksin COVID mRNA digunakan secara global, sedangkan kasus Mpox biasanya ditemukan di negara-negara tertentu di Afrika, dengan jumlah kasus yang rendah di luar wilayah tersebut," kata Debbink dilansir DW.
Sehingga, tidak ada hubungan geografis antara penggunaan vaksin Covid mRNA dan kasus Mpox.
Pendapat serupa disampaikan oleh profesor penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, William Schaffner.
"Ini adalah dua virus yang sangat berbeda, dan tentu saja, vaksin untuk melawan Covid tidak ada hubungannya dengan Mpox," ujarnya.
Sebelumnya Tim Cek Fakta Kompas.com telah membantah narasi mengenai WHO mengakui Mpox adalah efek samping Covid-19.
Kesimpulan
Narasi mengenai kasus Mpox tinggi ada di negara dengan cakupan vaksinasi Covid-19 tertinggi merupakan hoaks.
Kasus Mpox tertinggi sebagian besar dilaporkan di negara-negara di Benua Afrika, seperti Kongo, Burundi, dan Nigeria. Cakupan vaksinasi Covid-19 di negara tersebut bukan yang tertinggi.
Sumber alami virus masih belum diketahui, tetapi secara geografis tidak memungkinkan virus monkeypox di Afrika terkait dengan vaksin Covid-19.
Kasus Mpox tertinggi sebagian besar dilaporkan di negara-negara di Benua Afrika, seperti Kongo, Burundi, dan Nigeria. Cakupan vaksinasi Covid-19 di negara tersebut bukan yang tertinggi.
Sumber alami virus masih belum diketahui, tetapi secara geografis tidak memungkinkan virus monkeypox di Afrika terkait dengan vaksin Covid-19.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo?fbid=1127433212237621&set=a.623286672652280
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=8289277877827606&set=a.321626797926127
- https://ghostarchive.org/archive/FVYRG
- https://data.who.int/dashboards/covid19/vaccines
- https://www.who.int/publications/m/item/multi-country-outbreak-of-mpox--external-situation-report-40--13-october-2024
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2203/pemfigoid-bulosa
- https://www.dw.com/en/fact-check-no-link-between-mpox-and-covid-vaccination/a-69977565
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2024/11/02/100100682/-hoaks-who-akui-mpox-adalah-efek-samping-covid-19?page=all#page2
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Cek Fakta: Hoaks Tautan Pendaftaran Lowongan Kerja PT Freeport Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 13/11/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan tautan pendaftaran lowongan kerja PT Freeport Indonesia. Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 10 November 2024.
Berikut isi postingannya:
"𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐠𝐚𝐰𝐚𝐢 𝐁𝐚𝐫𝐮 𝗣𝗧. 𝗙𝗿𝗲𝗲𝗽𝗼𝗿𝘁 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮
Penempatan
•Siap ditempatkan dimana pun ??
Syarat-Syarat :
1. Pria - Wanita
2. 21 - 50 th
3. Gaji perbulan Rp 4 juta - Rp 10 juta
4. SMP SMA. SMK. Sederajat
Posisi :
1. Helper
2. operator
3. satpam
4. driver
5. OB
6. Peking barang, tukang bongkar muat barang Dll
Fasilitas:
1. Lembur
2. Seragam
3. Kartap
4. Makan
5. Bpjs
Pendaftaran Disini Gratis Yah Tidak Dipungut Biaya"
Lalu benarkah postingan tautan pendaftaran lowongan kerja PT Freeport Indonesia?
Hasil Cek Fakta
Postingan tautan pendaftaran lowongan kerja di PT Freeport Indonesia beberapa kali viral di media sosial. Namun PT Freeport Indonesia sendiri menegaskan seluruh informasi terkait lowongan kerja hanya tersedia lewat website resmi mereka.
"Semua lowongan dapat di cross check di website kami https://ptfi.co.id/. Kami tidak memungut biaya apapun dalam proses perekrutan dan seleksi untuk lowongan kerja maupun magang," ujar Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati saat dihubungi Cek Fakta Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Selain itu akun resmi PT Freeport Indonesia di Facebook adalah @IDFreeport yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Sehingga akun bernama PT Freeport Indonesia Official merupakan akun palsu.
Biasanya akun palsu ini mengarahkan pengguna untuk mengklik tautan tertentu yang rawan pencurian data dan juga penipuan.
Kesimpulan
Postingan tautan pendaftaran lowongan kerja PT Freeport Indonesia adalah tidak benar.
Rujukan
[PENIPUAN] SBY Mau Transfer Uang Rp10 Juta untuk Warganet
Sumber: tiktok.comTanggal publish: 13/11/2024
Berita
Akun TikTok “susilo.bambang.yodhoyono” pada Rabu (23/10/2024) membagikan video [arsip] yang memperlihatkan sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerangkan ingin memberi bantuan Rp10 juta bagi pengguna TikTok yang menghubungi nomor dalam bio akun.
Berikut narasi lengkapnya:
“Siapa pun yang membagikan video ini, saya transfer Rp 10 juta sekarang juga. Assalamualaikum, saya Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan panggilan SBY. Spesial di pembukaan akun TikTok saya ini, saya mau berbagi sedikit rezeki khusus untuk saudara-saudariku yang sedang membutuhkan dan untuk klaim hadiahnya, silakan hubungi saya di bio profil saya ya. Acara ini 100 persen resmi.”
Berikut narasi lengkapnya:
“Siapa pun yang membagikan video ini, saya transfer Rp 10 juta sekarang juga. Assalamualaikum, saya Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan panggilan SBY. Spesial di pembukaan akun TikTok saya ini, saya mau berbagi sedikit rezeki khusus untuk saudara-saudariku yang sedang membutuhkan dan untuk klaim hadiahnya, silakan hubungi saya di bio profil saya ya. Acara ini 100 persen resmi.”
Hasil Cek Fakta
Tim pemeriksa fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri konten yang menampilkan SBY lewat Google Lens. Hasilnya, ditemukan video serupa di kanal YouTube Susilo Bambang Yudoyono yang diunggah Juli 2014.
Konteks asli video merupakan momen pidato SBY mengenai hasil Pemilihan Presiden 2014 (kala itu Joko Widodo—Jusuf Kalla unggul dalam perolehan suara). SBY mengimbau seluruh pihak menghormati hasil pemungutan suara dan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tidak ada ucapan SBY menjanjikan uang Rp10 juta.
TurnBackHoax kemudian memeriksa audio dari konten unggahan akun TikTok “susilo.bambang.yodhoyono” di Hive Moderation. Diketahui, kemungkinan konten itu merupakan rekayasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mencapai 92,5%.
Konteks asli video merupakan momen pidato SBY mengenai hasil Pemilihan Presiden 2014 (kala itu Joko Widodo—Jusuf Kalla unggul dalam perolehan suara). SBY mengimbau seluruh pihak menghormati hasil pemungutan suara dan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tidak ada ucapan SBY menjanjikan uang Rp10 juta.
TurnBackHoax kemudian memeriksa audio dari konten unggahan akun TikTok “susilo.bambang.yodhoyono” di Hive Moderation. Diketahui, kemungkinan konten itu merupakan rekayasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mencapai 92,5%.
Kesimpulan
Video dengan narasi “SBY menjanjikan transfer uang Rp10 juta” merupakan konten tiruan (impostor contect).
Rujukan
- http[YouTube] Presiden SBY : "Menang Tenggang Rasa, Kalah Besar Jiwa"
- https://www.youtube.com/watch?v=o6ok_Gsps3A [Hive Moderation] Hasil deteksi AI
- https://www.youtube.com/watch?v=o6ok_Gsps3A
- https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2024/11/9a.png
- https://www.tiktok.com/@susilo.bambang.yodhoyono/video/7428940000085003525 (tautan asli unggahan tiktok ‘susilo.bambang.yodhoyono’)
- https://ghostarchive.org/archive/af8Gw (tautan arsip unggahan tiktok ‘susilo.bambang.yodhoyono’)
Halaman: 766/6676