• [KLARIFIKASI] Video Ini adalah Momen RS di Lebanon Dibom, Bukan Jatuhnya Air India

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Video dan foto kecelakaan pesawat Air India AI171 beredar luas di media sosial sepekan belakangan.

    Pesawat tersebut jatuh tidak lama setelah lepas landas dari bandara di Ahmedabad, India pada Kamis (12/6/2025) siang.

    Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan sebuah video yang diklaim sebagai rekaman kamera pengawas atau CCTV ketika pesawat Air India menghantam permukiman.

    Namun setelah ditelusuri, rekaman tersebut disebarkan dengan konteks keliru.

    Video rekaman CCTV pesawat Air India jatuh ke permukiman disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (14/6/2025):

    Rekaman cctv pesawat dream liner air india jatuh

    akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Jumat (14/6/2025), mengenai rekaman CCTV jatuhnya pesawat Air India.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar dari klip yang beredar di media sosial.

    Tangkapan layar itu lantas ditelusuri dengan pencarian gambar Google. Metode ini disebut reverse image search.

    Hasil pencarian mengarah ke video yang diunggah akun Instagram @srhuhospital, pada 6 Februari 2025.

    Akun tersebut merupakan media sosial milik Rumah Sakit Sheikh Ragheb Harb di Kota Toul, Lebanon.

    Apabila dicermati, terdapat watermark beruliskan "SRHUH" pada bagian kiri bawah video. Tanda itu menunjukkan logo rumah sakit tersebut.

    Rekaman yang beredar menampilkan momen ketika rumah sakit dihantam bom. Mulai dari parkiran, hingga bagian dalam rumah sakit turut terdampak serangan.

    Video serupa juga diunggah di situs web Nabda Pp.

    Peristiwa dalam video tidak terkait dengan kecelakaan pesawat Air India yang belakangan terjadi.

    Kesimpulan

    Video sebuah rumah sakit di Lebanon terkena ledakan bom pada Februari 2025 disebarkan dengan konteks keliru.

    Klip tersebut tidak terkait dengan kecelakaan Air India AI171 yang jatuh di Ahmedabad, India pada Kamis (12/6/2025) siang.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Duta Besar Australia Tawarkan Dana Bantuan untuk Umat Kristen di Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan video di media sosial dengan narasi yang mengeklaim Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath menawarkan dana bantuan kepada umat Kristen di Indonesia.

    Dana bantuan, menurut unggahan itu, disebut berasal dari Pemerintah Australia. Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil manipulasi. 

    Video yang mengeklaim Gita Kamath menawarkan bantuan dari Pemerintah Australia untuk umat Kristen di Indonesia dibagikan di media sosial, misalnya akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Dalam video, Gita diklaim menyampaikan bahwa satu orang penerima bantuan akan mendapat Ro 500 juta. Kemudian 20 persen dari bantuan itu harus dialokasikan untuk pembangunan gereja.

    Untuk mendapat bantuan, warganet diminta untuk mendaftar melalui nomor WhatsApp yang tertera dalam unggahan.

    Hasil Cek Fakta

    Ketika dicermati, terdapat kejanggalan dalam video tersebut. Gerakan bibir dan perkataan Gita Kamath dalam video tidak sinkron.

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek video tersebut menggunakan Google Lens. Hasilnya, video identik dengan unggahan di laman RRI ini.

    Dalam video aslinya, Gita menyampaikan soal kunjungan ke Ambon pada April 2025. Menurut dia, momen itu merupakan pertama kalinya ia datang ke Ambon.

    Gita mengaku terkesan dengan kencintaan warga Ambon terhadap musik dan kebudayaan yang sangat kuat.

    Bagaimana suara Gita dalam video aslinya itu dimanipulasi?

    Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Gita dalam unggahan video terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasaan buatan atau artificial intelligence (AI)

    Probabilitas suara Gita Kamath itu adalah AI generatif mencapai 99,1 persen.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan Gita Kamath menawarkan bantuan kepada umat Kristen di Indonesia merupakan hasil manipulasi.

    Dalam video aslinya, Gita Kamath menyampaikan soal kunjungannya ke Ambon pada April 2025. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Gita dalam konten manipulasi itu terdeteksi dihasilkan AI.  

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Video Pidato SBY Terkait Sengketa 4 Pulau Aceh

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang memperlihatkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, berpidato terkait empat pulau yang saat ini menjadi sengketa antara Aceh dan Sumatera Utara.

    Dalam pidato tersebut, Presiden ke-6 RI itu meminta Presiden Prabowo Subianto mengembalikan keempat pulau tersebut kepada Aceh.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu tidak benar. Selain itu, suara SBY dalam video terindikasi hasil manipulasi artifcial intelligence (AI).

    Video SBY berpidato tentang sengketa empat pulau antara Aceh dan Sumatera Utara dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, serta akun TikTok ini, pada Minggu (15/6/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    SBY Turun Tangan polemik 4 pulau Aceh.

    Pesan pak SBY Jelas :

    Secara langsung, jangan ganggu Aceh dan kembalikan 4 pulau tersebut ke tuannya, Aceh.

    Pesan politik, Presiden Prabowo harus benar2 berpikir sebagai bapak bangsa dan bertindaklah bijak. Lepaskan diri dari bayang-bayang Mulyono, Pecat Menteri yang mencoreng wajah kabinet.

    SBY dan pak JK sudah susah payah mendamaikan Aceh, lalu generasi masa kini mau merusak warisan baik itu?

    Terimakasih pak SBY atas pandangan2 baiknya

    Berikut kutipan pidato SBY dalam video tersebut:

    Pemimpin di Indonesia yang sedang mengemban amanah, termasuk Bapak Prabowo Subianto, lakukanlah hal-hal yang mesti dilakukan untuk Indonesia tercinta, Aceh tercinta

    Hasil Cek Fakta

    Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyampaikan kepada Kompas.com bahwa video SBY berpidato tentang empat pulau yang menjadi sengketa antara Aceh dan Sumut adalah tidak benar.

    "Pak SBY belum pernah memberikan statement mengenai sengketa empat pulau milik Aceh yang dialihkan ke Sumut oleh Permendagri," kata Herzaky, Selasa (17/6/2025).

    "Tentu harapan kita aspirasi masyarakat maupun pemda terkait benar-benar bisa didengarkan oleh pemerintah, dan mendapatkan solusi terbaik berdasarkan asas keadilan de facto dan de jure," tuturnya.

    Sementara itu, Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa video pidato SBY yang beredar di Facebook terindikasi hasil manipulasi perangkat AI.

    Hasil pengecekan AI Voice Detector menunjukkan, suara SBY dalam video tersebut terdeteksi memiliki probabilitas mencapai 88,67 persen dihasilkan AI.

    Kabar terbaru, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan empat pulau yang kini disengketakan oleh Provinsi Aceh dan Provinsi Sumut, masuk wilayah Aceh.

    Adapun keempat pulau tersebut yakni Pulau Mangkir Kecil, Pulau Mangkir Besar, Pulau Panjang, dan Pulau Lipan.

    Keputusan tersebut disampaikan, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa (17/6/2025).

    Keputusan itu diambil usai Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, melangsungkan pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta, ketika Prabowo dalam perjalanan menuju Rusia.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video SBY berpidato tentang sengketa empat pulau antara Aceh dan Sumatera Utara adalah hoaks.

    Kepala Bakomstra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, SBY tidak pernah menyampaikan pendapat di publik terkait permasalahan tersebut.

    Selain itu, suara SBY dalam video yang beredar di Facebook terindikasi hasil manipulasi perangkat AI. Probabilitasnya mencapai 88,67 persen, menurut AI Voice Detector.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Video Orang Berlarian Keluar Mal Tidak Terkait Konflik Israel-Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang menampilkan orang-orang di dalam mal atau pusat perbelanjaan berlarian dengan panik menuju luar gedung.

    Video itu dikaitkan dengan konflik antara Israel dan Iran yang belakangan kembali memanas.

    Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.

    Sebagai informasi, Iran meluncurkan beberapa gelombang rudal sejak Sabtu (14/6/2025) malam.

    Tindakan tersebut merupakan balasan atas serangan besar-besaran Israel yang diluncurkan pada Jumat (13/6/2025). Keuda negara masih saling serang hingga kini.

    Video orang-orang di mal berlarian keluar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (17/6/2025):

    Centcom; Iran sedang mempersiapkan serangan besar-besaran dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap israel.

    Peringatan mendesak dari Kedutaan Besar Tiongkok kepada warganya di wilayah pendudukan: tinggalkan israel sesegera mungkin melalui jalur darat.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar klip yang beredar, lantas menggunakan teknik reverse image search untuk melacak jejak digitalnya.

    Hasil pencarian di Google mengarahkan ke video di akun Instagram @portallestenoticias pada 17 Februari 2025.

    Keterangan video menjelaskan, peristiwa dalam video terjadi di Florida Mall, Orlando, Amerika Serikat (AS).

    Sebagaimana dilansir Notitrade.com, pengunjung mal panik dan berlarian keluar setelah mendengar suara tembakan pada 16 Februari 2025.

    Rupanya, seorang pria tidak sengaja menembak dirinya sendiri di dalam mal.

    Kepolisian setempat melaporkan, tidak ada orang lain yang terluka selain pria tersebut.

    Kesimpulan

    Video orang-orang di Florida Mall, Orlando, AS panik dan berlarian keluar disebarkan dengan konteks keliru.

    Pada 16 Februari 2025, para pengunjung mal panik keluar karena mendengar suara tembakan.

    Peristiwa itu tidak terkait dengan konflik antara Israel dan Iran yang semakin memanas pada pertengahan Juni 2025.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini