KOMPAS.com - Tersiar narasi mengenai ratusan siswa sekolah sakit setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Narasi yang beredar pada Mei 2025 itu menyebutkan, makanan yang disajikan telah terkontaminasi bangkai ular.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.
Informasi mengenai MBG yang tercemar bangkai ular disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Pengguna media sosial mendapat informasi itu dari artikel dan tangkapan layar artikel.
Artikel itu disertai foto menampilkan bangkai ular di atas makanan.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (5/5/2025):
Waduh! Ratusan Siswa Sekolah Sakit Setelah Menyantap MBG Terkontaminasi Bangkai Ular
[KlARIFIKASI] Makan Gratis Tercemar Bangkai Ular Terjadi di India, Bukan Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek gambar tersebut menggunakan reverse image search.
Hasilnya pencarian di Google mengarahkan ke salah satu artikel di Mashriq TV, 11 Januari 2023.
Artikel tersebut membahas mengenai insiden keracunan massal di sebuah sekolah dasar di India.
Siswa mengalami muntah hingga dilarikan ke rumah sakit. Penyebabnya, makan siang yang mereka konsumsi terkontaminasi bangkai ular.
Berita lainnya mengenai makan siang terkontaminasi bangkai ular ditemukan di Ensonhaber dan BBC, pada Jumat (2/5/2025).
Ada sekitar 500 anak yang mengonsumsi makan siang gratis dari sekolahnya. Kemudian lebih dari 100 di antaranya jatuh sakit.
Komisi Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC) mengatakan, juru masak tetap menyajikan makan siang setelah mengeluarkan bangkai ular yang ada di dalamnya.
Narasi yang beredar menggunakan istilah MBG, yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan memberikan makan bergizi gratis pada anak sekolah.
Ketika diklik, artikel membahas insiden keracunan makanan di Mokama, Bihar, India dan bukan program MBG yang dijalankan di Indonesia.
Sejauh ini tidak ditemukan insiden kontaminasi bangkai ular dalam makanan dari program MBG pemerintah Indonesia.
Hasilnya pencarian di Google mengarahkan ke salah satu artikel di Mashriq TV, 11 Januari 2023.
Artikel tersebut membahas mengenai insiden keracunan massal di sebuah sekolah dasar di India.
Siswa mengalami muntah hingga dilarikan ke rumah sakit. Penyebabnya, makan siang yang mereka konsumsi terkontaminasi bangkai ular.
Berita lainnya mengenai makan siang terkontaminasi bangkai ular ditemukan di Ensonhaber dan BBC, pada Jumat (2/5/2025).
Ada sekitar 500 anak yang mengonsumsi makan siang gratis dari sekolahnya. Kemudian lebih dari 100 di antaranya jatuh sakit.
Komisi Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC) mengatakan, juru masak tetap menyajikan makan siang setelah mengeluarkan bangkai ular yang ada di dalamnya.
Narasi yang beredar menggunakan istilah MBG, yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan memberikan makan bergizi gratis pada anak sekolah.
Ketika diklik, artikel membahas insiden keracunan makanan di Mokama, Bihar, India dan bukan program MBG yang dijalankan di Indonesia.
Sejauh ini tidak ditemukan insiden kontaminasi bangkai ular dalam makanan dari program MBG pemerintah Indonesia.
Kesimpulan
Narasi mengenai MBG tercemar bangkai ular tidak benar.
Peristiwa keracunan yang dimaksud yakni makan siang gratis di sebuah sekolah di Mokama, Bihar, India pada Jumat (2/5/2025).
Artikel yang disebarkan menggunakan istilah MBG untuk peristiwa di India, sehingga berpotensi memicu kekeliruan informasi di media sosial.
Peristiwa keracunan yang dimaksud yakni makan siang gratis di sebuah sekolah di Mokama, Bihar, India pada Jumat (2/5/2025).
Artikel yang disebarkan menggunakan istilah MBG untuk peristiwa di India, sehingga berpotensi memicu kekeliruan informasi di media sosial.
Rujukan
- https://www.facebook.com/mame.slamet.5/posts/pfbid035FbN4u2zAThywUuc9TDa4LRzbtP78gYccGNUrcR7t2oiAzq49LcgrYYumGRLpicl
- https://www.facebook.com/adi.mul.88625/posts/pfbid02xXqPfZ3D49znKzfhjgGkjJwdWG6LoLyjwJDnm32759xv9V62HVimn2nd71eCaHV3l
- https://www.facebook.com/dirham.hajia.52/posts/pfbid02Y7Nzgx8J6kaFFhEieVkK2wpXiNHszXxwWSK1qbv2XZTHgWJkn4TqeSgcP9RAkGuHl
- https://www.facebook.com/repelitaonline/posts/pfbid0ogz7V3hirsfZ5QT4urp9xXZ2PYh4wXGWge5KifBt1CLwrUNmnZj9FrB4avUELnfel
- https://www.google.com/search?sca_esv=05e16821a1d41d04&lns_surface=26&hl=en-ID&sxsrf=AHTn8zoVjSS-U5M8VckEahfwOgWlzpYVKQ:1746600232620&q=&vsrid=CMWF8YjP-ubAdhACGAEiJDA5OTlmNDZjLTExMzgtNDhjMC1hMmY0LWExYTk0YjlhOGU3MQ&vsint=CAIqDAoCCAcSAggKGAEgATojChYNAAAAPxUAAAA_HQAAgD8lAACAPzABEIsCGJkCJQAAgD8&lns_mode=un&source=lns.web.gsbubb&vsdim=267,281&gsessionid=tO8CQeHNUO4eRQBcHCJf_7spqM5dkPM8p75uub7nB1g77tlioOa10A&lsessionid=7b8kMIh-v01ZcGejLYJz8UeHKGKcRHtXDNNxwITGPyLOG1zrvwTy8Q&udm=44&fbs=ABzOT_C0S77sAKZ6Af8H_FSzFyz0LWTeaMFGYUN_GsbYbXPme6XT2hs7_pibKteZs0B3kp8PSuiz&sa=X&ved=2ahUKEwjmhLjz4JCNAxW9kK8BHekkOKEQs6gLegQIDBAB&biw=1074&bih=790&dpr=1.2
- https://mashriqtv.pk/en/2023/01/11/snake-emerged-from-a-school-lunch-in-india/
- https://www.ensonhaber.com/dunya/hindistanda-okul-yemeginden-yilan-kalintisi-cikti
- https://www.bbc.com/news/articles/c4g2qe008v6o
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[HOAKS] Video Presiden AS Donald Trump Dukung India Musnahkan Pakistan
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang memperlihatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan dukungan untuk India.
Trump mengatakan bahwa ia tidak menginginkan perang. Namun, jika Pakistan menyerang India, ia mendukung India memusnahkan Pakistan.
Video itu beredar sebelum India menyerang Pakistan pada Rabu (7/5/2025) dini hari. Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu hasil manipulasi.
Video Trump mendukung India memusnahkan Pakistan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini pada 2 Mei 2025.
Berikut ucapan Trump dalam video:
I don't want war. I want peace. But if Pakistan attacks India, I will support India erase Pakistan and warn China. I love India people.
(Saya tidak menginginkan perang. Saya ingin perdamaian. Namun jika Pakistan menyerang India, saya mendukung India memusnahkan Pakistan dan memperingatkan China. Saya cinta rakyat India.)
Screenshot Hoaks, video Trump dukung India musnahkan Pakistan
Trump mengatakan bahwa ia tidak menginginkan perang. Namun, jika Pakistan menyerang India, ia mendukung India memusnahkan Pakistan.
Video itu beredar sebelum India menyerang Pakistan pada Rabu (7/5/2025) dini hari. Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu hasil manipulasi.
Video Trump mendukung India memusnahkan Pakistan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini pada 2 Mei 2025.
Berikut ucapan Trump dalam video:
I don't want war. I want peace. But if Pakistan attacks India, I will support India erase Pakistan and warn China. I love India people.
(Saya tidak menginginkan perang. Saya ingin perdamaian. Namun jika Pakistan menyerang India, saya mendukung India memusnahkan Pakistan dan memperingatkan China. Saya cinta rakyat India.)
Screenshot Hoaks, video Trump dukung India musnahkan Pakistan
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video pernyataan Trump dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video yang sama ditemukan di kanal YouTube CNBC. Video itu diunggah pada 16 September 2016 dengan judul "Donald Trump: We Must Replace Globalism With Americanism".
Video yang sama juga dipublikasikan oleh C-SPAN pada 15 September 2016.
Dalam video tersebut, Trump yang saat itu menjadi calon Presiden AS berbicara tentang rencananya untuk menjadikan Amerika sebagai pusat ekonomi dunia dan menciptakan 25 juta lapangan pekerjaan.
Dalam kesempatan tersebut, Trump tidak menyebut India atau Pakistan dalam pidatonya.
Sementara itu, pemeriksa fakta AFP menemukan kejanggalan di mana dagu dan leher Trump dalam video bergerak tidak wajar, yang menunjukkan manipulasi artificial intelligence (AI).
Setelah diperiksa dengan perangkat analisa suara dan gerak bibir terkini yang dikembangkan oleh University of Buffalo, video itu terdeteksi sebagai hasil manipulasi.
Hasilnya, video yang sama ditemukan di kanal YouTube CNBC. Video itu diunggah pada 16 September 2016 dengan judul "Donald Trump: We Must Replace Globalism With Americanism".
Video yang sama juga dipublikasikan oleh C-SPAN pada 15 September 2016.
Dalam video tersebut, Trump yang saat itu menjadi calon Presiden AS berbicara tentang rencananya untuk menjadikan Amerika sebagai pusat ekonomi dunia dan menciptakan 25 juta lapangan pekerjaan.
Dalam kesempatan tersebut, Trump tidak menyebut India atau Pakistan dalam pidatonya.
Sementara itu, pemeriksa fakta AFP menemukan kejanggalan di mana dagu dan leher Trump dalam video bergerak tidak wajar, yang menunjukkan manipulasi artificial intelligence (AI).
Setelah diperiksa dengan perangkat analisa suara dan gerak bibir terkini yang dikembangkan oleh University of Buffalo, video itu terdeteksi sebagai hasil manipulasi.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Trump mendukung India memusnahkan Pakistan adalah hoaks.
Video itu merupakan hasil manipulasi. Video asli adalah momen Trump berkampanye pada September 2016. Ia tidak menyebut India atau Pakistan dalam pidatonya.
Video itu merupakan hasil manipulasi. Video asli adalah momen Trump berkampanye pada September 2016. Ia tidak menyebut India atau Pakistan dalam pidatonya.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=682955161361630
- https://www.facebook.com/watch/?v=2222056344981565&t=7
- https://www.facebook.com/reel/639108819286046
- https://www.youtube.com/watch?v=dYgY6QUulP4
- https://www.c-span.org/program/campaign-2016/donald-trump-and-mike-pence-at-the-new-york-economic-club/454553
- https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.44AA6KD
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[HOAKS] Dua Orang Ditangkap karena Kasus Tuduhan Ijazah Palsu
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial diklaim menampilkan dua orang ditangkap aparat hukum karena kasus yang berhubungan dengan tuduhan ijazah palsu.
Unggahan tidak menjelaskan lebih detail siapa pemilik ijazah palsu yang dimaksud. Akan tetapi, saat ini sedang ramai polemik tudingan ijazah palsu terhadap mantan presiden Joko Widodo.
Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video itu tidak benar. Klaim dalam unggahan itu hoaks.
Video yang diklaim menampilkan dua orang ditangkap aparat karena kasus tuduhan ijazah palsu beredar di medsos, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video tampak seorang laki-laki dan perempuan mengenakan baju tahanan berwarna oranye.
Perempuan dalam video tampak menangis dan menutupi wajahnya dengan kerudung. Berikut keterangan teks yang ada dalam unggahan:
pelan tapi pasti, wajahnya masih di rahasiakanmasih ada hubungannya dg tuduhan ijazah palsu
sego isek enak pak buk hidup d bikun ribettangis haru dapat baju oranye
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video soal penangkapan dua orang oleh aparat terkait kasus tuduhan ijazah palsu
Unggahan tidak menjelaskan lebih detail siapa pemilik ijazah palsu yang dimaksud. Akan tetapi, saat ini sedang ramai polemik tudingan ijazah palsu terhadap mantan presiden Joko Widodo.
Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video itu tidak benar. Klaim dalam unggahan itu hoaks.
Video yang diklaim menampilkan dua orang ditangkap aparat karena kasus tuduhan ijazah palsu beredar di medsos, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video tampak seorang laki-laki dan perempuan mengenakan baju tahanan berwarna oranye.
Perempuan dalam video tampak menangis dan menutupi wajahnya dengan kerudung. Berikut keterangan teks yang ada dalam unggahan:
pelan tapi pasti, wajahnya masih di rahasiakanmasih ada hubungannya dg tuduhan ijazah palsu
sego isek enak pak buk hidup d bikun ribettangis haru dapat baju oranye
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video soal penangkapan dua orang oleh aparat terkait kasus tuduhan ijazah palsu
Hasil Cek Fakta
Penelusuran menggunakan Yandex menemukan bahwa video itu identik dengan unggahan di kanal YouTube Tribun Timur ini pada 16 April 2025.
Keterangan dalam video menyebutkan, dua orang memakai baju tahanan itu adalah tersangka kasus penipuan seleksi penerimaan Bintara Polri 2024 yang ditangkap Polres Luwu, Sulawesi Selatan.
Mereka berinisial HA dan MR. HA yang berprofesi sebagai seorang wiraswasta di Desa Pelalan, Kecamatan Lamasi Timur bertugas mencari korban dan menawarkan jasa kelulusan seleksi dengan imbalan uang.
HA meminta uang kepada korbannya mulai dari Rp 300 juta sampai Rp 400 juta sebagai syarat kelulusan.
Dalam melancarkan aksinya, HA bekerja sama dengan MR yang mengaku sebagai perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen). Padahal, aslinya MR berprofesi sebagai wiraswasta.
Kedua tersangka berhasil menipu empat korban dan menimbulkan kerugian mencapai Rp 750 juta.
Akibat aksinya itu HA dan MR dijerat Pasal 378 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang tindak pidana penipuan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
Keterangan dalam video menyebutkan, dua orang memakai baju tahanan itu adalah tersangka kasus penipuan seleksi penerimaan Bintara Polri 2024 yang ditangkap Polres Luwu, Sulawesi Selatan.
Mereka berinisial HA dan MR. HA yang berprofesi sebagai seorang wiraswasta di Desa Pelalan, Kecamatan Lamasi Timur bertugas mencari korban dan menawarkan jasa kelulusan seleksi dengan imbalan uang.
HA meminta uang kepada korbannya mulai dari Rp 300 juta sampai Rp 400 juta sebagai syarat kelulusan.
Dalam melancarkan aksinya, HA bekerja sama dengan MR yang mengaku sebagai perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen). Padahal, aslinya MR berprofesi sebagai wiraswasta.
Kedua tersangka berhasil menipu empat korban dan menimbulkan kerugian mencapai Rp 750 juta.
Akibat aksinya itu HA dan MR dijerat Pasal 378 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang tindak pidana penipuan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
Kesimpulan
Video dengan narasi dua orang ditangkap aparat karena kasus tuduhan ijazah palsu merupakan informasi yang tidak benar. Klaim dalam video itu hoaks.
Faktanya, dua orang yang memakai baju tahanan dalam video adalah tersangka kasus penipuan seleksi penerimaan Bintara Polri 2024 yang ditangkap Polres Luwu, Sulawesi Selatan.
Mereka ditangkap aparat tidak terkait dengan kasus tuduhan ijazah palsu.
Faktanya, dua orang yang memakai baju tahanan dalam video adalah tersangka kasus penipuan seleksi penerimaan Bintara Polri 2024 yang ditangkap Polres Luwu, Sulawesi Selatan.
Mereka ditangkap aparat tidak terkait dengan kasus tuduhan ijazah palsu.
Rujukan
Cek Fakta: Video yang Diklaim Fenomena Wabah TikTok Velocity Menjangkit Warga, Ternyata Konten Parodi
Sumber:Tanggal publish: 08/05/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim merupakan fenomena wabah TikTok velocity menjangkit warga beredar di media sosial. Video itu beredar di aplikasi percakapan WhatsApp pada 8 Mei 2025.
Dalam video berdurasi 2 menit 12 detik itu memperlihatkan sejumlah anak-anak menepuk tangan mereka tanpa henti, meski mereka disebut sedang tertidur pulas. Tak hanya anak-anak, wabah itu juga disebut menyerang sebagian orang dewasa. Video itu kemudian diklaim sebagai fenomena wabah TikTok velocity sindrom yang tengah merebak luas di masyarakat.
"FENOMENA WABH TIKTOK VELOCITY SINDROM MEREBAK LUAS," demikian narasi dalam video itu.
Benarkah video tersebut merupakan fenomena wabah TikTok velocity yang merebak luas di masyarakat? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim merupakan fenomena wabah TikTok velocity menjangkit warga. Hasil penelusuran ditemukan video identik di situs berbagi video YouTube.
Video itu berjudul "Viral! Wabah velocity sindrom merebak! Waspada! #beritaterkini #parodiberita #videolucu #viralvideos" yang diunggah channel YouTube Bale Films pada 9 April 2025.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Channel YouTube Bale Films menuliskan narasi bahwa video tersebut merupakan sebuah parodi tentang maraknya tren velocity di TikTok. Sebenarnya jika pembaca jeli dan menonton hingga akhir, dalam video yang beredar sudah disebutkan disclaimer "konten ini hanya parodi".
"Sebuah parody berita tentang fenomena yang terjadi saat ini dimana velocity benar-benar merebak di seluruh masyarakat Indonesia dan menuai pro kontra. Parody berita bersifat fiktif/ fiksi/ atau rekaan semata alias humor dengan tambahan elemen komedi dan unsur-unsur hyperbolic yang kental. MOHON BIJAK DALAM MENONTON DAN BIJAK DALAM MENYEBARKANNYA!" tulis channel YouTube Bale Films.
Bale Films dalam profilnya menulis bahwa video yang diproduksi di YouTube merupakan konten hiburan. Dalam daftar putar channel YouTube-nya, ada beberapa video parodi berita yang telah mereka posting. Mulai dari wabah velocity hingga seorang pria menikah dengan AI.
"Hallo selamat datang di channel Bale Films, Sebuah kelompok penggiat film yang memuat video hiburan berbentuk film pendek, film series, video lucu dan inspiratif juga konten-konten sketsa menarik," tulis channel YouTube Bale Films dalam profilnya.
Dikutip dari Liputan6.com, tren velocity di platform TikTok mulai populer pada Maret 2025. Velocity berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti kecepatan. Sedangkan dalam konteks ini, merujuk pada kemampuan untuk mempercepat atau memperlambat bagian tertentu dalam video untuk menciptakan efek visual yang menarik. Efek ini sangat berguna dalam video dance atau kreasi lainnya. Dalam beberapa video tersebut, gerakan atau aksi tertentu diperlambat untuk menonjolkan kesan dramatis.
Pada dasarnya, efek velocity memberi kebebasan kreatif bagi penggunanya untuk menambahkan sentuhan artistik pada video, baik dengan mempercepat ataupun memperlambat kecepatan gerakan. Dalam banyak video, seperti gerakan tangan membentuk hati atau detik-detik penting lainnya, efek velocity memberikan sentuhan slow motion atau mempercepat gerakan untuk menambah kesan visual yang lebih kuat.
Tak hanya itu, penggunaan efek velocity sering kali diiringi dengan musik yang mendukung transisi tersebut, sehingga menciptakan kesan yang lebih hidup dan mengundang rasa penasaran dari penonton. Dengan demikian, efek velocity tidak hanya membuat video terlihat lebih menarik tetapi juga meningkatkan kemungkinan video menjadi viral di platform tersebut.
Saking populernya, tren velocity ini sampai ke Istana Kepresidenan. Pada 31 Maret 2025, tepatnya saat Open House perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah, Presiden Prabowo ikut berjoget velocity. Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Tutup Acara Open House di Istana, Prabowo Joget Velocity" yang dimuat laman Liputan6.com pada 31 Maret 2025.
Awalnya, Prabowo menghampiri masyarakat di halaman tengah Istana Kepresidenan Jakarta saat Open House atau gelar griya. Setelah itu, kepala negara menyempatkan diri berfoto bersama wartawan peliput Istana menuju ruang kredensial Istana Kepresidenan.
Kemudian, para wartawan mengajak mantan Danjen Kopassus itu untuk membuat video dengan gaya kekinian yakni velocity.
"Velocity Pak, velocity Pak," ujar awak media seraya mengajak Prabowo.
Prabowo lantas mengiyakan tetap berdiri di posisi saat ia berfoto bersama. Dia tampak memperagakan joget velocity sambil diajari awak media.
"Saya ikuti," ucap Prabowo Subianto.
Usai mengikuti gerakan velocity, mantan Menteri Pertahanan itu menerima permintaan seorang awak media untuk menandatangani kaos.
Menutup sesi foto bersama, Prabowo melambaikan tangan ke arah kamera. Dia lantas memberikan gerakan silat sebelum akhirnya menuju ke ruang tengah Istana Merdeka.
Kesimpulan
Video yang diklaim merupakan fenomena wabah TikTok velocity menjangkit warga ternyata merupakan konten parodi. Konten dalam video itu tidak menggambarkan kejadian sebenarnya di tengah masyarakat.
Rujukan
Halaman: 4/6650