• Cek Fakta: Tidak Benar BRI Bagikan Saldo Rp 500 Ribu

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/09/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim BRI bagikan saldo Rp 500 ribu, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 4 September 2024.
    Unggahan klaim BRI bagikan saldo Rp 500 ribu berupa tulisan sebagai berikut.
    "*Khusus nasabah Bank BRI yang sudah aktif aplikasi BRImo*
    Ayo Buruan daftar BRImo Festival dapatkan saldo BRImo Rp.500.000 bagi 1000 pendaftar yang beruntung dan Menangkan berbagai hadiah mewah dan menarik berikut ini :
    *GRAND PRIZE*:
    °50 unit mobil inova Zenix
    °25 Fortuner GR Sport
    *Hadiah Lainnya*:
    °10 unit Honda HRV
    °20 unit Honda Brio
    °200 unit motor beat
    °100 unit sepeda listrik
    °70 unit kulkas LG
    °200 unit mesin cuci LG
    °100 unit handphone iphone 13 pro max
    *Saksikan pengundiannya pada tanggal 25 September 2024*"
    Tulisan tersebut juga disertai dengan tautan yang diklaim sebagai formulir pendaftaran untuk mendapatkan saldo dan hadiah yang ditawarkan.
    Berikut tautannya.
    "https://d4fta4rsekarang6.god-ads.biz.id/lk/5ads/?fbclid=IwY2xjawFE-hFleHRuA2FlbQIxMQABHVhIAe5WIYJhAQ6t5vc_xFodC004hxfU1RnwSJpLtR1MTbZM6oBq8vZjyw_aem_yBZ9b9_1bY1cwas8U3si2g"
    Benarkah klaim BRI bagikan saldo Rp 500 ribu? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri  klaim BRI bagikan saldo Rp 500 ribu, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Waspada Penipuan Online Mencatut BRI di Media Sosial, Simak Cara Lindungi Diri Anda" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 1 September 2024.
    Dalam artikel Liputan6.com, Direktur BRI, Andrijanto, mengingatkan agar nasabah tetap waspada dan tidak memberikan informasi pribadi atau data perbankan kepada pihak yang tidak jelas atau tidak resmi.
    "Hindari memberikan data pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, username dan password internet banking, OTP, dan informasi sensitif lainnya melalui tautan atau situs yang tidak terverifikasi," tegasnya.
    Belakangan ada pihak yang memanfaatkan nama besar perusahaan, salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) untuk menjerat korban, dengan berbagai modus yang sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
    Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
    Contohnya, bulan lalu, muncul penipuan online yang mengatasnamakan BRImo FSTVL di media sosial. Mereka mengiming-iming hadiah fantastis, namun ternyata itu semua hanyalah jebakan. Link yang mereka bagikan, bukanlah situs resmi BRI.
    Ingat, situs resmi BRI hanya dapat diakses melalui https://bri.co.id/. Jika kamu mengecek akun media sosial resmi BRI, khususnya di Instagram @bankbri_id, kamu tidak akan menemukan informasi mengenai BRImo FSTVL.
    Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya dan selalu memverifikasi keabsahan informasi dari sumber yang terpercaya atau saluran komunikasi resmi BRI.
    Saluran resmi BRI meliputi Instagram: @bankbri_id, Facebook: Bank BRI, X: @BankBRI_id, @promo_BRI, dan @kontakBRI, serta TikTok: bankbri_id. Nasabah juga dapat menghubungi Sabrina di nomor 0812 1214 017, melalui email di call@bri.co.id, atau kontak BRI di 1500017, serta mengunjungi www.bri.co.id. #BRI #Sabrina #TanyaSabrinaAja

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim BRI bagikan saldo Rp 500 ribu tidak benar.
    Ada pihak yang memanfaatkan nama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) untuk menjerat korban, dengan berbagai modus yang sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
    Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
    Situs resmi BRI hanya dapat diakses melalui https://bri.co.id/, Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya dan selalu memverifikasi keabsahan informasi dari sumber yang terpercaya atau saluran komunikasi resmi BRI.
    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, Cover Majalah Tempo Bergambar Gibran tentang Jejak Fufufafa di Kaskus

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/09/2024

    Berita



    Sebuah tangkapan layar sampul Majalah Tempo yang memperlihatkan gambar Gibran Rakabuming Raka dengan judul “Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus”, beredar di media sosial . 

    Sampul tersebut beredar setelah ramai perbincangan di sosial media X terkait akun Kaskus Fufufafa yang diduga milik Wakil Presiden Indonesia terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Akun tersebut diklaim dulunya aktif menyerang Prabowo Subianto.



    Lantas, benarkahcover edisi Majalah Tempo menulis usaha Gibran menghapus jejak akun Fufufafa Kaskus?

    Hasil Cek Fakta



    Untuk membuktikan klaim tersebut, Tempo mula-mula menelusuri gambarcover yang memperlihatkan Gibran Rakabuming Raka dengan Judul “Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus” dari laman resmi Majalah Tempo. 

    Hasilnyacover tersebut identik dengan cover Majalah Tempo yang terbit pada edisi 15 Oktober 2023 dengan judul "Gerilya untuk Putra Mahkota". Dalam edisi itu, Tempo menulis laporan panjang bagaimana upaya Presiden Jokowi yang menduetkan Gibran Rakabuming Raka dengan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2024. 

    Namun, judulnya telah diubah menjadi "Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus". Pada cover yang asli, majalah Tempo tidak menulis laporan terkait upaya Gibran yang menghapus jejak digital akun Fufufafa di Kaskus seperti yang beredar baru-baru ini.



    Pimpinan Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra, mengatakan bahwacover majalah Tempo yang memperlihatkan gambar Gibran Rakabuming Raka dengan judul "Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus” merupakancover yang tidak pernah diproduksi oleh Tempo.Cover tersebut terlihat merupakan hasil rekayasa digital dengan mencomot cover Tempo yang asli dan menempelkan judul yang tidak jelas dan tidak pernah dipublikasikan oleh tempo. Dalam bekerja Tempo sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan konsistensi. 

    “Tempo tidak pernah membuatcover seperti ini. Tindakan ini jelas tidak bertanggungjawab itu merugikan Tempo. Kami berharap publik tidak mempercayainya,” kata Setri saat dihubungi Selasa, 3 Agustus 2024.

    Sampul majalah Tempo yang telah diubah tersebut beredar setelah ramai perbincangan di sosial media X terkait akun Kaskus yang diduga milik Wakil Presiden Indonesia terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Dikutip dari Kumparan, akun Kaskus bernama Fufufafa itu menjadi perbincangan karena menyerang Prabowo dan keluarganya. 

    Sementara dilansir dari arsip berita Tempo, akun Kaskus tersebut kerap mengomentari berbagaithread politik dan membela berita-berita seputar Jokowi. Tak hanya itu, ia juga menghina Prabowo Subianto.

    Pihak Istana Negara sendiri bahkan sudah merespons heboh pengguna situs forum komunitas maya Kaskus dengan nama Fufufafa. Menurut Staf Khusus Presiden, Grace Natalie, akun Fufufafa yang dikait-kaitkan dengan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka belum tentu miliknya.  

    “Kan belum pasti ya.Enggak tahu punya beliau atau enggak,” kata Grace di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 3 September 2024, usai rapat soal Govtech dengan Jokowi dan jajaran.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan Tempo, tangkapan layarcover majalah Tempo yang memperlihatkan gambar Gibran Rakabuming Raka dengan judul “Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus” adalahkeliru. 

    Gambar tersebut identik dengancover Majalah Tempo yang terbit pada edisi 15 Oktober 2023 dengan judul "Gerilya untuk Putra Mahkota". Dalam edisi itu, Tempo menulis laporan panjang bagaimana upaya Presiden Jokowi yang menduetkan Gibran Rakabuming Raka dengan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2024, ukan soal menghapus jejak Fufufafa di Kaskus.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Pertalite Dihapus per 1 September 2024

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 04/09/2024

    Berita

    “Pertalite dihapus 1 September
    Prestasi Bahlil jadi menteri ESDM, Ya Ampun”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @AchNawari menulis cuitan yang menyatakan pertalite dihapus pada 1 September. Cuitan tersebut ditulis pada 31 Agustus 2024.

    Setelah mencari klaim penghapusan pertalite pada 1 September, pihak Pertamina sudah membantah klaim ini ke beberapa media, salah satunya Kompas dan Liputan6. Berita ini telah dibahas oleh Kompas di artikelnya yang berjudul “[KLARIFIKASI] Pertamina Bantah Pertalite Dihapus Mulai 1 September 2024”.

    Selain itu, CNN Indonesia membahas informasi ini dari sisi pemerintah. Melansir dari artikel berita CNN, pemerintah Indonesia bukannya akan menghapus Pertalite di SPBU Pertamina per 1 September, tapi akan membatasi penggunaannya lewat aplikasi MyPertamina. Lewat aplikasi tersebut, nantinya konsumen pengguna pertalite dan solar akan mendapatkan alokasi subsidi sesuai dengan kendaraan yang digunakan dan didaftarkan di aplikasi MyPertamina.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @AchNawari merupakan konten palsu.

    Kesimpulan

    Konten palsu. Pertamina dan pemerintah Indonesia sudah mengklarifikasi bahwa Pertalite tidak akan dihapus per 1 September, tetapi hanya dibatasi penggunaannya melalui aplikasi MyPertamina.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Pemerintah Menggunakan Vaksin Eksperimental untuk Mencegah Mpox

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 04/09/2024

    Berita

    “Bersiaplah untuk omong kosong vaksin berikutnya, rezim sudah menyiapkan vaksin eksperimental, sama seperti dulu Covid, untuk penyakit LGBT Cacar Monyet / Monkeypox.
    Satu kata: TOLAK!!!.

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari AFP.
    Akun Twitter bercentang biru @TedInvestigasi mengunggah gambar yang diambil dari Sindonews.com mengenai tiga calon vaksin cacar monyet RI yaitu Imvamune, LC16M8, dan ACAM 2000. @TedInvestigasi menyatakan bahwa ketiga vaksin tersebut merupakan vaksin eksperimental yang direncanakan pemerintah, sama seperti vaksin COVID-19 ketika pertama kali diluncurkan. Pengguna Twitter tersebut juga menghimbau masyarakat untuk menolak ketiga vaksin ini. Cuitan dan gambar yang diunggah pada 15 Agustus ini telah disukai 248 orang, dibagikan dan dikutip ulang hampir 250 kali, serta telah dilihat 14,000 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran oleh tim AFP, informasi tersebut menyesatkan. WHO pernah membahas mengenai kandungan ketiga vaksin tersebut (Imvamune, LC16M8, dan ACAM 2000) dan mempublikasikan dokumen resminya pada 23 Agustus 2024. Pada dokumen tersebut dijelaskan bahwa ketiga vaksin tersebut memang dikembangkan untuk mencegah cacar, sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus variola.

    Penyakit menular Monkeypox sendiri, menurut dokumen resmi yang diterbitkan Pemerintah Kanada, disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV), yang berhubungan dengan virus vaccinia, cacar sapi, dan virus variola. Penjelasan tersebut dipublikasikan oleh pemerintah Kanada dalam rangka memberikan panduan sementara penggunaan vaksin Invamune dalam konteks imunisasi rutin.

    Sementara itu, vaksin LC16M8 juga telah dibahas oleh WHO di dokumennya yang berjudul “LC16m8 Attenuated Smallpox Vaccine”. Vaksin ini pada awalnya diteliti oleh Smallpox Vaccines Research Group (SVRG) di Jepang untuk mengidentifikasi vaksin cacar yang lebih aman digunakan dalam imunisasi rutin warga Jepang. Vakisn ini kemudian dinyatakan aman dan telah banyak digunakan di Jepang.

    Lebih lanjut, vaksin ACAM 2000 juga telah dinyatakan aman oleh WHO sejak Desember 2015. Pada dokumen WHO yang berjudul “Safety of smallpox vaccines” dijelaskan bahwa ACAM 2000 merupakan vaksin cacar virus vaccinia hidup, serta direkomendasikan bagi orang-orang yang memiliki risiko tinggi tertular penyakit cacar.

    Selain itu, ketiga vaksin tersebut telah digunakan beberapa tahun terakhir di negara-negara seperti Denmark, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh akun Twitter @TedInvestigasi merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Tiga calon vaksin seperti di gambar yang dipersiapkan pemerintah Indonesia untuk mencegah penyebaran monkeypox merupakan vaksin yang sudah digunakan bertahun-tahun, bukan vaksin eksperimental.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini