• Tidak Benar, Klaim Pencucian Uang Triliunan Dirut BRI

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/12/2024

    Berita

    tirto.id - Beredar di media sosial yang menyebut Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan pencucian uang hingga puluhan triliun. Narasi di media sosial juga mempertanyakan ketegasan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terkait kondisi tersebut.

    "Beranikah Erick Thohir Pecat Dirut Bank BRI. Diduga encucian Uang DIRUT BANK BRI Pada Oktober 2023 Saat Pilpres 2024. Pak Menteri Erick Thohir Segera PECAT DIRUT BANK BRI. Pencucian Uang di Bank BRI mencapai PULUHAN TRILIUN dengan bertahap," begitu tulis rangkaian pesan teks dalam foto yang menunjukkan Direktur Utama BRI, Sunarso dan Menteri BUMN Erick.

    Unggahan dari akun @rak.2024.indonesia (arsip) tersebut pertama kali tayang pada Kamis (12/12/2024).

    Pada Rabu (18/12/2024) unggahan tersebut telah mengumpulkan lebih dari 2.848 tanda suka dan dibagikan ulang sebanyak 616 kali.

    Keterangan penyerta teks dari unggahan menegaskan tentang klaim dalam video. "Bukti lain keterlibatan Dirut Bank BRI ada di tangan kami," tulis akun tersebut.

    Ada juga unggahan di Instagram dari unggahan akun @suara_rakyattertindas (arsip) dengan narasi serupa. Unggahan tersebut berisikan sebuah video pendek dengan narasi, "Pertemuan di Grand Hyyatt Jakarta, persiapan pencucian uang di Bank BRI pada Oktober 2023."

    Namun, tidak terlihat dengan jelas wajah Dirut BRI dalam video tersebut.

    Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar narasi Dirut BRI melakukan pencucian uang pada Oktober 2023?

    Hasil Cek Fakta

    Terkait narasi soal informasi pencucian uang oleh Dirut BRI, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi memberi sanggahan. Dia menyebut informasi yang tersebar di media sosial adalah hoaks.

    “BRI memastikan hal yang disampaikan dalam video atau konten yang diunggah di sosial media TikTok tersebut tidak benar dan tidak berdasar,” ujar Agustya kepada Tirto, Rabu (18/12/2024).

    Agustya juga menegaskan perusahaan selalu berkomitmen menjunjung tinggi nilai-nilai good corporate governance (GCG) dalam menjalankan operasional. BRI mengimbau masyarakat agar dapat memanfaatkan sosial media secara positif dan tidak mudah termakan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

    Kami juga menemukan artikel dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berikut yang membantah narasi tersebut.

    Sampai dengan 18 Desember 2024, belum ada informasi dari media kredibel ataupun dari sumber lain yang bisa membenarkan narasi pencucian uang oleh Dirut BRI ini, termasuk di situs Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menangani kasus pencucian uang.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, belum ada informasi kredibel yang dapat mendukung dan mendasari klaim pencucian uang oleh Dirut BRI pada Oktober 2023.

    Corporate Secretary BRI, Agustzya Hendy Bernadi, juga memberi pernyataan resmi kalau narasi yang beredar di media sosial tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Sehingga narasi tersebut bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] BPJS Kesehatan Salurkan Bantuan Dana Rp 3,5 Juta

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan berisi tautan yang diklaim untuk mencairkan bantuan dana Rp 3,5 juta dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

    Menurut narasi dalam unggahan, bantuan dana Rp 3,5 juta itu diberkan ke setiap orang, dan bersumber dari anggaran Rp 25 triliun yang diberikan negara.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut hoaks.

    Tautan yang diklaim untuk mencairkan bantuan dana Rp 3,5 juta dari BPJS Kesehatan dibagikan oleh akun Facebook ini pada Kamis (12/12/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    PROGRAM BANTUAN BPJS 2024

    PEMERINTAH RI. MENGELUARKAN DANA BANTUAN BPJS Rp, 25 TRILIUN.. UNTUK MASYARAKAT DI SELURUH INDONESIA

    DAPATKAN DANA SEBESAR3.550.000 PER ORANG

    untuk menerima dana silahkan klik link di bawah

    Screenshot Hoaks, BPJS Kesehatan salurkan bantuan dana Rp 3,5 juta

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi BPJS Kesehatan untuk mengonfirmasi tautan dan informasi bantuan tersebut.

    Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah mengatakan, informasi tersebut hoaks dan merupakan modus penipuan.

    "Ini hoaks dan penipuan. Tidak ada bantuan dan program seperti hal tersebut. Masyarakat agar berhati-hati terhadap penipuan mengatasnamakan BPJS Kesehatan," kata Rizzky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/12/2024).

    Masyarakat dapat menghubungi saluran komunikasi resmi BPJS Kesehatan apabila memiliki pertanyaan dan keluhan.

    Saluran komunikasi resmi BPJS Kesehatan dapat diakses melalui:

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk mencairkan bantuan dana Rp 3,5 juta dari BPJS Kesehatan adalah hoaks.

    Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah mengatakan, informasi tersebut hoaks dan merupakan modus penipuan.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Gereja di Suriah Dilarang Merayakan Natal

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar informasi yang menyebutkan gereja di Suriah dilarang untuk merayakan Natal, parade, bahkan perayaan Santo Nicholas.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Informasi yang mengeklaim gereja di Suriah dilarang merayakan Natal disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Setiap pengunggah menyertakan foto ibadah di sebuah gereja.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (14/12/2024):

    Apa yang terjadi di Suriah dibawah penguasaan teroris Khowarij takfiri ?????!

    Saat ini, gereja-gereja Suriah diperintahkan untuk tidak mengadakan perayaan Natal, parade, dan bahkan kontes St. Nicholas.

    Situasi umat Kristen di Suriah semakin memburuk ...

    akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (14/12/2024), yang mengeklaim gereja di Suriah dilarang merayakan Natal.

    Hasil Cek Fakta

    Foto yang dipakai dalam konten yang beredar merupakan foto lama.

    Hasil pencarian reverse image dengan Google Lens mengarahkan ke sebuah foto di iStock Photo.

    Foto tersebut dipotret oleh Joel Carillet pada 25 Juli 2012. Keterangan foto menjelaskan foto tersebut merupakan prosesi ibadah di sebuah gereja bernama Armenische Kirche di Damaskus, Suriah.

    Setelah pemerintahan Presiden Bashar al-Assad digulingkan oleh pihak oposisi, sejauh ini tidak ada perintah atau larangan untuk merayakan Natal di Suriah.

    Dilansir France24, warga Katolik di Aleppo, Suriah tengah mempersiapkan perayaan Natal.

    Perwakilan kelompok oposisi dan perwakilan umat Kristen dan Katolik setempat telah mengadakan pertemuan terkait perayaan Natal.

    Sejauh ini, tidak ada perubahan  atau larangan yang secara resmi dikeluarkan di Suriah terkait perayaan Natal.

    Informasi serupa juga diwartakan TRT World dan Al-Monitor.

    Akibat perang saudara kelompok Kristen dan Katolik di Suriah memang sempat terdampak.

    Namun sejauh ini, hari libur Natal dan Paskah selalu diperingati.

    Selain itu, Patriarkat Ortodoks Yunani di Antiokhia dan Seluruh Timur baru-baru ini mengeluarkan peringatan terkait informasi keliru.

    "Media sosial dan halaman-halaman yang baru dibuat menyebarkan banyak berita, terutama mengenai situasi gereja di Suriah. Kami menyerukan kepada jemaat kami untuk mengambil berita dari sumber resminya," tulisnya.

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim gereja di Suriah dilarang merayakan Natal merupakan hoaks.

    Pasca kejatuhan al-Assad, kelompok oposisi telah mengadakan pertemuan dengan kelompok Kristen dan Katolik terkait Natal.

    Perayaan Natal di Suriah dijalankan seperti biasa dan tidak ada larangan.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Video Soimah Bagikan Rp 50 Juta Melalui WhatsApp

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim pembawa acara dan komedian, Soimah membagikan uang Rp 50 juta melalui nomor WhatsApp.

    Namun, setelah ditelusuri video tersebut merupakan hasil manipulasi.

    Video yang mengeklaim Soimah membagikan Rp 50 juta melalui nomor WhatsApp salah satunya dibagikan akun Facebook ini.

    Dalam video, Soimah seolah-olah mengatakan bahwa uang Rp 50 juta akan diberikan kepada warganet yang sudah mengikuti, menyukai, dan membagikan unggahan tersebut.

    Selain itu warganet juga diminta menghubungi nomor WhatsApp yang tertera dalam unggahan.

    Hasil Cek Fakta

    Ketika dicermati gerakan bibir Soimah dengan perkataannya dalam video tidak sinkron.

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengambil tangkapan layar video dan menelusurinya menggunakan Yandex.

    Hasilnya, video tersebut identik dengan unggahan di kanal YouTube ini.

    Dalam video aslinya Soimah membagikan momen ketika ia akan menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada November 2024.

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek suara Soimah menjanjikan uang Rp 50 juta menggunakan TruMedia.

    Hasilnya suara dalam video terbukti secara subtansial merupakan hasil manipulasi yang dihasilkan oleh artificial intelligence (AI).

    Video yang mengeklaim Soimah membagikan Rp 50 juta melalui nomor WhatsApp merupakan hasil manipulasi.

    Dalam video aslinya Soimah menyampaikan bahwa ia menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. 

    Setelah dicek menggunakan TruMedia, suara Soimah membagikan Rp 50 juta terdeteksi dihasilkan AI. Suara hasil manipulasi itu kemudian disematkan dan diedit pada video lama hingga menjadi konten hoaks.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini