• Cek Fakta: Tidak Benar Ini Situs Resmi PLN untuk Mendaftar Diskon Tarif Listrik 50 Persen

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/01/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim situs resmi PLN untuk mendaftar diskon tarif listrik 50 persen, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 20 Januari 2024.
    Klaim situs resmi PLN untuk mendaftar diskon tarif listrik 50 persen berupa tulisan sebagai berikut.
    "PLN Peduli hadirkan gratis voucher listrik bagi pengguna dengan KWh 2200 kebawah
    Daftar sekarang sebelum batas yang ditentukan melalui website resmi PLN Peduli di bawah 👇👇👇"
    Tulisan tersebut disertai dengan tautan yang diklaim sebagai situs resmi untuk mendaftar diskon listrik 50 persen, berikut tautannya.
    "https://pendaftaran2025.info/plnsubsidi/?fbclid=IwY2xjawH_wxlleHRuA2FlbQIxMQABHe9gjQ0BKDmGxMwMFkM0YrppdnLt8QseA70Zml2hrDfjuxWGbWD__zDdvw_aem_5orGVv6nO_tP2deXqJ7_ag"
    Jika tautan tersebut diklik, mengarah pada halaman situs yang menyajikan logo PLN disertai tulisan sebagai berikut.
    "PENDAFTARAN PELANGGAN LISTRIK DISKON 50%
    Pemerintah memberikan diskon 50 persen kepada pelanggan daya listrik 450 Volt Ampere (VA) sampai 2.200 VA pada Januari-Februari 2025. Ini merupakan bagian dari insentif imbas kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen tahun depan
    Silahkan untuk melengkapi form Pendaftaran dibawah ini dengan benar"
    Dalam tulisan ini juga terdapat formulir digital yang meminta sejumlah identitas, seperti nama, ID pelanggan, golongan daya dan nomor telegram aktif.
    Benarkah klaim situs resmi PLN untuk mendaftar diskon tarif listrik 50 persen? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
    Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
    Caranya mudah:
    * Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
    * Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
    * Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
    * Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim situs resmi PLN untuk mendaftar diskon tarif listrik 50 persen, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Beredar Hoaks Pendaftaran Diskon Tarif Listrik 50 Persen, Begini Cara PLN Bagikannya" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 27 Desember 2024.
    Artikel Liputan6.com menyebutkan, PT PLN (Persero) memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen periode Januari dan Februari 2025, untuk pelanggan dengan daya dengan daya 2.200 volt ampere (VA) ke bawah, keringanan ini dimanfaatkan sejumlah oknum untuk menyebar hoaks.
    Hoaks yang muncul terkait diskon tarif listrik sebesar 50 persen periode Januari dan Februari 2025, berupa pendaftaran mengikuti program keringanan tersebut.
    Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PT PLN (Persero) Gregorius Adi Trianto mengatakan, terkait dengan kebijakan tarif listrik, PLN memang memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen periode Januari dan Februari 2025, untuk pelanggan dengan daya dengan daya 2.200 volt ampere (VA) ke bawah.
    Gregorius mengungkapkan, diskon tarif listrik tersebut langsung bisa dinikmati masyarakat tanpa melakukan regitrasi baik untuk pelanggan pascabayar dan prabayar.
    "Diskon 50 persen bagi pelanggan pascabayar akan dinikmati secara otomatis dan tanpa perlu mendaftar dan tanpa biaya. Pelanggan tidak perlu melakukan registrasi," kata Gregorius, saat berbincang dengan Liputan6.com, dikutip Jumat (27/9/2024).
    Gregorius menjelaskan, untuk pelanggan pascabayar potongan 50 persen akan langsung didapat ketika pelanggan melakukan pembayaran tagihan listrik untuk periode bulan Januari dan Februari 2025.
    Sementara bagi pelanggan prabayar cukup membeli setengah 50 persen dari biasanya untuk mendapatkan energi (kWh) yang sama di manapun, baik itu di PLN Mobile, di ritel-ritel, atau pun di agen-agen.
    Terkait dengan pendaftaran promo token listrik gratis yang ada di media sosial, PLN memastikan informasi yang beredar adalah hoaks atau bahkan mungkin bersifat scam.
    "PLN mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan PLN," tutup Gregorius.
     
     
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim situs resmi PLN untuk mendaftar diskon tarif listrik 50 persen tidak benar.Diskon tarif listrik tersebut langsung bisa dinikmati masyarakat tanpa melakukan regitrasi baik untuk pelanggan pascabayar dan prabayar.
    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Video Latihan Tempur Hamas pada 2007 Dibagikan dengan Konteks Keliru

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan pejuang Hamas merayakan tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi video perlu diluruskan karena informasinya keliru.

    Video yang diklaim menunjukkan pejuang Hamas merayakan gencatan senjata dengan Israel dibagikan oleh akun Facebook ini pada 16 Januari 2025.

    Unggahan menyampaikan keterangan teks dalam bahasa Inggris, namun berikut narasi yang dibagikan dalam bahasa Indonesia:

    Para pejuang Hamas secara ajaib kembali mengenakan seragam, helm, pelindung badan dan balaklava.

    Barang-barang ini tidak tampak selama 15 bulan ketika mereka dengan sengaja bersembunyi di antara warga sipil dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang tak terkira.

    Namun setiap kali aku atau warga Gaza lain mengatakan hal ini, kami dituduh sebagai "Zionis"

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut menggunakan Google Lens. Hasilnya, ditemukan artikel bantahan dari pemeriksa fakta Logically Facts, 16 Januari 2025.

    Artikel itu menyebutkan, visual yang sama ditemukan dalam video berdurasi 2:13 yang diunggah kanal YouTube AP Archive pada 21 Juli 2015.

    Video AP Archive berjudul "Hamas fighters train for possible Israel attack". Berdasarkan deskripsi yang dicantumkan, video AP Archive diambil pada 15 September 2007.

    Deskripsi video juga menyebutkan bahwa para pejuang Hamas sedang melakukan latihan tempur di dekat perbatasan untuk mengantisipasi serangan Israel.

    Visual dalam video yang beredar di Facebook sama dengan visual yang ditayangkan dalam video AP Archive pada minutasi 0:59 sampai 1:09. 

    Terlihat para pejuang Hamas yang mengenakan pakaian militer melepaskan tembakan ke udara dan bersujud di tanah sambil meneriakkan slogan-slogan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan pejuang Hamas merayakan gencatan senjata dengan Israel perlu diluruskan.

    Video tersebut dibagikan dengan konteks keliru. Video tersebut adalah latihan tempur pejuang Hamas pada 2007 untuk mengantisipasi serangan Israel.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Polisi Bantah Gereja di Distrik Oksop Dijadikan Pos Militer

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Warga Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat aktivitas militer.

    Mereka mengungsi ke wilayah Oksibil dan hutan karena takut dengan kehadiran 400 prajurit Tentara Negara Indonesia (TNI) yang melakukan penyisiran anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di kampung mereka.

    Setelah itu, beredar narasi di media sosial, yang menyebutkan Gereja GIDI Efesus di Oksop dijadikan pos militer. Namun, polisi membantah narasi tersebut.

    Informasi gereja di Oksop dijadikan pos militer disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (19/1/2025):

    Kondisi rumah milik Rakyat Sipil Kampung Mimin, Distrik Oksop-Pegununan Bintang.

    Rumah mereka dibongkar oleh Militer Indonesia, sebagian harta benda mereka diambil Militer Indonesia. Kebun yang dipagar pun dibongkar.

    Ayam & anjing milik Rakyat Sipil dibunuh dan sebagain dimakan Militer Indonesia.

    Gereja gidi pun dijadikan pos Militer Indonesia.

     

    Hasil Cek Fakta

    Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi Yusuf Sutejo membantah narasi Gereja GIDI Efesus di Distrik Oksop dijadikan sebagai pos militer.

    Ia menyatakan, Distrik Oksop saat ini aman dan kondusif, dengan masyarakat setempat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan.

    "Distrik Oksop dalam kondisi aman dan terkendali. Mari kita bersama-sama menjaga Papua tetap damai, menjauhi provokasi, dan tidak mudah termakan isu yang tidak bertanggung jawab," ujarnya pada Senin (20/1/2025), dikutip dari situs Tribrata Polri.

    Di sisi lain, laporan terkait kondisi Distrik Oksop disampaikan oleh Vikaris Paroki Gereja Katolik Roh Kudus Mabilabol Oksibil Pastor Kletus Togodli Pr.

    "Sekitar 56 rumah di Kampung Mimin yang rusak, masyarakat bilang TNI yang merusak," kata Kletus dikutip dari Jubi.

    Ia mengatakan, ada sekitar 100 prajurit di Kampung Mimin dan menempati Gereja GIDI Efesus.

    Sebagai konteks, sejak 28 November 2024, warga dari Kampung Mimin, Kampung Oksop, Kampung Atener, Kampung Alutbakon, dan Kampung Oktumi mengungsi.

    Mereka berlindung ke hutan dan wilayah Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang karena takut dengan kehadiran TNI.

    Ketua Departemen Hukum dan HAM Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), Pdt Jimmy Koirewoa membenarkan bahwa ribuan warga mengungsi ke Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang.

    "Dari 3.318 warga yang mengungsi ini terdapat 54 balita dan 23 lansia, lima ibu hamil, dan dua pasien dengan kondisi penyakit berat," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya.

    Mgr Yanuarius You dari Keuskupan Jayapura meminta aparat keamanan untuk menarik pasukannya dari Distrik Oksop.

    "Atas nama umat dan masyarakat Oksop, agar militer yang saat ini menguasai wilayah mereka agar ditarik mundur," kata dia.

    Kesimpulan

    TNI memang melakukan penyisiran anggota TPNPB di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

    Ribuan warga dari Kampung Mimin, Kampung Oksop, Kampung Atener, Kampung Alutbakon, dan Kampung Oktumi mengungsi karena takut dengan aktivitas militer.

    Namun, Satgas Operasi Damai Cartenz membantah narasi Gereja GIDI Efesus di Distrik Oksop dijadikan sebagai pos militer.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, Vaksin COVID-19 Menyebabkan Kanker Turbo

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/01/2025

    Berita



    Enamcarousel di Instagram [ arsip ] berisi klaim bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan kanker turbo, penyakit kronis, dan penurunan kesuburan.

    Akun ini mengunggah video kolase yang berisi tangkapan layar artikel dari sejumlah mediaonline. Tangkapan layar pertama tentang informasi seorang siswa mengalami benjolan besar yang diklaim terjadi setelah imunisasi. Tangkapan layar berikutnya yang menghubungkan perkembangan jumlah pengidap kanker sebagai kanker turbo pasca vaksinasi.



    Benarkah vaksin Covid-19 menyebabkan kanker turbo?

    Hasil Cek Fakta



    Verifikasi Tempo berdasarkan pemberitaan yang kredibel dan hasil penelitian, menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 tidak menyebabkan kanker turbo. 

    Kanker turbo adalah mitos anti-vaksinasi yang mempercayai bahwa orang yang divaksinasi dengan COVID-19, terutama dengan vaksin mRNA, menderita kanker yang berkembang pesat. Klaim ini disebarkan oleh mereka yang menentang vaksin tetapi tidak memiliki basis bukti. Misalnya, postingan berbahasa Mandarin yang pernah menyebar di X pada April 2024, menyebut bahwa Putri Wales, Kate Middleton, menderita kanker turbo setelah vaksinasi COVID-19 pada 2021. Namun hasil penelusuran Associated Press, Middleton telah mengungkapkan bahwa ia didiagnosis menderita penyakit tersebut pada usia 42 tahun, sebelum vaksinasi.

    Dilansir Australian Associated Press, Helen Petousis-Harris, ahli vaksin dari Department of General Practice and Primary Health Care at the University of Auckland mengatakan Istilah “kanker turbo” tidak dikenal secara medis, namun sering digunakan oleh kelompok anti-vaksin untuk mengaitkan vaksin dengan kanker yang agresif.

    Mulanya istilah itu disebarkan oleh Ryan Cole dalam sebuah wawancara dengan Greg Hunter pada Oktober 2023. Kami melihat banyak turbo cancer yang tak terkendali. Dan saya pikir kita akan terus melihatnya,” kata dia. 

    Kepada Factcheck.org, Ryan Cole mengatakan klaimnya tersebut merujuk pada publikasi berjudul “mRNA vaccines—a new era in vaccinology” yang diterbitkan tahun 2018 di laman Nature Reviews Drug Discovery. Namun klaim tersebut dibantah oleh Norbert Pard i, seorang asisten profesor riset kedokteran di University of Pennsylvania, penulis utama makalah tersebut.

    “Tidak ada publikasi yang menunjukkan bahwa vaksin mRNA menyebabkan kanker atau penyakit autoimun.” kata Pardi, kepada Factcheck.org. Ia juga mengatakan, makalah tersebut ditulis sebelum pandemi COVID-19,  sehingga tidak ada pembahasan tentang vaksin COVID-19 di dalamnya.

    Ryan Cole, dilansir The Washington State Standard, adalah seorang dokter yang izin praktiknya dibekukan oleh Komisi Medis Washington selama lima tahun. Ia tidak diperkenankan melakukan praktik kedokteran perawatan primer dan meresepkan obat untuk pasien di Washington.

    Hal ini diputuskan setelah ada penyelidikan yang menyebutkan bahwa ia melanggar standar praktik medis dengan meresepkan ivermectin kepada empat pasien COVID-19 melalui platform telehealth berbasis pesan instan tanpa melihat riwayat medis.

    Dilansir The Idaho Capital Sun, pada Mei 2022, seorang pasien melaporkan Ryan Cole kepada Washington Medical Commission. Dalam kasus ini ia dilaporkan karena salah mendiagnosis seorang wanita berusia 64 tahun, yang kemudian menjalani operasi untuk mengangkat bagian tubuh yang terkena kanker.

    Klaim 1: Bengkaknya lengan karena vaksin COVID-19.Fakta: Masih diselidiki, tapi lokasi benjolan bukan pada lengan yang diimunisasi.

    Tangkapan layar pertama yang memperlihatkan benjolan pada lengan, diambil dari situs revolusinews.com. Artikel tersebut menulis bahwa bengkak di lengan kanan tersebut dialami oleh Siska, anak berusia sepuluh tahun di Desa Kedungempong, Serang. Bengkak tersebut diduga bermula saat ia menerima imunisasi pada tahun 2021.

    Orang tua Siska mengatakan pada Akurat.co, imunisasi tersebut dilakukan di sekolah saat Siska duduk kelas satu, yang diikuti suhu tubuh yang turun dan naik. Benjolan tersebut kemudian muncul dan membesar. Namun Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Istianah Haryanti, dikutip dari Tribun Banten.com, mengatakan suntikan imunisasi biasanya dilakukan pada lengan kiri. Sedangkan bengkak tersebut terjadi pada lengan kanan. “Benjolan ini kemungkinan besar kasus tumor tulang dan tidak berkaitan dengan vaksinasi,” kata Haryanti.

    Saat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Serang sedang menyelidiki kasus ini dan memastikan Siska mendapatkan penanganan medis. 

    Klaim 2: Meningkatnya angka kanker karena vaksin COVID-19Fakta: Tidak ada bukti yang mengaitkan antara meningkatnya angka kanker di Inggris dengan vaksin COVID-19.

    Informasi tentang peningkatan kanker di Inggris, diambil dari laman Dailymail.co,uk. DailyMail menulis berdasarkan data dari National Health Service (NHS), bahwa kasus kanker mencapai rekor tertinggi di Inggris pada 2022 dengan  346.217 diagnosis, lima persen lebih tinggi pada 2021 dengan 329.664 diagnosis. Namun dalam artikel tersebut, sesungguhnya tidak menyebutkan bahwa peningkatan kasus kanker tersebut akibat vaksinasi COVID-19.

    Blood Cancer UK Healthcare Professionals Advisory Panel (HPAP) dalam pernyataan resmi mengatakan, hasil penelitian justru menunjukkan vaksin COVID-19 penting bagi penderita kanker darah untuk mempertahankan kekebalan tubuh mereka. 

    Panel ahli kanker ini mengatakan “Kami menyadari bahwa ada klaim yang dibuat tentang hubungan antara vaksin COVID-19 dan kanker. Tidak ada studi terkontrol berskala besar (studi dengan bukti ilmiah yang paling kuat) yang menunjukkan peningkatan risiko kanker setelah vaksinasi COVID-19.”

    Dilansir Reuters, tiga pakar dari Johns Hopkins Center for Health Security, Rumah Sakit Christie, Manchester, dan Universitas Edinburgh mengatakan tidak ada bukti bahwa meningkatnya angka kanker di Inggris terkait dengan vaksin COVID-19”.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan kanker turbo adalahkeliru.

    Sampai saat ini tidak ada studi ilmiah yang menunjukkan peningkatan risiko kanker setelah vaksinasi COVID-19. Sebaliknya, vaksin SARS-CoV-2 terbukti memperkuat sistem kekebalan tubuh, sebab setelah vaksinasi seseorang memiliki antibodi terhadap virus.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini