Sebuah video di Facebook menunjukkan seorang pria yang diklaim mengalami stroke mendadak kemudian diberikan bantuan pertolongan pertama dengan menekan bibir atas bawah hidung kemudian pria tersebut sadar kembali. Narasi yang dikaitkan pada video tersebut juga menyarankan untuk melakukan hal tersebut untuk menghadapi stroke mendadak.

Setelah ditelusuri, klaim tersebut menyesatkan. Tidak ada informasi valid dari ahli kesehatan yang membenarkan hal tersebut. Dilansir dari alodokter.com, pertolongan pertama serangan stroke hingga tidak sadarkan diri dengan bawa pengindap ke tempat yang aman, baringkan pengidap pada posisi miring sedikit ke kiri, cari pertolongan medis dari rumah sakit terdekat, penanganan selanjutnya dilakukan oleh tim medis di rumah sakit.

Dengan demikian, menekan bibir atas untuk mengatasi stroke mendadak adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

Faktanya tidak ditemukan sumber valid dari ahli kesehatan yang membenarkan klaim tersebut. Video dengan klaim tersebut adalah hoax lama yang sudah berulang kali beredar.

Pada 19 Februari 2024 lalu muncul sebuah unggahan video di Youtube memberikan sebuah klaim pada judul mengenai terjadinya gempa berkekuatan 10,6 magnitude yang mengguncang Jawa Timur.

Namun, setelah disimak ternyata narator hanya membacakan sebuah artikel yang diunggah oleh Detiknews yang berjudul “Gempa M 4,3 Guncang Blitar”. Dalam artikel tersebut tidak dijelaskan bahwa terjadi gempa sebesar 10,6 magnitude.

Sementara itu, ternyata fenomena tersebut terjadi pada 15 Februari 2024. Gempa 4,8 magnitude tersebut diketahui terjadi pada pukul 22.54 WIB. Belum diketahui ada atau tidaknya korban jiwa dan dampak kerusakan dari peristiwa ini.

Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan terjadinya gempa sebesar 10,6 magnitude yang mengguncang Jawa Timur adalah tidak benar. Faktanya gempa yang terjadi di Blitar, Jawa Timur tersebut hanya berkekuatan sebesar 4,8 magnitude.

Isi video tidak memberikan penjelasan yang sesuai pada klaim jika benar telah terjadi gempa 10,6 magnitude yang menerjang Blitar, Jawa Timur pada 19 Februari 2024. Faktanya gempa terjadi pada 15 Februari 2024 dan hanya berkekuatan sebesar 4,8 magnitude saja.

Pada 19 Februari 2024 lalu muncul sebuah unggahan video di Youtube memberikan sebuah klaim pada judul angin tornado robohkan mushola hingga puluhan rumah di Bogor.

Namun, ternyata narator hanya membacakan sebuah artikel yang diunggah oleh Radar Bogor yang berjudul “Bogor Diterjang Angin Kencang, Pohon di Pasirmulya Tumbang. Tutup Akses Jalan!”. Dalam artikel tersebut tidak dijelaskan bahwa terjadi angin tornado yang robohkan mushola dan puluhan rumah di Bogor.

Sementara itu, ternyata fenomena tersebut terjadi pada 10 Februari 2024. Hujan deras yang disertai angin kencang tersebut hanya menyebabkan sebuah pohon tumbang. Pohon duku setinggi 8 meter tersebut tumbang dan menutup akses Jalan RE Abdulah.

Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan adanya angin tornado yang merobohkan mushola dan puluhan rumah di Bogor adalah informasi yang tidak benar. Faktanya angin kencang yang terjadi di Bogor hanya menyebabkan sebuah pohon tumbang.

Isi video tidak memberikan penjelasan yang sesuai pada klaim jika benar telah terjadi angin tornado yang robohkan mushola dan puluhan rumah di Bogor. Angin kencang yang terjadi di Bogor hanya menyebabkan sebuah pohon tumbang dan menutup akses jalan.

Muncul sebuah video Youtube yang diunggah pada 16 Februari 2024 lalu membagikan klaim jika hasil real count paslon 01 menunjukan angka yang melonjak tinggi dibandingkan hasil persentase mereka di quick count.

Namun, setelah disimak rupanya isi video hanya berisi mengenai potongan-potongan video dari beberapa tokoh politik yang menanggapi mengenai hasil quick count pemilu 2024 kemarin.

Sementara itu jika kita cek melalui situs resmi KPU (pemilu2024.kpu.go.id/) terlihat jika hingga saat artikel ini dibuat, hasil penghitungan pilpres masih menunjukan jika persentase suara milik Prabowo masih unggul dibandingkan kedua calon lainnya.

Berdasarkan dari fakta tersebut maka klaim yang menyebutkan jika pada 16 Februari 2024 kemarin suara Anies melonjak naik mengalahkan dua calon lain adalah informasi yang tidak benar.

Dilansir dari situs resmi KPU (pemilu2024.kpu.go.id/) maka didapati fakta jika hingga saat artikel ini dibuat, jumlah suara untuk Anies masih belum melonjak naik melampaui jumlah suara kedua calon lainnya.