KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mampu memprediksi 30 menit sebelum kiamat terjadi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Klaim soal NASA mampu memprediksi 30 menit sebelum kiamat terjadi ditemukan di akun Facebook ini, ini, dan ini.
Setiap akun mengunggah gambar disertai logo NASA dan teks berikut:
NASA akui bisa prediksi 30 menit sebelum terjadi hari kiamat.
[HOAKS] NASA Bisa Prediksi 30 Menit Sebelum Kiamat
Sumber: kompas.comTanggal publish: 12/02/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Narasi seputar NASA dan kiamat pernah beredar sebelumnya. Hal itu dikaitkan dengan badai Matahari.
Badai Matahari disebut dapat memicu gangguan internet, sinyal ponsel, dan televisi satelit selama berbulan-bulan atau disebut kiamat internet.
Istilah kiamat internet bersumber dari studi soal badai Matahari yang ditulis Asisten Profesor Ilmu Komputer Universitas California, Sangeetha Abdu Jyothi, pada 2021.
Studi tersebut menganalisis ketahanan infrastruktur internet di seluruh dunia dan menemukan bahwa kabel bawah laut memiliki risiko kegagalan yang lebih tinggi.
Terkait badai Matahari, NASA pernah membuat model komputer baru untuk memberi peringatan soal cuaca luar angkasa yang berbahaya.
Model ini menggabungkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dengan data satelit NASA untuk menganalisis angin Matahari dan memprediksi lokasi badai Matahari yang akan datang.
Dikutip dari situs NASA, prediksi peringatan badai Matahari tersebut muncul 30 menit lebih awal.
Sehingga, persiapan menghadapi badai Matahari dan mencegah dampaknya terhadap jaringan listrik dan infrastruktur penting lain dapat dilakukan.
Adapun badai Matahari berbeda dengan kiamat, karena fenomena itu penah terjadi.
Contohnya, badai Matahari di Kanada pada 1989 yang mengakibatkan pemadaman listrik di seluruh wilayah Quebec.
Badai Matahari juga pernah terjadi pada 1859 yang terkenal dengan Peristiwa Carrington.
NASA membuat model komputer yang disebut DAGGER atau Deep Learning Geomagnetic Perturbation.
DAGGER dapat memprediksi gangguan geomagnetik di seluruh dunia dengan cepat dan akurat, 30 menit sebelum terjadi.
Badai Matahari disebut dapat memicu gangguan internet, sinyal ponsel, dan televisi satelit selama berbulan-bulan atau disebut kiamat internet.
Istilah kiamat internet bersumber dari studi soal badai Matahari yang ditulis Asisten Profesor Ilmu Komputer Universitas California, Sangeetha Abdu Jyothi, pada 2021.
Studi tersebut menganalisis ketahanan infrastruktur internet di seluruh dunia dan menemukan bahwa kabel bawah laut memiliki risiko kegagalan yang lebih tinggi.
Terkait badai Matahari, NASA pernah membuat model komputer baru untuk memberi peringatan soal cuaca luar angkasa yang berbahaya.
Model ini menggabungkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dengan data satelit NASA untuk menganalisis angin Matahari dan memprediksi lokasi badai Matahari yang akan datang.
Dikutip dari situs NASA, prediksi peringatan badai Matahari tersebut muncul 30 menit lebih awal.
Sehingga, persiapan menghadapi badai Matahari dan mencegah dampaknya terhadap jaringan listrik dan infrastruktur penting lain dapat dilakukan.
Adapun badai Matahari berbeda dengan kiamat, karena fenomena itu penah terjadi.
Contohnya, badai Matahari di Kanada pada 1989 yang mengakibatkan pemadaman listrik di seluruh wilayah Quebec.
Badai Matahari juga pernah terjadi pada 1859 yang terkenal dengan Peristiwa Carrington.
NASA membuat model komputer yang disebut DAGGER atau Deep Learning Geomagnetic Perturbation.
DAGGER dapat memprediksi gangguan geomagnetik di seluruh dunia dengan cepat dan akurat, 30 menit sebelum terjadi.
Kesimpulan
Narasi bahwa NASA mampu memprediksi 30 menit sebelum kiamat, muncul karena konteks yang keliru.
NASA membuat model komputer DAGGER yang dapat memprediksi gangguan geomagnetik, 30 menit sebelum terjadi.
Salah satu penyebab gangguan geomagnetik yakni badai Matahari. Badai Matahari bukanlah kiamat, karena pernah terjadi pada 1859 dan 1989.
NASA membuat model komputer DAGGER yang dapat memprediksi gangguan geomagnetik, 30 menit sebelum terjadi.
Salah satu penyebab gangguan geomagnetik yakni badai Matahari. Badai Matahari bukanlah kiamat, karena pernah terjadi pada 1859 dan 1989.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1569029677231241&set=gm.1704585983406365&idorvanity=238178810047097
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=713447434238240&set=a.267764108806577
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=704492965202012&set=gm.1443110973310730&idorvanity=1180269922928171
- https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/05/070000365/nasa-sebut-kiamat-internet-akan-terjadi-2025-benarkah-?page=all
- https://ics.uci.edu/~sabdujyo/papers/sigcomm21-cme.pdf
- https://www.nasa.gov/science-research/heliophysics/nasa-enabled-ai-predictions-may-give-time-to-prepare-for-solar-storms/
- https://t.me/kompascomupdate
Cek Fakta: Tidak Benar Klaim Foto RSJ Khusus Pendukung Prabowo
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 14 Februari 2024.
Unggahan klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo menampilkan sebuah bangunan bertuliskan
"Instalasi Gawat Darurat
RSJ KHUSUS PENDUKUNG PRABOWO"
Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Buat Pendukung 02Gagal Satu Putaran 😁"
Benarkah klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo, dengan menangkap layar foto tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada sejumlah situs, salah satunya tulisan berjudul "Software Akuntansi Untuk Rumah Sakit" yang dimuat situs acisindonesia.com.
Situs acisindonesia.com memuat foto bangunan yang identik dengan klaim terdapat tulisan "Instalasi Gawat Darurat".
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Caleg Stres di Cirebon Sulit Cari Tempat Berobat" yang dimuat situs tribunnews.com, pada 12 April 2014, foto tersebut diberi keterangan "Ilustrasi rumah sakit penampung caleg stres".
Situs tribunnews.com mengunggah foto bangunan yang identik dengan klaim terdapat tulisan "Instalasi Gawat Darurat RSJ KHUSUS CALEG GAGAL".
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo tidak benar.
Foto tersebut merupakan hasil editan.
Rujukan
HOAKS: Amplop Bergambarkan Anies-Muhaimin Berisi Uang
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
Beredar di media sosial sebuah amplop dengan gambar Paslon Capres-Cawapres 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) berisikan uang.
Foto tersebut sudah beredar beberapa waktu lalu, namun kembali diunggah ulang menjelang hari pencoblosan 14 Februari 2024. Di antaranya di laman group Facebook Forum Kota Kupang.
Dalam foto yang beredar tersebut, tampak amplop putih itu bergambar Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengenakan pakaian putih dan berkopiah hitam. Lalu ada stempel Persaudaraan SH Terate.
Di dalam amplop terlihat pula uang pecahan Rp 100.000 sebanyak tiga lembar.
Unggahan ini salah satu anggota grup itu tidak menyertakan keterangan apapun, melainkan hanya emoji tertawa dan jari tangan 2 atau peace. Namun mengarah pada dugaan adanya money politic yang dilakukan oleh Paslon 01.
Foto tersebut sudah beredar beberapa waktu lalu, namun kembali diunggah ulang menjelang hari pencoblosan 14 Februari 2024. Di antaranya di laman group Facebook Forum Kota Kupang.
Dalam foto yang beredar tersebut, tampak amplop putih itu bergambar Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengenakan pakaian putih dan berkopiah hitam. Lalu ada stempel Persaudaraan SH Terate.
Di dalam amplop terlihat pula uang pecahan Rp 100.000 sebanyak tiga lembar.
Unggahan ini salah satu anggota grup itu tidak menyertakan keterangan apapun, melainkan hanya emoji tertawa dan jari tangan 2 atau peace. Namun mengarah pada dugaan adanya money politic yang dilakukan oleh Paslon 01.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelurusan kepripedia.com dengan metode penelusuran gambar, gambar amplop AMIN tersebut merupakan hasil manipulasi atau hoaks. Sebenarnya ialah gambar amplop tersebut merupakan gambar dari amplop untuk peserta di acara temu kadhang dan deklarasi pemilu damai oleh SH Terate se Jawa Timur pada 26 November 2023 yang digelar di Stadion Wilis Madiun.
Gambar aslinya hanya ada stempel dari SH Terate, dan tidak ada gambar paslon 01 AMIN.
Gambar asli amplop itu terdapat dalam unggahan akun instagram @weru.shter yang sekaligus mengklarifikasi gambar hoaks atau manipulatif tersebut. Disebutkan bahwa amplop tersebut merupakan pengganti uang bensin atau lelah para peserta acara SH Terate.
Gambar aslinya hanya ada stempel dari SH Terate, dan tidak ada gambar paslon 01 AMIN.
Gambar asli amplop itu terdapat dalam unggahan akun instagram @weru.shter yang sekaligus mengklarifikasi gambar hoaks atau manipulatif tersebut. Disebutkan bahwa amplop tersebut merupakan pengganti uang bensin atau lelah para peserta acara SH Terate.
Kesimpulan
Gambar aslinya hanya ada stempel dari SH Terate, dan tidak ada gambar paslon 01 AMIN.
Rujukan
METODOLOGI CEKFAKTA
Sumber:Tanggal publish: 14/02/2024
Berita
Bagaimana Kami Bekerja
Kanal CekFakta ini melakukan verifikasi atas klaim yang dipilih berdasarkan pertimbangan berikut ini:
(1) apakah topiknya penting untuk publik?
(2) apakah laporan itu diklaim sebagai fakta?
(3) apakah klaim itu menjadi bahan diskusi atau pembicaraan yang luas (viral)?
(4) apakah sumber laporan ini sudah pernah diverifikasi?
Setelah memilih klaim yang hendak diverifikasi, kami harus memastikan apa yang sebenarnya substansi dari kabar yang beredar, atau konten dari klaim yang disampaikan oleh si empunya pernyataan. Mengandalkan laporan warga semata kadang tidak cukup akurat.
Karena itu, langkah pertama kami adalah melakukan riset awal untuk memastikan apakah pernyataan/klaim tersebut sudah diberitakan oleh media? Jika sudah, kami mempelajari bagaimana laporan media soal isu itu, dan apa konteks dari pernyataan itu.
Setelah memastikan bahwa klaim itu memang beredar secara meluas di masyarakat atau memang benar-benar diucapkan oleh pejabat publik, kami akan mencoba menghubungi pihak-pihak terkait. Jika sumber klaim bisa dihubungi, kami akan menanyakan apa bukti yang menjadi dasar dari klaim itu. Penegasan ini penting agar kami memahami konteks dari pernyataan yang akan diverifikasi.
Langkah berikutnya adalah melakukan riset untuk mencari semua sumber publik (terutama data yang bersifat terbuka dan bisa diakses semua orang) yang bisa diakses soal klaim atau pernyataan itu. Semua sumber yang tersedia akan dieksplorasi dan --jika digunakan, akan dicantumkan dalam artikel sehingga audiens bisa langsung memeriksa kesahihannya. Kami percaya transparansi metodologi dan sumber adalah kunci dari kredibilitas proses cek fakta yang kami lakukan.
Setelah semua riset rampung, jika dinilai perlu, redaksi kanal CekFakta akan mewawancarai pakar yang kompeten di bidang yang terkait dengan klaim ini. Wawancara ini penting untuk memastikan apakah kesimpulan redaksi mengenai klaim tersebut sudah cukup kuat atau tidak.
-Metodologi ini diambil dari metodologi Cekfakta Tempo: https://cekfakta.tempo.co/metodologi
Kanal CekFakta ini melakukan verifikasi atas klaim yang dipilih berdasarkan pertimbangan berikut ini:
(1) apakah topiknya penting untuk publik?
(2) apakah laporan itu diklaim sebagai fakta?
(3) apakah klaim itu menjadi bahan diskusi atau pembicaraan yang luas (viral)?
(4) apakah sumber laporan ini sudah pernah diverifikasi?
Setelah memilih klaim yang hendak diverifikasi, kami harus memastikan apa yang sebenarnya substansi dari kabar yang beredar, atau konten dari klaim yang disampaikan oleh si empunya pernyataan. Mengandalkan laporan warga semata kadang tidak cukup akurat.
Karena itu, langkah pertama kami adalah melakukan riset awal untuk memastikan apakah pernyataan/klaim tersebut sudah diberitakan oleh media? Jika sudah, kami mempelajari bagaimana laporan media soal isu itu, dan apa konteks dari pernyataan itu.
Setelah memastikan bahwa klaim itu memang beredar secara meluas di masyarakat atau memang benar-benar diucapkan oleh pejabat publik, kami akan mencoba menghubungi pihak-pihak terkait. Jika sumber klaim bisa dihubungi, kami akan menanyakan apa bukti yang menjadi dasar dari klaim itu. Penegasan ini penting agar kami memahami konteks dari pernyataan yang akan diverifikasi.
Langkah berikutnya adalah melakukan riset untuk mencari semua sumber publik (terutama data yang bersifat terbuka dan bisa diakses semua orang) yang bisa diakses soal klaim atau pernyataan itu. Semua sumber yang tersedia akan dieksplorasi dan --jika digunakan, akan dicantumkan dalam artikel sehingga audiens bisa langsung memeriksa kesahihannya. Kami percaya transparansi metodologi dan sumber adalah kunci dari kredibilitas proses cek fakta yang kami lakukan.
Setelah semua riset rampung, jika dinilai perlu, redaksi kanal CekFakta akan mewawancarai pakar yang kompeten di bidang yang terkait dengan klaim ini. Wawancara ini penting untuk memastikan apakah kesimpulan redaksi mengenai klaim tersebut sudah cukup kuat atau tidak.
-Metodologi ini diambil dari metodologi Cekfakta Tempo: https://cekfakta.tempo.co/metodologi
Hasil Cek Fakta
Halaman: 2799/6728