Sebuah foto menunjukkan prajurit dengan seragam militer menginjak seorang anak perempuan dan menodongkan senapan panjang ke kepala anak tersebut. Prajurit tersebut diklaim merupakan tentara Israel yang sedang menyerang anak kecil dari Palestina.

Namun faktanya foto tersebut tidak ada kaitannya dengan konflik antara Palestina dan Israel akhir-akhir ini. Dilansir dari AFP, foto tersebut merupakan cuplikan dari teater jalanan di Bahrain dan sudah lama beredar sejak 2012.

Dengan demikian, foto seorang prajurit Israel menyerang anak kecil adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

Faktanya foto tersebut tidak ada kaitannya dengan konflik antara Palestina dan Israel akhir-akhir ini. Foto tersebut sudah lama beredar yang menampilkan teater jalanan di Bahrain.

Beredar informasi di YouTube yang menyebut bahwa ribuan ikan menyerang kapal nelayan di Israel. Dalam video terlihat ikan-ikan tersebut berloncatan ketika ditarik oleh dua kapal ketika hendak menepi ke pinggir pantai.

Namun faktanya video tersebut bukan di Israel, melainkan di Al Fujairah Uni Emirat Arab. Rokna News Agency media asal Iran dan beberapa video yang sebelumnya sudah terpublikasi sejak awal 2020 menyebut bahwa kejadian di Al Fujairah tersebut menewaskan dua orang nelayan.

Bacaan yang bertulisan bahasa Arab dalam video tersebut juga menyebutkan hal yang sama, sehingga konteks dalam video tidak berkaitan dengan judul dan klaim bahwa ikan-ikan tersebut menyerang nelayan Israel.

Dengan demikian, ribuan ikan serang kapal Israel di laut adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

Faktanya beberapa sumber menyebut bahwa video tersebut kejadian di Al Fujairah, Uni Emerat Arab.

Kanal YouTube CCTV BENCANA (@bencanaalam294) pada 22 Desember 2023 mengunggah video dengan klaim bahwa bencana banjir bandang yang mengerikan telah menghanyutkan tempat ibadah dan melenyapkan puluhan orang.

Setelah menonton keseluruhan video, faktanya narator hanya membaca ulang artikel dari dua peristiwa yang tidak saling berkaitan.

Pertama, artikel milik Berita Satu berjudul “Banjir Bandang dan Longsor Landa Kabupaten Solok”. Bencana yang terjadi pada 20 Desember 2023 di Kabupaten Solok, Sumatera Barat tersebut mengakibatkan kerusakan pada enam jembatan umum dan hanyutnya satu pabrik tahu.

Kedua, artikel milik medcom.id berjudul “Banjir Landa Timur Laut Australia, Ratusan Orang Dievakuasi”. Diketahui bahwa banjir bandang yang melanda timur laut Australia pada 18 Desember 2023 telah mengakibatkan kerusakan di sepanjang garis pantai yang melintasi Queensland Utara. Diketahui pula bahwa tim penyelamat telah mengevakuasi lebih dari 300 orang dan tidak ada WNI yang terdampak banjir tersebut.

Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh kanal YouTube CCTV BENCANA merupakan informasi yang salah.

Hasil periksa fakta ‘Ainayya Al Fatikhah.

Unggahan video yang mengklaim bahwa bencana banjir bandang mengerikan telah menghanyutkan rumah ibadah dan melenyapkan puluhan orang merupakan konten yang dimanipulasi. Faktanya, narator hanya membaca ulang artikel dari dua peristiwa yang tidak saling berkaitan.

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan menghubungi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan, Hasbullah. Kepada Tempo ia menyebut bahwa video itu adalah video lama. 
Menurut dia, saat ini kotak suara untuk Pemilu 2024 masih tersegel dalam plastik. Kotak suara tersebut masih berada di gudang logistik kabupaten atau kota, belum didistribusikan ke kecamatan.
“Itu video lama. Kotak suara [untuk Pemilu 2024] masih tersegel di dalam plastik dan masih berada di gudang logistik kabupaten/kota, belum bergerak karena menunggu logistik lainnya seperti surat suara yang masih proses cetak di penyedia,” kata Hasbullah melalui pesan singkat kepada Tempo, Selasa, 26 Desember 2023.
Dikutip dari laman resmi Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan, video yang beredar di Instagram tersebut pernah beredar di saat Pemilu 2019. Saat ini, video itu diedarkan kembali dan dihubungkan dengan tahapan Pemilihan Umum 2024. 
“Kami memahami kekhawatiran masyarakat terkait dengan keamanan dan integritas proses pemilihan. Namun, perlu diingat bahwa video ini terjadi pada Pemilihan Umum 2019, dan kami sudah mengambil langkah-langkah cepat dan tepat untuk memastikan hal tersebut ke jajaran 24 kab/kota Bawaslu se Sulsel dan melakukan tindakan preventif,” kata Koordinator Divisi Humas dan Datin Bawaslu Sulawesi Selatan, Alamsyah.
“Hasil koordinasi kami siang tadi, pihak KPU Provinsi Sulsel koordinator perencanaan dan logistik (Marzuki) menjelaskan untuk tahapan perakitan kotak suara, saat ini masih dalam keadaan tersegel dan belum dirakit. Informasinya, awal Januari tahun depan baru dilakukan perakitan kotak suara yang sudah terdistribusi,” kata Alamsyah.
Penemuan Kotak Suara Tak Tersegel pada 2019
Dilansir dari Kompas.com edisi 18 April 2019, pria dalam video itu bernama Muhammad Ikhwan Jalil. Dia merupakan Ketua Komando Oelama untuk pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dia menyebut ratusan kotak surat suara itu ditemukan di Gedung Yayasan Kekeluargaan Masyarakat Jawa yang terletak di Jalan Andi Pangeran Pettarani III, Kecamatan Panakukang, Makassar, Sulawesi Selatan. Beberapa kotak suara itu ditemukan tidak tersegel. 
Saat itu, Komisioner KPU Makassar Gunawan Mashar mengatakan bahwa gedung tersebut disewa oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) karena gudang di kecamatan tak bisa lagi menampung logistik pemilu. “Apalagi saat ini semua serentak, tidak seperti pilkada lalu jadi semua bisa ditampung. Bahkan gedung KPU saja sudah tidak sanggup menampung semua," kata Gunawan Mashar, 18 April 2019.
Soal kotak suara yang tidak tersegel, Gunawan mengakui terdapat sedikit kelalaian teknis dari penyelenggara tingkat kecamatan. Petugas tersebut, katanya, telah mendapat teguran. 

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim penemuan gudang kotak suara ganda tak bersegel di Makassar adalahkeliru.
Video tersebut sudah pernah beredar di tahun 2019. Gudang penyimpanan itu adalah gudang sewaan KPU karena gudang yang ada di kecamatan tidak bisa menampung kotak suara saat Pemilu 2019.