• (CEK FAKTA Debat) Muhaimin Sebut 100 Orang Indonesia Punya Kekayaan Setara 100 Juta Orang, Apa Benar?

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/12/2023

    Berita

    (CEK FAKTA Debat) Muhaimin Sebut 100 Orang Indonesia Punya Kekayaan Setara 100 Juta Orang, Apa Benar?

    Hasil Cek Fakta

    Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyebut di Indonesia ada 100 orang yang memiliki kekayaan setara dengan kekayaan dari 100 juta orang Indonesia.

    "100 orang indonesia kekayaannya di atas 100 juta jumlah penduduk indonesia. Artinya, ini keadaan yang tidak adil," kata Muhaimin Iskandar saat mengikuti Debat Kedua Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12/2023).

    Verifikasi:

    Lembaga Oxfam pada 2017 membuat laporan yang menyebut kekayaan empat milyarder terkaya di Indonesia lebih tinggi dari sekitar 100 juta orang kelompok miskin. Oxfam menyebut Indonesia termasuk negara dengan tingkat kesenjangan tertinggi di dunia. Pada 2016, satu persen orang kaya memiliki hampir setengah (49 persen) dari total kekayaan populasi.

    Staf pengajar Fakultas Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia Neni Susilawati berpendapat pernyataan yang mengatakan bahwa ada 100 orang di Indonesia yang memiliki kekayaan lebih tinggi dibanding 100 juta penduduk Indonesia lainnya tampaknya sedikit berlebihan.

    "Berdasarkan data dan laporan yang tersedia, fokusnya lebih pada distribusi kekayaan yang sangat tidak merata di antara populasi, bukan spesifik pada angka 100 orang," kata Neni pada Kolaborasi Cekfakta Debat Cawapres.

    Neni menyinggung soal ketimpangan kekayaan yang tinggi. Dimana berdasarkan Global Wealth Report 2018 oleh Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 46,6 persen total kekayaan penduduk dewasa di negara tersebut. Sedangkan 10 persen orang terkaya menguasai 75,3 persen total kekayaan. Ini menunjukkan tingkat ketimpangan kekayaan yang signifikan.

    Neni mengatakan Indonesia memang menghadapi masalah ketimpangan kekayaan yang signifikan. Namun, klaim spesifik tentang "100 orang" mungkin lebih merupakan pernyataan simbolis untuk menyoroti masalah ketimpangan yang serius di negara tersebut.

    "Ketimpangan yang ekstrem ini adalah masalah yang memerlukan perhatian dan kebijakan yang tepat untuk menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih baik," kata Neni.

    Kesimpulan

    "Berdasarkan data dan laporan yang tersedia, fokusnya lebih pada distribusi kekayaan yang sangat tidak merata di antara populasi, bukan spesifik pada angka 100 orang," kata Neni pada Kolaborasi Cekfakta Debat Cawapres.
    • Kantor Berita Radio
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta Debat Cawapres: Gibran Klaim UMKM Sumbang 61% PDB

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/12/2023

    Berita

    Calon wakil presiden nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, mengklaim bahwa UMKM menyumbang 61% dari pendapatan domestik bruto (PDB).

    Pernyataan itu ia ungkapkan pada segmen 1 penyampaian visi-misi debat calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023) malam.

    Hasil Cek Fakta

    Pernyataan itu merupakan fakta seperti data dari Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan pada Maret 2021, UMKM di Indonesia berjumlah 64,2 juta unit, menyumbang lebih dari 61% terhadap PDB dengan nilai Rp8.573,89 triliun.

    Untuk itu, bisa disimpulkan pernyataan dari Gibran adalah benar.

    Perlu diketahui, tema debat cawapres kali ini meliputi Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Digital, Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN/APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.
    • Solopos.com
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Pertumbuhan Ekonomi RI Belum Pernah Sentuh 7 Persen Sejak Reformasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/12/2023

    Berita

    Pertumbuhan Ekonomi RI Belum Pernah Sentuh 7 Persen Sejak Reformasi

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri pernyataan Mahfud MD terkait Indonesia belum pernah menyentuh pertumbuhan ekonomi 7 persen sejak era reformasi, dalam artikel berjudul "Sri Mulyani Ungkap Ekonomi RI Pernah Tumbuh 7%, Ini Buktinya!" yang dimuat situs cnbcindonesia.com, pada 22 Februari 2023.

    Dalam artikel situs cnbcindonesia.com Sri Mulyani mengatakan Indonesia terbukti pernah tumbuh sebesar 7,1 persen. Pencapaian ini terjadi pada kuartal II-2021.

    Dari data BPS, di tengah-tengah pandemi, ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 dibanding kuartal II-2020 (yoy) sempat mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen.

    Pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 25,10 persen dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 21,58 persen.

    Sementara itu, Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58 persen.

    Sebagai catatan, Sri Mulyani saat itu mengungkapkan pertumbuhan pertumbuhan hingga 7,07 persen tersebut dipicu oleh efek baseline dari pertumbuhan minus di tahun sebelumnya.

    Namun, ada faktor pemicu lainnya, dia menuturkan momentum Ramadan dan hari raya Lebaran juga menjadi penyelamat.

    Turut menopang, saat itu, ekspor dan impor Indonesia juga meningkat tajam, diiring oleh kenaikan di sisi investasi.

    Penelusuran juga mengarah pada data BPS "Ekonomi Indonesia Triwulan II 2021 Tumbuh 7,07 Persen (y-on-y)"

    Data tersebut menyebutkan, ekonomi Indonesia triwulan II-2021 terhadap triwulan II-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen (y-on-y).

    Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,10 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 31,78 persen.

    Kesimpulan

    Indonesia terbukti pernah tumbuh sebesar 7,1 persen. Pencapaian ini terjadi pada kuartal II-2021.
    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Benar, Klaim Gibran soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Rata-rata 5 Persen

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/12/2023

    Berita

    Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi negara kita tetap bertahan (resilient) di rata-rata 5 persen.

    “Indonesia ini negara besar. Kita harus mampu keluar dari middle income trap. Kuncinya, kita harus mampu memberi nilai tambah di dalam negeri di tengah gempuran resesi global, perang dagang, konflik geopolitik, rata-rata pertumbuhan ekonomi negara kita tetap resilient di rata-rata 5 persen,” kata Gibran saat debat kandidat Pemilu 2024 yang digelar KPU, Jumat, 22 Desember 2023.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan data World Bank, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir hingga tahun 2022 rata-rata di angka 4,26 persen. Baru pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen.

    Dalam Laporan Ekonomi & Keuangan Perekonomian Indonesia 2022 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan RI, Perekonomian Indonesia 2022 tumbuh solid di angka 5,3%.

    Sedangkan pada tahun 2023, pada kuartal ketiga tahun 2023, Produk Domestik Bruto (PDB) mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,94% dibanding tahun sebelumnya.

    Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyampaikan "Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di tengah tantangan global. Hal ini menunjukkan APBN telah menjalankan fungsinya sebagai stabilisator dan shock absorber untuk melindungi masyarakat dengan baik. Ke depan, APBN akan terus dioptimalkan untuk melindungi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi."

    Dilansir Badan Pusat Statistik, sampai dengan triwulan III-2023, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen. Namun, secara spasial, perekonomian Indonesia pada triwulan III-2023 di hampir seluruh provinsi mengalami perlambatan.

    Alexander Michael Tjahjadi, ahli ekonomi digital dari Think Policy Indonesia mengatakan “ Dari data pertumbuhan ekonomi tersebut, 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi 4,26 sehingga susah diklaim bahwa secara rata-rata 5 persen pertumbuhan ekonomi terjadi”.

    Menurut Putu S. Kurniawan, mengutip Katadata, dalam sekitar dua dekade terakhir (1998—2022), nilai tengah atau median pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,03%. Sementara pada era Presiden Jokowi (2015—2022), pertumbuhan normalnya berada di kisaran 4,8—5,3%. Kondisi tidak normal sempat terjadi pada 2020—2021, saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan klaim Gibran Rakabumi yang mengatakan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara kita tetap resilient di rata-rata 5 persen adalah benar.

    Dalam data World Bank, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir hingga tahun 2022 rata-rata di angka 4,26 persen. Tapi jika ditarik sejak 1998-2022 nilai tengah atau median pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,03%.
    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini