• [SALAH] BRI Bagikan Subsidi Pengentasan Kemiskinan dari Pemerintah Rp 5 Juta

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 09/02/2023

    Berita

    “🎉BRI National Government Poverty Relief Subsidy🎊6 February, 2023
    Congratulations!
    BRI National Government Poverty Relief Subsidy
    Through the questionnaire, you will have a chance to get 5000000 Rupiah .

    http://aheadshorthand[dot]top/bri-v2w/tb[dot]php?gk=hf1675413844594″
    Program bri

    Hasil Cek Fakta

    Beredar melalui pesan berantai sebuah pesan yang diklaim dari BRI. Pesan tersebut memberikan subsidi sebesar 5 juta untuk membantu pengentasan kemiskinan dari pemerintah.

    Dilansir dari liputan6.com corporate secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan, informasi Bank BRI bagikan subsidi pengentasan kemiskinan dari Pemerintah sebesar Rp 5 juta tidak benar.

    Aestika juga menyampaikan bahwa BRI hanya menggunakan saluran resmi website dan social media resmi (verified/centang biru) sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat melalui Web: www.bri.co.id, IG: @bankbri_id, Twitter: bankbri_id, kontak bri, promo_bri, FB: Bank BRI, Youtube: Bank BRI.

    Pihaknya menghimbau agar nasabah lebih berhati-hati & tidak menginformasikan kerahasiaan data pribadi & data perbankan (no. rekening, no. kartu, PIN, user & password internet banking, OTP, dsb.) kepada orang lain termasuk yg mengatasnamakan BRI, baik melalui tautan, website, maupun pesan singkat dari sumber tidak resmi yg tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu BRI menghimbau seluruh nasabah untuk waspada kepada segala bentuk modus penipuan & kejahatan perbankan yg dilakukan oleh pihak yg tdk bertanggung jawab. Info lebih lanjut, menghubungi Kantor BRI terdekat atau Contact BRI 14017/1500017.

    Berdasarkan penjelasan di atas klaim BRI memberikan subsidi 5 juta sebagai upaya pengentasan kemiskinan adalah salah dan termasuk dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)

    Corporate secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan, informasi Bank BRI bagikan subsidi pengentasan kemiskinan dari Pemerintah sebesar Rp 5 juta tidak benar.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Pencegahan awal gejala stroke untuk penderita riwayat hipertensi, diabetes dan kolestrol

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 09/02/2023

    Berita

    “Pencegahan awal gejala stroke untuk penderita riwayat hipertensi, diabetes dan kolestrol
    Kalo ada kram2/kesemutan di tangan dan kaki anda..
    Ikat jari tangan dan jari kaki pake karet gelang satu persatu (kalo perlu semua jari kaki dan jari tangan) selama 2-3 menit (kalo darahnya sudah menghitam) tusuk pake jarum pen (beli di apotik atau lazada) di keluarkan darahnya dan lepaskan karet gelangnya, jarumnya harus yang steril (ilmu dasar bekam darah khusus stroke)
    ini tanda2 awal stroke, kaki tangan, leher, paha, betis, telapak kaki, wajah dan badan sering kram/kesemutan, apalagi badan sebelah kiri,
    sering terjatuh yg kita pegang tanpa di sadari.. artinya aliran darah dan saraf sudah tidak stabil..
    jaga pola makan, pola hidup sehat, olahraga ringan, hindari pikiranberat/stres dan biasakan meminum air dewa 2x sehari
    biar pun kita kaya raya, pangkat/jabatan tinggi dan reputasi bagus kalo kena stroke, tak guna..
    Waspadai sebelum terlambat..
    kalo kena stroke, jangankan untuk berbicara, jalan dan bergerak aja pun susah 😭😭😭😭😢😭😭 semoga kita terhindar dari stroke dan sehat selalu.. amiin yraa 🙏🙏🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook memposting klaim bahwa mengikat jari kemudian menusuknya adalah pertolongan pertama pada penyakit stroke untuk penderita riwayat hipertensi, diabetes dan kolestrol.

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut adalah hoaks yang sudah lama beredar. Turnbackhoax.id beberapa kali membahasnya. Pada 23 Spetember 2019 dengan judul “[SALAH] Pertolongan pertama pada stroke dengan tusukan jarum ke ujung setiap jari masing-masing atau bagian bawah daun telinga”. Kemudian pada tahun 2020 berjudul “[SALAH] Pertolongan Pertama Pada Stroke Dengan Tusuk Jari”. Serta artikel berjudul “[SALAH] Metode Pertolongan Pertama melalui Pelepasan Darah bagi Penderita Stroke” yang diunggah pada 2 Juni 2022.

    Mengacu artikel-artikel yang pernah dikeluarkan tersebut, beberapa dokter spesialis menyatakan bahwa klaim tersebut adalah hoaks. Spesialis saraf dari FK Unika Atma Jaya, Dr.dr. Yuda Turana, Sp.S menyatakan bahwa menusukkan jarum pada jari jari yang diikat saat pertolongan pertama penderita stroke dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk stroke-nya. Dijelaskan oleh spesialis neurologi dari RS Ciptomangunkusumo, Dr dr H Al Rasyid, SpS(K), menusuk jari dengan jarum bukan cara yang bijak untuk menangani stroke. Bahkan cara ini bisa menyebabkan stroke makin parah.

    Penanganan awal stroke adalah menjaga patensi jalan nafas dan kestabilan sirkulasi darah pasien. Jika pasien tidak sadar, pastikan pasien dalam lingkungan yang aman, baringkan pada tempat yang aman. Posisikan pasien dengan tubuh menghadap ke samping kiri, untuk mencegah masuknya cairan ke saluran pernafasan (recovery position). Segera panggil pertolongan untuk membawa pasien ke unit gawat darurat terdekat. Penanganan pasti dari stroke tergantung dari jenis stroke yang terjadi. Hal ini dapat dipastikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan MRI.

    Berdasarkan penjelasan di atas klaim menusuk jari pada pertolongan pertama saat stroke untuk penderita hipertensi, diabetes dan kolestrol adalah salah dan termasuk dalam kategori konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)

    Informasi salah, dokter spesialis saraf di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, dr. Sigit Dewanto, Sp.S,FINS,FINA menegaskan hal itu tidak benar dan cara tersebut tidak berdampak kepada stroke. Beberapa Dokter juga menyatakan bahwa tindakan seperti narasi adalah tidak benar bahkan membahayakan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Puluhan Tentara Ukraina Dikubur Sembarangan di Kuburan Masal

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 08/02/2023

    Berita

    (Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):

    “18+ Peringatan! :warning: Ini adalah seberapa besar rasa hormat yang dimiliki Ukraina untuk para tentara yang gugur & ketika para istri, ibu, dan lain-lain bertanya di mana laki-laki mereka, mereka diberitahu bahwa laki-laki mereka hilang ketika berperang”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @Bernade58733135 mengunggah video yang memperlihatkan puluhan tentara yang dikubur sembarangan di dalam satu lubang menggunakan traktor. Video tersebut diklaim sebagai tentara Ukraina yang gugur dalam perang Rusia-Ukraina akhir-akhir ini. Cuitan dan video yang diunggah pada 21 Januari tersebut telah disukai hampir 700 orang, serta telah dibagikan dan dikutip ulang hampir 500 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran dengan Yandex Video Search, video tersebut telah banyak beredar sejak 2020, salah satunya diunggah oleh pengguna Twitter bernama @KrasnodarIn pada 26 Oktober 2020. Keterangan dari video tersebut tertulis sebagai berikut:

    “18+. The faint of heart DO NOT WATCH. The Armenian military is burying the corpses of Azerbaijani soldiers with an excavator to prevent the outbreak of the plague!!!”.

    Lebih lanjut, informasi serupa pernah dibahas oleh India Today dengan judul “Fact Check: Ukraine burying its soldiers in mass grave amid Russian invasion? This video is much older”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @Bernade58733135 merupakan konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Konteks yang salah. Video tersebut merupakan tentara Azerbaijan yang dikubur saat perang Armenia-Azerbaijan, bukan tentara Ukraina yang gugur baru-baru ini.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Video “Demo besar-besaran di Australia Mereka bawa kain Merah-Putih Dan Meneriakan nama Jokowi”

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 09/02/2023

    Berita

    Akun Twitter 𝕆𝕣𝕒𝕟𝕘𝕥𝕦𝕒 𝕋𝕖𝕣𝕤𝕖𝕤𝕒𝕥 (twitter.com/BudTeguh) pada 7 Februari 2023 mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

    “INI WAJIB DIKABARKAN ke Kaum Kadrun. Demo besar-besaran di Australia Mereka bawa kain Merah-Putih Dan Meneriakan nama Jokowi. Tidak ada dibelahan dunia ini pendemo seperti ini. Adakah dibelahan Timur tengah teriak Rizieq atau Anies dlm Demonya?? Pruuuut”
    Demo di Australia dan Perancis bawa nama Jokowi ?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang diklaim sebagai peserta aksi demo besar-besaran di Australia yang membawa kain merah putih dan meneriakkan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan klaim yang menyesatkan.
    Faktanya, narasi dan kolase video yang diunggah, tidak terkait dengan Presiden Jokowi.

    Dilansir dari artikel berjudul “Keliru, Video Warga Australia Kibarkan Bendera Merah Putih” yang terbit di situs cekfakta.tempo.co pada 31 Desember 2022, video tersebut merupakan gabungan dari berbagai video berbeda.

    Video pertama, adalah video massa yang meneriakan yel-yel “You serve us” yang ditujukan kepada petugas polisi yang dikerahkan untuk mengendalikan massa. Massa turun ke jalan-jalan di Melbourne dalam rangkaian unjuk rasa anti-lockdown terbaru. Video identik sebelumnya pernah diunggah oleh akun YouTube AFP News Agency pada 18 September 2021 berjudul “Australia: Protest in Melbourne against lockdowns”.

    Video selanjutnya adalah video yang menampilkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di sebuah forum internasional, video ini merupakan video yang sama pernah diunggah oleh kanal YouTube 10 News First di detik ke-45. Video yang diunggah pada 1 Juli 2022 tersebut berjudul “PM Anthony Albanese In Paris To Meet French President Emmanuel Macron”.

    Selanjutnya, video yang menampilkan ribuan massa membentangkan kain berwarna merah putih. Video yang identik pernah diunggah kanal YouTube 9 News Australia pada 27 November 2021 dengan judul “Thousands protest Victoria’s vaccine mandates”. Kerumunan besar memadati CBD Melbourne untuk menentang mandat vaksinasi COVID-19, sehubungan dengan protes lain yang diadakan di seluruh negeri.

    Kesimpulan

    Narasi dan kolase video yang diunggah, tidak terkait dengan Presiden Jokowi.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini