“Yang sudah punya sim C dan A ,coba di cek apakah sim C dan sim A anda dapat bantuan covid-19 Rp 900.000/bln dr Asuransi Jasa Raharja selama 4 bulan. syarat utama SIM masih berlaku / valid .
Mulai januari s/d mei 2021
Di link ini
https://s[dot]id/ektp-covid19”
Yang sudah punya sim C dan A , coba di cek apakah sim C dan sim A anda dapat bantuan covid-19 Rp 900.000/bln dr Asuransi Jasa Raharja selama 4 bulan. syarat utama SIM masih berlaku / valid .
Mulai januari s/d mei 2021
Di link ini
https://s.id/ektp-covid19
Hoax SIM
[SALAH] Bantuan Covid-19 untuk Pemilik SIM A dan C oleh Asuransi Jasa Raharja
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/02/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah postingan dari akun Facebook Annie Yeung memposting sebuah pesan berantai bahwa pemilik SIM A dan C bisa mendapatkan bantuan Covid-19 sebesar 900 ribu rupiah perbulan selama 4 bulan. Postingan ini diposting pada 22 Januari 2021.
Berdasarkan penelurusan, akun Instagram resmi pt_jasaraharja mengklarifikasikan bahwa informasi mengenai Jasa Raharja tersebut adalah hoax dan menjelaskan semua berita mengenai Jasa Raharja hanya di informasikan melalui akun resmi Jasa Raharja.
Pesan berantai ini sudah beberapa kali muncul kembali dengan melampirkan link yang sama dengan beberapa modifikasi narasi tentang bantuan Covid-19, link tersebut menuju sebuah gambar bertuliskan “NGIMPI !!!”.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim pemilik SIM A dan C bisa mendapatkan bantuan Covid-19 sebesar 900 ribu rupiah perbulan selama 4 bulan adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Satir/Satire. Satir adalah konten yang sebenarnya tidak bermaksud untuk merugikan siapapun, tetapi dapat mengecoh orang lain untuk mempercayai satire tersebut sebagai informasi yang benar.
Berdasarkan penelurusan, akun Instagram resmi pt_jasaraharja mengklarifikasikan bahwa informasi mengenai Jasa Raharja tersebut adalah hoax dan menjelaskan semua berita mengenai Jasa Raharja hanya di informasikan melalui akun resmi Jasa Raharja.
Pesan berantai ini sudah beberapa kali muncul kembali dengan melampirkan link yang sama dengan beberapa modifikasi narasi tentang bantuan Covid-19, link tersebut menuju sebuah gambar bertuliskan “NGIMPI !!!”.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim pemilik SIM A dan C bisa mendapatkan bantuan Covid-19 sebesar 900 ribu rupiah perbulan selama 4 bulan adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Satir/Satire. Satir adalah konten yang sebenarnya tidak bermaksud untuk merugikan siapapun, tetapi dapat mengecoh orang lain untuk mempercayai satire tersebut sebagai informasi yang benar.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi yang salah. Faktanya, Jasa Raharja telah memberikan klarifikasi bahwa pesan berantai tersebut adalah tidak benar.
Informasi yang salah. Faktanya, Jasa Raharja telah memberikan klarifikasi bahwa pesan berantai tersebut adalah tidak benar.
Rujukan
[SALAH] “TAKTIK BARU SCAMMER” Melalui Status Whatsapp
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/02/2021
Berita
“(Yang lagi viral)
Warning.. TAKTIK BARU SCAMMER,,hati2 dapet msg dari WhatsApp,tadi udah ada berita nya di TV jngan tekan link warna hijau yg ada di stts kemungkinan data atau account bank di pindahkan jadi berhati-hatilah 🙏
#udahpencetpencetbarutausialan😭😂😂😂”
Status dari whatsapp
Warning.. TAKTIK BARU SCAMMER,,hati2 dapet msg dari WhatsApp,tadi udah ada berita nya di TV jngan tekan link warna hijau yg ada di stts kemungkinan data atau account bank di pindahkan jadi berhati-hatilah 🙏
#udahpencetpencetbarutausialan😭😂😂😂”
Status dari whatsapp
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah postingan dari akun Facebook Anna Slusbr memposting sebuah video tentang status dari Whatsapp dengan narasi bahwa jika membuka status tersebut dapat menyebabkan data pribadi dan akun bank dicuri. Postingan disukai sebanyak 4 kali, dikomentari sebanyak 8 kali, dan disebarkan kembali 4 kali.
Setelah melakukan penelusuran, klaim ini sempat muncul di Malaysia dengan melampirkan sebuah video berita dari sebuah media Malaysia untuk mendukung klaim tersebut. Berita yang disiarkan oleh media Malaysia tersebut bukanlah tentang modus baru scammer dengan menggunakan status Whatsapp melainkan tentang usaha pembajakan akun Whatsapp dengan cara memperdaya user untuk memberikan kode OTP (One-Time Password) yang merupakan salah satu cara untuk memverifikasi pemilik akun dan bentuk keamanan akun.
Mengutip dari kompas.com, status dari Whatsapp tersebut berisikan penjelasan komitmen dari perusahaan terkait data, kontak, dan akses lokasi serta meluruskan informasi yang simpang siur tentang kebijakan privasi yang akhirnya ditunda. Berikut isi dari pesan pada status dari Whatsapp :
“Satu hal yang tidak baru adalah komitmen kami terhadap privasi Anda. WhatsApp.com/privacy”.
“WhatsApp tidak dapat membaca tau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena percakapan tersebut terenkripsi secara end-to-end. WhatsApp.com/privacy”.
“WhatsApp tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan”.
“WhatsApp tidak membagikan kontak Anda dengan Facebook”.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim membuka status dari Whatsapp dapat menyebabkan data pribadi dan akun bank dicuri adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Setelah melakukan penelusuran, klaim ini sempat muncul di Malaysia dengan melampirkan sebuah video berita dari sebuah media Malaysia untuk mendukung klaim tersebut. Berita yang disiarkan oleh media Malaysia tersebut bukanlah tentang modus baru scammer dengan menggunakan status Whatsapp melainkan tentang usaha pembajakan akun Whatsapp dengan cara memperdaya user untuk memberikan kode OTP (One-Time Password) yang merupakan salah satu cara untuk memverifikasi pemilik akun dan bentuk keamanan akun.
Mengutip dari kompas.com, status dari Whatsapp tersebut berisikan penjelasan komitmen dari perusahaan terkait data, kontak, dan akses lokasi serta meluruskan informasi yang simpang siur tentang kebijakan privasi yang akhirnya ditunda. Berikut isi dari pesan pada status dari Whatsapp :
“Satu hal yang tidak baru adalah komitmen kami terhadap privasi Anda. WhatsApp.com/privacy”.
“WhatsApp tidak dapat membaca tau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena percakapan tersebut terenkripsi secara end-to-end. WhatsApp.com/privacy”.
“WhatsApp tidak dapat melihat lokasi yang Anda bagikan”.
“WhatsApp tidak membagikan kontak Anda dengan Facebook”.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim membuka status dari Whatsapp dapat menyebabkan data pribadi dan akun bank dicuri adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi yang salah. Empat status dari Whatsapp tersebut berisikan informasi tentang keamanan data pribadi pada penggunaan aplikasi Whatsapp bukan modus baru oleh scammer.
Informasi yang salah. Empat status dari Whatsapp tersebut berisikan informasi tentang keamanan data pribadi pada penggunaan aplikasi Whatsapp bukan modus baru oleh scammer.
Rujukan
- https://technave.com/gadget/Will-you-lose-your-information-if-you-tap-on-a-WhatsApp-Status-23077.html
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/30/072500765/5-fakta-munculnya-pemberitahuan-whatsapp-di-status-pengguna?page=all
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1222/keliru-status-dari-whatsapp-adalah-scammer-yang-bisa-curi-data-pribadi
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4470598/cek-fakta-hoaks-pesan-berantai-status-dari-whatsapp-bisa-curi-data-dan-akun-bank
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/zNA31gek-cek-fakta-status-resmi-whatsapp-curi-data-pribadi-dan-akun-bank-ini-faktanya
[SALAH] Video “Berita Terbaru Hari Ini ~ Ribuan Masyarakat Papua Mengamuk Soal Rasisme Natalius Pigai !! Viral News”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/02/2021
Berita
Akun Generasi Milenial (fb.com/GenerasiMilenialchanel) pada 27 Januari 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:
“BERITA TERBARU HARI INI ~ RIBUAN MASYARAKAT PAPUA MENGAMUK SOAL RASISME NATALIUS PIGAI !! VIRAL NEWS”
“BERITA TERBARU HARI INI ~ RIBUAN MASYARAKAT PAPUA MENGAMUK SOAL RASISME NATALIUS PIGAI !! VIRAL NEWS”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya video berita terbaru ribuan masyarakat Papua mengamuk soal rasisme Natalius Pigai adalah klaim yang salah.
Faktanya, video tahun 2019 dan tidak terkait dengan kasus dugaan rasisme kepada Natalius Pigai. Video itu adalah video aksi unjuk rasa di halaman kantor gubernur Papua atas kasus rasisme di Asrama Papua Surabaya pada 19 Agustus 2019.
Video yang identik, pernah diunggah di kanal Youtube Recony Squad pada 22 Agustus 2019 dengan judul “SUARA PEREMPUAN PAPUA ( AKSI DEMO DAMAI) JAYAPURA 19 AGUSTUS 2019”.
Dilansir dari Suara, ribuan warga di Kota Jayapura, Papua, Senin (19/8/2019) turun ke jalan mengecam persekusi dan rasisme kepada mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang. Massa bergerak dengan berkendara motor dan berjalan kaki, menuju Abepura, Kotaraja, dan hingga pukul 13.00 WP tengah melanjutkan perjalanan menuju Kantor Gubernur Papua di pusat Kota Jayapura.
Faktanya, video tahun 2019 dan tidak terkait dengan kasus dugaan rasisme kepada Natalius Pigai. Video itu adalah video aksi unjuk rasa di halaman kantor gubernur Papua atas kasus rasisme di Asrama Papua Surabaya pada 19 Agustus 2019.
Video yang identik, pernah diunggah di kanal Youtube Recony Squad pada 22 Agustus 2019 dengan judul “SUARA PEREMPUAN PAPUA ( AKSI DEMO DAMAI) JAYAPURA 19 AGUSTUS 2019”.
Dilansir dari Suara, ribuan warga di Kota Jayapura, Papua, Senin (19/8/2019) turun ke jalan mengecam persekusi dan rasisme kepada mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang. Massa bergerak dengan berkendara motor dan berjalan kaki, menuju Abepura, Kotaraja, dan hingga pukul 13.00 WP tengah melanjutkan perjalanan menuju Kantor Gubernur Papua di pusat Kota Jayapura.
Kesimpulan
Video tahun 2019 dan tidak terkait dengan kasus dugaan rasisme kepada Natalius Pigai. Video itu adalah video aksi unjuk rasa di halaman kantor gubernur Papua atas kasus rasisme di Asrama Papua Surabaya pada 19 Agustus 2019.
Rujukan
[SALAH] WhatsApp Dikenai Biaya setelah Diakuisisi oleh Facebook
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/02/2021
Berita
“PERINGATAN TERAKHIR
“Jangan mengabaikan pesan ini, tolong baca dengan saksama” Halo, saya VARUN PULYANI direktur whatsapp, pesan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada para pengguna kami bahwa kami telah menjual whatsapp kepada Mark Zuckeberg seharga 19 miliar $. WhatsApp sekarang dikelola oleh mark zuckeberg. Jika anda memiliki setidaknya 20 orang dalam kontak anda sebarkan pesan ini dan logo akun whatsapp anda akan berubah menjadi logo “f” milik facebook dalam kurun waktu 24 jam. Sebarkan pesan ini ke lebih dari 10 orang untuk mengaktivasi versi akun whatsapp anda yang baru dengan layanan dari facebook jika tidak akun anda akan dihapus dari sever yang baru.
“Jangan mengabaikan pesan ini, tolong baca dengan saksama” Halo, saya VARUN PULYANI direktur whatsapp, pesan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada para pengguna kami bahwa kami telah menjual whatsapp kepada Mark Zuckeberg seharga 19 miliar $. WhatsApp sekarang dikelola oleh mark zuckeberg. Jika anda memiliki setidaknya 20 orang dalam kontak anda sebarkan pesan ini dan logo akun whatsapp anda akan berubah menjadi logo “f” milik facebook dalam kurun waktu 24 jam. Sebarkan pesan ini ke lebih dari 10 orang untuk mengaktivasi versi akun whatsapp anda yang baru dengan layanan dari facebook jika tidak akun anda akan dihapus dari sever yang baru.
Hasil Cek Fakta
Pengguna Facebook Avic zoom mengunggah sebuah narasi (23/1) yang menyatakan bahwa pengguna WhatsApp akan dikenai biaya setelah aplikasi tersebut diakuisisi oleh Facebook. Narasi tersebut meminta para pengguna untuk menyebarkan pesan ke lebih dari 10 orang guna memperbarui versi WhatsApp yang dilengkapi dengan layanan dari Facebook. Jika pengguna tidak menyebarkan pesan tersebut, maka akun pengguna akan dihapus dan pengguna akan dikenai biaya 25 dolar per bulan untuk melakukan aktivasi ulang.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi serupa sudah beredar sejak tahun 2012 yang lalu. Pihak WhatsApp melalui situs resminya juga telah menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengenakan biaya kepada pengguna. WhatsApp memang pernah menerapkan biaya sebesar 0.99 dolar per tahun, namun biaya tersebut telah dihapuskan sejak tahun 2016.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook Avic zoom tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi serupa sudah beredar sejak tahun 2012 yang lalu. Pihak WhatsApp melalui situs resminya juga telah menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengenakan biaya kepada pengguna. WhatsApp memang pernah menerapkan biaya sebesar 0.99 dolar per tahun, namun biaya tersebut telah dihapuskan sejak tahun 2016.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook Avic zoom tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Narasi serupa sudah beredar sejak tahun 2012 yang lalu. Pihak WhatsApp melalui situs resminya juga telah menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengenakan biaya kepada pengguna.
Narasi serupa sudah beredar sejak tahun 2012 yang lalu. Pihak WhatsApp melalui situs resminya juga telah menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengenakan biaya kepada pengguna.
Rujukan
- https://blog.whatsapp.com/it-is-a-hoax-really-it-is/?lang=en
- https://blog.whatsapp.com/making-whats-app-free-and-more-useful/?lang=en
- https://turnbackhoax.id/2017/09/24/hoax-whatsapp-dikenakan-biaya-pasca-diakuisisi-facebook/
- https://www.theguardian.com/technology/2016/jan/18/whatsapp-drops-subscription-fee-free
Halaman: 5181/6706