• [SALAH] Foto “Enam Jenazah Anggota FPI yang Ditembak Polisi, Berlumuran Darah, Wajah Penuh Luka Lebam”

    Sumber: Artikel
    Tanggal publish: 08/12/2020

    Berita

    Beredar artikel berjudul “Foto-foto Enam Jenazah Anggota FPI yang Ditembak Polisi, Berlumuran Darah, Wajah Penuh Luka Lebam” yang dimuat di situs introdutions[dot]xyz pada Senin, 07 Desember 2020.

    Berikut kutipan artikel tersebut:

    “Pasca insiden penyerangan anggota polri di Tol Jakarta- Cikampek KM 50 yang mengakibatkan 6 anggota laskar FPI tewas ditembak anggota kepolisian. Beredar luas foto-foto 6 anggota laskar di media sosial. Dalam foto itu terlihat 6 orang pria terkapar dengan kondisi pakaian lengkap. Jenazah mereka dijejer di salah satu tempat yang diduga merupakan ruang penyimpanan jenazah.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, adanya foto yang diklaim sebagai foto-foto enam jenazah anggota FPI yang ditembak polisi, berlumuran darah dan wajah penuh luka lebam adalah klaim yang salah.

    Faktanya, bukan foto jenazah enam anggota FPI. Foto itu adalah foto dua pelaku perampokan bersenjata api di toko emas Cahaya Murni di Sungai Lilin Muba, Sumatera Selatan yang ditembak mati oleh petugas, saat penangkapan berlangsung, Sabtu (28/03/2020).

    Foto yang identik, dimuat di artikel berjudul “Dua Perampok Toko Emas Cahaya Muri Ditembak Mati, Satu Pelaku lainnya Dilumpuhkan” yang tayang di situs beritapagi.co.id pada 28 Maret 2018.

    Foto tersebut juga diunggah di situs vivasumsel.com di artikel berjudul “Dua Perampok Toko Emas Cahaya Muri Ditembak Mati” yang tayang pada 28 Maret 2020.

    Dilansir dari situs beritapagi.co.id, Unit IV Subdit III Jatanras Polda Sumsel bersama Satreskrim Polres Muba berikan tindakan tegas kepada tiga pelaku perampokan bersenjata api di toko emas Cahaya Murni di Sungai Lilin Muba.

    Namun, dua diantaranya ditembak mati lantaran mencoba menembak ke arah petugas menggunakan senjata api rakitan (senpira) jenis Revolver, Sabtu (28/3/2020) dini hari. Ketiga pelakunya yakni Pendi (40), Mail (48) dan M Nasir (44) yang merupakan warga Tanjung Raja, Ogan Ilir Sumsel.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan didampingi Kasubnit III Jatanras , Kompol Suryadi mengatakan, kedua pelaku yang ditembak mati yakni Pendi dan Mail sedangkan Nasir mengalami luka tembak di kakinya.

    Keduanya sempat dibawa ke RS Bhayangkara namun ditengah perjalanan meninggal dunia. Sementara M Nasir diberi tindakan tegas oleh anggota lantaran berusaha melarikan diri mengenai kedua kakinya.

    Diketahui perampokan ini terjadi Kamis (26/3/2020) sekitar pukul 12.15, dimana para pelaku berhasil mengambil 6,5 kilogram emas dari toko emas Cahaya Murni di Jalan Inpres Pasar Sungai Lilin, Muba.

    Kesimpulan

    BUKAN foto jenazah enam anggota FPI. Foto itu adalah foto dua pelaku perampokan bersenjata api di toko emas Cahaya Murni di Sungai Lilin Muba, Sumatera Selatan yang ditembak mati oleh petugas, saat penangkapan berlangsung, Sabtu (28/03/2020).

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] “Surat Dari K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) di Whatsapp”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 07/12/2020

    Berita

    COBA DI BACA SAMPAI TUNTAS SURAT DARI K.H. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) KETOKE KOK MASUK AKAL

    Kepada Yth. Para Saudaraku Keturunan Arab di Indonesia

    Hal: Tabiat tak bermanfaat

    Assalamualaikum, WW.

    Semoga Bapak, Ibu selalu dalam lingkup kebaikan dan di jaga Allah dalam bermuamalah.

    Perlu dibaca Surat dari Mustofa Bisri alias Gusmus

    Hal: Tabiat tak bermartabat.

    Assalamualaikum, WW.

    Semoga Bapak, Ibu selalu dalam lingkup kebaikan dan dijaga Allah dalam bermuamalah.

    Bapak, Ibu, seperti kita ketahui dan rasakan bersama bahwa akhir-akhir ini khususnya sejak Rizieq Shihab mendirikan FPI, seolah dia mengambil alih peran ulama, peran ustadz, peran satpol PP, bahkan peran penegak hukum. Dia menyebut dirinya imam besar umat Islam Indonesia, entah siapa yang mengangkatnya. Padahal sejak Wali Songo pun tidak ada klaim imam besar umat Islam Indonesia, karena kita sadar betul bahwa Islam di Indonesia juga beragam aliran.

    Setelah rentetan keributan dan penghasutan dari mulut kotornya Rizieq, seperti rentetan demo murahan, Minggu ini kita dibuat lelah melihat prilakunya sejak pulang ke Indonesia setelah 3,5 tahun kabur dari kasusnya, dia seolah bak manusia dewa dengan kelakuan bejatnya mengumbar gaya. Membiarkan penjemputan dan melakukan hajatan dengan mengumpulkan ribuan masa di tengah pandemi Corona, yang bisa memicu penularan massal. Melakukan orasi tak senonoh di atas mimbar di acara maulid nabi yang diadakannya sendiri. Ngaku cucu nabi, habib kok kelakuan jongkok.

    Pengakuan imam besar atas dirinya terus dilanjutkan dengan mulut tak pantasnya, sampai orang mengatakan tema maulid nabi dengan isu "lonte", ini sangat memalukan umat Islam secara keseluruhan. Agama jadi mainan, nabi dilecehkan, Bahkan Tuhan dipermainkan. Ini keterlaluan, sekali lagi keterlaluan.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa prilaku dan tindakannya yang lalu mengganggu ketenteraman umat Islam sendiri dan umat yang beragama lain. Karena saat ramadhan FPI bisa mensweeping orang jualan makanan, saat Natal mereka bisa masuk ke Mall mengganggu orang yang bekerja memakai baju Sinter Class. Kebiasaan itu berkembang menebar permusuhan sampai ke tingkat penghinaan kepada Pancasila, ulama, bahkan Kepala Negara.

    Saya tidak menyamaratakan kelakuan saudara kita keturunan Arab yang tinggal di Indonesia seolah "berengsek" semua, masih banyak ulama dari saudara keturunan Arab yang berilmu dan mulia, ada Prof. Quraisy Shihab, dst. Tapi dalam berpolitik warga keturunan Arab yang seolah mengklaim warga kelas atas karena nabi Muhammad lahir di sana, hanya saja sebagian yang ada di Indonesia ternyata keturunan Abu Jahal, dan Ibnu Muljam. Buktinya mereka jahat dan kejam merusak tatanan keIslaman dan keamanan sosial serta mengancam negara kesatuan RI yang lahir dari darah pahlawan, bukan hadiah dari raja Arab.

    Jenderal Purnawirawan Hendro Priyono pernah beberapa kali memperingatkan dengan keras dan menyebut warga keturunan Arab jangan membuat onar di Indonesia. Namun tanpa meminjam kalimat beliau pun di depan mata kita dengan kasat bisa kita lihat, bahwa kalimat itu nyata adanya.

    Kita sebut saja prilaku Anies Baswedan dengan mengacak Jakarta, Yusuf Martak, Ba'asyir, Heikal Hasan, dst. Bicaranya selalu revolusi, dan sejenisnya menggertak NKRI, memaki Pancasila. Mengaku beradab, menyanjung keturunan kesayangan Tuhan, namun kelakuannya membahayakan negara kesatuan. Bahkan sekelas anaknya Rizieq sudah bisa memprovokasi di dalam pengajian, seolah Indonesia akan dikuasai China.

    Dari statistik tahun 2018, warga keturunan Arab di Indonesia populasinya ada 11 juta, dan China 3,2 juta. Jujur kalau kita bicara muamalah warga keturunan China lah yang jauh lebih bermanfaat ada di republik ini karena dengan populasi sebesar 1,2% itu mereka menguasai 80% perekonomian Indonesia, jutaan tenaga kerja ditampung pada industri mereka, dari mulai makanan sampai baja dan pakaian.

    Terus maaf warga keturunan Arab sumbangannya apa, import gamis sebagai budaya, sekalinya ngaku ulama jadi provokator, jualannya ngasi janji surga, padahal selama di dunia perut inilah yang harus diurus, nah warga China lah yang mengurusi perut sebagian besar rakyat Indonesia, bukan orang Arab yang janjikan surga
    Coba melek mata dan hati. Anies ngaku pribumi, jadi gubernur Jakarta menggantikan Ahok yang China, padahal Anies juga bukan pribumi, dia berlindung di balik keislamannya yang berengsek.

    Hasilnya Jakarta diacak-acak seperti orang tak berpendidikan, apalagi beragama. Mulutnya penuh kebohongan, munafik, dan menjijikkan untuk seorang manusia.
    Lihat Minggu ini Jakarta dirusak dua orang keturunan Arab, Anies dan Rizieq dengan prilaku bejadnya, walhasil ada orang bejat ngaku ustadz jadi panutan, absurd. Korbannya dua Kapolda bego dicopot, dan TNI bergerak menertibkan baliho imam keparat yang menantang aparat.

    Wahai saudaraku keturunan Arab, lihat foto yang ada, begitu mesranya kaummu dijamu keluarga Cendana yang 32 tahun merusak Indonesia, apakah ini pilihan kalian menjadi embrio meneruskan perusakan nyata dengan memakai tameng agama karena kalian telah mengukir bahwa Islam Indonesia adalah Islam kelas dua. Dan kalian mencemooh Islam Nusantara yang memang telah ada sejak Wali Songo dan sebelumnya.

    Jadi jangan klaim bahwa kalianlah yang pertama mengajari kami berislam, karena 3 di antara Wali Songo adalah orang China. Jadi biarkan kami beragama Islam melakukan hablumminallah dan hablumminnas dengan cerdas, bukan teriak takbir, kelakuan kafir. Kami akan ikuti akhlak Rasullulah sebagai pedagang dan menghidupi jutaan manusia, itulah yang dilakukan orang China, tak salah Rasullulah berkata; belajarlah sampai ke China bukan ke Arab, dan sifat pedagang Rasullulah diteruskan orang China, sementara jazirah Arab dipenuhi perang saudara. Jangan kalian tularkan kebiasaan perang, biarkan kami membiasakan jadi pedagang, tapi bukan dagangan agama, menjual surga.

    Pelajaran di atas harusnya cepat direspon oleh paguyuban Arab, apakah itu kumpulan para habib, atau apalah, yang penting hentikanlah keturunan Arab yang banyak membuat ulah dan membuat resah, jangan lagi agama dijadikan komoditi.

    SELAMAT BERKACA SEBELUM TERLAMBAT ATAU MASIH MAU MINTA BANTUAN LAGI KE CENDANA.

    Sidoarjo, 19 Nopember 2020.

    KH. MUSTOFA BISRI - GUS MUS
    Sumånggå dishare agar Indonesia lebih adem dan dijauhkan dari perpecahan.

    Kh. Mustofa bisri

    Hasil Cek Fakta

    Beredar tulisan melalui aplikasi perpesanan Whatsapp, sebuah surat yang ditulis oleh K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) dengan perihal “tabiat yang tidak bermanfaat” yang ditujukan kepada para keturunan Arab yang ada di Indonesia. Surat tersebut mengenai perilaku Habib Rizieq, Haikal Hassan, juga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang disebut membuat ulah dan resah.

    Setelah ditelusuri, melalui seluruh akun media sosialnya yakni Instagram, Facebook, dan Twitter, Gus Mus menyatakan bahwa ia mengelola sendiri akun media sosialnya. Dan apa pun yang ingin disampaikan ditulis melalui akun media sosialnya. Selain itu, Gus Mus menegaskan tidak pernah membuat pernyataan melalui Whatsapp.

    “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi. Semoga kalian semua baik-baik saja. Sehat wal afiat lahir-batin.⚘ Untuk bersilaturahmi dengan keluarga; sahabat; dan kenalan via medsos, aku mengelola sendiri akun-akunku di Instagram, Facebook, dan Twitter. Disitulah aku menyampaikan apa yang ingin kusampaikan; pikiran, uneg-uneg, dan pernyataanku. Di samping itu, ada –dan hanya sebagai– ‘penyambung lidah’ku (yang dikelola oleh anak-anakku) bernama: “GusMus Channel”, “MataAir Radio”, dan website “gusmus.net”. Di luar itu, aku tidak pernah membuat pernyataan atau menuliskan ‘pidato’ (termasuk dan apalagi di WhatsApp). Salam hormatku untuk kalian semua. ,” ungkap Gus Mus melalui media sosialnya.

    Anak Gus Mus, Ienas Tsuroiya juga mengunggah bantahan mengenai tulisan tersebut melalui akun Facebooknya. Ienas menjelaskan bahwa sebenarnya tulisan tersebut sangat berbeda dengan gaya penulisan Gus Mus.

    “Sebenarnya tak sulit untuk mengetahui postingan itu BUKAN tulisan Abah. Dari segi penulisan yang kacau, gaya bahasa yang cenderung kasar, kritikan yang vulgar dan frontal. Semuanya jauh dari ciri khas tulisan Abah selama ini. Kalau jeli, bahkan dari kalimat pembuka saja sudah ketahuan: Abah tidak pernah menyingkat uluk salam, selalu ditulis lengkap, “Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh..”,” Unggah Ienas melalui akun Facebooknya Ienas Tsuroiya.

    Sehingga, klaim mengenai “Surat Dari K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) di Whatsapp” termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta).

    Faktanya, Gus Mus tidak pernah menuliskan surat terbuka melalui Whatsapp.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] “Amplop Berjalan Ketangkap Lagi di Medan”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/12/2020

    Berita

    “Amplop berjalan ketangkap lagi dimedan, waduh ambisa amat karbitan yg mau duduk sampai sampai mengorbankan orang untuk kepentingannya”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook bernama Adek Novri mengunggah video di grup Facebook ‘INI MEDAN BUNG’ menampilkan penangkapan seorang pria yang diduga melakukan praktik money politic pada 06 Desember 2020 dan menyebutkan peristiwa tersebut terjadi di Medan.

    Dari hasil penelusuran diketahui peristiwa tersebut bukan terjadi di Medan, melainkan di Berau, Kalimantan Timur. Video serupa diunggah oleh kanal YouTube ‘bnewstv beraunews’ pada tanggal 03 Desember 2020 dengan judul “Bukan Money Politics, Hanya Uang Pelatihan Saksi, Benarkah? (Kawal Dugaan Money Politik, Episode 1)”. Dalam video disebutkan peristiwa tersebut terjadi di Berau, Kalimantan Timur. Pembawa acara juga sempat melakukan sesi wawancara dengan Komisioner Bawaslu Berau, Tamjidillah Noor perihal maraknya video money politic yang tersebar di dunia maya.

    Sementara itu Ketua Bawaslu Medan, Payung Harahap juga membenarkan video yang beredar terjadi di Berau, Kalimantan Timur.

    “Kejadian itu bukan di Medan, tapi di Berau Kalimantan. Setelah itu saya langsung menghubungi Bawaslu Kabupaten Berau, mereka membenarkan kalau masalah itu terjadi di wilayahnya. Jadi saya tegaskan itu bukan di Medan ” dilansir dari rmolsumut.id pada 07 Desember 2020.

    Lebih lanjut Payung mengimbau pada masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi hoaks terkait Pilkada Medan. Dari penelusuran di atas, klaim yang menyebutkan video penangkapan oknum diduga pelaku money politic terjadi di Medan masuk kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Informasi yang salah. Peristiwa tersebut bukan di Medan, namun terjadi di Berau, Kalimantan Timur. Ketua Bawaslu Medan memastikan video yang beredar bukan terjadi di daerahnya.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] “Ini adalah Presiden Park Geun-hye, yang telah Anda khianati”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/12/2020

    Berita

    Akun Hye Joo Choi (fb.com/hyejoochoi) membagikan postingan akun 장문기 (fb.com/mkijang) yang berisi narasi sebagai berikut:

    “아래 사진을 보았느냐 ? 이놈들아
    너희들이 배신한 박근혜 대통령이시다.” atau yang jika diterjemahkan: “Apakah Anda melihat gambar di bawah ini? Orang-orang ini
    Ini adalah Presiden Park Geun-hye, yang telah Anda khianati.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya foto mantan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye yang terlihat sedang meringkuk di penjara adalah klaim yang salah.

    Faktanya, bukan mantan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye. Foto itu merupakan sebuah adegan dalam film Mother yang dirilis pada 2009. Sosok pria yang berada di foto adalah aktor Korea Selatan, Won Bin.

    Dilansir dari Liputan6, hasil penelusuran mengarahkan ke sebuah artikel majalah film Korea Selatan di situs cine21.com.

    Artikel itu sudah berada di ruang digital sejak 4 Juni 2009. Artikel itu berjudul: “<마더>의 홍경표 촬영감독에게 직접 듣는 포토 코멘터리”. Isi artikel itu merupakan petikan wawancara dengan sinematografer Korea Selatan, Hong Kyung-pyo, yang merupakan sutradara untuk film: ‘Mother’, yang dirilis tahun 2009.

    Dalam artikel tersebut, juga ada foto yang diklaim sebagai eks Presiden Korea Selatan, Park Geung-hye meringkuk di penjara. Aslinya, pria yang meringkuk dalam foto itu adalah aktor Korea Selatan, Won Bin, yang memerankan tokoh Do-joon dalam film ‘Mother’.

    Hasil penelusuran Google Image juga mengarahkan ke situs AFP Fact Check dengan artikel berjudul: “This photo actually shows a scene from a South Korean movie by Bong Joon-ho”. Artikel itu dipublikasikan pada 4 Desember 2020.

    Dalam artikelnya, AFP Fact Check juga menyebut klaim yang menyebut eks Presiden Korea Selatan meringkuk di penjara adalah informasi yang salah. Sosok pria yang ada di foto itu adalah aktor Korea Selatan, Won Bin dalam film ‘Mother’ yang rilis pada 2009.

    Kesimpulan

    BUKAN mantan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye. Foto itu merupakan sebuah adegan dalam film Mother yang dirilis pada 2009. Sosok pria yang berada di foto adalah aktor Korea Selatan, Won Bin.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini