Beredar postingan dari akun Facebook Siti Nurul Qomariyah memposting foto peta persebaran COVID-19 di Jakarta yang berwarna merah dan hitam. Postingan ini telah disebarkan kembali sekitar 7 kali dan disukai sebanyak 44 kali.
NARASI:
“Peta Jakarta. Ayolah teman2 semua, ini saatnya semedi, mojok di ruangan kita sendiri2, istighfar memohon ampun padaNya, berdoa memohon pertolonganNya, sambil berusaha mencegah penularan. 💞💞💞💞💞. Oh ya, yg wilayah2 lain juga harus super hati2 ya, Jakarta ketahuan kayak gitu salah satu penjelasnya adalah tingginya angka test PCR yg dilakukan.”
Covid jakarta
[SALAH] Foto Peta Persebaran COVID-19 di Jakarta Berwarna Merah dan Hitam
Sumber: twitter.comTanggal publish: 18/09/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Menurut covid19.go.id, peta persebaran kasus positif aktif COVID-19 di sebagian wilayah Jakarta saat ini berwarna merah dan kuning, bukan warna merah dan hitam. Update terakhir dari tanggal 13 September 2020 dengan 4 warna zona yang digunakan yaitu warna hijau, kuning, oranye, dan hijau. Warna hijau menandakan zona yang tidak terdampak dan tidak ada kasus COVID-19, warna kuning untuk resiko rendah, warna oranye untuk resiko sedang, dan warna merah untuk resiko tinggi. Tidak ada penggunaan dan arti dari zona hitam
Pada peta persebaran tersebut dijelaskan bahwa daerah Jakarta dengan zona oranye adalah Jakarta Selatan, Kepulauan Seribu, dan Jakarta Pusat. Daerah Jakarta dengan zona merah adalah Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Fifiy Mulyani sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta menjelaskan bahwa foto tersebut adalah hoaks dan tidak ada istilah zona hitam untuk menggolongkan wilayah penyebaran COVID-19.
Melihat dari penjelasan tersebut, foto peta persebaran COVID-19 di Jakarta yang berwarna merah dan hitam tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Pada peta persebaran tersebut dijelaskan bahwa daerah Jakarta dengan zona oranye adalah Jakarta Selatan, Kepulauan Seribu, dan Jakarta Pusat. Daerah Jakarta dengan zona merah adalah Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Fifiy Mulyani sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta menjelaskan bahwa foto tersebut adalah hoaks dan tidak ada istilah zona hitam untuk menggolongkan wilayah penyebaran COVID-19.
Melihat dari penjelasan tersebut, foto peta persebaran COVID-19 di Jakarta yang berwarna merah dan hitam tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Rujukan
- https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/10/20433361/hoaks-sejumlah-kelurahan-di-jakarta-disebut-masuk-zona-hitam-covid-19
- https://covid19.go.id/peta-risiko
- https://turnbackhoax.id/2020/08/02/salah-gambar-peta-dengan-narasi-hari-ini-jakarta-sudah-semua-zona-merah-hati-2-ya-jangan-keluar-rumah-kalau-ngak-perlu/
- https://turnbackhoax.id/2020/06/24/salah-peta-kasus-covid-dki-dki-kembali-zona-merah-bogor-zona-hitam/
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/05/190000065/infografik–pandemi-covid-19-arti-zona-merah-oranye-kuning-dan-hijau
[SALAH] Sejumlah Negara Membeli Produk Alat Test COVID-19 pada Tahun 2017-2018
Sumber: facebook.comTanggal publish: 18/09/2020
Berita
Beredar postingan dari akun Facebook Ben Swann yang diketahui orang yang mempromosikan film Plandemic : Indoctornation memposting beberapa foto dan narasi berisikan klaim bahwa beberapa negara pada foto tersebut membeli alat test COVID-19 sejak tahun 2017 dan 2018. Postingan ini telah disebarkan kembali sekitar 6700 kali dan disukai sebanyak 5800 kali. Dengan Narasi “Ini sangat aneh! Situs web Bank Dunia menunjukkan alat penguji COVID-19 yang dibeli oleh negara-negara pada 2017 dan 2018. Saya telah memverifikasi bahwa ini sebenarnya diposting di World Banks World Integrated Trade Situs web Solution (WITS), WITS adalah perangkat lunak perdagangan yang disediakan oleh Bank Dunia bagi pengguna untuk menanyakan beberapa database perdagangan internasional. Bekerja untuk mempelajari lebih lanjut dan segera memberikan laporan lengkap!”
Hasil Cek Fakta
Menurut artikel factcheck.afp.com, ada beberapa postingan dengan narasi yang serupa yang memfokuskan kode produksi yang berbeda-beda yaitu 300215, 902780, dan 382200. Foto table yang diunggah ke media sosial berasal dari website WITS yang bertugas untuk menyediakan data tentang perdagangan dan tarif barang ekspor dan impor. Bank Dunia menjelaskan bahwa produk-produk tersebut yang disebut “COVID-19 test kits” di dalam database WITS adalah peralatan medis yang sebelumnya sudah lama digunakan untuk tujuan lain, tetapi kemudian dianggap sangat penting selama pandemi.
Berdasarkan dari daftar kode produk dari WCO, kode produk 382200 sesuai dengan reagen diagnostik berdasarkan uji asam nukleat reaksi rantai polimerase (PCR). Kode produk 902780 berfungsi membantu melacak instrument yang digunakan di laboratorium klinis dengan diagnosis In Vitro dan kode produk 300215 berfungsi untuk melacak reagen diagnostik berdasarkan reaksi imunologis. Pada 8 September 2020, Bank Dunia mengklarifikasi tentang kesalahan informasi yang tersebar di media sosial dan website WITS telah memperbaharui penjelasan tentang tidak adanya tes COVID-19 sebelum tahun 2020.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim beberapa negara pada foto tersebut membeli alat test COVID-19 sejak tahun 2017 dan 2018 tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan dari daftar kode produk dari WCO, kode produk 382200 sesuai dengan reagen diagnostik berdasarkan uji asam nukleat reaksi rantai polimerase (PCR). Kode produk 902780 berfungsi membantu melacak instrument yang digunakan di laboratorium klinis dengan diagnosis In Vitro dan kode produk 300215 berfungsi untuk melacak reagen diagnostik berdasarkan reaksi imunologis. Pada 8 September 2020, Bank Dunia mengklarifikasi tentang kesalahan informasi yang tersebar di media sosial dan website WITS telah memperbaharui penjelasan tentang tidak adanya tes COVID-19 sebelum tahun 2020.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim beberapa negara pada foto tersebut membeli alat test COVID-19 sejak tahun 2017 dan 2018 tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Rujukan
- https://factcheck.afp.com/countries-were-not-buying-covid-19-test-kits-2018
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4353521/cek-fakta-tidak-benar-puluhan-negara-beli-alat-tes-virus-corona-sejak-2017-dan-2018
- http://www.wcoomd.org/-/media/wco/public/global/pdf/topics/nomenclature/covid_19/hs-classification-reference_edition-2_en.pdf?la=en
[SALAH] Pesan Whatsapp Ketua Komisi I DPRD Riau Tawarkan Lelang Mobil
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 18/09/2020
Berita
Beredar sebuah nomor Whatsapp mengatasnamakan Ketua Komisi I DPRD Riau Ade Agus Hartanto dengan narasi pesan ingin menawarkan sejumlah mobil yang tengah dilelang
Hasil Cek Fakta
Melansir dari medialaskar.com, Ade Agus menyatakan jika pesan tersebut tidak benar dan bukan berasal dari dirinya. Ade Agus mengaku jika namanya dicatut oleh oknum tak bertanggung jawab untuk menawarkan sejumlah pelelangan mobil.
“Hal itu jelas tidak benar. Maka, diinformasi kepada semua sahabat, banyak modus penipuan. Termasuk, dengan memakai nama dan foto saya. Mohon untuk kita lebih berhati-hati lagi,” pungkasnya.
Merujuk pada referensi yang ada, pesan Ketua Komisi I DPRD Riau Ade Agus menawarkan pelelangan mobil adalah palsu dan masuk ke dalam kategori fabricated content atau konten palsu.
“Hal itu jelas tidak benar. Maka, diinformasi kepada semua sahabat, banyak modus penipuan. Termasuk, dengan memakai nama dan foto saya. Mohon untuk kita lebih berhati-hati lagi,” pungkasnya.
Merujuk pada referensi yang ada, pesan Ketua Komisi I DPRD Riau Ade Agus menawarkan pelelangan mobil adalah palsu dan masuk ke dalam kategori fabricated content atau konten palsu.
Kesimpulan
Pesan palsu. Pihak terkait yakni Ketua Komisi I DPRD Riau menegaskan jika pesan tersebut bukan berasal dari dirinya. Masyarakat diimbau lebih waspada apabila menerima pesan serupa, dikarenakan adanya indikasi tindak penipuan.
Rujukan
- http://www.medialaskar.com/read-500-7409-2020-09-16-ketua-komisi-i-dprd-riau-ade-agus-resah-namanya-dicatut-untuk-tawarkan-lelang-mobil.html
- https://fixpekanbaru.pikiran-rakyat.com/pekanbaru/pr-41745976/hati-hati-nama-dan-foto-ketua-komisi-i-dprd-riau-dicatut-untuk-tawarkan-lelang-mobil
- https://www.liputanoke.com/read-35879-2020-09-15–nama-ketua-komisi-i-dprd-riau-dicatut-bila-ada-yang-minta-uang-jangan-dilayani-itu-penipu.html
[SALAH] “Ini ada ratusan nyawa dokter yang sudah menjadi korban, Pak Menkes bilang jangan dibesar-besarkan”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 18/09/2020
Berita
Akun Naflah (fb.com/ummu.naflah.9) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:
“Satu nyawa dokter saja berat pertanggungjawabannya di hadapan Allah Swt. kelak.
Ini ada ratusan nyawa dokter yang sudah menjadi korban
Pak Menkes bilang jangan dibesar-besarkan?!!!
Astaghfirrullahal’aziim
Murah sekali harga nyawa di sistem rusak nggak manusiawi ini.
Ya Allah, semoga segera Engkau angkat wabah ini dan Engkau ganti sistem jahat ini dengan tegaknya khilafah.
Aamiin Allahumma aamiin.”
Gambar tersebut berisi foto Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan kutipan “Kematian Dokter Jangan Dibesar-besarkan, masih banyak tenaga cadangan dokter capai 3 ribuan” dan “Selain tidak menunjukkan empati, ucapan sang menkes tersebut malah menunjukkan kegagalannya mengantisipasi krisis kesehatan di Indonesia sehingga banyak tenaga kesehatan yang gugur,”
“Satu nyawa dokter saja berat pertanggungjawabannya di hadapan Allah Swt. kelak.
Ini ada ratusan nyawa dokter yang sudah menjadi korban
Pak Menkes bilang jangan dibesar-besarkan?!!!
Astaghfirrullahal’aziim
Murah sekali harga nyawa di sistem rusak nggak manusiawi ini.
Ya Allah, semoga segera Engkau angkat wabah ini dan Engkau ganti sistem jahat ini dengan tegaknya khilafah.
Aamiin Allahumma aamiin.”
Gambar tersebut berisi foto Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan kutipan “Kematian Dokter Jangan Dibesar-besarkan, masih banyak tenaga cadangan dokter capai 3 ribuan” dan “Selain tidak menunjukkan empati, ucapan sang menkes tersebut malah menunjukkan kegagalannya mengantisipasi krisis kesehatan di Indonesia sehingga banyak tenaga kesehatan yang gugur,”
Hasil Cek Fakta
Faktanya, tulisan tersebut adalah hasil editan atau suntingan. Di poster asli, teksnya berbunyi “Dokter Bukan Stok Gudang”, yang berasal dari kritikan anggota DPR dari Fraksi PKS, Nasir Djamil, terhadap pernyataan Terawan soal tenaga kesehatan cadangan di tengah pandemi Covid-19. Pada video konferensi pers pada 14 September 2020 soal tenaga kesehatan cadangan pun, Terawan tidak pernah menyatakan “kematian dokter jangan dibesar-besarkan”.
Dilansir dari Tempo.co, poster asli yang memang dibuat oleh RMOL.id tersebut tidak memuat pernyataan itu. Poster tersebut diunggah oleh akun Twitter dan Instagram RMOL.id pada 15 September 2020.
Teks yang berbunyi “Dokter Bukan Stok Gudang” dalam poster asli tersebut berasal dari pernyataan anggota DPR dari Fraksi PKS Nasir Djamil, yang juga dimuat oleh situs RMOL.id dalam artikelnya pada 15 September 2020. Artikel tersebut berjudul “Menkes Mengatakan Masih Ada 3.500 Dokter ‘Cadangan’, Anggota DPR: Tidak Berempati, Dokter Seolah Stok Gudang!”.
Dikutip dari berita tersebut, Nasir mengatakan, “Komunikasi publik sejumlah menteri di kabinet Jokowi sangat buruk dan kurang berempati dengan korban, terutama para dokter. Pernyataan itu bisa diinterpretasi seolah-olah dokter itu barang yang ada di gudang.”
Tempo pun menelusuri asal-usul pernyataan Menkes Terawan mengenai tenaga kesehatan cadangan itu. Lewat pencarian di mesin perambah Google dengan kata kunci “dokter magang atau internship yang jumlahnya mencapai 3.500 orang”, Tempo mendapatkan petunjuk bahwa pernyataan soal tenaga kesehatan cadangan tersebut disampaikan Terawan dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube milik Sekretariat Presiden pada 14 September 2020.
Namun, dalam video berdurasi 9 menit 10 detik tersebut, tidak ditemukan pernyataan “kematian dokter jangan dibesar-besarkan, masih banyak tenaga cadangan dokter capai 3 ribuan” yang dilontarkan oleh Terawan. Dia hanya menyinggung soal dokter magang dan internship, yang jumlahnya sekitar 3.500 orang, pada menit 6:47. Pernyataan lengkap Terawan adalah sebagai berikut:
“…… Seperti diketahui, jumlah relawan tenaga kesehatan Nusantara Sehat dan internship yang sudah ditempatkan adalah sebanyak 16.286 orang, tersebar di rumah sakit Covid-19 dan laboratorium untuk melayani terkait Covid-19. Dan masih ada 3.500 dokter internship, masih ada 800 tenaga Nusantara Sehat, di samping itu ada tenaga relawan 685 di sini, termasuk di dalamnya dokter spesialis paru, anestesi, penyakit dalam, dan juga tenaga kesehatan lain seperti perawat, dokter umum, dan sebagainya yang siap di-deploy-kan, siap untuk membantu apabila ada penambahan tenaga yang dibutuhkan.”
Dilansir dari Tempo.co, poster asli yang memang dibuat oleh RMOL.id tersebut tidak memuat pernyataan itu. Poster tersebut diunggah oleh akun Twitter dan Instagram RMOL.id pada 15 September 2020.
Teks yang berbunyi “Dokter Bukan Stok Gudang” dalam poster asli tersebut berasal dari pernyataan anggota DPR dari Fraksi PKS Nasir Djamil, yang juga dimuat oleh situs RMOL.id dalam artikelnya pada 15 September 2020. Artikel tersebut berjudul “Menkes Mengatakan Masih Ada 3.500 Dokter ‘Cadangan’, Anggota DPR: Tidak Berempati, Dokter Seolah Stok Gudang!”.
Dikutip dari berita tersebut, Nasir mengatakan, “Komunikasi publik sejumlah menteri di kabinet Jokowi sangat buruk dan kurang berempati dengan korban, terutama para dokter. Pernyataan itu bisa diinterpretasi seolah-olah dokter itu barang yang ada di gudang.”
Tempo pun menelusuri asal-usul pernyataan Menkes Terawan mengenai tenaga kesehatan cadangan itu. Lewat pencarian di mesin perambah Google dengan kata kunci “dokter magang atau internship yang jumlahnya mencapai 3.500 orang”, Tempo mendapatkan petunjuk bahwa pernyataan soal tenaga kesehatan cadangan tersebut disampaikan Terawan dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube milik Sekretariat Presiden pada 14 September 2020.
Namun, dalam video berdurasi 9 menit 10 detik tersebut, tidak ditemukan pernyataan “kematian dokter jangan dibesar-besarkan, masih banyak tenaga cadangan dokter capai 3 ribuan” yang dilontarkan oleh Terawan. Dia hanya menyinggung soal dokter magang dan internship, yang jumlahnya sekitar 3.500 orang, pada menit 6:47. Pernyataan lengkap Terawan adalah sebagai berikut:
“…… Seperti diketahui, jumlah relawan tenaga kesehatan Nusantara Sehat dan internship yang sudah ditempatkan adalah sebanyak 16.286 orang, tersebar di rumah sakit Covid-19 dan laboratorium untuk melayani terkait Covid-19. Dan masih ada 3.500 dokter internship, masih ada 800 tenaga Nusantara Sehat, di samping itu ada tenaga relawan 685 di sini, termasuk di dalamnya dokter spesialis paru, anestesi, penyakit dalam, dan juga tenaga kesehatan lain seperti perawat, dokter umum, dan sebagainya yang siap di-deploy-kan, siap untuk membantu apabila ada penambahan tenaga yang dibutuhkan.”
Kesimpulan
Tulisan editan / suntingan. Di poster asli, teksnya berbunyi “Dokter Bukan Stok Gudang”, yang berasal dari kritikan anggota DPR dari Fraksi PKS, Nasir Djamil, terhadap pernyataan Terawan soal tenaga kesehatan cadangan di tengah pandemi Covid-19. Pada video konferensi pers pada 14 September 2020 soal tenaga kesehatan cadangan pun, Terawan tidak pernah menyatakan “kematian dokter jangan dibesar-besarkan”.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1014/fakta-atau-hoaks-benarkah-menkes-terawan-sebut-kematian-dokter-jangan-dibesar-besarkan
- https://www.instagram.com/p/CFJfT7CnSRG/
- https://twitter.com/RMOLOfficial/status/1305772293717544960
- https://nusantara.rmol.id/read/2020/09/15/452361/menkes-mengatakan-masih-ada-3-500-dokter-cadangan-anggota-dpr-tidak-berempati-dokter-seolah-stok-gudang.
- https://www.youtube.com/watch?v=s2cQuuj-v2s
Halaman: 5457/6681