[SALAH] “Data menunjukkan ACEH hanya 1 korban”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 02/05/2020
Berita
Sebuah unggahan dengan narasi “Data menunjukkan ACEH hanya 1 korban” beredar di media sosial Facebook. Informasi tersebut disebarkan oleh akun @FeniiResellerRgySkincare pada 29 April 2020 pukul 23.41 WIB. Hingga saat ini, unggahan milik akun Facebook @FeniiResellerRgySkincare telah mendapat 21 komentar dan dibagikan sebanyak 122 kali.
Hasil Cek Fakta
Pasca melakukan penelusuran lebih lanjut, unggahan milik @FeniiResellerRgySkincare diketahui tidak sesuai dengan fakta. Hal tersebut didapat setelah melakukan pencarian berdasarkan pemberitaan pada tanggal yang sama sesuai dengan unggahan milik @FeniiResellerRgySkincare yakni 29 April 2020.
Melansir dari medcom.id, mengacu kepada pemberitaan milik medcom.id pada tanggal 29 April 2020 berjudul “22 Orang Terindikasi Covid-19 Via Rapid Test di Aceh” diketahui bahwa pada tanggal tersebut jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh mencapai 9 orang. Pasien tersebut terdiri dari empat orang dalam penanganan medis, empat orang telah sembuh, dan 1 orang meninggal dunia.
Sementara melansir dari situs resmi penanganan Covid-19 milik Pemerintah Provinsi Aceh covid19.acehprov.go.id, terhitung pada 1 Mei 2020, pukul 23.06 data menunjukkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 11 orang. Faktanya jumlah tersebut sangat jauh berbeda dengan narasi yang diunggah oleh akun @FeniiResellerRgySkincare. Unggahan milik @FeniiResellerRgySkincare masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Melansir dari medcom.id, mengacu kepada pemberitaan milik medcom.id pada tanggal 29 April 2020 berjudul “22 Orang Terindikasi Covid-19 Via Rapid Test di Aceh” diketahui bahwa pada tanggal tersebut jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh mencapai 9 orang. Pasien tersebut terdiri dari empat orang dalam penanganan medis, empat orang telah sembuh, dan 1 orang meninggal dunia.
Sementara melansir dari situs resmi penanganan Covid-19 milik Pemerintah Provinsi Aceh covid19.acehprov.go.id, terhitung pada 1 Mei 2020, pukul 23.06 data menunjukkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 11 orang. Faktanya jumlah tersebut sangat jauh berbeda dengan narasi yang diunggah oleh akun @FeniiResellerRgySkincare. Unggahan milik @FeniiResellerRgySkincare masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Rujukan
- https://covid19.acehprov.go.id/
- https://regional.kompas.com/read/2020/05/01/16500011/update-covid-19-di-aceh-sumut-sumbar-riau-kepri-jambi-dan-bengkulu-1-mei
- https://www.medcom.id/nasional/daerah/5b2XG7nK-22-orang-terindikasi-covid-19-via-rapid-test-di-aceh
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/761/fakta-atau-hoaks-benarkah-korban-covid-19-di-aceh-hanya-satu-orang-karena-tetap-salat-berjamaah
- http://archive.fo/d8KRa
[SALAH] “SOLAT JUM’AT DI BALIK VIRUS CORONA”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/02/2020
Berita
“MASYA ALLAH DI BALIK VIRUS CORONA SEKARANG DI CINA SANGGUP BER DESAK2 KAN, SOLAT JUM’AT SAMPAI KEJALAN JALAN….”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan video yang sudah dipublikasikan sebelumnya pada tahun 2018. Narasi SUMBER menimbulkan kesimpulan yang salah. Video yang dibagikan TIDAK BERKAITAN dengan COVID-19 karena sudah beredar SEBELUM Desember 2019, bulan dimana COVID-19 (Coronavirus 2019) dilaporkan mulai menyebar.
Pada tanggal 31 Desember 2019, sebuah konsorsium ahli medis China didakwa oleh CDC China dengan menyelidiki permulaan apa yang sekarang dikenal sebagai Wuhan Coronavirus. [216] Pada 24 Januari 2020, laporan mereka dipublikasikan di The Lancet. [217] Mereka mencatat dari ulasan mereka tentang catatan medis lokal bahwa pasien pertama yang kemudian didiagnosis dengan Coronavirus Wuhan pertama kali mengalami gejala pada 8 Desember 2019. Namun, konsorsium menemukan kasus sebelumnya dari seorang pasien yang pertama kali mengalami gejala pada 1 Desember 2019, menunjuk ke asal yang lebih awal. [218] Terlepas dari kasus awal ini, antara 8 hingga 18 Desember 2019, tujuh kasus yang kemudian didiagnosis dengan Wuhan Coronavirus didokumentasikan, dua di antaranya terkait dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, lima tidak. [219]”
Pada tanggal 31 Desember 2019, sebuah konsorsium ahli medis China didakwa oleh CDC China dengan menyelidiki permulaan apa yang sekarang dikenal sebagai Wuhan Coronavirus. [216] Pada 24 Januari 2020, laporan mereka dipublikasikan di The Lancet. [217] Mereka mencatat dari ulasan mereka tentang catatan medis lokal bahwa pasien pertama yang kemudian didiagnosis dengan Coronavirus Wuhan pertama kali mengalami gejala pada 8 Desember 2019. Namun, konsorsium menemukan kasus sebelumnya dari seorang pasien yang pertama kali mengalami gejala pada 1 Desember 2019, menunjuk ke asal yang lebih awal. [218] Terlepas dari kasus awal ini, antara 8 hingga 18 Desember 2019, tujuh kasus yang kemudian didiagnosis dengan Wuhan Coronavirus didokumentasikan, dua di antaranya terkait dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, lima tidak. [219]”
Kesimpulan
Video yang dibagikan sudah beredar pada tahun 2018, sebelum COVID-19 (Coronavirus 2019) dilaporkan mulai menyebar pada Desember 2019.
Rujukan
[SALAH] Foto “Satu-satunya orang yang diizinkan duduk di Ka’bah saat ini adalah tukang bersih-bersih”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 02/05/2020
Berita
Akun Haji Apeh Dollar (fb.com/hapeh.dollar.9) mengunggah sebuah gambar yang berupa gabungan 2 foto dengan narasi sebagai berikut:
“SATU-SATUNYA ORANG YANG DIIZINKAN DUDUK DI KA’BAH SAAT INI!!
Dia adalah TUKANG BERSIH-BERSIH. Bukan raja, bukan menteri, bukan pula pangeran, bukan pula ulama.
Allah ternyata lebih memilih dia dibanding yang lain. Uang, kekayaan, status, pangkat, dan keluarga tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Maka, singkirkanlah rasa bangga yang berlebihan dengan itu semua, dan mulailah perlakukan mereka yang kurang beruntung dengan rasa hormat dan saling menghargai. Buanglah jauh-jauh kesombongan Anda, dan mulailah belajar menjadi seseorang yang rendah hati.
“SATU-SATUNYA ORANG YANG DIIZINKAN DUDUK DI KA’BAH SAAT INI!!
Dia adalah TUKANG BERSIH-BERSIH. Bukan raja, bukan menteri, bukan pula pangeran, bukan pula ulama.
Allah ternyata lebih memilih dia dibanding yang lain. Uang, kekayaan, status, pangkat, dan keluarga tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Maka, singkirkanlah rasa bangga yang berlebihan dengan itu semua, dan mulailah perlakukan mereka yang kurang beruntung dengan rasa hormat dan saling menghargai. Buanglah jauh-jauh kesombongan Anda, dan mulailah belajar menjadi seseorang yang rendah hati.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelurusan Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa orang yang ada di foto yang diunggah oleh sumber klaim adalah petugas kebersihan adalah klaim yang keliru.
Seseorang yang sedang berdoa di depan Ka’bah yang ada di foto itu adalah polisi Arab Saudi yang bertugas di Masjidil Haram.
Foto tersebut dijepret oleh fotografer Associated Press (AP), Amr Nabil, pada 6 Maret 2020. Namun, menurut keterangan foto di situs AP, pria tersebut bukanlah tukang bersih-bersih, melainkan polisi.
Berikut keterangan foto yang ditulis AP: “Seorang polisi Saudi berdoa di depan Ka’bah, bangunan kubik di Masjidil Haram, di kota suci muslim Mekkah, Arab Saudi, Sabtu, 7 Maret 2020. Arab Saudi mengosongkan situs suci Islam untuk sterilisasi atas kekhawatiran terhadap virus Corona baru.”
Dilansir dari situs berita Turki, Erzurum Sayfasi, foto jepretan Amr Nabil itu memang telah dipelintir. Menurut berbagai unggahan di media sosial, hanya staf kebersihan yang diizinkan beribadah di Ka’bah ketika tempat suci umat Islam itu ditutup sejak pandemi Covid-19.
Namun, dikutip dari situs berita Arab Saudi, Sawaleif, saat salat tarawih pertama kemarin, terdapat beberapa jamaah yang melakukan salat di depan Ka’bah. Meskipun begitu, kebanyakan dari mereka adalah petugas administrasi masjid atau staf bagian wakah.
Dilansir dari berita di Liputan6.com pada 23 April 2020, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud mengizinkan salat tarawih berjamaah digelar di Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Namun, salat tersebut dilakukan dengan pengurangan rakaat menjadi sepuluh atau hanya lima kali salam.
Sebelumnya, pada pekan kedua April, salat tarawih berjamaah selama Ramadan di masjid-masjid Arab Saudi sempat dilaporkan bakal ditiadakan. Pada 21 April lalu, pemerintah Arab Saudi juga memperpanjang penangguhan salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Itikaf pun ditangguhkan.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, membenarkan izin salat tarawih oleh Raja Salman tersebut. Namun, salat tarawih itu terbatas untuk petugas di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sementara masyarakat umum tidak diperbolehkan.
“Kena aturan jam malam,” kata Agus.
Adapun dikutip dari Kumparan.com, saf salat tarawih di Masjidil Haram saat ini terlihat renggang, tidak lagi rapat seperti awal Ramadan. Jamaah pun tidak banyak, lantaran penutupan Masjidil Haram. Yang diperbolehkan masuk hanya para staf dan imam, dengan pemeriksaan kesehatan yang ketat.
Seseorang yang sedang berdoa di depan Ka’bah yang ada di foto itu adalah polisi Arab Saudi yang bertugas di Masjidil Haram.
Foto tersebut dijepret oleh fotografer Associated Press (AP), Amr Nabil, pada 6 Maret 2020. Namun, menurut keterangan foto di situs AP, pria tersebut bukanlah tukang bersih-bersih, melainkan polisi.
Berikut keterangan foto yang ditulis AP: “Seorang polisi Saudi berdoa di depan Ka’bah, bangunan kubik di Masjidil Haram, di kota suci muslim Mekkah, Arab Saudi, Sabtu, 7 Maret 2020. Arab Saudi mengosongkan situs suci Islam untuk sterilisasi atas kekhawatiran terhadap virus Corona baru.”
Dilansir dari situs berita Turki, Erzurum Sayfasi, foto jepretan Amr Nabil itu memang telah dipelintir. Menurut berbagai unggahan di media sosial, hanya staf kebersihan yang diizinkan beribadah di Ka’bah ketika tempat suci umat Islam itu ditutup sejak pandemi Covid-19.
Namun, dikutip dari situs berita Arab Saudi, Sawaleif, saat salat tarawih pertama kemarin, terdapat beberapa jamaah yang melakukan salat di depan Ka’bah. Meskipun begitu, kebanyakan dari mereka adalah petugas administrasi masjid atau staf bagian wakah.
Dilansir dari berita di Liputan6.com pada 23 April 2020, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud mengizinkan salat tarawih berjamaah digelar di Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Namun, salat tersebut dilakukan dengan pengurangan rakaat menjadi sepuluh atau hanya lima kali salam.
Sebelumnya, pada pekan kedua April, salat tarawih berjamaah selama Ramadan di masjid-masjid Arab Saudi sempat dilaporkan bakal ditiadakan. Pada 21 April lalu, pemerintah Arab Saudi juga memperpanjang penangguhan salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Itikaf pun ditangguhkan.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, membenarkan izin salat tarawih oleh Raja Salman tersebut. Namun, salat tarawih itu terbatas untuk petugas di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sementara masyarakat umum tidak diperbolehkan.
“Kena aturan jam malam,” kata Agus.
Adapun dikutip dari Kumparan.com, saf salat tarawih di Masjidil Haram saat ini terlihat renggang, tidak lagi rapat seperti awal Ramadan. Jamaah pun tidak banyak, lantaran penutupan Masjidil Haram. Yang diperbolehkan masuk hanya para staf dan imam, dengan pemeriksaan kesehatan yang ketat.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/760/fakta-atau-hoaks-benarkah-ini-foto-satu-satunya-orang-yang-boleh-duduk-di-kabah-saat-corona
- http://www.apimages.com/metadata/Index/Virus-Outbreak-Mideast-Saudi-Arabia/13190f76996740fc801878dbebc37843/20/0
- https://www.erzurumsayfasi.com/haber/kabe-ibadete-kapatilinca-sadece-bir-kisi-ibadet-etti-goruntu-gorevlerin-icini-burktu-h924.html
- https://sawaleif.com/أول-صلاة-تراويح-بالحرمين-الشريفين-وال-549881/
- https://www.liputan6.com/global/read/4235725/raja-salman-izinkan-sholat-tarawih-di-masjidil-haram-dan-masjid-nabawi-hanya-10-rakaat?source=search
- https://kumparan.com/kumparannews/saf-tarawih-berjemaah-di-masjidil-haram-renggang-ini-fatwanya-1tJHbja5vOn/full
[SALAH] “Firus Corona Sudah Masuk Di Saudi Arabia”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 14/02/2020
Berita
“Viralkan 🔊🔊
Firus Corona Sudah Masuk Di Saudi Arabia
Menteri Kesehatan Saudi Arabia dalam keterangan Pers menyampaikan data Akhir virus Corona di negaranya.
Terinfeksi Corona : 224 Orang
Proponsi Jeddah : 64 Orang
Meninggal : 18 Orang
Sumber : Telegram Group”.
Firus Corona Sudah Masuk Di Saudi Arabia
Menteri Kesehatan Saudi Arabia dalam keterangan Pers menyampaikan data Akhir virus Corona di negaranya.
Terinfeksi Corona : 224 Orang
Proponsi Jeddah : 64 Orang
Meninggal : 18 Orang
Sumber : Telegram Group”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan video yang sebelumnya sudah dipublikasikan pada tahun 2014. Narasi SUMBER menimbulkan kesimpulan yang salah mengenai waktu publikasi video.
WHO @ 2 Oktober 2014: “Focal Point IHR Nasional Arab Saudi (SAU) telah melaporkan tambahan kasus yang dikonfirmasi laboratorium dengan infeksi coronavirus sindrom Timur Tengah (MERS-CoV) ke WHO.
Antara 11 Agustus dan 28 September 2014, 15 kasus infeksi dengan coronavirus syndrome pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV) termasuk 4 kematian dilaporkan ke WHO.”
WHO: “Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO diberitahu tentang sekelompok kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei Cina.”
WHO @ 2 Oktober 2014: “Focal Point IHR Nasional Arab Saudi (SAU) telah melaporkan tambahan kasus yang dikonfirmasi laboratorium dengan infeksi coronavirus sindrom Timur Tengah (MERS-CoV) ke WHO.
Antara 11 Agustus dan 28 September 2014, 15 kasus infeksi dengan coronavirus syndrome pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV) termasuk 4 kematian dilaporkan ke WHO.”
WHO: “Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO diberitahu tentang sekelompok kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei Cina.”
Kesimpulan
Video sudah dipublikasikan sebelumnya pada tahun 2014. MERS-CoV (2014), BUKAN COVID-19 yang sebelumnya dinamakan “Novel Coronavirus (2019-nCoV)”.
Rujukan
Halaman: 5531/6698