• [SALAH] Santri yang Hidupnya di Pondok Dicurigai Terpapar Covid-19, Yang Keluyuran di Mall Dibiarin Aja

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 04/06/2020

    Berita

    Akun Facebook Supri Bilal atau @supri.bilal mengunggah screenshot atau tangkapan layar yang menampilkan seseorang mengenakan Hazmat dengan beberapa perempuan bercadar yang mengantri sambil memegang kertas. Dalam tangkapan layar tersebut terdapat tulisan berbunyi berikut.
    “Santri yang hidupnya di pondok gak pernah keluar2 di curigai kena covid. Yang keluyuran di mall, dipasar malah dibiarn aja,” tangkapan layar yang diunggah akun Facebook Supri Bilal atau @supri.bilal pada Rabu, (3/6).

    Covid pesantren

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran melalui mesin pencari, unggahan akun Facebook Supri Bilal adalah salah atau keliru.
    Foto dalam unggahan akun Facebook Supri Bilal adalah karya Jurnalis IDN Times, Novika Dian Nugroho. Dalam foto tersebut terdapat keterangan berikut, “Ilustrasi. Sejumlah santri Pondok Al-Fatah, Temboro, Magetan sedang mengisi data sebelum mengikuti rapid test COVID-19 di Puskesmas Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (23/4).”
    Terkait foto dan keterangan itu, diketahui dari beberapa pemberitaan media daring, santri Pondok Al-Fatah, Magetan, Jawa Timur yang mengikuti rapid test COVID-19 bukanlah karena faktor kecurigaan saja, mengingat mereka tidak pernah keluar-keluar seperti klaim akun Facebook Supri Bilal.
    Dilansir dari kompas.com, rapid test COVID-19 yang dilakukan kepada santri Pondok Al-Fatah, Temboro dikarenakan adanya seorang pria yang merupakan pengajar di pesantren tersebut terkonfirmasi positif COVID-19. Namun, Ia diam-diam pulang ke Kabupaten Menpawah, Kalimantan Barat bersama istri dan anaknya melalui Bandara Supadio, Pontianak, Kamis (16/4).
    Setelah dilakukan rapid test COVID-19 terbukti ada beberapa santri dari Pondok Al-Fatah yang jumlahnya sekitar puluhan ribu tersebut, ternyata positif COVID-19. Para santri yang positif ini dari beberapa negara dan daerah, selain Indonesia sendiri, ada juga dari Malaysia dan Thailand.
    Kemudian klaim akun Facebook Supri Bilal yang mengatakan yang keluyuran di mall atau pasar dibiarkan saja, dalam arti tidak dilakukan rapid test COVID-19 juga terpatahkan. Beberapa mall atau pasar seperti di Hypermart kota Pekalongan, kemudian di Pasar Induk dan Yogya Mall Brebes.

    Kesimpulan

    Ungaahan foto dan narasi akun Facebook Supri Bilal membingkai isu bahwa terjadi diskriminasi dari rapid test COVID-19 hanya untuk santri yang padahal tidak pernah ke luar pondok dan membandingkannya dengan mereka yang ke pasar atau mall tetapi dibiarkan saja adalah tidak tepat atau keliru.
    Diketahui foto yang diunggah akun Facebook Supri Bilal adalah karya Jurnalis IDN Times, Novika Dian Nugroho. Dalam foto tersebut terdapat keterangan berikut, “Ilustrasi. Sejumlah santri Pondok Al-Fatah, Temboro, Magetan sedang mengisi data sebelum mengikuti rapid test COVID-19 di Puskesmas Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (23/4).” Para santri Pondok Al-Fatah ini menjalani rapid test setelah adanya seorang pria yang merupakan pengajar di pesantren tersebut terkonfirmasi positif COVID-19. Diketahui beberapa mall atau pasar seperti di Hypermart kota Pekalongan, kemudian di Pasar Induk dan Yogya Mall Brebes juga melakukan rapid test COVID-19 kepada pengunjungnya.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Pesan Jokowi ke Gibran, Jadi Pemimpin Itu Tidak Perlu Pintar

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/06/2020

    Berita

    Akun Facebook Ben Kassanova atau @ben.kassanova mengunggah screenshot atau tangkapan layar yang nampak dari media daring bertuliskan Togog News dengan judul berita “Gibran: Kata Bapak, Jadi Pemimpin Itu Tidak Perlu Pintar, Makanya Saya Akan Mencalonkan Diri Menjadi Walikota” pada Rabu (3/6).
    Dalam unggahannya, akun Facebook Ben Kassanova juga menambahkan tulisan “Rajin Dan Jago Ngibul Jadi Deh :joy::joy::joy: Asal populasi ebong belum Punah :joy::joy::joy:.”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran melalui mesin pencari, unggahan akun Facebook Ben Kassanova adalah salah atau keliru.
    Terdapatnya foto Putra sulung Presiden Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka dalam unggahan akun Facebook Ben Kassanova adalah menjadi petunjuk dalam pencarian.
    Diketahui foto Gibran tersebut dipakai sebagai sampul dalam pemberitaan kompas.com yang berjudul “Gibran: Bila Patuh Anjuran Pemerintah, Wabah Corona Segera Usai” dengan waktu penayangannya sama seperti pada tangkapan layar akun Facebook Ben Kassanova yaitu Jumat, 24 April 2020, pukul 11.46 WIB.
    Dengan begitu, unggahan suntingan atau editan artikel oleh akun Facebook Ben Kassanova dalam kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai Manipulated Content atau Konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Unggahan tangkapan layar dengan foto Gibran dan judul artikel “Gibran: Kata Bapak, Jadi Pemimpin Itu Tidak Perlu Pintar, Makanya Saya Akan Mencalonkan Diri Menjadi Walikota” yang diunggah akun Facebook Ben Kassona adalah salah dan hasil suntingan atau editan. Artikel aslinya berdasarkan kesamaan foto dan waktu pemberitaan yang terdapat pada tangkapan layar adalah berasal dari kompas.com dengan tajuk “Gibran: Bila Patuh Anjuran Pemerintah, Wabah Corona Segera Usai.”

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Presiden Jokowi Diam, Bukan Berarti Takut

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/06/2020

    Berita

    Akun Facebook Bambang mengunggah gambar yang di dalamnya terdapat tulisan dengan inti pesan menyudutkan keluarga Cendana yang merujuk pada Soeharto dan keluarga Cikeas yang merujuk pada Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan juga membela Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
    Tulisan tersebut diunggah dengan menempelkan foto dan nama Pengacara kondang, Hotman Paris.
    Akun Facebook Bambang juga menambahkan pendapatnya yang berbunyi, “Nah loh….. Pak Jokowi diam bukan berarti takut dan Beliau bukan Presiden kaleng – kaleng…!!!, tulisnya, Rabu (3/6).
    NARASI:
    “Saya khawatir jika Pak Jokowi bila dipancing-pancing emosinya. Hati-hati saja keluarga Cendana dan keluarga Cikeas, harta gono-gini kalianlah jadi pertaruhannya. KPK dan Intelijen sudah dari 2014 mengumpulkan data dan faktanya. Yaaa tinggal menunggu perintahnya Presiden saja, langsung eksekusi tanah negara yang dikuasai mereka. Gawat itu, Saya sudah pasti bela Negara,” gambar yang di dalamnya terdapat tulisan atas nama dan foto Hotman Paris yang diunggah akun Facebook Bambang pada Rabu, (3/6).

    Hasil Cek Fakta

    Setelah menelusuri melalui mesin pencari, unggahan akun Bambang ini dapat dikatakan salah atau keliru. Unggahan Bambang yang dapat dikategorikan sebagai hoaks ini, sebelumnya pernah muncul dan sudah dibantah langsung oleh Hotman sendiri.
    Melalui akun Instagramnya @hotmanparisofficial, Hotman mengatakan kabar seperti yang diunggah akun Facebook Bambang adalah hoaks. “Hoax menggila! Dasar pengecut sebarkan hoax ini! Gus Hotman ngak tertarik politik,” tulisnya, Rabu (29/5/2019) lalu.
    Diketahui, foto yang diunggah akun Facebook Bambang, aslinya adalah foto karya Jurnalis kapanlagi.com, Budy Santoso.
    Dengan begitu, unggahan akun Facebook Bambang, dalam kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat dikategorikan sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Helmy Yahya Dipecat Sebagai Dirut karena TVRI Sempat Memutarkan Film G30S/PKI

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/06/2020

    Berita

    Akun Facebook Mikha Akhbariyyah atau @daniekingient.selaluceria membuat postingan yang berisi tentang kabar seputar Direktur Utama (Dirut) TVRI 2017 – 2019, Helmy Yahya dan film G30S/PKI. Berikut narasi lengkapnya.
    “Helmy Yahya dipecat dari jabatan Dirut TVRI pada 17 Januari 2020, penyebab utamanya ternyata karena 4 bulan sebelumnya TVRI memutar film pemberontakan G 30 S / PKI.,” tulis akun Facebook Mikha Akhbariyyah atau @daniekingient.selaluceria yang diunggah pada Senin, (1/6).

    Hasil Cek Fakta

    Setelah menelusuri melalui mesin pencari diketahui, unggahan akun Facebook Mikha Akhbariyyah adalah salah atau keliru.
    Helmy Yahya yang dijuki sebagai Raja Kuis dinonaktifkan pada Rabu, 4 Desember 2019 dan dipecat oleh Dewan Pengawas (Dewas) TVRI pada Kamis, 16 Januari 2020.
    Dilansir dari berisatu.com, Helmy menerangkan bahwa salah satu dasar pemberhentian dirinya yakni mengenai pembelian hak siar siaran langsung Liga Inggris yang dinilai tidak tertib administrasi.
    Menurut Helmy, pembelian siaran Liga Inggris bertujuan agar TVRI memiliki sebuah konten yang membuat semua orang menonton TVRI.
    “Semua stasiun di dunia tentu ingin memiliki sebuah program killer konten atau lokomotif konten yang membuat orang menonton. TVRI karena kepercayaan orang, karena jangkauan kami lima kali lipat dari tv lain, akhirnya kami mendapatkan kerja sama dengan Mola TV untuk menayangkan Liga Inggris, ” jelas Helmy.
    Di sisi lain, Ketua Dewan Pengawas (Dewas) LPP TVRI, Arief Hidayat Thamrin melalui detik.com menjelasakan, pemecatan Helmy dilakukan karena beberapa alasan, pembelian hak siar liga Inggris, masalah tertib administrasi anggaran, ketidaksesuaian antara pelaksanaan rebranding TVRI dengan RKA tahunan LPP TVRI 2019, mutasi pejabat struktural yang tidak sesuai norma standar, prosedur dan kriteria manajemen ASN, lalu tentang administrasi pemerintahan, yakni asas ketidakberpihakan, asas kecermatan dan asas keterbukaan.
    Dari kedua belah pihak baik Helmy maupun Dewas LPP TVRI tidak menyatakan bahwa pemberhentian Helmy adalah terkait pemutaran film G30S/PKI sepeti yang diklaim akun Facebook Mikha Akhbariyyah.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini