• Laga Persib Vs Arema Ditunda, Ini Tanggapan Umuh Muchtar

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 22/10/2019

    Berita

    "Apa pertandingan arema dengan persib pada tanggal 28 september ditunda"

    Hasil Cek Fakta

    KOMPAS.com - Umuh Muchtar memberi tanggapan terkait penundaan laga Persib Bandung vs Arema FC dalam Liga 1 2019. Rangkaian petandingan pekan ke-21 Liga 1 2019 akan dimulai pada Jumat (27/9/2019) hingga Minggu (29/9/2019). Total, ada sembilan laga yang akan digelar pada rentang waktu tersebut.
    Namun, satu dari sembilan laga itu dipastikan batal dilangsungkan karena pihak keamanan tidak memberikan izin. Pertandingan yang dimaksud adalah Persib Bandung vs Arema FC. Sejatinya, laga Arema vs Persib akan dihelat di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (28/9/2019). Ditundanya laga itu seiring tidak keluarnya izin dari kepolisian, laga pun akan dijadwal ulang. "Menindaklanjuti surat Klub Persib Bandung nomor : 257/M.PERSIB/IX/2019 perihal Pemberitahuan Status Pertandingan Shopee Liga 1 2019 Persib Bandung vs Arema FC tertanggal 26 September 2019 serta memperhatikan surat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat (KAPOLDA Jawa Barat) sebagaimana terlampir, bersama ini PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyampaikan penundaan pertandingan Liga 1 2019 antara Persib Bandung vs Arema FC yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 28 September 2019,” tulis surat bertanda tangan direktur PT LIB, Dirk Soplanit itu.
    "Selanjutnya LIB akan menyampaikan penjadwalan ulang setelah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait termasuk klub,” tulis surat tersebut. Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, menyanyangkan tidak terbitnya izin pertandingan Persib vs Arema. Dalam konferensi pers di 1933 Dapur Kopi, Kamis 926/9/2019), Umuh mengaku sempat mengupayakan agar laga tetap digelar tanpa penonton. "Saya sudah bertemu dengan Pak Kapolda Jabar (Irjen Rudy Sufahriadi). Ternyata tetap tidak bisa," kata Umuh, dikutip BolaSport.com dari laman Persib.
    "Semua juga mengharapkan Persib bisa main di Bandung dan tepat waktu. Tetapi, karena situasi (keamanan) yang lagi seperti ini, ya, mau bagaimana lagi. Tidak perlu ada yang disalahkan atau saling menyalahkan karena memang situasi yang tidak mendukung," ujarnya. Ditundanya laga Persib melawan Arema FC tidak diinginkan Umuh Muchtar, lantaran Supardi dkk sudah siap secara mental untuk bertanding. "Saya sendiri cukup nyesek dengan kondisi begini. Selalu saja ada ujian, padahal tim sedang dalam semangat yang bagus," ujar Umuh. (Metta Rahma Melati).

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Bukan Lagi Parade Tauhid, Besok Bakal Ada Aksi Mujahid 212 di Istana

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 22/10/2019

    Berita

    Jakarta - Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI digelar pada Sabtu, 28 September 2019. Massa akan bergerak dan menggelar aksi di depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

    Ketua panitia Ustaz Edy Mulyadi mengatakan sedianya aksi ini bernama 'Parade Tauhid Indonesia 2019', tapi diganti menjadi 'Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI'.

    Selain nama agenda aksi, lanjut Ustaz Edy, perubahan terjadi pada titik kumpul dan rute aksi. Sebelumnya, peserta direncanakan berkumpul di Jalan Asia Afrika, Senayan, pukul 06.00, lalu bergerak ke Monas. Namun kini titik kumpul massa berada di Bundaran HI mulai pukul 08.00 WIB, lalu bergerak menuju Istana.

    Hasil Cek Fakta

    "Perubahan nama dan rute ini terjadi untuk menyesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi yang dinamis," kata Ustaz Edy dalam keterangannya, Jumat (27/9/2019).

    "Dengan perubahan ini, kami ingin kembali menegaskan bahwa umat Islam bersama arus besar perubahan yang digelorakan mahasiswa dan para pelajar SMU. Kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik," sambungnya.

    Rujukan

    • Detik
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Viral Anak STM Ikut Demo di Depan Gedung DPR, Ini Faktanya...

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 22/10/2019

    Berita

    JAKARTA,KOMPAS.com - Media sosial dihebohkan oleh video dan foto gerombolan siswa STM yang ikut turun ke jalanan membantu mahasiswa dalam demo penolakan sejumlah Rancangan Undang-Undang ( RUU) di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019). Video dan foto tersebut bahkan menjadi trending topic di Twitter. Hingga hari ini, Rabu (25/9/2019) sekitar pukul 09.30 WIB, sebanyak 138 ribu pengguna Twitter masih memperbincangkan topik seputar " Anak STM" yang turut serta dalam aksi tersebut. Sebagian besar dari netizen Indonesia mengungkapkan rasa bangganya terhadap kepedulian para siswa STM yang iku turun ke jalan. "Anak STM melek Politik juga ternyata. Mantab, tinggalkan PKL. Saatnya turun ke jalan. Indonesia sedang tidak baik - baik saja," tulis salah satu pengguna Twitter. Pengguna twitter dengan nama akun @andripst juga mengunggah foto mengenai keikutsertaan anak STM dalam aksi tersebut. entrance (terduga) anak-anak STM keren bangat pic.twitter.com/xGB626utua — meisya and 666 others (@meisyacv) September 24, 2019 "Banyak anak SMA dan STM di aksi tadi, bahkan hingga malam. Mereka bertahan, kelompok mereka sangat solid, dan beberapa ada yang bantuin peserta aksi yang jatuh dan tumbang karena tembakan gas air mata. Saya salah satunya. Terima kasih dan salam hormat untuk mereka semua," tulisnya. Lalu, bagaimana fakta yang terjadi? Saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (25/9/2019), pria bernama Andri Prasetiyo itu mengatakan peristiwa yang yang diabadikan dalam foto tersebut terjadi di daerah seputar jembatan Slipi, Jakarta Pusat. "Saya di lokasi sejak pagi dan saya yang mengambil gambar itu. Itu kejadiannya di jembatan setelah jembatan Slipi arah DPR," ucap Andri. Andri bercerita, rombongan anak STM tersebut datang ke lokasi pada hari Selasa (23/9/2019) sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. "Sekarang sudah kondusif. Semalam termasuk anak STM bubar pukul 23.00," ucap Andri.

    Hasil Cek Fakta


    Datang bergerombol Hal senada juga diucapkan oleh Salman Al Fathan dari Bem FISIP UI yang ikut serta dalam aksi tersebut. Salman membenarkan adanya gerombolan anak STM yang ikut serta dalam aksi tersebut. "Mereka datang di daerah sekitar JPO yang deket gerbang DPR sebelah kanan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/9/2019). Mahasiswa yang menjabat sebagai Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis Bem FISIP UI ini bercerita, jika siswa STM tersebut datang bergerombol dan saling menyusul. "Mereka gerombolan dan saling menyusul. Ada yang datang jam 4 sore ada yang jam 5 sore. Satu rombongan, yang kemarin saya lihat, ada sekitar 20 orang," tambahnya. Salman mengungkapkan rasa bangganya kepada siswa STM yang bersedia ikut turun ke jalanan untuk membantu para mahasiswa yang sedang menyampaikan aspirasinya. Menurutnya, ini tanda bahwa isu penolakan UU KPK dan RKUHP sudah membumi sehingga siswa-siswa STM ikut peduli. Namun, Salman menyayangkan tidak adanya koordinasi dengan koordinator di lapangan. "Saya salut sama mereka. Ini tandanya mereka ikut peduli dengan apa yang terjadi dengan negara ini. Sayangnya, mereka tidak dalam koordinasi dengan koordinator lapangan sehingga ada sedikit keributan juga," ujar dia. Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait adanya anak STM yang turun ke jalan, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes. Pol. Harry Kurniawan menjawab singkat dan mengaku tidak mengetahui persis peristiwa tersebut. "Saya belum tahu. Itu di mana? Saya belum dapat info," ujarnya melalui aplikasi pesan WhatsApp setelah ditelepon beberapa kali, Rabu (25/9/2019).
    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] KPAI: Siswa yang Meninggal Bukan Mau ataupun Pulang Aksi di DPR

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 22/10/2019

    Berita

    Komisi Perlindungan Anak Indonesia menegaskan, Bagus Putra Mahendra (15) siswa salah satu SMA yang tewas di Jakarta Utara, bukan bagian dari massa aksi pelajar di DPR RI. Siswa yang meninggal karena kecelakaan itu tengah pulang ke rumah seusai bersekolah.


    Di media sosial, beredar viral foto seorang pelajar yang terbaring di sebuah rumah sakit. Siswa tersebut diklaim meninggal dunia karena bentrok dengan aparat saat mengikuti aksi unjuk rasa pelajar di Jakarta 25 September 2019.

    Salah satu akun yang mengunggah klaim tersebut adalah akun Menara Hati (fb.com/menara.hati.961).

    Sumber : https://perma.cc/P8MR-QCWY (Arsip) – Sudah dibagikan 725 kali saat tangkapan layar diambil.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Komisi Perlindungan Anak Indonesia menegaskan, Bagus Putra Mahendra (15) siswa salah satu SMA yang tewas di Jakarta Utara, bukan bagian dari massa aksi pelajar di DPR RI.

    Anggota Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti menegaskan, siswa yang meninggal karena kecelakaan itu tengah pulang ke rumah seusai bersekolah.

    Hal itu diketahui setelah KPAI berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan pihak sekolah siswa.

    “Terkonfirmasi, anak itu betul meninggal. Dia pulang sekolah naik motor dan terlibat kecelakaan di Pademangan. Yang bersangkutan sama sekali tidak menuju DPR atau tidak pulang dari DPR,” kata Retno di kantor KPAI, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

    Pernyataan Retno itu sekaligus membantah informasi di media sosial dan polisi soal ihwal tewasnya siswa SMA tersebut.

    “Jadi betul-betul memang ingin pulang ke rumah dari sekolah dan mengalami kecelakaan di daerah Pademangan. Jadi informasi yang beredar bahwa dia meninggal karena aksi adalah hoaks,” ujar Retno.

    Sebelumnya, pihak kepolisian menyebutkan pelajar tersebut tewas saat hendak mengikuti aksi unjuk rasa ke Gedung DPR RI.

    Kapolsek Tanjung Priok Kompol Budi Cahyono saat dimintai konfirmasi membenarkan soal meninggalnya bocah tersebut. Budi mengatakan bocah tersebut meninggal karena tertabrak truk kontainer di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Rabu (25/9).

    “Memang kemarin dari Terminal Tanjung Priok anak-anak sekolah long march ke Pademangan mau ke DPR,” kata Kompol Budi saat dihubungi detikcom, Kamis (26/9/2019).

    Menurut Budi, korban meninggal dunia setelah tertabrak kontainer dalam perjalanan menuju DPR dari Pademangan, Jakarta Utara.

    “Salah satu anak sekolah SMK Al-Jihad tertabrak kontainer di Pademangan, ditangani lalu lintas Jakut,” tuturnya.

    Namun polisi membantah jika korban sempat dikejar aparat sebelum tewas. “Tidak ada aparat yang mengejar saat kejadian,” ujar Plt Kanit Lakalantas Polres Jakarta Utara, Ipda Farmal saat dikonfirmasi di waktu yang sama.

    Farmal mengatakan peristiwa itu berawal ketika sebuah mobil truk trailer kontainer sedang melaju di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara.

    “Trailer B 9417 QZ pengemudi saudara Ruhendi melaju dari arah barat ke timur di Jalan RE Martadianata tepatnya sebelum jembatan goyang wilayah Pademangan, Jakarta Utara,” kata dia.

    Diduga karena kurang hati-hati, kendaraan tersebut menabrak Bagus yang sedang berjalan dari arah selatan menuju utara. Akibatnya, Bagus mengalami luka parah di bagian pinggang. Korban pun sempat dibawa ke RS Sulianti Saroso untuk penanganan lebih lanjut. Namun, nyawa Bagus sudah tidak bisa ditolong lagi dan dinyatakan tewas pukul 16.30 WIB.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini