• [BERITA] “AJI Pontianak Gelar Pelatihan Anti Hoaks di RRI”

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 14/10/2019

    Berita

    "“AJI Pontianak Gelar Pelatihan Anti Hoaks di RRI”*"

    Hasil Cek Fakta

    KBRN, Pontianak: Aliansi Jurnalis Independen Pontianak bekerjasama dengan Google News Intiative dan Internews menggelar kegiatan Workshop Hoax Busting and Digital Hygiene bagi mahasiswa dan masyarakat umum yang dilaksanakan di Aula LPP RRI Pontianak, Jumat (13/4/2018).

    Ketua AJI Pontianak, Dian Lestari mengatakan kegiatan ini dilaksanakan untuk mencegah peredaran HOAX yang semakin masive beredar ditengah masyarakat.

    “Berdasarkan informasi dari bidang Cyber Crime Polda Kalbar, sejak Januari-Maret terjadi kenaikan hingga 300 persen informasi HOAX ditengah masyarakat, dibanding medio yang sama tahun 201 lalu. Hal ini diprediksi akan terus meningkat pada saat menjelang hari H Pilkada,” kata Dian.

    Menurutnya, ini tentu menjadi perhatian serius bagi kita karena dengan banyaknya berita berisi kebohongan, tentu ini menjadi hal yang menyesatkan masyarakat dan dapat menimbulkan berbagai hal negatif, termasuk potensi konflik yang ada.

    “Diharapkan dengan kegiatan ini, kita bisa bersama-sama mencegah berita HOAX tersebut, salah satunya dengan mengetahui bagaimana berita HOAX tersebut,” tuturnya.

    Pada kegiatan itu, panitia menghadirkan tiga orang nara sumber, Andi Fachrizal dari Mongabay Indonesia, Aribowo dan Edho Sinaga trainer bersertifikat Google News Initiative.

    Ditempat yang sama, Project Coordinator Internews Indonesia, Arfi Bambani mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pengguna internet terbesar, dimana google merasa memiliki andil besar dalam mengantisipasi penyebaran berita HOAX bagaimana menggunakan tols yang ada di internet untuk mengecek keaslian dari suatu berita atau informasi.

    “Melalui kegiatan ini, kita akan memberikan masukan kepada peserta untuk menggunakan tols-tols yang ada di internet, agar bisa memverifikasi berita atau informasi HOAX yang beredar di dunia maya,” katanya.

    Sementara itu, Kepala LPP RRI Pontianak, Sofrani Razak mengatakan, sebagai salah satu lembaga penyiaran publik yang langsung bertanggung jawab kepada presiden, pihanya akan selalu independen dan terus memerangi HOAX.

    Untuk itu, RRI akan memanfaatkan peran strategisnya sebagai media yang berdiri di tengah-tengah kesimpangsiuran informasi akibat maraknya berita hoax di media sosial.

    “RRI akan menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi yang jauh dari hoax. Posisi itu akan menjadikan RRI sebagai media rujukan bagi mereka yang membutuhkan informasi yang benar, proposional, dan berimbang. Selain juga menjadi tempat bagi masyarakat untuk menyampaikan harapan dan aspirasinya,” tuturnya.

    Dia berharap, peserta yang mengikuti kegiatan ini, bisa memberikan informasi dari materi yang didapatnya kepada masyarakat, agar kita bisa bersama-sama mengantisipasi berita HOAX ditengah masyarakat. (Rel/Edo)”

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Deret Fakta Soal Asteroid yang Disebut Hantam Bumi 9 September Mendatang

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 11/10/2019

    Berita

    "Apa benar tanggal 9 september 2019 ada meteor nabrak bumi??"
    "Tanggal 9 september 2019 ada meteor jatuh yang menabrak bumi?"

    Hasil Cek Fakta

    Merdeka.com - Beberapa bulan lalu, agen antariksa Eropa yakni European Space Agency (ESA), memperkirakan asteroid 2006 QV89 akan melintasi serta mungkin menabrak Bumi pada 9 September 2019.

    ESA merilis objek luar angkasa yang akan menabrak Bumi, dan salah satunya asteroid 2006 QV89.

    Melansir Liputan6.com yang mengutip Live Science, dibandingkan dengan asteroid sepanjang 10 kilometer yang membunuh dinasaurus non-avian sekira 66 juta tahun lalu, ukuran 2006 QV89 cukup kecil yakni hanya 40 meter.

    ESA memantau rute asteroid tersebut dan menyimpulkan kalau sangat kecil kemungkinan 2006 QV89 menghantam bumi. Kemungkinan batuan tersebut menghantam Bumi hanya 1:7.299. Berdasarkan pengamatannya pula, ESA mengatakan 2006 QV89 paling dekat akan berjarak sekira 42 juta mil atau sekitar 6,7 juta kilometer dengan Bumi.

    Jarak tersebut masih sangat jauh, mengingat jarak Bulan dengan Bumi sejauh 238.900 mil atau sekitar 384.400 kilometer.

    Berikut deretan fakta lain soal asteroid ini, berdasarkan laporan Liputan6.com.

    Ditemukan Pada Agustus 2006

    Seperti namanya, asteroid 2007 QV89 ditemukan pada 29 Agustus 2006. Batuan antariksa ini ditemukan oleh Catalina Sky Survey yaitu sebuah organisasi yang berbasis di observatorium di dekat Tucson, Arizona.
    Sering Kunjungi Bumi

    Asteroid ini sebenarnya akan cukup sering mengunjungi Bumi. Setelah terbang pada 2019, objek tersebut akan kembali menyambangi Bumi pada 2032, 2045, dan 2062. Adapun menurut ESA, 2006 QV89 merupakan salah satu dari 10 objek luar angkasa yang akan menabrak Bumi. Asteroid tersebut berada di posisi nomor empat.

    ESA memperbarui daftar tersebut secara berkala, dan yang terbaru pada 6 Juni 2019 silam.
    Tenang, Asteroid ini Bukan Ancaman

    Dari pengamatan terbaru yang dilakukan bulan lalu, prediksi awal yang menyebut 2006 QV89 bakal menabrak Bumi dipastikan tidak terjadi. Dengan kata lain, asteroid ini bukan ancaman bagi Bumi.

    Seperti dikutip dari BGR via Liputan6.com, asteroid ini tidak akan menabrak Bumi hingga setidaknya untuk satu abad ke depan.

    Temuan mengenai asteroid 2006 QV89 yang tidak berbahaya ini dilakukan oleh Institute for Astronomy di University of Hawaii. Dipimpin oleh David Tholen, para astronom dari University of Hawaii melakukan pengamatan untuk mengetahui daftar asteroid potensial yang bersinggungan dengan Bumi. Hasilnya, 2006 QV89 tidak termasuk.

    "Ada perbedaan besar antara mengetahui mana asteroid berbahaya atau tidak, dengan mengetahui posisinya di mana," tutur Tholen dalam pernyataan beberapa waktu lalu.

    Perlu diketahui, dibandingkan dengan asteroid sepanjang 10 kilometer yang membunuh dinosaurus non-avian sekitar 66 juta tahun lalu, ukuran 2006 QV89 sangatlah kecil yakni hanya 40 meter.

    Rujukan

    • Merdeka.com
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • NU Larang Nahdliyin Ikut Parade Ukhuwah Solo

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 10/10/2019

    Berita

    Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama atau NU Solo mengimbau warga nahdliyin tidak mengikuti kegiatan Parade Ukhuwah yang akan digelar Ahad 1 September 2019. Acara longmarch dan tablig akbar itu digelar oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS).

    Hasil Cek Fakta

    TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama atau NU Solo mengimbau warga nahdliyin tidak mengikuti kegiatan Parade Ukhuwah yang akan digelar Ahad 1 September 2019. Acara longmarch dan tablig akbar itu digelar oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS).

    Dalam surat yang beredar di media sosial, PCNU Solo menginstruksikan agar warganya tidak mendukung kegiatan itu dengan beberapa alasan. Salah satunya adalah DSKS bukanlah representasi umat Islam di Kota Solo.

    Publikasi kegiatan Parade Ukhuwah itu juga menampilkan sosok pendiri NU Hasyim Asyari. Padahal, penyelenggara tidak pernah berkoordinasi dengan ormas Islam terbesar itu.

    Acara tablig akbar itu juga akan mendatangkan penceramah yang sering dituding pernah menjadi aktivis organisasi terlarang Hisbut Tahrir Indonesia (HTI), Felix Siauw. Penyelenggara juga mengajak peserta untuk membawa bendera tauhid yang juga dianggap memiliki kaitan dengan HTI.

    Ketua PCNU Mashuri mengakui telah mengeluarkan surat tersebut. Hanya saja, dia enggan berkomentar banyak. "Surat itu kan untuk internal warga NU saja," katanya saat dihubungi.

    Dia mengaku mendapat banyak tanggapan dari pihak lain terkait surat tersebut, termasuk dari penyelenggara yang memberikan klarifikasi mengenai pemuatan foto Hasyim Asyari. "Kami sendiri tidak meminta klarifikasi, kami hanya memberikan imbauan kepada warga kami," katanya.

    Divisi Advokasi DSKS, Endro Sudarsono mengatakan acara tersebut akan digelar untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah. Selain itu, kegiatan tersebut juga digelar untuk memperingati hari kemerdekaan. "Sehingga kami meminta peserta untuk berbaju putih, membawa bendera merah putih dan bendera tauhid," katanya.

    Dia menyebut bahwa bendera tauhid itu bukan hanya milik HTI. "Bendera itu sudah ada jauh sebelum Hizbut Tahrir lahir," katanya. Sedangkan Felix Siauw dihadirkan sebagai representasi penceramah muda yang dianggap mampu membangkitkan semangat.
    Terkait pemasangan foto Hasyim Asyari dalam publikasi, Endro menyebut bahwa pihaknya memang memasang foto beberapa pahlawan nasional, seperti Bung Tomo, Bung Hatta, Sudirman, Imam Bonjol, Ahmad Dahlan hingga Hasyim Asyari. "Beliau adalah sosok yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional sehingga telah menjadi milik publik," katanya.

    Parade Ukhuwah itu akan digelar di Solo pada Ahad pagi 1 September 2019. Acara akan dimulai dengan longmarch dari Lapangan Kottabarat menuju kawasan Ngarsopuro. "Peserta diperkirakan lebih dari seribu orang," katanya.

    Di Ngrasopuro, kegiatan akan ditutup dengan tablig akbar. Beberapa penceramah akan dihadirkan, seperti Felix Siauw, Muinudinillah Basri, Mas'ud Izzul Mujahid serta Tengku Azhar.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Kenapa Gempa, Tsunami, Likuifaksi Bisa Terjadi Bersamaan di Palu?

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 10/10/2019

    Berita

    Kejadian aneh yg ada d palu jln.monginsidi

    Hasil Cek Fakta

    TEMPO.CO, Jakarta - Ada tiga fenomena bencana terjadi secara bersamaan di Palu dan Donggala yakni gampa, tsunami dan likuifaksi. Peneliti geofisika dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nugroho Dwi Hananto menjelaskan kenapa peristiwa tersebut terjadi bersamaan.

    Gempa di Donggala Pagi Ini, Tidak Berpotensi Tsunami

    "Jadi gini, gempa kan menggetarkan struktur bawah permukaan, apabila di sana materialnya berupa sedimen lunak dan pasir maka seperti diaduk saja, menjadi lumpur. Nah inilah likuifaksi itu," ujar Nugroho, saat dihubungi melalui pesan singkat pada Selasa, 2 Oktober 2018.

    Likuifaksi merupakan pencairan tanah yang disebabkan oleh gempa bumi. Dalam mekanika tanah, istilah "mencair" pertama kali digunakan oleh Allen Hazen mengacu pada kegagalan Bendungan Calaveras di California tahun 1918. Hazen menjelaskan mekanisme aliran pencairan tanggul tersebut, dalam jurnal Transactions of the American Society of Civil Engineers edisi tahun 1920.
    Fenomena likuifaksi terlihat dalam sebuah video yang diunggah oleh Kepala Pusat Data dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPPB) Sutopo Purwo Nugroho pada Ahad, 30 September 2018, di akun Twitternya, @Sutopo_PN. Video berdurasi 38 detik itu menggambarkan proses terjadinya gempa yang disertai runtuhnya tanah saat terjadi gempa di Palu pada, Jumat, 28 September 2018.

    "Peristiwa itu hanya terjadi pada wilayah yang struktur bagian bawahnya terdapat material sedimen lunak saja," tambah Nugroho. "Gempa yang menyebabkan likuifaksi dan gempa juga mungkin mengakibatkan longsor dan gempa mungkin menyebabkan tsunami."

    Sedangkan tsunami, kata dia, terjadi apabila saat gempa terjadi deformasi vertikal dari dasar laut. Hal itu, Nugroho menjelaskan, berbarengan dengan bentuk dasar laut dan pesisir yang bisa menimbulkan tsunami.

    "Kalau ciri wilayah secara umum kadangkala sulit dilihat, kan biasanya kelihatannya bagus tapi ternyata rawan likuifaksi. Namun, badan geologi sudah memetakan sepertinya," lanjut Nugroho.

    Rujukan