• Fakta Bentrokan di Deiyai Papua, 1 TNI Gugur hingga 10 Pucuk Senpi Dirampas Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Bentrokan di Deiyai Papua, 1 TNI Gugur hingga 10 Pucuk Senpi Dirampas", https://regional.kompas.com/read/2019/08/29/06380081/fakta-bentrokan-di-deiyai-papua-1-tni-gugur-hingga-10-pucuk-senpi-dirampas?page=all. Editor : Candra Setia Budi

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 10/10/2019

    Berita

    KOMPAS.com - Bentrok antarmassa dengan aparat keamanan terjadi di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, pada Rabu (28/8/2019) siang. Aksi massa itu terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Dalam bentrok tersebut, mengakibatkan 1 anggota TNI gugur, 2 lainnya luka-luka. Selain itu, 3 petugas polisi dan seorang warga juga terluka. Kapolda Papua Irjen Pol Rudolph A. Rodja mengakui saat bentrok antara massa dan aparat keamanan di Distrik Waghete, Kabupaten Deiyai, juga menyebabkan korban jiwa di pihak massa. Dalam insiden tersebut sepuluh pucuk senjata milik TNI AD hilang. Pasca-bentrok antarmassa, situasi di Deiyai aman dan seluruh korban meninggal dunia dan luka-luka telah dibawa ke RSUD Paniai di Enarotali. Berikut fakta bentrok massa dengan aparat keamanan yang terjadi di halaman kantor Bupati Deiyai:
    1. Kronologi kejadian
    Menurut koordinator aksi, Yul Toa Motte mengatakan, mulanya massa berjumlah 500 orang melakukan unjuk rasa di depan kantor bupati, Rabu pukul 09.00 WIT. Aksi massa itu terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Namun, pada pukul 13.00 WIT, kerusuhan pecah setelah aparat menembakan gas air mata. "Kemudian dilanjutkan dengan timah peluru. Saya lihat sendiri dengan mata sendiri,” kata Yul, saat dihubungi Kompas.com, Rabu. Dia menyebut, ada korban dalam kejadian ini. Kantor Bupati Deiyai, Begini Kronologinya
    2. Tuntut referendum

    Hasil Cek Fakta

    Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menjelaskan, aksi unjuk rasa itu digelar Rabu pagi di halaman Kantor Bupati Deiyai. Dengna pesertanya hanya sekitar 150 orang. "Mereka menuntut bupati menandatangani persetujuan referendum," ujar Dedi ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu sore. Pada saat negosiasi masih berlangsung, Dedi mengatakan, sekitar seribu orang tiba-tiba datang ke lokasi dari segala penjuru. Mereka membawa senjata tajam, bahkan diduga membawa senjata api. Pada saat itulah kontak tembak antara massa tersebut dengan aparat terjadi. Dedi menyebut, massa yang tiba-tiba hadir itu diduga kuat merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). "Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ujarnya.
    3. Massa anarkis
    Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto(KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI) Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto mangatakan, massa pada saat itu ingin kembali menggelar aksi unjuk rasa terkait dugaan tidak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur. "Singkatnya kami mengamankan aksi demo, terus begitu kumpul massa anarkis dan kita jadi korban, panah sama senjata tajam," ujarnya kepada Kompas.com melalui telepon.
    4. 1 TNI gugur dan 2 orang tewas
    Kapolda Papua Brigjen Pol Rudolf Alberth Rodja(Dok Humas Polda) Kapolda Papua Irjen Pol Rudolph A. Rodja mengakui saat bentrok antara massa dan aparat keamanan di Distrik Waghete, Kabupaten Deiyai, juga menyebabkan korban jiwa di pihak massa. Namun ia menegaskan jumlahnya tidak seperti informasi yang beredar. "Korban di pihak massa dua orang meninggal dunia dan sudah dibawa ke RS. Jadi bukan enam orang," sebutnya melalui pesan singkat, Rabu (28/8/2019).
    5. Massa rampas 10 pucuk senpi
    Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Alberth Rodja(Dhias Suwandi) Rudolph mengakui dalam aksi tersebut, massa telah merampas senjata api milik TNI. "Massa merampas sekitar 10 pucuk senpi sambil melakukan penembakan ke arah petugas TNI dan POLRI yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa yang pada awalnya damai," kata Rudolph. Situasi di Deiyai dikatakannya aman dan seluruh korban meninggal dunia dan luka-luka telah dibawa ke RSUD Paniai di Enarotali.
    6. 1 TNI gugur dievakuasi ke Nabire
    Eko Daryanto membenarkan adanya anggota TNI-AD bernama Serda Rikson meninggal akibat terkena panah dalam insiden yang terjadi di Kabupaten Dieyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Dilansir dari Antara, jenazah Serda Rikson, anggota TNI AD yang meninggal akibat terkena panah segera dievakuai ke Nabire. Jenazahnya akan dievakuasi ke Nabire melalui jalan darat.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Pemerintah Bayar Layanan Gedung Kantor Ibu Kota Baru yang Dibangun Swasta

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 09/10/2019

    Berita

    Pemerintah bayar sewa gedung di ibukota baru

    Hasil Cek Fakta

    Merdeka.com - Pemerintah bakal menggunakan seminimal mungkin dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan ibu kota baru. Untuk itu, pemerintah mengajak keterlibatan badan usaha (BU) dalam pembangunan ibu kota dalam skema KPBU (Kerja sama Pemerintah Badan Usaha).

    Pemerintah tentu mesti memikirkan bagaimana caranya agar Badan Usaha yang sudah berinvestasi dapat balik modal untuk proyek pembangunan ibu kota baru.

    Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan salah satu skema kerjasama yang bakal digunakan adalah availability payment.

    "Namanya availability payment," kata dia, saat ditemui, di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (27/8).

    Dalam skema itu, jelas Menteri Bambang, badan usaha akan membangun gedung, mengoperasikan, dan merawat serta memberikan layanan kepada pemerintah. Nantinya pemerintah akan membayar atas layanan kepada badan usaha tersebut dalam kurun waktu tertentu sesuai perjanjian.

    Dia mencontohkan, misalnya badan usaha membangun dan mengelola gedung dengan masa konsesi selama 20 tahun. Dalam kurun waktu 20 tahun itu pemerintah akan membayar sejumlah uang kepada badan usaha berdasarkan standar layanan minimal yang disepakati dalam perjanjian.

    Setelah masa konsesi selesai, maka gedung di ibu kota baru tersebut menjadi milik pemerintah. "Sampai nanti gedung itu menjadi milik pemerintah sepenuhnya," tandasnya. [bim]

    Rujukan

    • Merdeka.com
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Sering Mandi Malam, Bahayakah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/10/2019

    Berita

    "Penyebab pengapuran tulang suka mandi malam"

    Hasil Cek Fakta

    TANYA : Dok, saya seorang yang biasa berolahraga pada sore hari. Dalam seminggu saya melakkan olahraga 3-5 kali, sehingga pada waktu sore hari sering mandi saat magrib atau malam hari. Katanya, seorang yang mandi pada malam hari masa tuanya akan mengalami rematik atau penyakit tulang. Yang ingin saya tanyakan, apakah benar demikian? Pertanyaan kedua, apakah ada efeknya terhadap kesehatan saya karena sering mandi malam? Terimakasih atas jawabannya. Zamroni, 24, Pekalongan JAWAB : Mas Zamroni yang suka mandi malam, sebenarnya kebiasaan mandi malam jika menggunakan air hangat tidak ada masalah dengan kesehatan. Sejauh ini, belum ada penelitian khusus yang menegaskan bahwa mandi malam dapat mengakibatkan kesehatan memburuk. Kabar yang tersebar di masyarakat sangat mungkin dikaitkan dengan orang yang mandi menggunakan air dingin. Karena, dengan suasana dingin bisa saja ada terrasa ngilu di badan dan tulang. Meski begitu, sebenarnya tidak ada hubungan mandi malam dengan penyakit rematik. Hal ini didukung dengan tidak adanya penelitian yang menghasilkan kesimpulan demikian. Akan tetapi, dengan bertambahnya usia, seseorang memang terjadi penurunan kepadatan massa tulang. Selain itu, cairan sendi pun mengalami perubahan komposisi sehingga hal tersebut akan menyebabkan keluhan nyeri tulang dan sendi yang disebut secara awam sakit rematik. Mandi malam dengan air hangat pada dasarnya, tidak ada pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang. Akan tetapi, jika dengan air dingin bisa saja dikhawatirkan terjadi vasospasme pada pembuluh darah yang bisa saja berakibat macam-macam, seperti serangan jantung koroner. Akan tetapi, perlu diingat, penelitian yang menegaskan mengenai hal tersebut belum pernah ada. Semoga penjelasan saya dapat membantu anda.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Kata Dokter Soal Anggapan Keramas Saat Haid Bisa Picu Sakit Kepala

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 09/10/2019

    Berita

    "Apakah berkeramas saat haid diperbolehkan"

    Hasil Cek Fakta

    Jakarta - Menjaga kebersihan rambut memang penting. Hanya saja, pada wanita, keramas saat sedang datang bulan kerap diyakini bisa memicu sakit kepala karena kondisi pori-pori kepala sedang terbuka.

    Menanggapi hal ini, dr Sita Ayu Arumi SpOG dari RS Bunda Jakarta menuturkan bahwa pori-pori di kulit kepala biasanya akan lebih terbuka ketika butuh penguapan. Misalnya, saat tubuh kepanasan dan berkeringat, maka pori-pori kulit kepala akan terbuka supaya bisa mengeluarkan keringat.

    "Jadi nggak secara khusus kalau sedang haid pori-pori kulit kepala jadi lebih terbuka. Saat tidak haid pun kalau memang butuh penguapan, pori-pori kulit kepala akan lebih terbuka. Sehingga, itu (keramas saat haid dan sakit kepala) tidak ada hubungannya," kata dr Sita saat dihubungi detikHealth, Selasa (12/7/2016).



    Memang, menurut dr Sita, pada beberapa wanita periode Pra Menstrual Syndrome (PMS) bisa memicu sakit kepala selain timbul keluhan lain seperti kram perut dan merasa tidak enak badan. Namun, pada kondisi ini, sakit kepala dipicu perubahan hormonal yang terjadi sebelum dan saat haid.

    "Pada beberapa orang ada yang merasa sakit kepalanya saat PMS tapi bukan karena keramas tadi ya," ujar dr Sita.

    Justru, ketika haid wanita disarankan untuk tetap memperhatikan kebersihan tubuhnya, termasuk kebersihan kepala dan rambut. Apalagi, secara alami rambut akan mengeluarkan zat minyak. Sehingga, mengeramasi rambut dengan teratur pun amat penting.

    dr Sita mencontohkan ketika tidak keramas beberapa hari saja, pastinya rambut akan lengket serta berminyak dan kondisi ini bisa berdampak buruk. Misalnya saja jadi timbul ketombe atau gatal-gatal di kulit kepala.

    Rujukan

    • Detik
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini