RUMAH IBADAH PENYEMBAH IBLIS LUCIFER TELAH DI BUKA DI COLOMBIA
PERTANDA KIAMAT SUDAH DEKAT DAN DAJJAL AKAN MUNCUL.
[KLARIFIKASI] “Lucifer Church Colombia”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/02/2018
Berita
Hasil Cek Fakta
Memang mendapatkan banyak kritik dan menimbulkan kontroversi, menurut pendirinya di salah satu media yang memberitakan: “Rozo membela gerejanya yang mengatakan bahwa objek pemujaan, Lucifer, bukanlah Setan melainkan malaikat yang telah diusir dari surga.” (Google Translate, selengkapnya di bagian REFERENSI).
Rujukan
[DISINFORMASI] “Retas Akses ke Akun Menggunakan Ping”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 25/02/2018
Berita
NARASI
“Ternyata Hacker tim prabowo berhasil menembus jaringan @DivHumasPolri hanya melalui ping ke server @Twitter menggunakan CMD di windows XP hahahaha dan mereka berhasil menembus ping ping ping … @prabowo @fadlizon @Fahrihamzah #08LicikdanPicik”
“Ternyata Hacker tim prabowo berhasil menembus jaringan @DivHumasPolri hanya melalui ping ke server @Twitter menggunakan CMD di windows XP hahahaha dan mereka berhasil menembus ping ping ping … @prabowo @fadlizon @Fahrihamzah #08LicikdanPicik”
Hasil Cek Fakta
Divisi Humas Kepolisian RI memastikan akun Twitter-nya telah diretas pada Jumat (23/2). Divisi Humas Polri juga memastikan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap aktivitas ilegal di akun resminya akan ditindaklanjuti ke Direktorat Tindak Pidana Kejahatan Siber (Dit Tipidsiber) Bareskrim Polri.
Pertama, utilitas “Ping” adalah untuk keperluan testing konektivitas jaringan. Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Kedua, kalaupun digunakan untuk menyerang tujuannya adalah untuk menjatuhkan agar sistem tersebut tidak bisa diakses. Banjir ping adalah serangan denial-of-service dimana penyerang mencoba untuk mengalahkan perangkat yang ditargetkan dengan paket permintaan echo ICMP, yang menyebabkan target menjadi tidak dapat diakses oleh lalu lintas normal. Ketika lalu lintas serangan berasal dari beberapa perangkat, serangan tersebut menjadi DDoS atau serangan denial-of-service terdistribusi, bukan untuk meretas proses autentikasi (login) ke akun.
Pertama, utilitas “Ping” adalah untuk keperluan testing konektivitas jaringan. Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Kedua, kalaupun digunakan untuk menyerang tujuannya adalah untuk menjatuhkan agar sistem tersebut tidak bisa diakses. Banjir ping adalah serangan denial-of-service dimana penyerang mencoba untuk mengalahkan perangkat yang ditargetkan dengan paket permintaan echo ICMP, yang menyebabkan target menjadi tidak dapat diakses oleh lalu lintas normal. Ketika lalu lintas serangan berasal dari beberapa perangkat, serangan tersebut menjadi DDoS atau serangan denial-of-service terdistribusi, bukan untuk meretas proses autentikasi (login) ke akun.
Rujukan
[BERITA] “Teror Kiai di Ponpes Kediri Hoax, Ini Cerita Sebenarnya”
Sumber: Media DaringTanggal publish: 27/02/2018
Berita
Penyebar informasi bohong bahwa telah terjadi teror dan pengancaman di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso Mojo Kabupaten Kediri akhirnya terbongkar. Ia adalah Riyanto Gempol (50) warga asal Ngawi, Jawa Timur. Tiba-tiba saja Riyanto memberikan kabar dan informasi kepada polisi serta petugas keamanan pondok bahwa dirinya telah di ancam dan disandera oleh 3 orang tak dikenal dengan menggunakan senjata tajam pada Senin (19/2/2018).
“Saya tidak bermaksud melakukan hal-hal di luar batas dan terus terang saya khilaf atas berita dan kabar bohong ini,” kata Riyanto di hadapan para pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Senin, (26/2/2018).
Akibat keterangan palsu Riyanto ini, pihak keamanan ponpes akhirnya mengamankan salah seorang pria yang kebetulan ingin bertemu dengan kiai. Pria tersebut adalah Abdul Azis, asal Situbondo. Penangkapan Azis ini menjadi viral karena foto-fotonya dikirimkan ke berbagai media sosial.
“Saya tidak bermaksud melakukan hal-hal di luar batas dan terus terang saya khilaf atas berita dan kabar bohong ini,” kata Riyanto di hadapan para pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Senin, (26/2/2018).
Akibat keterangan palsu Riyanto ini, pihak keamanan ponpes akhirnya mengamankan salah seorang pria yang kebetulan ingin bertemu dengan kiai. Pria tersebut adalah Abdul Azis, asal Situbondo. Penangkapan Azis ini menjadi viral karena foto-fotonya dikirimkan ke berbagai media sosial.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
[HOAX] “Kartu SIM XL, Indosat, Smarfren, dan Telkomsel Disadap Badan Intelijen AS”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 09/10/2017
Berita
“Kemenkominfo melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menyatakan telah menerima laporan investigasi operator seluler terkait dugaan penyadapan pada kartu SIM buatan Gemalto ( Hutchinson 3, XL Axiata, Indosat, Telkomsel) oleh badan intelijen AS, National Security Agency (NSA) dan Government Communication Headquarter (GCHQ).
“Silahkan disadap… sms-ku cuma sama pemilik tanaman jengkol… WA-ku buat chat dengan pelanggan jengkol… Fb-ku juga cuma buat nulis status tentang jengkol… Internetan juga supaya tau harga jengkol…”
??”
“Silahkan disadap… sms-ku cuma sama pemilik tanaman jengkol… WA-ku buat chat dengan pelanggan jengkol… Fb-ku juga cuma buat nulis status tentang jengkol… Internetan juga supaya tau harga jengkol…”
??”
Hasil Cek Fakta
Kabar penyadapan oleh pihak asing membuat resah masyarakat Indonesia. Salah satunya isu penyadapan kartu SIM buatan Gemalto, terdiri dari Hutchinson 3 (H3i), XL Axiata, Indosat, dan Telkomsel.
Kartu SIM Gemalto dikabarkan telah disadap oleh badan intelijen AS, National Security Agency (NSA) dan Government Communication Headquarter (GCHQ).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah menerima laporan investigasi operator seluler terkait dugaan penyadapan pada kartu SIM buatan Gemalto.
Dikutip dari tribunnews.com, “XL, H3i (Hutchinson 3 Indonesia) dan Telkomsel yang pakai Gemalto. Termasuk Indosat juga pakai, ini sesuai laporan masing-masing,” terang Kepala Humas Kemenkominfo Ismail Cawidu dalam pesan singkat kepada KompasTekno, Senin (16/3/2015).
Dalam investigasi yang dilakukan operator , Ismail menegaskan bahwa tidak ditemukan indikasi penyadapan pada kartu SIM tersebut.
Para operator pun mengklaim, penyedia kartu SIM yang mereka gunakan sudah memenuhi GSM Security Standard.
“BRTI meminta operator seluler melakukan investigasi internal masing-masing karena terkait dengan munculnya isu penyadapan akhir-akhir ini. Dan sesuai laporan investigasi internal operator seluler, tidak ditemukan adanya kebocoran SIM card sebagaimana diduga,” tambah Ismail.
Totalnya ada lima operator yang sudah menyerahkan hasil investigasi internal mereka, yaitu Hutchinson 3 Indonesia (H3i), XL Axiata, Indosat, Telkomsel, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria).
“Jadi evaluasi terus dilakukan. Tidak menutup kemungkinan akan dibentuk tim atau satgas pengawasan,” imbuh Ismail.
“Untuk menghindari isu-isu seperti ini ke depan kita harapkan operator seluler menggunakan produk dalam negeri. Sejauh ini, kami sudah mulai mengatur TKDN perangkat sejak era 3G. Sedikit demi sedikit kita tingkatkan,” pungkasnya.
Dugaan penyadapan pada kartu SIM buatan Gemalto berawal dari dokumen milik Edward Snowden.
Dalam dokumen tersebut diungkap bahwa NSA dan GCHQ ternyata memiliki kunci untuk membongkar pengamanan pada kartu SIM itu.
Kartu SIM Gemalto dikabarkan telah disadap oleh badan intelijen AS, National Security Agency (NSA) dan Government Communication Headquarter (GCHQ).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah menerima laporan investigasi operator seluler terkait dugaan penyadapan pada kartu SIM buatan Gemalto.
Dikutip dari tribunnews.com, “XL, H3i (Hutchinson 3 Indonesia) dan Telkomsel yang pakai Gemalto. Termasuk Indosat juga pakai, ini sesuai laporan masing-masing,” terang Kepala Humas Kemenkominfo Ismail Cawidu dalam pesan singkat kepada KompasTekno, Senin (16/3/2015).
Dalam investigasi yang dilakukan operator , Ismail menegaskan bahwa tidak ditemukan indikasi penyadapan pada kartu SIM tersebut.
Para operator pun mengklaim, penyedia kartu SIM yang mereka gunakan sudah memenuhi GSM Security Standard.
“BRTI meminta operator seluler melakukan investigasi internal masing-masing karena terkait dengan munculnya isu penyadapan akhir-akhir ini. Dan sesuai laporan investigasi internal operator seluler, tidak ditemukan adanya kebocoran SIM card sebagaimana diduga,” tambah Ismail.
Totalnya ada lima operator yang sudah menyerahkan hasil investigasi internal mereka, yaitu Hutchinson 3 Indonesia (H3i), XL Axiata, Indosat, Telkomsel, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria).
“Jadi evaluasi terus dilakukan. Tidak menutup kemungkinan akan dibentuk tim atau satgas pengawasan,” imbuh Ismail.
“Untuk menghindari isu-isu seperti ini ke depan kita harapkan operator seluler menggunakan produk dalam negeri. Sejauh ini, kami sudah mulai mengatur TKDN perangkat sejak era 3G. Sedikit demi sedikit kita tingkatkan,” pungkasnya.
Dugaan penyadapan pada kartu SIM buatan Gemalto berawal dari dokumen milik Edward Snowden.
Dalam dokumen tersebut diungkap bahwa NSA dan GCHQ ternyata memiliki kunci untuk membongkar pengamanan pada kartu SIM itu.
Rujukan
Halaman: 6209/6706