• [HOAKS] Pengeroyokan Santri di Garut

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/02/2018

    Berita

    NARASI:
    Mohon di viralkan….!!!!!!

    Santri wajib waspada jaga Ulama dan pesantren.

    Sampai pagi ini ada dua laporan kejadian dari dua ustad sahabat dekat saya.Bahwa ada orang orang asing menanyakan Dkm dan pimpinan ponpes.bahkan tadi isya jumat 3 pebruari 2018 si pelaku sampai bawa sajam dan melukai baju santri.

    Ket fhoto:Kh Ahmad syatibi pimpinan ponpes Alfutuhat leles garut (sahabat dekat saya dulu satu pondok)di depan santri yang di tebas sajam Alhamdulillah santri ini hanya sobek beberap titik bajunya saja.tempat kejadian daerah kadungora garut.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan informasi pengeroyokan santri yang bernama Abdul alias Uloh dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Futuhat, Kabupaten Garut, Jawa Barat ternyata tidak benar adanya.

    “Setelah kami lakukan pendalaman kasus pengeroyokan ini tidak pernah terjadi, itu hanya informasi bohong,” kata AKBP Budi Satria, Rabu (7/2).

    AKBP Budi Satria yang juga memeriksa salah seorang ustadz dari Ponpes tersebut, didapat informasi hanya terjadi kesalahpahaman. “Mohon maaf, Uloh ini memiliki keterbatasan dalam berbicara, ketika menyampaikan informasi tidak jelas sehingga pihak pesantren mengira jika Uloh telah dianiaya oleh enam orang tak dikenal,” jelas AKBP Budi Satria.

    Sebelumnya diinformasikan kejadian terjadi di sekitar Jalan Garut-Cijapati, Kecamatan Kadungora. Berdasarkan pengakuannysa Uloh dikeroyok oleh 6 orang tak dikenal dengan menggunakan tangan kosong dan senjata tajam. Uloh pun berhasil melarikan diri dengan baju yang sobek-sobek, namun tanpa luka.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [DISINFORMASI] “Wacana Pendaftaran Akun Medsos Tidak Hanya Menggunakan e-KTP, untuk Mendukung Jokowi”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 12/02/2018

    Berita

    Wacana yang dilemparkan oleh Wakil Sekjen (Wasekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Eriko Sotarduga agar pembuatan akun media sosial (medsos) harus berdasarkan e-KTP dipelintir substansinya oleh akun twitter yang bernama @PRIBUMI_BANGKIT.

    Dalam narasinya, akun @PRIBUMI_BANGKIT mengatakan untuk membuat akun medsos yang baik dan benar harus menyertakan KTP, Kartu Keluarga, NPWP, Jamsostek, Tanda Tangan Juragan Partai dan Dukung Jokowi. Di akhir cuitnya, akun @PRIBUMI_BANGKIT bertanya sejak kapan PDIP punya saham medsos.

    Hasil Cek Fakta

    Informasi yang disebarkan oleh akun twitter @PRIBUMI_BANGKIT adalah bentuk disinformasi, karena wacana pendaftaran akun medsos menggunakan e-KTP yang diusung Wasekjen PDIP, Eriko hanya menggunakan data e-KTP saja.

    Selain itu anggapan pendaftaran akun medsos menggunakan e-KTP untuk mendukung Jokowi, terbantahkan dengan fakta bahwa politisi PAN, Anang Hermansyah juga mendukung hal yang sama. Dan wacana ini pun masih menjadi perdebatan dengan pertimbangan yang dipaparkan oleh Ketua Umum APJII, Jamalul Izza.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [salah] Salam Dua Jari Panglima TNI Terkait Pilpres

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/01/2019

    Berita

    narasi:
    *TNI & POLRI yg anti komunis bersatu melawan kecurangan Pilpres*
    Sebuah foto Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengacungkan jempol dan telunjuk yang identik dengan nomor pasangan calon presiden, menyebar di media sosial. Dalam foto itu, Panglima TNI bersama dengan Laksamana Madya Aan Kurnia (tengah) dan Letnan Jenderal Muhammad Herindra (kiri) yang sama-sama mengacungkan jempol dan telunjuk.

    Foto itu menjadi viral setelah diunggah oleh akun Samsul Prime di Facebook pada 11 Januari 2019. Foto tersebut menjadi viral setelah dibagikan oleh 12 ribu kali akun dan mendapat komentar 896 kali..

    Hasil Cek Fakta

    Panglima TNI mengatakan, bahwa kode dua jari itu tidak terkait dengan calon presiden.
    Kode itu menandakan sinergitas dan solidaritas angkatan untuk mempersatukan, dan sudah digunakan oleh Hadi Tjahjanto sejak masih berpangkat Letnan Dua. Simbol dua jari, kata Hadi, merupakan simbol atau kode yang digunakan oleh oleh Akabri lefting 87, angkatan 92 dan Alumni Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XX Lemhannas tahun 2015.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH]Tempo Menurunkan Laporan Elektabilitas Prabowo-Sandi Meroket

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 14/01/2019

    Berita

    Hari ini beredar sebuah gambar sampul Majalah Tempo berjudul “Elektabilitas Prabowo-Sandi Meroket” di media sosial. Gambar yang memuat pasangan capres nomor urut dua itu, disebarkan di grup percakapan Whatsapp di Provinsi Riau, Senin 14 Januari 2019. Di hari yang sama, gambar tersebut juga dibagikan oleh akun Zaenal Abidin @ZaenQA di Twitter, pukul 15.02 WIB.

    Menyertai gambar itu, akun Zaenal Abidin, menulis: Kalau begini dah bukan hoax lagi kan yah?

    Hasil Cek Fakta

    Pemimpin redaksi tempo.co, Wahyu Dhyatmika, mengatakan, bahwa Tempo tidak pernah menerbitkan majalah dengan judul artikel seperti yang disebarkan di media sosial itu.

    ”Cover Majalah Tempo yang berjudul "Elektabilitas Prabowo - Sandi Meroket" adalah hoax. Kami tidak pernah menerbitkan majalah dengan artikel berjudul itu maupun dengan tulisan sampul seperti itu,” kata Wahyu Dhyatmika, menegaskan, Senin, 14 Januari 2019.

    Gambar sampul yang disebarkan di media sosial tersebut adalah hasil suntingan dari sampul Majalah Tempo edisi 24-30 Desember 2018. Laporan utama yang tertulis dalam sampul Majalah Tempo adalah “Balenggang Pete-Pete”.

    Isi laporan utama itu justru berkebalikan dengan gambar sampul yang tersebar di media sosial. Laporan Majalah Tempo tersebut adalah tentang bagaimana Sandiaga Uno yang berkeliling menjajakan diri untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto yang mandeg.

    Dalam edisi itu, Majalah Tempo menurunkan lima tulisan sebagai laporan utama. Antara lain: "Faktor Prabowo dan Bensin Koalisi”, “Sandi Pengungkit Sigi” dan “Jalan di Tempat”.

    Selain itu, satu tulisan hasil wawancara dengan Sandiaga Uno berjudul “Kalau Ekonomi Baik Jokowi Terpilih” serta tulisan analisis “Kesenjangan Sosial, Opini Publik dan Sikap Partisan” dari Burhanuddin Muhtadi (Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia) bersama Eve Warburton (Peneliti Institute of Southeast Asian Studies-Yushof Ishak Institute, Singapura).

    Kesimpulan

    Sampul majalah Tempo berjudul “Elektabilitas Prabowo-Sandi Meroket” adalah hoaks.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini