• [HOAKS] Risma Menangis Usai Kalah di Pilkada Jawa Timur 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan calon gubernur Jawa Timur nomor urut 3 Tri Rismaharini yang diklaim menangis usai kalah di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jatim 2024.

    Setelah ditelusuri narasi tersebut keliru dan perlu diluruskan karena informasinya keliru atau hoaks.

    Sebagai konteks, di Pilkada Jawa Timur 2024 Risma yang berpasangan dengan Zahrul Azhar Asumta kalah dari pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak. 

    Video yang diklaim menampilkan Tri Rismaharini menangis karena kalah di Pilkada Jawa Timur 2024 muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan Instagram ini.

    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan Risma tengah tertunduk sambil menangis.

    Salah satu akun menulis keterangan:

    Momen ibu Risma menangis usai kalah dalam pencalonan gubernur Jawa Timur#viralvideo #motivation

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang diklaim menampilkan Tri Rismaharini menangis usai kalah di Pilkada Jawa Timur 2024

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video yang menampilkan Risma sedang menangis menggunakan Yandex. 

    Hasilnya, video itu identik dengan unggahan di kanal YouTube Metro TV pada 3 Agustus 2023. 

    Video itu berjudul "Tangis Mensos Risma Pecah saat Cerita Kabar Kelaparan di Papua"

    Dalam keterangannya, video itu adalah momen ketika Risma yang saat itu menjabat Menteri Sosial menangis ketika menceritakan kondisi warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewe, Puncak, Papua Tengah yang terdampak bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem. 

    Momen Risma menangis itu terjadi dalam konferensi pers soal update bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) bagi korban bencana kekeringan di Papua di Gedung Kemensos, Jakarta Pusat pada 3 Agustus 2023. 

    Sehingga dapat dipastikan, video tersebut tidak terkait dengan Pilkada Jawa Timur 2024. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan Tri Rismaharini menangis usai Pilkada 2024 tidak benar atau hoaks.

    Adapun video itu adalah momen ketika Risma menangis saat menceritakan kondisi warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewe, Puncak, Papua Tengah yang terdampak bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem.

    Video itu diambil pada 2023 saat Risma masih menjabat sebagai Menteri Sosial. 

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Video Ini Penampakan Hiu di Perairan Ancol pada Desember 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/12/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang menyebut ada hiu di perairan Ancol pada Desember 2024. Postingan itu beredar sejak pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 27 Desember 2024.
    Dalam postingannya terdapat video seseorang yang sedang berada di tengah laut berbicara ada delapan ekor hiu. Video itu disertai narasi:
    "Hati-hati Banyak Hiu mendekat pantai Ancol."
    Akun itu menambahkan narasi:
    "selain bahaya banjir,bahaya juga mengintai dengan bnyaknya ikan hiu yg berdatangan ke pantai ancol...hati hagi guys"
    Lalu benarkah postingan video yang menyebut ada hiu di perairan Ancol pada Desember 2024?
    Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
    Caranya mudah:
    * Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
    * Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
    * Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
    * Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan penjelasan dari Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJA) Winarto. Penjelasan itu disampaikan dalam website Jalahoaks.jakarta.go.id. Jalahoaks merupakan media informasi dan klarifikasi fakta yang dikelola oleh Bidang Informasi Publik, Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta.
    "Video yang beredar merupakan video lama pada tahun 2023. Perlintasan hiu kala itu juga jauh dari area wisata," ujar Winarto dilansir Jalahoaks.
    "keberadaan ikan hiu yang melintas di perairan Ancol pada tahun 2023 itu menandakan indikasi kualitas perairan yang membaik. Winarto juga menambahkan bahwa yang masuk perairan Ancol baru-baru ini adalah ikan Pari Barongsay," katanya menambahkan.
    Penelusuran dilanjutkan dan menemukan artikel Liputan6.com pada tahun 2023 terkait topik di atas. Artikel itu berjudul "Viral Hiu Paus Muncul di Perairan Jakarta, Ini Penjelasan Dinas KPKP" yang tayang 6 Juni 2023.
    Berikut isi artikelnya:
    "Liputan6.com, Jakarta - Beredar video yang merekam sejumlah hiu paus sedang berada di perairan Jakarta. Hiu paus tersebut nampak muncul di permukaan air.
    Adapun video tersebut diunggah akun Instagram @jakut.info. Dalam keterangan unggahan tersebut, kemunculan hiu paus itu terjadi pada Sabtu (3/6/2023) lalu.
    Menanggapi itu, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengatakan, kejadian tersebut sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
    "Kehadiran hiu paus atau Rhincodon typus di perairan Kepulauan Seribu terindikasi bahwa wilayah tersebut merupakan salah satu alur migrasi dari Hiu Paus dan juga terdapat ikan-ikan kecil sebagai sumber makanannya," kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati, Dikutip Selasa (6/6/2023).
    Eli menambahkan, kemunculan hiu paus tersebut menandakan laut Kepulauan Seribu masih baik.
    "Hal ini menandakan kondisi perairan laut Kepulauan Seribu masih terjaga," ujar Eli.
    Lebih lanjut, Eli berharap nelayan dan masyarakat untuk tidak menabrak dan mengganggu hiu paus itu serta tidak melakukan penangkapan.
    "Hewan ini berstatus terancam punah dan merupakan hewan yang dilindungi secara nasional melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 tahun 2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus dan bahkan di lingkup internasional oleh The International Union for Conservation of Nature (IUCN)," jelas Eli."

    Kesimpulan


    Postingan video yang menyebut ada hiu di perairan Ancol pada Desember 2024 adalah tidak benar.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Hoaks Link Pendaftaran Lowongan Kerja Bantu Program Makan Bergizi Gratis di Setiap Kecamatan

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/12/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan tautan lowongan kerja untuk membantu program makan bergizi gratis di setiap kecamatan. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 16 Desember 2024.
    Berikut isi postingannya:
    "RESMI DIBUKA!!!REKRUTMEN PROGRAM MAKAN BERGIZI GRATIS PROGRAM PRABOWO GIBRAN 2025!RESMI DIBUKA HARI INI
    Posisinya sudah sesuai yang di jelasin digambar
    Lowongan pekerjaan
    Terbuka untuk
    •Usia 18-50 tahun
    •Lulusan SMA/sederajat, D3, S1/D4 dan S2.
    •Gaji 3-15jta/Bulan
    •Penempatan sesuai Domisili/Daerah Peserta
    •Daftar Online sekarang juga Lebih Mudah
    •Login dengan akun Telegram
    •Klik Link yg sudah di sediakanIngat Pendaftaran Gratiisss!!!Daftar Sekarang Juga"
    Postingan itu juga disertai poster penawaran gaji mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 7 juta.
    Lalu benarkah postingan lowongan kerja untuk membantu program makan bergizi gratis di setiap kecamatan?
    Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
    Caranya mudah:
    * Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
    * Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
    * Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
    * Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka website resmi Badan Gizi Nasional (BGN), BGN.go.id. Di sana tidak terdapat informasi terkait lowongan pekerjaan seperti dalam postingan.
    BGN justru meminta masyarakat mewaspadai sejumlah tawaran maupun informasi yang mencatut lembaga tersebut yang viral di media sosial. Pernyataan tersebut diunggah di website resmi mereka pada 24 Desember 2024.
    "Sehubungan dengan adanya laporan dari masyarakat mengenai oknum yang mengaku sebagai petugas Badan Gizi Nasional, kami menyampaikan hal-hal berikut:
    1.⁠ ⁠Badan Gizi Nasional tidak pernah meminta biaya atau donasi dalam bentuk apa pun terkait program-program kami.
    2.⁠ ⁠Petugas resmi Badan Gizi Nasional selalu dilengkapi dengan dokumen tugas yang dapat diverifikasi.
    3.⁠ ⁠Badan Gizi Nasional bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menindak tegas oknum yang mencemarkan nama baik lembaga ini.
    Kami menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak ragu melaporkan kejadian mencurigakan. Informasi dan klarifikasi resmi hanya dapat diperoleh melalui website resmi (www.bgn.go.id) atau media sosial resmi kami di
    IG :@badangizinasional.ri ;
    Tiktok : @badangizinasional.ri"
    Penelusuran dilanjutkan dengan membuka tautan link yang disertakan dalam postingan lowongan kerja yang mencatut nama BGN. Di sana masyarakat justru diminta memasukkan sejumlah data pribadi termasuk nomor Telegram dalam website yang tidak jelas asal-usulnya.
    Sangat berbahaya jika kita mengunggah data pribadi pada website sepert itu. Pasalnya, ini merupakan indikasi pencurian data dan juga bisa terhubung dengan pinjaman online ilegal.

    Kesimpulan


    Postingan tautan lowongan kerja untuk membantu program makan bergizi gratis di setiap kecamatan adalah hoaks.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Isu Kebocoran Data dan Serangan Ransomware Bank BRI, Benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/12/2024

    Berita

    Suara.com - Belakangan ini, media sosial ramai dengan kabar bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi korban serangan ransomware oleh kelompok peretas Bashe.

    Namun, berbagai pihak telah memberikan klarifikasi dan menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.

    Berikut adalah fakta-fakta berdasarkan penelusuran:

    1. Klarifikasi dari Menkomdigi Meutya Hafid

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menegaskan tidak ada kebocoran data di sektor perbankan, termasuk BRI.

    Informasi ini diperoleh setelah Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

    “BSSN menyatakan tidak ada peretasan. Artinya, kebocoran akibat peretasan tidak terjadi,” ujar Meutya pada Sabtu (21/12/2024).

    Meutya juga menyebut bahwa jika ada dugaan kebocoran, kemungkinan besar disebabkan oleh kelalaian manusia (human error) atau oknum yang sengaja membocorkan data.

    2. Pernyataan Pakar Keamanan Siber

    Pakar keamanan siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, menyatakan bahwa isu ransomware terhadap BRI adalah hoaks.

    Temuan penting data yang diklaim diretas oleh grup Bashe ternyata identik dengan dokumen yang sudah diunggah di Scribd pada September 2020.

    Akun FalconFeeds.io, yang pertama kali menyebarkan informasi serangan, telah mengklarifikasi bahwa laporan tersebut tidak valid.

    Tidak ada gangguan operasional pada layanan perbankan dan mobile banking BRI, berbeda dengan kasus ransomware di Bank Syariah Indonesia sebelumnya.

    Pratama juga menyimpulkan bahwa ini adalah upaya peretas untuk memeras BRI dengan klaim palsu.

    3. Analisis Teguh Aprianto, Pendiri Ethical Hacker Indonesia

    Teguh Aprianto menyebut isu ransomware terhadap BRI sebagai "lelucon."

    Bukti yang diajukan Bashe berupa satu file Excel dengan 100 baris data ternyata berasal dari dokumen lama di Scribd dan PDFCoffee.

    Teguh menilai klaim tersebut menunjukkan ketidakseriusan grup peretas.

    4. Tidak Ada Bukti Kebocoran atau Serangan Siber

    Laporan investigasi menunjukkan tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim bahwa BRI menjadi korban ransomware. Pemerintah dan pakar siber sepakat bahwa isu ini hanyalah kabar bohong yang menyebar di media sosial.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Berdasarkan klarifikasi dari Menkomdigi, BSSN, dan pakar keamanan siber, isu kebocoran data atau serangan ransomware terhadap BRI adalah tidak benar.

    Informasi ini hanya upaya peretas untuk menimbulkan kekhawatiran publik dan memeras pihak bank.

    Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya pada informasi dari sumber yang tidak jelas dan selalu memverifikasi berita sebelum menyebarkannya.
    • Suara.com
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini