tirto.id - Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, kerap menarik perhatian publik lewat pernyataan-pernyataannya. Beberapa waktu belakangan, kehadirannya sebagai pemateri di retret kepala daerah, pernyataannya soal pelajaran AI di sekolah, serta gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, juga jadi sorotan media dan masyarakat umum.
Beberapa waktu lalu, muncul lagi narasi heboh yang menyangkut nama Gibran. Sebuah unggahan di media sosial menampilkan tangkapan layar sebuah media dengan dengan judul yang mengutip kata-kata Gibran.
“Wapres Gibran Pemerintah Tidak Sengaja Memakai Dana Haji Jadi Tidak Berdosa,” begitu bunyi judul artikel dalam tangkapan layar akun Threads "agungdh14" (arsip), 16 Maret 2025.
Terlihat juga dari tangkapan layar tersebut, media yang diklaim mempublikasikan artikel tersebut adalah CNN Indonesia, dengan tanggal tayang pada 15 Maret 2025, sekitar pukul 05.20 WIB.
Unggahan tersebut ramai mendapat perhatian warganet. Baru sekitar satu hari beredar, pada 17 Maret 2025, unggahan tersebut mengumpulkan 1,1 ribu tanda suka, 700 lebih komentar, dan hampir 500 kali dibagikan ulang. Sejumlah komentar teratas juga menunjukkan bahwa ada orang-orang yang percaya akan kebenaran informasi dari tangkapan layar tersebut.
Tirto juga menemukan unggahan serupa tersebar di YouTube, dari unggahan kanal "Tekad Bulat" (arsip). Video tersebut telah mengumpulkan 4,2 ribu penonton dari kanal yang memiliki 52 ribu pengikut tersebut.
Lalu, bagaimana faktanya? Benarkah ada berita dari CNN Indonesia yang menyebut Gibran mengatakan pemerintah tidak sengaja memakai dana haji?
Tidak Benar Gibran Sebut Pemerintah Tak Sengaja Pakai Dana Haji
Sumber:Tanggal publish: 17/03/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tirto mencoba melakukan penelusuran gambar terbalik (reverse image search) dari tangkapan layar dalam unggahan. Hasil pencarian Google Lens mengarahkan ke dua unggahan media sosial lain di TikTok dan X (dulu Twitter).
Dua unggahan dari dua media sosial lain itu menggunakan foto yang sama juga sama-sama dari tangkapan layar CNN Indonesia, namun judul berita dan tanggal publikasi beritanya berbeda.
Kami juga mengidentifikasi kejanggalan dari penulisan judul dari tangkapan gambar di Threads dan YouTube. Di artikel yang dicatut di tangkapan layar, terlihat penulisan judulnya tidak menggunakan huruf kapital di awal tiap kata. Sementara di tangkapan gambar di TikTok dan X, penulisan judulnya konsisten, menggunakan huruf besar di awal kata (kecuali kata sambung seperti ‘di’).
Kami mencoba mencari semua judul artikel dari tangkapan layar tersebut. Untuk artikel dengan judul 'Wapres Gibran Isi Materi Retret Kepala Daerah di Akmil Besok' dan 'Gibran Jamin Tak Ada Kemacetan di Libur Panjang Nataru', keduanya ditemukan di situs CNN Indonesia. Satu dipublikasikan pada 25 Februari 2025, sementara yang kedua pada 22 Desember 2024.
Sementara artikel berjudul ‘Wapres Gibran Pemerintah Tidak Sengaja Memakai Dana Haji Jadi Tidak Berdosa’, tidak ditemukan oleh mesin pencari di situs CNN Indonesia.
Tirto kemudian mencoba mengakses histori indeks beritaCNN Indonesia. Kami menemukan artikel berikut, dengan judul 'Gibran Ingatkan Pengusaha: Genjot Hilirisasi, Tetap Jaga Lingkungan'. Artikel tersebut tayang pada Sabtu, 15 Maret 2025, pukul 05.20 WIB, waktu yang tepat sama dengan tangkapan layar di Threads dan YouTube.
Artikel ini juga tidak membahas soal dana haji. Sesuai judulnya, artikel ini mengutip pesan Gibran yang mengingatkan para pengusaha untuk tetap memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan industri hilirisasi, Jumat (14/3/2025).
Judul yang berbeda menunjukkan adanya upaya penyuntingan judul dari tangkapan layar. Penulisan huruf kapital di judul yang tidak mengikuti kaidah ejaan yang telah disempurnakan (EYD) dan tidak konsisten dengan judul artikel lain memperkuat dugaan penggantian judul. Hal ini menjadi indikasi bahwa artikel ini mungkin hasil fabrikasi dan tak pernah dipublikasikan oleh CNN Indonesia.
Lebih lanjut, Tirto juga mencoba mencari informasi soal komentar Gibran dengan dana haji dalam periode sekitar Maret 2025. Hasilnya nihil. Artikel terbaru yang memberi hasil dari kata kunci 'gibran dana haji' adalah artikel berikut dari Republika dengan judul '100 Hari Prabowo-Gibran: Tantangan di Tengah Turunnya Biaya Haji 2025'. Sisanya adalah artikel periksa fakta yang juga menyebut artikel yang mencatut CNN Indonesia soal pernyataan Gibran adalah hasil suntingan, terutama di di bagian judul artikel.
Nama Gibran memang kerap dicatut dalam disinformasi yang tersebar di media sosial. Tirto mencatat setidaknya ada tiga narasi hoaks yang tersebar di media sosial yang mencatut nama Gibran.
Dua unggahan dari dua media sosial lain itu menggunakan foto yang sama juga sama-sama dari tangkapan layar CNN Indonesia, namun judul berita dan tanggal publikasi beritanya berbeda.
Kami juga mengidentifikasi kejanggalan dari penulisan judul dari tangkapan gambar di Threads dan YouTube. Di artikel yang dicatut di tangkapan layar, terlihat penulisan judulnya tidak menggunakan huruf kapital di awal tiap kata. Sementara di tangkapan gambar di TikTok dan X, penulisan judulnya konsisten, menggunakan huruf besar di awal kata (kecuali kata sambung seperti ‘di’).
Kami mencoba mencari semua judul artikel dari tangkapan layar tersebut. Untuk artikel dengan judul 'Wapres Gibran Isi Materi Retret Kepala Daerah di Akmil Besok' dan 'Gibran Jamin Tak Ada Kemacetan di Libur Panjang Nataru', keduanya ditemukan di situs CNN Indonesia. Satu dipublikasikan pada 25 Februari 2025, sementara yang kedua pada 22 Desember 2024.
Sementara artikel berjudul ‘Wapres Gibran Pemerintah Tidak Sengaja Memakai Dana Haji Jadi Tidak Berdosa’, tidak ditemukan oleh mesin pencari di situs CNN Indonesia.
Tirto kemudian mencoba mengakses histori indeks beritaCNN Indonesia. Kami menemukan artikel berikut, dengan judul 'Gibran Ingatkan Pengusaha: Genjot Hilirisasi, Tetap Jaga Lingkungan'. Artikel tersebut tayang pada Sabtu, 15 Maret 2025, pukul 05.20 WIB, waktu yang tepat sama dengan tangkapan layar di Threads dan YouTube.
Artikel ini juga tidak membahas soal dana haji. Sesuai judulnya, artikel ini mengutip pesan Gibran yang mengingatkan para pengusaha untuk tetap memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan industri hilirisasi, Jumat (14/3/2025).
Judul yang berbeda menunjukkan adanya upaya penyuntingan judul dari tangkapan layar. Penulisan huruf kapital di judul yang tidak mengikuti kaidah ejaan yang telah disempurnakan (EYD) dan tidak konsisten dengan judul artikel lain memperkuat dugaan penggantian judul. Hal ini menjadi indikasi bahwa artikel ini mungkin hasil fabrikasi dan tak pernah dipublikasikan oleh CNN Indonesia.
Lebih lanjut, Tirto juga mencoba mencari informasi soal komentar Gibran dengan dana haji dalam periode sekitar Maret 2025. Hasilnya nihil. Artikel terbaru yang memberi hasil dari kata kunci 'gibran dana haji' adalah artikel berikut dari Republika dengan judul '100 Hari Prabowo-Gibran: Tantangan di Tengah Turunnya Biaya Haji 2025'. Sisanya adalah artikel periksa fakta yang juga menyebut artikel yang mencatut CNN Indonesia soal pernyataan Gibran adalah hasil suntingan, terutama di di bagian judul artikel.
Nama Gibran memang kerap dicatut dalam disinformasi yang tersebar di media sosial. Tirto mencatat setidaknya ada tiga narasi hoaks yang tersebar di media sosial yang mencatut nama Gibran.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan tangkapan layar berita dari CNN Indonesia yang menyebut Gibran mengatakan pemerintah tidak sengaja memakai dana haji bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Meski tangkapan layar tersebut benar dari artikel CNN Indonesia, namun judulnya telah disunting sehingga tak sesuai dengan artikel aslinya. Indikasi awal terlihat dari penulisan judulnya yang tidak konsisten dalam penggunaan huruf kapital. Selain itu, menurut hasil penelusuran di mesin pencarian dan pencarian di indeks direktori CNN Indonesia, tidak ada artikel media tersebut dengan judul seperti tangkapan layar di media sosial.
Meski tangkapan layar tersebut benar dari artikel CNN Indonesia, namun judulnya telah disunting sehingga tak sesuai dengan artikel aslinya. Indikasi awal terlihat dari penulisan judulnya yang tidak konsisten dalam penggunaan huruf kapital. Selain itu, menurut hasil penelusuran di mesin pencarian dan pencarian di indeks direktori CNN Indonesia, tidak ada artikel media tersebut dengan judul seperti tangkapan layar di media sosial.
Rujukan
- https://www.threads.net/@agungdh14/post/DHPxm-FTsBm?fbclid=IwY2xjawJEUoJleHRuA2FlbQIxMAABHROTu7-Zo_JGLz5WNc0EqxFzYXcEJn8Yobh0xrY9DSPWgjrSDwG-3-I2MA_aem_dko5-_l5LUzNd0UCC88VnA
- https://archive.ph/wip/vZPoc
- https://www.youtube.com/watch?v=bzqZdVSvmm8
- https://archive.ph/wip/uEri9
- https://www.tiktok.com/@z4s_21/video/7475255201469910278
- https://x.com/SantorinisSun/status/1871063058275344461
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250225080640-32-1202070/wapres-gibran-isi-materi-retret-kepala-daerah-di-akmil-besok
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20241222125741-20-1179971/gibran-jamin-tak-ada-kemacetan-di-libur-panjang-nataru
- https://www.cnnindonesia.com/indeks/2?date=2025/03/15&page=17
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250315011006-92-1209062/gibran-ingatkan-pengusaha-genjot-hilirisasi-tetap-jaga-lingkungan
- https://khazanah.republika.co.id/berita/sqtne2430/100-hari-prabowogibran-tantangan-di-tengah-turunnya-biaya-haji-2025
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/5963407/cek-fakta-tidak-benar-artikel-berjudul-wapres-gibran-pemerintah-tidak-sengaja-memakai-dana-haji-jadi-tidak-berdosa
Hoaks Prabowo Resmikan Hukuman Mati bagi Koruptor
Sumber:Tanggal publish: 17/03/2025
Berita
tirto.id - Sejumlah kasus korupsi yang menyeruak beberapa waktu terakhir memancing reaksi publik dan pemerintah. Pada tahun 2025, yang baru berjalan sekitar tiga bulan saja, sudah ada tiga kasus korupsi besar yang naik ke publik, mulai dari kasus korupsi Pertamina, kasus korupsi Bank BJB, sampai dengan kasus korupsi di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan muncul sejumlah kasus korupsi besar yang memunculkan istilah liga korupsi dengan kerugian jumbo. Beberapa yang masuk catatan Tirto adalah korupsi PT Timah (Rp300 triliun), kasus Pertamina (Rp193,7 triliun), kasus ASABRI (Rp22,7 triliun), korupsi Jiwasraya (16,8 triliun), dan kasus korupsi Kominfo, yang sekarang disebut Komdigi (Rp8 triliun).
Sejumlah pihak, mulai dari Kejaksaan Agung sampai dengan Presiden Prabowo Subianto, sempat mengeluarkan pernyataan terkait hukuman bagi para pelaku korupsi. Jaksa Agung, Sanitiar Burhanuddin, sempat menyebut peluang hukuman mati bagi pelaku dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina. Sementara Prabowo menyampaikan niatnya untuk membuat penjara khusus koruptor di sebuah pulau dengan sistem keamanan ketat.
Di media sosial, narasi soal hukuman mati bagi koruptor ini juga banyak beredar dengan sejumlah narasi. Salah satu yang paling menarik perhatian menyebut Presiden Prabowo yang meresmikan hukuman mati bagi koruptor di lingkungan Pertamina.
"Para koruptor akan dihukum mati," begitu tulis keterangan dalam video dari unggahan akun "Azzam Ghouzen Etawasenduro" (asrip) di Facebook, Jumat (14/3/2025). Dalam video tersebut terdapat narasi yang menyebut Prabowo menetapkan kebijakan hukuman maksimal bagi para pelaku korupsi.
“Hukuman Mati untuk Koruptor! Prabowo Ledakkan Bom Kebijakan, Pejabat Panik! Suasana di Istana Negara mendadak mencekam saat Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kebijakan paling kontroversial dalam sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia,” begitu kata narator dalam video tersebut.
Kemudian narasi video dipotong dengan potongan pidato Prabowo, yang isinya, "Saya akan melawan korupsi dengan sekeras-kerasnya dan dengan segala tenaga dan upaya yang bisa saya kerahkan, tanpa pandang bulu."
Video berlanjut dengan durasi total sekitar tiga menit. Selain penegasan soal peresmian hukuman mati yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu), terdapat juga informasi soal kewenangan luar biasa bagi Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menindak para pelaku tanpa ampun.
Narasi dalam video juga menyebut pejabat yang mulai gelisah akibat adanya ada ini. Para pelaku sektor usaha juga mulai kesulitan karena para pejabat yang takut menandatangani pencairan dana proyek.
“Sementara itu, KPK mulai kewalahan menangani ribuan laporan yang masuk, sebagian besar justru berasal dari para pejabat yang ingin menyelamatkan diri dengan menyerahkan kolega mereka sendiri,” sebut narasi dalam video tersebut.
Unggahan di Facebook tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 200 ribu penonton, sampai dengan Senin (17/3/2025). Terdapat 208 tanda suka dan 208 komentar meliputi unggahan tersebut.
Kami juga menemukan unggahan serupa yang disebarkan unggahan akun "Yung Ki Jung" (arsip), "La Ipoelk" (arsip), dan "Bang Valen" (arsip). Video-video tersebut juga mengumpulkan puluhan ribu penonton.
Video dengan narasi serupa, namun beberapa perbedaan tampilan visaul juga menyebar di Instagram. Unggahan dari akun @say_tteh (arsip) pada 11 Maret 2025, mengumpulkan lebih dari 116 ribu tanda suka.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah narasi di media sosial soal Prabowo meresmikan hukuman mati koruptor benar adanya?
Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan muncul sejumlah kasus korupsi besar yang memunculkan istilah liga korupsi dengan kerugian jumbo. Beberapa yang masuk catatan Tirto adalah korupsi PT Timah (Rp300 triliun), kasus Pertamina (Rp193,7 triliun), kasus ASABRI (Rp22,7 triliun), korupsi Jiwasraya (16,8 triliun), dan kasus korupsi Kominfo, yang sekarang disebut Komdigi (Rp8 triliun).
Sejumlah pihak, mulai dari Kejaksaan Agung sampai dengan Presiden Prabowo Subianto, sempat mengeluarkan pernyataan terkait hukuman bagi para pelaku korupsi. Jaksa Agung, Sanitiar Burhanuddin, sempat menyebut peluang hukuman mati bagi pelaku dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina. Sementara Prabowo menyampaikan niatnya untuk membuat penjara khusus koruptor di sebuah pulau dengan sistem keamanan ketat.
Di media sosial, narasi soal hukuman mati bagi koruptor ini juga banyak beredar dengan sejumlah narasi. Salah satu yang paling menarik perhatian menyebut Presiden Prabowo yang meresmikan hukuman mati bagi koruptor di lingkungan Pertamina.
"Para koruptor akan dihukum mati," begitu tulis keterangan dalam video dari unggahan akun "Azzam Ghouzen Etawasenduro" (asrip) di Facebook, Jumat (14/3/2025). Dalam video tersebut terdapat narasi yang menyebut Prabowo menetapkan kebijakan hukuman maksimal bagi para pelaku korupsi.
“Hukuman Mati untuk Koruptor! Prabowo Ledakkan Bom Kebijakan, Pejabat Panik! Suasana di Istana Negara mendadak mencekam saat Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kebijakan paling kontroversial dalam sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia,” begitu kata narator dalam video tersebut.
Kemudian narasi video dipotong dengan potongan pidato Prabowo, yang isinya, "Saya akan melawan korupsi dengan sekeras-kerasnya dan dengan segala tenaga dan upaya yang bisa saya kerahkan, tanpa pandang bulu."
Video berlanjut dengan durasi total sekitar tiga menit. Selain penegasan soal peresmian hukuman mati yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu), terdapat juga informasi soal kewenangan luar biasa bagi Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menindak para pelaku tanpa ampun.
Narasi dalam video juga menyebut pejabat yang mulai gelisah akibat adanya ada ini. Para pelaku sektor usaha juga mulai kesulitan karena para pejabat yang takut menandatangani pencairan dana proyek.
“Sementara itu, KPK mulai kewalahan menangani ribuan laporan yang masuk, sebagian besar justru berasal dari para pejabat yang ingin menyelamatkan diri dengan menyerahkan kolega mereka sendiri,” sebut narasi dalam video tersebut.
Unggahan di Facebook tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 200 ribu penonton, sampai dengan Senin (17/3/2025). Terdapat 208 tanda suka dan 208 komentar meliputi unggahan tersebut.
Kami juga menemukan unggahan serupa yang disebarkan unggahan akun "Yung Ki Jung" (arsip), "La Ipoelk" (arsip), dan "Bang Valen" (arsip). Video-video tersebut juga mengumpulkan puluhan ribu penonton.
Video dengan narasi serupa, namun beberapa perbedaan tampilan visaul juga menyebar di Instagram. Unggahan dari akun @say_tteh (arsip) pada 11 Maret 2025, mengumpulkan lebih dari 116 ribu tanda suka.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah narasi di media sosial soal Prabowo meresmikan hukuman mati koruptor benar adanya?
Hasil Cek Fakta
Mula-mula Tirto mencoba melakukan transkrip dari informasi yang disampaikan oleh narator. Kami menggunakan potongan dari narasi tersebut sebagai kata kunci pencarian. Hasilnya mengarahkan ke beberapa artikel dari sejumlah situs berikut; tautan 1, tautan 2, tautan 3.
Artikel-artikel tersebut berisi tulisan yang sama persis dengan apa yang dibacakan narator dalam video. Hasil pengamatan Tirto, artikel dari JurnalPatroliNews menjadi yang terbit paling awal, pada 9 Maret 2025.
Hasil penelusuran lebih lanjut terkait situs tersebut mengarahkan kami ke pengumuman dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo, sekarang menjadi Komdigi) berikut. Dalam pernyataan Kominfo, nama "Jurnal patroli news" menjadi salah satu dari 319 media yang dituding media "abal-abal", alias media yang tak bisa dipertanggung jawabkan kebenaran informasinya.
Kami juga mencoba mencari informasi soal penulis dan detail informasi lebih lanjut dari dari waktu kejadian dalam narasi video, namun kami tidak menemukan informasi resmi ataupun pemberitaan media kredibel yang menyebut Prabowo meresmikan hukuman mati bagi koruptor.
Sementara bagian pidato Prabowo yang digunakan dalam video tersebut adalah potongan dari kejadian lain. Kata-kata Prabowo tersebut berasal dari sambutan saat peluncuran Danantara di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Potongan pidato Prabowo tersebar di sejumlah unggahan media nasional. Sementara, video lengkapnya bisa diakses dari tautan berikut dari kanal YouTube media Kompas TV (sekitar menit 16:18) serta Instagram media TVRI Nasional ini.
Dalam pidatonya tersebut, Prabowo hanya menyampaikan komitmen pemerintah untuk bertindak tegas dalam menghadapi tindakan korupsi. Dia tidak menjabarkan sama sekali terkait hukuman mati bagi koruptor.
Kami juga tidak menemukan Perppu terkait hukuman mati koruptor, seperti yang disebut dalam narasi video dan artikel, hingga artikel ini ditulis pada Senin (17/3/2025).
Artikel-artikel tersebut berisi tulisan yang sama persis dengan apa yang dibacakan narator dalam video. Hasil pengamatan Tirto, artikel dari JurnalPatroliNews menjadi yang terbit paling awal, pada 9 Maret 2025.
Hasil penelusuran lebih lanjut terkait situs tersebut mengarahkan kami ke pengumuman dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo, sekarang menjadi Komdigi) berikut. Dalam pernyataan Kominfo, nama "Jurnal patroli news" menjadi salah satu dari 319 media yang dituding media "abal-abal", alias media yang tak bisa dipertanggung jawabkan kebenaran informasinya.
Kami juga mencoba mencari informasi soal penulis dan detail informasi lebih lanjut dari dari waktu kejadian dalam narasi video, namun kami tidak menemukan informasi resmi ataupun pemberitaan media kredibel yang menyebut Prabowo meresmikan hukuman mati bagi koruptor.
Sementara bagian pidato Prabowo yang digunakan dalam video tersebut adalah potongan dari kejadian lain. Kata-kata Prabowo tersebut berasal dari sambutan saat peluncuran Danantara di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Potongan pidato Prabowo tersebar di sejumlah unggahan media nasional. Sementara, video lengkapnya bisa diakses dari tautan berikut dari kanal YouTube media Kompas TV (sekitar menit 16:18) serta Instagram media TVRI Nasional ini.
Dalam pidatonya tersebut, Prabowo hanya menyampaikan komitmen pemerintah untuk bertindak tegas dalam menghadapi tindakan korupsi. Dia tidak menjabarkan sama sekali terkait hukuman mati bagi koruptor.
Kami juga tidak menemukan Perppu terkait hukuman mati koruptor, seperti yang disebut dalam narasi video dan artikel, hingga artikel ini ditulis pada Senin (17/3/2025).
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan narasi soal peresmian hukuman mati bagi koruptor oleh Prabowo bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Video yang tersebar di media sosial adalah pembacaan artikel dari media yang masuk daftar media "abal-abal" versi Kominfo. Tidak ditemukan juga narasi resmi ataupun pemberitaan media kredibel yang mendukung narasi ini.
Pidato Prabowo yang dicuplik dalam video juga berasal dari sambutannya saat acara peluncuran Danantara, 24 Februari 2025 lalu. Dalam pidato tersebut Prabowo tidak menyebut soal hukuman mati bagi koruptor. Dia hanya menyampaikan komitmen untuk tegas menghadapi tindak korupsi.
Video yang tersebar di media sosial adalah pembacaan artikel dari media yang masuk daftar media "abal-abal" versi Kominfo. Tidak ditemukan juga narasi resmi ataupun pemberitaan media kredibel yang mendukung narasi ini.
Pidato Prabowo yang dicuplik dalam video juga berasal dari sambutannya saat acara peluncuran Danantara, 24 Februari 2025 lalu. Dalam pidato tersebut Prabowo tidak menyebut soal hukuman mati bagi koruptor. Dia hanya menyampaikan komitmen untuk tegas menghadapi tindak korupsi.
Rujukan
- https://tirto.id/liga-korupsi-indonesia-saat-elite-berlomba-merampok-uang-rakyat-g8Q4
- https://www.facebook.com/watch/?v=1017605156904228
- https://archive.ph/wip/jaMTQ
- https://www.facebook.com/watch/?v=1218963296461567
- https://archive.ph/wip/zfUWe
- https://www.facebook.com/reel/1086379646865078
- https://archive.ph/wip/t2BSL
- https://www.facebook.com/watch/?v=671104085384170
- https://archive.ph/wip/V3ZnR
- https://www.instagram.com/reel/DHDJeaxBQQj/?utm_source=ig_embed&ig_rid=9c1f467b-6483-4066-ad21-9ecbf24ceff5
- https://ghostarchive.org/archive/1XRXT
- https://jurnalpatrolinews.co.id/korupsi/kebijakan-hukuman-mati-korupsi-prabowo/
- https://batasmedia99.com/berita/batasmedia99news/hukuman-mati-untuk-koruptor-prabowo-ledakkan-bom-kebijakan-pejabat-panik-benarkah-kabar-tersebut/
- https://balijani.id/2025/03/09/hukuman-mati-untuk-koruptor-prabowo-ledakkan-bom-kebijakan-pejabat-panik/
- https://kominfo.kepriprov.go.id/arsip/detailArsip/1463
- https://www.youtube.com/watch?v=KvgqHcmMeYU
- https://www.instagram.com/tvrinasional/reel/DGcRQtmSnz1/?locale=kk-KZ
[KLARIFIKASI] Fenomena Gerhana Bulan Total atau Blood Moon Bukan Pertanda Bencana
Sumber:Tanggal publish: 17/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim fenomena gerhana bulan total atau blood moon pada Jumat (14/3/2025) adalah tanda bencana besar akan datang.
Narasi yang beredar menyebutkan, bulan akan berwarna merah seperti darah dan merupakan pertanda bencana besar.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi yang mengeklaim gerhana bulan darah pada 14 Maret adalah pertanda bencana besar dibagikan akun Facebook ini. Berikut narasi yang dibagikan:
Ini bukan lelucon, jangan dilewati.
Mengejutkan dunia! Bulan darah muncul pada tanggal 14 maret!
Banyak penubuat memperingatkan, akan ada gempa bumi dahsyat dan tsunami pada tahun Juli 2025.
Nubuatan akhir zaman dalam Kitab Wahyu sedang digenapi selangkah demi selangkah dan bencana besar akan segera datang!
Tuhan menggunakan bulan darah untuk memperingatkan dunia: Berjaga-jaga! Bertobatlah! Berbaliklah!
Screenshot Klarifikasi, fenomena Bulan Darah bukan pertanda bencana
Narasi yang beredar menyebutkan, bulan akan berwarna merah seperti darah dan merupakan pertanda bencana besar.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi yang mengeklaim gerhana bulan darah pada 14 Maret adalah pertanda bencana besar dibagikan akun Facebook ini. Berikut narasi yang dibagikan:
Ini bukan lelucon, jangan dilewati.
Mengejutkan dunia! Bulan darah muncul pada tanggal 14 maret!
Banyak penubuat memperingatkan, akan ada gempa bumi dahsyat dan tsunami pada tahun Juli 2025.
Nubuatan akhir zaman dalam Kitab Wahyu sedang digenapi selangkah demi selangkah dan bencana besar akan segera datang!
Tuhan menggunakan bulan darah untuk memperingatkan dunia: Berjaga-jaga! Bertobatlah! Berbaliklah!
Screenshot Klarifikasi, fenomena Bulan Darah bukan pertanda bencana
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, istilah "Bulan Darah" atau "Blood Moon" merujuk pada Bulan yang berwarna merah ketika gerhana Bulan total terjadi.
Warna merah Bulan tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah, bukan pertanda bencana besar akan datang.
Dikutip dari CBS, fenomena "Bulan Darah" terjadi saat gerhana bulan total, ketika Matahari, Bumi, dan Bulan dalam posisi sejajar.
Cahaya Matahari dibiaskan melalui atmosfer Bumi sebelum mencapai Bulan, yang memantulkannya kembali dalam warna kemerahan menyerupai darah.
Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, Planetarium Jakarta (@planetariumjkt) menyebutkan, puncak gerhana Bulan total akan terjadi pada Jumat (14/3/2025) pukul 13.54 WIB.
Kendati demikian, peneliti utama BRIN, Thomas Djamaluddin mengatakan, masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan langsung fenomena ini.
Seluruh fase gerhana hanya bisa diamati dari wilayah berikut:
Gerhana Bulan sebagian masih bisa terlihat dari beberapa bagian Eropa, Asia, Australia, dan Afrika, serta seluruh Amerika Utara dan Selatan, Samudra Pasifik, Atlantik, Arktik, dan Antartika.
Dilansir dari National Geographic, narasi yang mengaitkan Bulan Darah sebagai pertanda buruk merupakan kepercayaan yang muncul di masa lalu.
Akan tetapi, kepercayaan itu dimanfaatkan oleh sekelompok manusia lain yang sudah mengetahui Bulan Darah sebagai fenomena astronomi biasa.
Misalnya pada 1504, ketika Christopher Columbus memanipulasi penduduk asli Arawak di Jamaika.
Hal ini diketahui dari catatan putranya, yaitu Ferdinand Columbus. Suku Arawak diperingatkan Columbus bahwa Tuhan akan mengubah Bulan menjadi merah sebagai tanda kemarahan.
Saat gerhana Bulan Darah itu terjadi, suku Arawak ketakutan dan segera memberikan makanan kepada Columbus dan krunya. Ini dilakukan Suku Arawak dengan harapan dapat meredakan "kemarahan" Tuhan.
Saat sains semakin berkembang, kepercayaan ini semakin luntur. Fenomena Bulan Darah pun dinikmati sebagai peristiwa alam yang biasa.
Warna merah Bulan tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah, bukan pertanda bencana besar akan datang.
Dikutip dari CBS, fenomena "Bulan Darah" terjadi saat gerhana bulan total, ketika Matahari, Bumi, dan Bulan dalam posisi sejajar.
Cahaya Matahari dibiaskan melalui atmosfer Bumi sebelum mencapai Bulan, yang memantulkannya kembali dalam warna kemerahan menyerupai darah.
Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, Planetarium Jakarta (@planetariumjkt) menyebutkan, puncak gerhana Bulan total akan terjadi pada Jumat (14/3/2025) pukul 13.54 WIB.
Kendati demikian, peneliti utama BRIN, Thomas Djamaluddin mengatakan, masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan langsung fenomena ini.
Seluruh fase gerhana hanya bisa diamati dari wilayah berikut:
Gerhana Bulan sebagian masih bisa terlihat dari beberapa bagian Eropa, Asia, Australia, dan Afrika, serta seluruh Amerika Utara dan Selatan, Samudra Pasifik, Atlantik, Arktik, dan Antartika.
Dilansir dari National Geographic, narasi yang mengaitkan Bulan Darah sebagai pertanda buruk merupakan kepercayaan yang muncul di masa lalu.
Akan tetapi, kepercayaan itu dimanfaatkan oleh sekelompok manusia lain yang sudah mengetahui Bulan Darah sebagai fenomena astronomi biasa.
Misalnya pada 1504, ketika Christopher Columbus memanipulasi penduduk asli Arawak di Jamaika.
Hal ini diketahui dari catatan putranya, yaitu Ferdinand Columbus. Suku Arawak diperingatkan Columbus bahwa Tuhan akan mengubah Bulan menjadi merah sebagai tanda kemarahan.
Saat gerhana Bulan Darah itu terjadi, suku Arawak ketakutan dan segera memberikan makanan kepada Columbus dan krunya. Ini dilakukan Suku Arawak dengan harapan dapat meredakan "kemarahan" Tuhan.
Saat sains semakin berkembang, kepercayaan ini semakin luntur. Fenomena Bulan Darah pun dinikmati sebagai peristiwa alam yang biasa.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim gerhana bulan pada 14 Maret 2025 adalah pertanda bencana perlu diluruskan.
Istilah "Bulan Darah" atau "Blood Moon" merujuk pada Bulan yang berwarna merah ketika gerhana Bulan total terjadi.
Fenomena "Bulan Darah" terjadi saat gerhana bulan total, ketika Matahari, Bumi dan Bulan dalam posisi sejajar. Peristiwa itu bukan pertanda bencana besar akan datang.
Istilah "Bulan Darah" atau "Blood Moon" merujuk pada Bulan yang berwarna merah ketika gerhana Bulan total terjadi.
Fenomena "Bulan Darah" terjadi saat gerhana bulan total, ketika Matahari, Bumi dan Bulan dalam posisi sejajar. Peristiwa itu bukan pertanda bencana besar akan datang.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1295195754873863
- https://www.cbsnews.com/news/what-causes-blood-moon/
- https://www.kompas.com/jawa-barat/read/2025/03/12/132500488/gerhana-bulan-total-14-maret-2025--apa-dampaknya-bagi-indonesia-ini
- https://nationalgeographic.grid.id/read/134228913/sains-di-balik-bulan-darah-dari-asal-warna-darah-sampai-cara-melihatnya?page=all
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[HOAKS] Video Jembatan Citra Raya Cikupa Tangerang Ambruk
Sumber:Tanggal publish: 17/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan jembatan ambruk yang diklaim berlokasi di Citra Raya, Cikupa Tangerang, Banten.
Klip menampilkan mobil yang terperosok ke aliran sungai. Ada pula klip menampilkan warga berusaha menyelamatkan diri dari jembatan yang ambruk.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video jembatan Citra Raya Cikupa, Tangerang ambruk disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Terdapat tiga klip berbeda dari video yang disebarkan.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (13/3/2025):
Jembatan citra raya Cikupa Tangerang ambruk di terjang banjir bandang
akun Facebook Tangkapan layar konten manipulatif di sebuah akun Facebook, Kamis (13/3/2025), menampilkan video jembatan Citra Raya Cikupa, Tangerang ambruk.
Klip menampilkan mobil yang terperosok ke aliran sungai. Ada pula klip menampilkan warga berusaha menyelamatkan diri dari jembatan yang ambruk.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video jembatan Citra Raya Cikupa, Tangerang ambruk disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Terdapat tiga klip berbeda dari video yang disebarkan.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (13/3/2025):
Jembatan citra raya Cikupa Tangerang ambruk di terjang banjir bandang
akun Facebook Tangkapan layar konten manipulatif di sebuah akun Facebook, Kamis (13/3/2025), menampilkan video jembatan Citra Raya Cikupa, Tangerang ambruk.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk mencari jejak digital video yang beredar.
Hasil pencarian di Google mengarahkan ke kanal YouTube ai headline.
Ketiga klip bersumber dari kanal YouTube yang sama, yang diunggah pada Februari 2025.
Videonya dapat dilihat di sini, di sini, dan di sini.
Ketiga video itu telah diberi label "Altered or synthetic content" atau konten rekayasa.
"Video ini adalah hasil olahan kecerdasan buatan yang dibuat untuk tujuan edukasi dan meningkatkan kesadaran, bukan sebagai patokan utama atau dokumentasi nyata," tulis pengunggah melalui keterangan videonya.
Hasil pendeteksian menggunakan Hive Moderation juga menunjukkan, bahwa klip yang beredar dibuat dengan akal imitasi atau artificial intelligence (AI).
Klip jembatan Citra Raya Cikupa, Tangerang ambruk memiliki probabilitas 98,9 persen dan 66,3 persen dihasilkan AI.
Hasil pencarian di Google mengarahkan ke kanal YouTube ai headline.
Ketiga klip bersumber dari kanal YouTube yang sama, yang diunggah pada Februari 2025.
Videonya dapat dilihat di sini, di sini, dan di sini.
Ketiga video itu telah diberi label "Altered or synthetic content" atau konten rekayasa.
"Video ini adalah hasil olahan kecerdasan buatan yang dibuat untuk tujuan edukasi dan meningkatkan kesadaran, bukan sebagai patokan utama atau dokumentasi nyata," tulis pengunggah melalui keterangan videonya.
Hasil pendeteksian menggunakan Hive Moderation juga menunjukkan, bahwa klip yang beredar dibuat dengan akal imitasi atau artificial intelligence (AI).
Klip jembatan Citra Raya Cikupa, Tangerang ambruk memiliki probabilitas 98,9 persen dan 66,3 persen dihasilkan AI.
Kesimpulan
Video jembatan Citra Raya Cikupa, Tangerang ambruk merupakan konten manipulatif berbasis AI.
Klipnya bersumber dari kanal YouTube ai headline, yang telah memberi keterangan bahwa video yang diunggah dibuat dengan AI.
Sejauh ini, tidak ada berita soal jembatan di Cikupa, Tangerang yang ambruk per Jumat, 14 Maret 2024.
Klipnya bersumber dari kanal YouTube ai headline, yang telah memberi keterangan bahwa video yang diunggah dibuat dengan AI.
Sejauh ini, tidak ada berita soal jembatan di Cikupa, Tangerang yang ambruk per Jumat, 14 Maret 2024.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/670638552129569
- https://www.facebook.com/reel/2334714050235644
- https://www.facebook.com/reel/641159178618728
- https://www.facebook.com/reel/1175252000959360
- https://www.google.com/search?gsessionid=L8OAlFSjQRgCQooFRSDu-w-jHoyKL5DssrirrVrQqMiYfltcsEA8dA&lsessionid=0ID1C4-7hrObB0Yq6oG_C_CXpyBl18zZOmvR7kjEkYNkNfYi47luWg&vsdim=452,524&source=lns.web.cntpubb&biw=452&bih=524&hl=en-US&vsrid=CPuRmdSG8NWMmAEQBBgBIiQ5MUQ1MzVGMC04OEZFLTQ4MzItQjAzRC00REZEQjYyRTIyRjU&udm=26&q&vsint=CAQqCgoCCAcSAggHIAE6IwoWDdTUAj8VaOgDPx1YVno_JTAveD8wARDEAxiMBCUAAIA_&lns_mode=un&qsubts=1741942979284&stq=1&cs=1&lei=O_DTZ8XjN6XN1e8Phs28oQI
- https://www.youtube.com/watch?v=MTtZ7Hcz3NI
- https://www.youtube.com/watch?v=MGrnzNdwzTo
- https://www.youtube.com/shorts/GvEmjb278uQ
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 132/6602