• Cek Fakta: Hoaks Artikel Cak Imin Sudah Ajukan Nama Anies Baswedan ke Prabowo Sesuai Permintaan Anies

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/10/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel Cak Imin mengajukan nama Anies Baswedan ke Prabowo sesuai permintaan Anies. Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 20 Oktober 2024.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel dari Detik.com berjudul:
    "Cak Imin: "Sebenarnya Saya Sudah Ajukan Nama Mas Anies ke Pak Prabowo, Sesuai Pesan Mas Anies, Tapi Mohon Maaf Mas Anies, Beliau Nyatakan Kursi Kabinet sudah Full."
    Lalu benarkah postingan artikel Cak Imin mengajukan nama Anies Baswedan ke Prabowo sesuai permintaan Anies?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka laman Detiknews.com. Namun tidak ada artikel seperti yang disebutkan dalam postingan di atas.
    Cek Fakta Liputan6.com justru menemukan artikel yang identik dengan postingan. Kesamaan terdapat pada foto yang dipakai dalam artikel.
    Namun dalam artikel asli mempunyai judul "Cak Imin Ngaku Dapat Tugas dari Prabowo untuk 'Mengkoordinir'" yang tayang pada 17 Oktober 2024. Berikut isi artikelnya:
    "Jakarta - Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku menerima arahan untuk menjadi bagian dari kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto. Cak Imin mengaku diberikan tugas untuk 'mengkoordinir'.Cak Imin tak menjelaskan lebih lanjut pos kementerian apa yang akan dipimpinnya. Ia mengaku akan mengikuti arahan Prabowo.
    "Saya enggak tau (posisi menko) ha-ha, pokoknya kita ikuti aja. Belum (arahan khusus), ya pokoknya mengkoordinir aja," kata Cak Imin di The Westin Jakarta, Kamis (17/10/2024).
    Cak Imin mengaku tidak ada keinginan perihal posisi yang akan diberikan. Dia menyebut penempatan posisi dalam kabinet sepenuhnya menjadi hak istimewa presiden.
    "Enggak ada pengen-pengenan (posisi menteri), itu urusan prerogatif presiden," ungkap Cak Imin.
    Seperti diketahui, Cak Imin turut mengikuti pembekalan calon menteri kabinet Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Cak Imin menyebut pembekalan ini membahas persiapan kabinet yang akan datang.
    "Ya pokoknya hari ini briefing, hari ini briefing tantangan dan persiapan kabinet yang akan datang," kata Cak Imin kepada wartawan di Hambalang pada Rabu (16/10).
    Cak Imin mengatakan Prabowo menyampaikan banyak hal dalam pembekalan tersebut. Namun, kata Cak Imin, inti pembekalan tersebut adalah perencanaan pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming mendatang.
    "Semua.. semua, pemetaan, persiapan dan perencanaan," ucapnya."

    Kesimpulan


    Postingan artikel Cak Imin mengajukan nama Anies Baswedan ke Prabowo sesuai permintaan Anies. Faktanya judul dalam artikel itu merupakan hasil editan.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, Klaim Cacar Monyet Sama Dengan Herpes Zoster Dan Efek Samping Vaksin Covid-19

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/10/2024

    Berita



    Sejumlah konten di Facebook oleh akun ini, ini, ini, dan ini memuat klaim bahwa monkeypox (mpox) sama dengan herpes zoster atau cacar api dan efek samping dari vaksinasi Covid-19 jenis mRNA. Konten tersebut disertai video yang memperlihatkan berita Kompas TV tentang perawatan orang-orang sakit Mpox di Afrika.

    Klaim itu disebut berasal dari Wolfgang Wodarg, seorang dokter di Jerman. Berikut tulis narasinya: Dokter Jerman Wolfgang Wodarg menawarkan pandangan alternatif mengenai cacar monyet lebih dari dua tahun yang lalu: Apa yang dianggap sebagai cacar monyet, dalam banyak kasus, sebenarnya adalah herpes zoster, salah satu efek samping yang diketahui dari vaksin COVID-19. Cacar adalah momok lain yang diciptakan untuk menutupi efek samping vaksin mRNA.



    Namun, benarkah Mpox adalah herpes zoster dan merupakan efek samping vaksinasi Covid-19 jenis mRNA?

    Hasil Cek Fakta



    Mpox dan herpes zoster merupakan dua jenis yang berbeda meski sama-sama tergolong jenis cacar dan disebabkan oleh virus. Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV), salah satu spesies virus dari genus Orthopoxvirus. Sementara herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan varicella-zoster virus (VZV).

    Cacar Monyet

    Dilansir website Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), Mpox atau Monkeypox adalah penyakit yang disebabkan cacar monyet dengan gejala ruam kulit atau lesi mukosa yang dapat berlangsung 2–4 minggu disertai demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

    Penularan virus cacar monyet bisa terjadi melalui kontak dekat dengan orang yang menderita penyakit tersebut, atau benda yang terkontaminasi, misal penggunaan jarum suntik bergantian. Bisa juga melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi.

    Penularan pada bayi juga bisa terjadi saat kehamilan, kelahiran ataupun setelah kelahiran. Orang yang memiliki banyak pasangan seksual juga memiliki risiko lebih tinggi tertular Mpox. 

    Namun dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengetahui secara lebih detail dan lengkap, bagaimana virus ini menular. Termasuk untuk mengetahui hewan apa saja yang bisa menampung dan menularkannya pada manusia.

    Pengobatannya sejauh ini dilakukan dengan perawatan suportif, tergantung gejala yang muncul, seperti nyeri dan demam. Perawatan dilakukan dengan cara memberi perhatian ketat pada nutrisi, hidrasi, perawatan kulit, pencegahan infeksi sekunder dan pengobatan infeksi penyerta, termasuk untuk HIV jika ada.

    Herpes Zoster

    Sementara herpes zoster, juga dari laman WHO, merupakan penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh VZV, anggota famili virus herpes. Penyakit yang diketahui hanya menular di antara manusia ini juga disebut cacar air dan cacar ular.

    Sebanyak 10 sampai 20 persen orang yang dihinggapi virus ini, akan menyimpannya di ganglia (kelompok sel) saraf, dan kemudian di masa depan aktif lagi hingga menimbulkan sakit herpes zoster. 

    Kategori yang rentan terserang penyakit ini adalah orang berusia di atas 50 tahun atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Bahkan pada pada neonatus dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh, akibatnya bisa menjadi fatal.

    Herpes zoster ditandai dengan gejala ruam gatal yang biasanya muncul di kulit kepala dan wajah dan awalnya disertai demam dan malaise. Ruam tersebut secara bertahap akan menyebar ke badan dan ekstremitas (anggota gerak pada tubuh manusia).

    Vesikel atau ruang di dalam sel, secara bertahap akan mengering dan muncul krusta yang kemudian menghilang dalam jangka waktu satu hingga dua minggu. Kondisi kesehatan bisa lebih rumit bila pasien juga menderita pneumonia atau ensefalitis (radang otak), dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

    Mpox dan Covid-19 Tidak Berkaitan

    Konten yang beredar mengatakan bahwa narasi Mpox berkaitan dengan vaksin Covid-19 berasal dari orang Jerman bernama Wolfgang Wodarg. Menurut pemeriksa fakta asal Jerman, DW.com, Wodarg adalah seorang dokter dan mantan anggota Partai Sosial Demokrat (SPD) Bundestag Jerman.

    Ia kemudian bergabung dengan The Grassroots Democratic Party of Germany (dieBasis) yang merupakan partai kecil penolak lockdown yang berkaitan dengan Covid-19 di Jerman. Video dirinya membicarakan penyebab Mpox dirilis tahun 2022.

    Namun, ahli mikrobiologi dan imunologi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Amerika Serikat, Kari Moore Debbink, menyatakan Mpox bukan penyakit yang disebabkan vaksin Covid-19.

    “Vaksin COVID mRNA digunakan secara global, sementara kasus Mpox biasanya ditemukan di negara-negara tertentu di Afrika, dengan beberapa kasus rendah di luar wilayah tersebut. Oleh karena itu, tidak ada hubungan geografis antara penggunaan vaksin COVID mRNA dan kasus mpox," kata Debink.

    Profesor penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Amerika Serikat, William Schaffner, juga membantah narasi yang beredar. "Ini adalah dua virus yang sangat berbeda, dan tentu saja, vaksin melawan COVID tidak ada hubungannya dengan Mpox," kata Schaffner.

    Dilansir pemeriksa fakta asal Prancis, AFP, beberapa akademisi di bidang kesehatan menyatakan Mpox tidak berkaitan dengan Covid-19 ataupun vaksin Covid-19. Mereka adalah dokter spesialis penyakit menular dan mikrobiolog di Fakultas Kedokteran Li Ka Shing, Universitas Hong Kong, Yuen Kwok-Yung, dan profesor epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine, David Heymann.

    "Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa epidemi cacar monyet terkait dengan vaksin," kata David Heymann kepada AFP pada Juni 2022.

    Juru Bicara Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan bahwa penyakit Mpox bukan efek samping dari vaksinasi Covid-19. Vaksin Covid-19 baru diedarkan secara masif tahun 2021, sementara WHO mencatat Mpox pertama kali diketahui menyerang manusia pada 1970 di Kongo, Afrika.

    “Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,” kata Syahril.

    Dia mengatakan virus Mpox menular lewat kontak langsung seperti berjabat tangan, bergandengan, termasuk juga kontak seksual. Dilansir CNBC.com, WHO mencatat bahwa 99 persen penderita Mpox adalah laki-laki.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Mpox adalah penyakit yang sama dengan herpes zoster dan merupakan efek samping dari vaksinasi Covid-19 jenis mRNA adalah klaimkeliru.

    Mpox merupakan penyakit yang disebabkan virus cacar monyet (MPXV), herpes zoster berasal dari varicella-zoster virus (VZV), dan Covid-19 dari virus Sars-Cov-2. Sejumlah dokter spesialis dan akademisi di bidang kesehatan juga mengatakan narasi yang beredar tersebut salah.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, Prabowo Bagi Bantuan Rp50 Juta Jika Mengikuti Akun Media Sosialnya

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/10/2024

    Berita



    Video berdurasi 25 detik memuat klaim bahwa Presiden Prabowo Subianto akan memberikan bantuan Rp50 juta, beredar di reels Facebook [ arsip ]. 

    Video yang diunggah pada 2 Oktober 2024 menyebut Prabowo akan bagi-bagi bantuan di bulan Oktober 2024, menjelang pelantikannya menjadi Presiden Indonesia. Siapapun yang melihat akun media sosialnya akan dibantu uang sebesar Rp50 juta. 



    Hingga artikel ini ditulis video itu sudah mendapatkan 925 komentar dan sudah ditonton lebih dari 46 ribu kali. Lantas benarkah Prabowo bagi-bagi bantuan Rp50 juta bila sudah mengikuti dan membagikan ulang akun media sosialnya?

    Hasil Cek Fakta



    Penelusuran Tempo pada akun resmi Prabowo Subianto di IG Prabowo, X @prabowo, Facebook Prabowo Subianto dan laman website yang berkaitan dengan Prabowo Subianto tidak memuat informasi yang menyebut bantuan uang sebesar Rp50 juta.

    Tempo kemudian menelusuri sumber video yang dibagikan dengan InVID, lalu gambar hasil fragmentasi ditelusuri dengan Google dan Yandex search image. 

    Hasilnya video tersebut identik dengan video Prabowo Subianto saat mengucapkan ulang tahun kepada Agung Rasono yang ke-75 tahun. Video itu pertama kali diunggah pada akun Prabowo di Tiktok pada 26 Maret 2024. Dalam video itu, Prabowo tidak menyampaikan atau mengucapkan akan memberikan bantuan Rp50 juta bagi siapa saja yang sudah follow akun media sosialnya.  



    Tempo juga memeriksa suara yang digunakan dalam video tersebut dengan menggunakantools AI Voice Detector. Mulanya, Tempo mengunduh video itu dan mengubahnya ke ke format audio (mp3) dengan menggunakantools Cloud Convert. Video yang telah diubah ke format suara lalu diperiksa dengan menggunakantools Hive Moderation. 

    Hasilnya suara dalam video tersebut diketahui merupakan hasil rekayasa digital dengan menggunakan kecerdasan buatan Artificial Intelligence dengan tingkat probabilitas mencapai 99,2 persen. 



    Kasus Penipuan Berhadiah di Media Sosial

    Dalam riset kerjasama Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM, Program Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, dan Pemantau Regulasi dan Regulator Media pada 2022 ditemukan bahwa masyarakat Indonesia rentan terhadap penipuan digital.

    Data riset menunjukkan, sebanyak 98,3% responden (1.671 orang) pernah menerima pesan penipuan digital, baik satu maupun lebih. Modus pesan penipuan yang paling banyak mereka terima adalah penipuan berkedok hadiah (91,2%), pinjaman ilegal (74,8%), pengiriman tautan/link yang berisi malware/virus (65,2%), penipuan berkedok krisis keluarga (59,8%), dan investasi ilegal (56%). Media sosial merupakan medium yang paling sering digunakan penipu untuk mengirim pesan penipuan.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan Tempo, video berdurasi 25 detik yang memperlihatkan Presiden Prabowo berpidato akan memberikan bantuan Rp50 juta bila sudah Follow akun media sosialnya adalahkeliru. 

    Tidak ada informasi valid dan resmi yang menyebut Prabowo akan membagikan hadia Rp50 juta. Suara pada video tersebut bahkan diketahui merupakan rekayasa digital menggunakan kecerdasan buatan Artificial Intelligence dengan tingkat probabilitas mencapai 99,2 persen. 

    Pada video aslinya Prabowo hanya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Agung Rasono yang ke-75 tahun dan tidak menyebutkan akan memberikan hadiah Rp50 juta.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Tentara Perdamaian RI yang Dikirim ke Lebanon Hanya Bisa Bertahan di Bunker

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 22/10/2024

    Berita

    Kasian juga tentara perdamaian kita yang dikirim ke Lebanon. Sekarang cuma bertahan di bunker utk menyaksikan serangan Israel.

    Hasil Cek Fakta

    Tim pemeriksa fakta Mafindo (TurnBackHoax) pertama-tama menelusuri kebenaran klaim tersebut dengan memasukkan gambar ke mesin Google Lens.

    Hasilnya, diketahui foto tersebut berasal dari potongan video berjudul “Di Tengah Konflik, Pasukan Perdamaian RI di Lebanon Rayakan HUT ke-79 TNI” yang diunggah di kanal YouTube Metro TV.

    Dokumentasi itu merupakan momen saat Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-R Unifil 2024 mengikuti perayaan HUT ke-79 TNI secara virtual di tengah situasi konflik di Lebanon Selatan.

    Narasi berisi klaim “tentara perdamaian RI yang dikirim ke Lebanon hanya bisa bertahan di bunker” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Kesimpulan

    Faktanya, foto yang beredar merupakan potongan dokumentasi saat Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-R Unifil 2024 mengikuti perayaan HUT ke-79 TNI secara virtual di tengah situasi konflik di Lebanon Selatan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini