• [HOAKS] Manfaat Air Hujan untuk Kesuburan dan Peluang Kehamilan

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi yang menyebutkan mandi air hujan dan minum air hujan dapat meningkatkan kesuburan dan peluang kehamilan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Informasi mengenai manfaat air hujan untuk kesuburan dan kehamilan disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Pengguna Facebook menyebutkan sejumlah zat dalam air hujan, seperti hidrogen peroksida, nitrogen, dan pH bebas garam.

    Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (2/12/2024):

    Air Hujan Untuk Kesuburan Kandungan

    Anda mendambakan keturunan dan ingin mencobanya? Silakan ikuti langkah-langkah berikut:

    Tunggulah hujan berlangsung minimal 10 menit lamanya (Jangan lakukan di hujan pertama setelah kemarau),

    Lalu berdiri hujan-hujanan di alam terbuka menghadap kiblat dan air hujan yang turun langsung mengenai tubuh hingga benar-benar membasahi seluruh tubuh. (sangat dianjurkan untuk tetap menutup aurat)

    Sementara anda hujan-hujanan, taruhlah wadah untuk menampung air hujan murni, air hujan murni adalah air hujan yang turun langsung dari langit tanpa perantara genting maupun talang.

    Minumlah air hujan yang berhasil ditampung dengan terlebih dahulu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan keturunan. Minumlah air hujan secukupnya, tidak terlalu sedikit dan jangan berlebihan.

    Lakukan teknik ini sampai hujan berhenti atau anda sudah merasa kedinginan.

    Dalam pemanfaatan sehari-hari, dapat juga di pindahkan air hujan tersebut ke dalam tempat air, botol atau gelas. Agar menjadi lebih bersih dan lebih berkhasiat bisa endapkan selama 24 jam.

    Setelah 24 jam, ambil setengah bagian air paling atas dan sisa airnya dibuang. Boleh langsung digunakan untuk mandi dan minum tanpa direbus atau bisa direbus sampai mendidih (seperti memasak air minum).

    Cobalah minum secara rutin sampai sekitar 20 liter dan rasakan manfaatnya untuk tubuh anda.

    Hasil Cek Fakta

    Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), air hujan mengandung sejumlah zat yang bersifat kimiawi.

    Misalnya, uap air atau H2O, asan nitrat, karbon berupa silika dan fly ash dalam bentuk abu ringan. asam sulfat, dan garam.

    Sementara pH air hujan normal sekitar 6, sementara hujan asam memiliki pH sekitar 5,7 ke bawah.

    Sehingga, kandungan air hujan yang disebutkan dalam narasi tidak benar.

    Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG) Rumah Sakit Pondok Indah, Yassin Yanuar Mohammad membantah narasi air hujan dapat meningkatkan kesuburan dan peluang kehamilan.

    "Secara ilmiah dan saintifik kita tidak punya data dan dasar ilmiahnya. Sehingga secara medis dan ilmiah itu tidak punya dasar kebenaran," kata Yassin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/12/2024).

    Ia menegaskan, tidak ada kaitan antara mandi hujan atau minum air hujan dengan peluang kehamilan atau kesuburan dari pasangan suami istri.

    Proses reproduksi manusia melibatkan bertemunya sel telur dan sel sperma.

    Menurut Yassin, tingkat keberhasilan kehamilan dipengaruhi oleh kondisi kesehatan antara laki-laki dan perempuan.

    "Kesehatan secara umum, tidak hanya fisik tetapi mental juga, turunannya akan memengaruhi kesehatan reproduksi," kata Yassin.

    Kesimpulan

    Narasi yang menyebutkan mandi air hujan dan minum air hujan dapat meningkatkan kesuburan dan peluang kehamilan merupakan hoaks.

    Secara medis dan ilmiah tidak ada bukti bahwa air hujan berpengaruh pada tingkat keberhasilan kehamilan.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Uji Coba AI Yesus di Swiss Bukan untuk Pengakuan Dosa

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah gereja di Kota Lucerne, Swiss dikabarkan memasang instalasi yang memadukan hologram yang didukung dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Gereja bernama Saint Peter tersebut menggunakan AI menyerupai Yesus di bilik pengakuan dosa.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar disebarkan dengan konteks keliru.

    Informasi mengenai penggunaan AI Yesus untuk pengakuan dosa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 22 November 2024:

    Gereja St.Peter di Lucerne memperkenalkan hologram Yesus yang didukung AI untuk pengakuan dosa.

    akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, 22 November 2024, mengenai instalasi hologram Yesus dilengkapi dengan AI di Gereja St. Peter, Kota Lucerne, Swiss sebagai pengganti imam di ruang pengakuan dosa.

    Hasil Cek Fakta

    Terdapat sebuah instalasi di gereja Saint Peter, dengan sebuah monitor menampilkan animasi Yesus yang duduk di sisi pembatas ruang pengakuan dosa.

    Model AI yang digunakan dilatih untuk menjawab dan mendiskusikan tentang agama dan kitab suci dengan pengunjung.

    Instalasi yang disebut "Deus in Machina" itu, diluncurkan pada Agustus 2024 sebagai inisiatif terbaru dalam bentuk realitas imersif oleh peneliti universitas setempat.

    Contoh AI Yesus dapat dilihat di video DW berikut.

    Dilansir The Guardian, instalasi AI Yesus memang dibuat menyerupai ruang pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang pengakuan dosa asli seperti yang ada di dalam gereja.

    Seorang teolog yang berafiliasi dengan gereja St Peter bernama Marco Schmid menegaskan, instalasi tersebut adalah sebuah eksperimen dan bukan tempat pengakuan dosa yang sesungguhnya.

    Orang-orang disarankan untuk tidak mengungkapkan informasi pribadi apa pun.

    Seorang profesor teologi Universitas Loyola Marymount, Thomas Rausch mengatakan, instalasi itu sama sekali bukan pengganti atau setara dengan sakramen rekonsiliasi Katolik.

    Dikutip dari USA Today, Rausch mengungkapkan, hukum kanon Gereja Katolik 965 dan 966 menyatakan bahwa hanya seorang imam yang boleh mendengar pengakuan dosa.

    Gagasan tentang pengakuan dosa virtual telah dibahas selama berabad-abad dan selalu ditolak oleh Vatikan.

    Kesimpulan

    Instalasi hologram Yesus dilengkapi dengan AI di Gereja St. Peter, Kota Lucerne, Swiss tidak dimaksudkan sebagai pengganti imam di ruang pengakuan dosa.

    Meski menyerupai tempat pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang sakral sungguhan. Instalasi tersebut dipasang agar pengunjung dapat berdiskusi seputar agama dengan AI.

    Pihak gereja mengimbau agar pengunjung tidak memberikan data pribadi saat mengobrol dengan AI Yesus.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Kecelakaan Beruntun di Puncak, Bogor

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/12/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar foto kecelakaan yang melibatkan belasan mobil di sebuah jalan raya. Narasi foto menyebutkan, kecelakaan tersebut terjadi di daerah Puncak, Bogor, Jawa Barat pada awal Desember 2024.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.

    Foto yang diklaim kecelakaan beruntun di daerah Puncak, Bogor, dibagikan oleh akun Facebook ini pada Minggu (1/12/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Innalilahi, Kecelakaan Tabrakan Beruntun Di Puncak, Polisi Bantah Pengemudi BMW Pegawai KPK

    Screenshot Foto ini bukan kecelakaan beruntun di Puncak, Bogor

    Narasi itu disertai tautan menuju sebuah artikel tentang kecelakaan beruntun di Puncak.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri foto yang dibagikan akun Facebook tersebut menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, foto yang sama ditemukan di laman Shutterstock. Menurut keterangan foto, kecelakaan tersebut terjadi di Veria, Yunani, pada 5 Oktober 2014.

    Sementara itu, isi artikel yang dibagikan di Facebook identik dengan berita Tempo.co berjudul "Kecelakaan Tabrakan Beruntun di Puncak, Polisi Bantah Pengemudi BMW Pegawai KPK ".

    Artikel tersebut memberitakan kecelakaan di Puncak, Bogor, pada Minggu, 3 Oktober 2021.

    Mobil BMW dengan pelat nomor B 115 HEP yang dikemudikan AM menabrak empat sepeda motor dan satu mobil di Cisarua.

    Enam orang terluka dalam peristiwa itu. Polisi membantah pengemudi berinisial AM itu merupakan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Polisi memastikan AM merupakan pegawai swasta. Kecelakaan terjadi karena pengemudi kurang konsentrasi saat berkendara pada dini hari.

    Adapun Tempo.co menggunakan foto kecelakaan di Veria, Yunani sebagai gambar ilustrasi pada berita kecelakaan beruntun di Puncak.

    Foto itu juga beberapa kali digunakan dalam konten hoaks dengan narasi kecelakaan terjadi di Indonesia, terutama di Puncak.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto yang diklaim kecelakaan beruntun di daerah Puncak, Bogor, perlu diluruskan.

    Foto itu dibagikan dengan konteks keliru. Peristiwa dalam foto adalah kecelakaan yang terjadi di Veria, Yunani, pada 5 Oktober 2014, bukan di Puncak, Bogor.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Hoaks Video Penampakan Kepiting Raksasa di Alaska

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/12/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim penampakan kepiting raksasa di Alaska beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 18 November 2024.
    Dalam video tersebut, terlihat seekor makhluk laut besar, mirip kepiting memiliki dua capit dan berwarna putih berada di atas kapal nelayan. Video itu kemudian dikaitkan dengan penampakan kepiting raksasa antarpulau di Alaska.
    "KEPITING RAKSASA ANTAR PULAU ALASKA BISA BUAT MUKBANG SATU KECAMATAN," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 10 kali dibagikan dan mendapat 39 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video tersebut merupakan penampakan kepiting raksasa di Alaska? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim penampakan kepiting raksasa di Alaska. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), sightengine.com.
    Hasilnya, gambar tersebut memiliki probabilitas 86 persen dibuat oleh AI. Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Penelusuran juga dilakukan dengan mengunggah gambar serupa di laman pendeteksi AI lainnya, yakni fakeimagedetector.com.
    Hasilnya, gambar tersebut disimpulkan dibuat oleh AI. Berikut gambar tangkapan layarnya.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim penampakan kepiting raksasa di Alaska ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, video tersebut diduga merupakan hasil rekayasa digital menggunakan AI.
    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini