Ganjar Sebut Buruh Menuntut Revisi UU Cipta Kerja? Begini Faktanya
"Sehingga kawan-kawan buruh yang kemarin bertemu dengan saya tolong segera review UU Cipta Kerja, karena ini yang perlu mendapatkan keseimbangan dengan nasib kami dan tentu saja pembangunan ini harus berorientasi pada SDM atau manusia, budi pekerti yang baik sopan toleran tidak adigang adigung adiguna sehingga mereka bisa menjadi manusia berbudaya yang lengkap" kata Ganjar.
Cek Fakta: Ganjar Sebut Buruh Menuntut Revisi UU Cipta Kerja? Begini Faktanya
Sumber:Tanggal publish: 04/02/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran cek fakta tim Medcom.id, klaim Ganjar bahwa sebagian besar pekerja/buruh menuntut revisiUU Cipta Kerja, adalah benar. Berdasarkan Jurnal Universitas Padjajaran, sebagian besar pekerja/buruh menuntut revisi UU Cipta Kerja. Hal ini dikarenakan sebagian besar isi kluster ketenagakerjaan di UU Cipta Kerja merugikan pekerja.
Terdapat beragam pengurangan hak-hak ketenagakerjaan yang diatur dalam UU Cipta Kerja. Misal: penghapusan batas waktu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang menyebabkan pekerja sulit untuk menjadi pekerja tetap.
Terdapat beragam pengurangan hak-hak ketenagakerjaan yang diatur dalam UU Cipta Kerja. Misal: penghapusan batas waktu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang menyebabkan pekerja sulit untuk menjadi pekerja tetap.
Kesimpulan
Klaim Ganjar bahwasebagian besar pekerja/buruh menuntut revisiUU Cipta Kerja, adalah benar.
Penilaian ini diberikan saat berbagai sumber tepercaya menginformasi klaim atau informasi yang valid.
Penilaian ini diberikan saat berbagai sumber tepercaya menginformasi klaim atau informasi yang valid.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/ybDYr6jk-cek-fakta-ganjar-sebut-buruh-menuntut-revisi-uu-cipta-kerja-begini-faktanya
- https://www.medcom.id/tag/14711/uu-cipta-kerja
- https://qmro.qmul.ac.uk/xmlui/bitstream/handle/123456789/82298/Izzati%20Deregulation%20in%20Job%20Creation%20Law:%20The%20Future%20of%20Indonesian%20Labor%20Law%202022%20Published.pdf?sequence=
- https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6931816/buruh-tuntut-uu-ciptaker-dicabut-ancam-lumpuhkan-kawasan-industri-jika-ditolak
CEK FAKTA: Prabowo Sebut Indonesia Kekurangan Sekitar 140.000 Dokter
Sumber:Tanggal publish: 04/02/2024
Berita
Calon presiden (capres) nomor 2 Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia saat ini kekuarang dokter sekitar 140.00 orang. Hal itu disampaikan Prabowo dalam debat kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center Jakarta Minggu (4/12/2024).
“Kami akan segera mempercepat mengatasi kekurangan dokter di Indonesia. Kita kekurangan sekitar 140.000 dokter dan itu akan kita segera atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia. Dari yang sekarang 92, kita akan membangun 300 fakultas kedokteran," ujar Prabowo.
“Kami akan segera mempercepat mengatasi kekurangan dokter di Indonesia. Kita kekurangan sekitar 140.000 dokter dan itu akan kita segera atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia. Dari yang sekarang 92, kita akan membangun 300 fakultas kedokteran," ujar Prabowo.
Hasil Cek Fakta
Dikutip dari Kompas.com, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan rasio dokter dan penduduk adalah 1:1.000 hal itu sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Artinya, setiap 1.000 penduduk tersedia satu dokter.
Namun, Indonesia belum mencapai rasio dokter dan penduduk yang ideal.
Kemenkes mencatat rasio dokter dan penduduk secara nasional masih di bawah standar, yakni 0,32 dokter per 1.000 penduduk.
Dosen Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Dinar Lubis menurutkan, jumlah dokter di Indonesia dapat dilihat dari tenaga medis yang memiliki STR aktif.
Per 31 Desember 2022, jumlah tenaga medis yang memiliki STR aktif yakni 230.564 dokter.
Perinciannya, 144.903 dokter umum, 45.078 dokter spesialis, 35.811 dokter gigi, dan 4.772 dokter gigi spesialis.
Kendati begitu, Dinas mencatat bahwa sebaran tenaga medis dari Kemenkes menunjukkan masih adanya ketimpangan di Pulau Jawa-Bali dan di pulau lainnya.
Jumlah dokter terbesar ada di Pulau Jawa.
Berikut provinsi dengan jumlah dokter terbanyak dan beserta jumlah penduduknya:
Jawa Barat memiliki 23.973 dokter dengan jumlah penduduk 49,4 juta orang
Jawa Timur sebanyak 23.851 dokter dengan jumlah penduduk 41,1 juta orang
DKI Jakarta sebanyak 23.788 dokter dengan jumlah penduduk 10,6 juta orang
Sementara, provinsi dengan jumlah dokter paling sedikit yakni:
Sulawesi Barat memiliki 512 dokter dengan jumlah penduduk 1,4 juta orang
Kalimantan Utara memiliki 600 dengan jumlah penduduk 727 ribu orang
Gorontalo memiliki 648 dokter dengan jumlah penduduk 1,1 juta orang
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2022, jumlah dokter Indonesia yang bekerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah per 2022 yakni 176.110 dokter atau setara 12,23 persen dari seluruh tenaga kesehatan.
Mayoritas dokter umum sebanyak 61 persen atau 106.717, dokter spesialis 24 persen atau 42.434, dokter gigi 13 persen atau 23.844, dan dokter gigi spesialis 2 persen atau 3.115.
Sementara itu, dilansir Kompas.id Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan bahwa Indonesia kekurangan 130.000 dokter karena WHO menyarankan rasio dokter dan penduduk 1:1.000.
Menurut Menkes, saat ini Indonesia baru punya 140.000 dokter. Sebab, jika merujuk rasio 1:1000, maka jumlah dokter ideal adalah 270.000 dokter.
Artinya, setiap 1.000 penduduk tersedia satu dokter.
Namun, Indonesia belum mencapai rasio dokter dan penduduk yang ideal.
Kemenkes mencatat rasio dokter dan penduduk secara nasional masih di bawah standar, yakni 0,32 dokter per 1.000 penduduk.
Dosen Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Dinar Lubis menurutkan, jumlah dokter di Indonesia dapat dilihat dari tenaga medis yang memiliki STR aktif.
Per 31 Desember 2022, jumlah tenaga medis yang memiliki STR aktif yakni 230.564 dokter.
Perinciannya, 144.903 dokter umum, 45.078 dokter spesialis, 35.811 dokter gigi, dan 4.772 dokter gigi spesialis.
Kendati begitu, Dinas mencatat bahwa sebaran tenaga medis dari Kemenkes menunjukkan masih adanya ketimpangan di Pulau Jawa-Bali dan di pulau lainnya.
Jumlah dokter terbesar ada di Pulau Jawa.
Berikut provinsi dengan jumlah dokter terbanyak dan beserta jumlah penduduknya:
Jawa Barat memiliki 23.973 dokter dengan jumlah penduduk 49,4 juta orang
Jawa Timur sebanyak 23.851 dokter dengan jumlah penduduk 41,1 juta orang
DKI Jakarta sebanyak 23.788 dokter dengan jumlah penduduk 10,6 juta orang
Sementara, provinsi dengan jumlah dokter paling sedikit yakni:
Sulawesi Barat memiliki 512 dokter dengan jumlah penduduk 1,4 juta orang
Kalimantan Utara memiliki 600 dengan jumlah penduduk 727 ribu orang
Gorontalo memiliki 648 dokter dengan jumlah penduduk 1,1 juta orang
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2022, jumlah dokter Indonesia yang bekerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah per 2022 yakni 176.110 dokter atau setara 12,23 persen dari seluruh tenaga kesehatan.
Mayoritas dokter umum sebanyak 61 persen atau 106.717, dokter spesialis 24 persen atau 42.434, dokter gigi 13 persen atau 23.844, dan dokter gigi spesialis 2 persen atau 3.115.
Sementara itu, dilansir Kompas.id Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan bahwa Indonesia kekurangan 130.000 dokter karena WHO menyarankan rasio dokter dan penduduk 1:1.000.
Menurut Menkes, saat ini Indonesia baru punya 140.000 dokter. Sebab, jika merujuk rasio 1:1000, maka jumlah dokter ideal adalah 270.000 dokter.
Rujukan
Sebagian Benar, Klaim Anies Baswedan bahwa 45 Juta Orang Indonesia Belum Bekerja dengan Layak dan 70 Juta tidak Punya Jaminan Sosial
Sumber:Tanggal publish: 04/02/2024
Berita
Klaim Anies Baswedan bahwa 45 Juta Orang Indonesia Belum Bekerja dengan Layak dan 70 Juta tidak Punya Jaminan Sosial
“Bicara jaminan sosial, lebih dari 70 juta orang tidak punya jaminan sosial. Bicara pendidikan, jauh dari kota, terpencil, masa depan jadi suram. Kemampuan tinggi, kesempatan tidak ada,” kata Anies saat menyampaikan visi misi.
“Bicara jaminan sosial, lebih dari 70 juta orang tidak punya jaminan sosial. Bicara pendidikan, jauh dari kota, terpencil, masa depan jadi suram. Kemampuan tinggi, kesempatan tidak ada,” kata Anies saat menyampaikan visi misi.
Hasil Cek Fakta
Mengutip data Badan Pusat Statistik atau BPS, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Klara Esti mengatakan jumlah buruh dengan upah rendah yaitu dari 13,59 juta orang pada 2021 meningkat menjadi 14,83 juta pada 2022.
Menurut Dosen Hukum Ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada, Nabiyla Risfa, Klaim "45 juta orang belum bekerja dengan layak" kemungkinan merujuk pada orang yang bekerja, namun pekerjaannya tidak layak. Jika kita melihatnya dalam konteks pekerja yang berada dalam sektor informal, maka data BPS tahun 2023 mencatat bahwa pekerja di sektor informal ada di angka 82,57 juta orang.
Berdasarkan arsip berita Tempo, Data Badan Pusat Statistik atau BPS menunjukkan bahwa jumlah pekerja di Indonesia mencapai 120 juta. Dari angka tersebut, 92 juta pekerja memiliki potensi yang harus dilindungi, tapi baru 52 juta tenaga kerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, dan dari 52 juta yang mendaftar baru 32 juta yang aktif membayar iuran.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menyatakan hal tersebut menjadi tantangan badan yang dipimpinnya saat ini. "Artinya tugas kami masih belum selesai, karena masih banyak di luaran sana para pekerja yang terpapar risiko, tapi belum memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan,” ujar dia di gedung BP Jamsostek, Jakarta Selatan, Kamis, 8 September 2022.
Jika dari 92 juta yang aktif tersebut, kata Anggoro, hanya 32 juta pekerja, artinya ada 60-an juta pekerja yang belum terlindungi. Menurut dia, mereka semua pekerja memiliki risiko kecelakaan, menghadapi hari tua, pensiun, kehilangan pekerjaan, bahkan kematian.
Menurut Peneliti The SMERU Research Institute, Luhur Arief Bima, pernyataan Anies Baswedan Tidak sepenuhnya Benar. Berdasarkan data BPS 2022, ada sekitar 60 juta pekerja yang belum terlindungi oleh jaminan sosial.
Menurut Dosen Hukum Ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada, Nabiyla Risfa, Klaim "45 juta orang belum bekerja dengan layak" kemungkinan merujuk pada orang yang bekerja, namun pekerjaannya tidak layak. Jika kita melihatnya dalam konteks pekerja yang berada dalam sektor informal, maka data BPS tahun 2023 mencatat bahwa pekerja di sektor informal ada di angka 82,57 juta orang.
Berdasarkan arsip berita Tempo, Data Badan Pusat Statistik atau BPS menunjukkan bahwa jumlah pekerja di Indonesia mencapai 120 juta. Dari angka tersebut, 92 juta pekerja memiliki potensi yang harus dilindungi, tapi baru 52 juta tenaga kerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, dan dari 52 juta yang mendaftar baru 32 juta yang aktif membayar iuran.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menyatakan hal tersebut menjadi tantangan badan yang dipimpinnya saat ini. "Artinya tugas kami masih belum selesai, karena masih banyak di luaran sana para pekerja yang terpapar risiko, tapi belum memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan,” ujar dia di gedung BP Jamsostek, Jakarta Selatan, Kamis, 8 September 2022.
Jika dari 92 juta yang aktif tersebut, kata Anggoro, hanya 32 juta pekerja, artinya ada 60-an juta pekerja yang belum terlindungi. Menurut dia, mereka semua pekerja memiliki risiko kecelakaan, menghadapi hari tua, pensiun, kehilangan pekerjaan, bahkan kematian.
Menurut Peneliti The SMERU Research Institute, Luhur Arief Bima, pernyataan Anies Baswedan Tidak sepenuhnya Benar. Berdasarkan data BPS 2022, ada sekitar 60 juta pekerja yang belum terlindungi oleh jaminan sosial.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta bersama para ahli, klaim Anies Baswedan bahwa 45 juta orang Indonesia belum bekerja dengan layak dan 70 juta orang tidak punya Jaminan Sosial adalah Sebagian Benar.
Data BPS tahun 2023 mencatat bahwa pekerja di sektor informal ada di angka 82,57 orang. Masih dari Data BPS, sebanyak 60-an juta pekerja di Indonesia belum terlindungi jaminan sosial.
Data BPS tahun 2023 mencatat bahwa pekerja di sektor informal ada di angka 82,57 orang. Masih dari Data BPS, sebanyak 60-an juta pekerja di Indonesia belum terlindungi jaminan sosial.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/2741/sebagian-benar-klaim-anies-baswedan-bahwa-45-juta-orang-indonesia-belum-bekerja-dengan-layak-dan-70-juta-tidak-punya-jaminan-sosial
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/04/28/masih-ada-148-juta-pekerja-indonesia-yang-digaji-tidak-layak-pada-2022
- https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2023/11/06/2002/tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-32-persen-dan-rata-rata-upah-buruh-sebesar-3-18-juta-rupiah-per-bulan.html
- https://bisnis.tempo.co/read/1632057/bpjs-ketenagakerjaan-60-juta-pekerja-belum-terlindungi-jaminan-sosial
Cek Fakta Debat Capres 2024, Prabowo: Jantung & Stroke Sebab Kematian Tertinggi
Sumber:Tanggal publish: 04/02/2024
Berita
Calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyebut penyakit jantung dan stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Itu ia sampaikan pada segmen kedua debat kelima pasangan capres-cawapres untuk Pemilihan Presien (Pilpres) 2024 di Jakarta Convention Center, DKI Jakarta, Minggu (4/2/2024) malam.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan data yang dipublikasikan di laman resmi Rumah Sakit Siloam, penyakit jantung dan stroke memang menjadi dua dari lima penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Selain dua penyakit itu, masih ada diabetes melitus, gagal ginjal kronis, dan kanker.
Sedangkan untuk klaim Prabowo soal fasilitas kesehatan dan jumlah dokter, belum bisa dikatakan benar atau salah. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemkes), untuk jumlah dokter spesialis, bukan hanya untuk penyakit jantung dan stroke, Indonesia memang masih kekurangan 31.481 dokter spesialis untuk melayani lebih dari 270 juta penduduk pada 2023.
Perlu diketahui, debat kelima capres-cawapres untuk Pilpres 2024 mengangkat tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Sedangkan untuk klaim Prabowo soal fasilitas kesehatan dan jumlah dokter, belum bisa dikatakan benar atau salah. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemkes), untuk jumlah dokter spesialis, bukan hanya untuk penyakit jantung dan stroke, Indonesia memang masih kekurangan 31.481 dokter spesialis untuk melayani lebih dari 270 juta penduduk pada 2023.
Perlu diketahui, debat kelima capres-cawapres untuk Pilpres 2024 mengangkat tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Rujukan
Halaman: 2748/6629