• Keliru: Video Raffi Ahmad dan Dr. Tony Setiobudi Promosikan Obat Hipertensi di Kompas TV

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/02/2025

    Berita

    Sebuah video promosi obat hipertensi atau darah tinggi yang menampilkan Raffi Ahmad dan Dr Tony Setiobudi beredar di Facebook [arsip]. Dalam video itu, ditampilkan juga klip orang-orang yang jatuh mendadak berdampingan dengan klip wawancara Raffi Ahmad yang menyebutkan Tony sebagai dokter spesialis kardiologi terbaik di Indonesia yang memiliki metode mengatasi hipertensi dalam sepekan.



    Video tersebut juga memasang logo Kompas TV di kanan atas konten, sehingga tampak seperti siaran dari Kompas TV. Namun, Benarkah video itu adalah tayangan Kompas TV yang menampilkan Raffi Ahmad dan dokter Tony mempromosikan obat hipertensi?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video yang beredar tersebut menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google dan Yandex. Hasilnya video Raffi Ahmad mempromosikan obat hipertensi tidak sesuai fakta.

    Video 1



    Pada detik ke-3 video yang beredar, menampilkan video Raffi Ahmad yang diklaim disiarkan oleh Kompas TV.  Faktanya, video itu tayangan Rans Entertainment dalam siniar dengan bintang tamu Soimah, Daviena Karamoy, serta Aaliyah dan Thoriq.

    Siniar tersebut tidak membahas metode mengobati hipertensi, melainkan membahas pelbagai topik, antara lain aktivitas Soimah sebagai seniman, keyakinan Daviena, dan rencana pernikahan Aaliyah dan Thoriq saat itu.

    Pengamatan langsung juga mendapati kejanggalan, di mana Raffi Ahmad seperti berbicara pada audiens, namun tidak melihat ke arah audiens atau ke arah kamera. Dia malah melihat ke arah samping layaknya sedang berbicara dengan orang lain di sisinya.

    Video 2



    Pada menit ke-1:28 yang memperlihatkan Tony tengah menjelaskan metode mengatasi hipertensi, video aslinya juga bukanlah tayangan Kompas TV, melainkan konten di kanal YouTube milik Tony sendiri.

    Dalam video aslinya, Tony tidak membahas metode mengobati hipertensi, melainkan memberikan pendapatnya tentang transformasi kesehatan agar pelayanan kesehatan di Indonesia maju lebih pesat.

    Klaim yang menyebutkan bahwa Tony adalah dokter spesialis kardiologi juga salah. Faktanya, Tony merupakan dokter spesialis bedah tulang dan ortopedi di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

    Dengan demikian, terbukti bahwa video yang beredar di media sosial itu telah direkayasa sehingga seakan-akan memperlihatkan Raffi Ahmad dan Tony mempromosikan obat hipertensi yang disiarkan di Kompas TV.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo membuktikan, video yang menampilkan Raffi Ahmad dan dr. Tony Setiobudi mempromosikan obat hipertensi dalam tayangan Kompas TV adalah klaim keliru.

    Video aslinya telah ditemukan dan memperlihatkan mereka tidak membicarakan obat hipertensi. Video itu telah direkayasa hingga mengandung informasi palsu.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Sebagian Benar: Narasi yang Menghubungkan Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Tumor Otak

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/02/2025

    Berita

    Sebuah konten di Threads [arsip] dan Instagram memuat klaim bahwa penggunaan kontrasepsi KB suntik dapat menyebabkan tumor otak pada perempuan.

    Konten itu dibagikan bersama foto seorang perempuan yang wajahnya bengkak dengan bekas jahitan di belakang telinga kanannya. Narasi pada konten tersebut berisi imbauan yang diklaim bersumber dari seorang dokter tanpa nama yang jelas asal Kuching (Malaysia), Jakarta, dan Surabaya agar warga menghentikan KB.



    Benarkah penggunaan KB suntik bisa menyebabkan seorang wanita mengalami tumor otak seperti yang dikatakan narasi yang beredar tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Dosen Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, dr. Muhammad Ardian Cahya Laksana, SpOG(K) Subsp Obginsos., M.Kes. mengatakan, risiko KB suntik dalam menyebabkan tumor otak masih perlu penelitian lebih lanjut.

    Risiko tersebut, kata dia, bisa saja terjadi pada individu yang rentan saat menggunakan KB suntik dalam jangka waktu panjang. “Namun sekali lagi, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut,” kata Ardian kepada Tempo, 8 Februari 2025.

    Ardian menjelaskan, berdasarkan penelitian yang ada saat ini, risiko absolut penggunaan KB suntik masih sangat rendah atau dalam taraf aman. Setidaknya ada dua penelitian di luar negeri yang berusaha melihat keterkaitan antara penggunaan alat kontrasepsi hormonal (termasuk KB suntik) dalam jangka waktu panjang dengan meningkatnya risiko tumor otak (glioma).

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Lene Andersen dan tim yang terbit di jurnal ilmiah Br J Clin Pharmacol edisi 26 Oktober 2014. Penelitian dengan pendekatan kasus-kontrol nasional di Denmark ini berfokus pada wanita berusia 15 hingga 49 tahun yang memiliki diagnosis pertama kali glioma yang diverifikasi secara histologis antara tahun 2000 dan 2009. Setiap kasus dicocokkan dengan delapan kontrol populasi berdasarkan usia menggunakan pengambilan sampel set risiko.

    Penelitian itu menyimpulkan, penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang dapat meningkatkan risiko glioma pada wanita yang lebih muda. Risiko juga bisa meningkat tergantung durasi penggunaan kontrasepsi hormonal. Wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal selama lima tahun atau lebih memiliki OR 1,9, menunjukkan risiko hampir dua kali lipat. Kontrasepsi hormonal yang dimaksud dalam penelitian tersebut di antaranya KB pil, KB suntik, KB koyo, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan cincin vagina.

    Namun, penelitian ini tidak dapat menyesuaikan faktor reproduksi tertentu seperti usia pertama kali menstruasi, atau ukuran antropometri seperti indeks massa tubuh (BMI), karena faktor-faktor ini tidak dicatat. Sehingga, membutuhkan penelitian lebih lanjut dan pengumpulan data yang lebih komprehensif.

    Penelitian kedua dilakukan Noémie Roland dan tim yang terbit di jurnal ilmiah BMJ edisi 27 Maret 2024. Penelitian menggunakan data dari catatan rumah sakit di Prancis untuk mengidentifikasi kasus meningioma intrakranial. Mereka mengambil data 18.061 wanita yang menjalani operasi intrakranial untuk meningioma dalam rentang waktu 1 Januari 2009 hingga 31 Desember 2018.

    Hasilnya, ditemukan risiko lebih tinggi pada mereka yang menggunakan jenis progestogen tertentu dalam jangka waktu lama—medrogestone (5 mg), injeksi medroxyprogesterone acetate (150 mg), dan promegestone (0,125, 0,25, 0,5 mg)—dengan meningioma intrakranial yang memerlukan pembedahan.  

    Progestogen digunakan untuk berbagai tujuan medis, seperti pengendalian kelahiran, terapi hormon, dan mengobati gangguan ginekolog. 

    Namun hasil penelitian kedua ini mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk penggunaan progestogen untuk indikasi lain, peningkatan dosis, atau penggunaan jangka panjang, karena penelitian ini dilakukan dalam kondisi penggunaan tertentu di Prancis.

    Efek Samping KB Suntik

    Ardian menjelaskan, efek samping KB suntik 3 bulanan yang sering terjadi adalah keluhan gangguan haid seperti berhentinya siklus haid (amenorea), muncul flek, dan haid yang tidak teratur. Menurutnya, masyarakat perlu memahami bahwa perubahan dalam haid dan muncul flek tersebut adalah efek samping yang aman dan bukan masalah kesehatan pribadi. 

    “Namun, seseorang harus segera ke dokter bisa mengalami perdarahan terus-menerus,” kata Ardian lagi.

    American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengingatkan bahwa Informasi hasil penelitian terbaru mengenai risiko kontrasepsi harus diterjemahkan secara hati-hati sebelum dijelaskan kepada masyarakat. Misalnya penelitian di Perancis tahun lalu memang menunjukkan bahwa wanita di Perancis yang menggunakan medroksiprogesteron asetat mungkin memiliki sedikit peningkatan risiko meningioma. Akan tetapi risiko keseluruhan meningioma pada populasi umum tetap sangat rendah.

    Selain itu, tenaga kesehatan yang mendampingi warga yang memilih kontrasepsi agar  menggunakan pendekatan pengambilan keputusan bersama. Tujuannya agar pengguna kontrasepsi mendapatkan informasi informasi terkini dan akurat tentang kemanjuran, manfaat non-kontrasepsi, dan risiko yang terkait dengan kontrasepsi hormonal dan nonhormonal.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan KB suntik dapat menyebabkan tumor otak adalah klaim yang sebagian benar.

    Meskipun ada dua riset yang merujuk risiko itu, dua riset tersebut memiliki sejumlah kelemahan atau keterbatasan sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut dengan data yang lebih komprehensif.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru: Ratusan Petugas Damkar di Los Angeles Ramai-ramai Masuk Islam Setelah Kebakaran

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/02/2025

    Berita

    Konten berdurasi 23 detik beredar di Facebook [arsip] dan Instagram yang memuat klaim bahwa ratusan petugas pemadam kebakaran (damkar) di Kota Los Angeles, negara bagian California, AS, yang ramai-ramai masuk Islam setelah kebakaran besar terjadi di beberapa area di LA.

    Video itu memperlihatkan gambar ratusan petugas damkar sedang berbaris sambil mengangkat tangan kanannya dan mengucapkan kalimat-kalimat yang mirip syahadat. “Ada hikmah di balik kebakaran di LA, ribuan damkar bersyahadat massal. Mereka melihat fenomena-fenomena ganjil tak bisa dinalar depan mata,” bunyi teks pada konten tersebut.



    Video itu mendapat setidaknya 898 komentar dan dibagikan 1.100 kali. Benarkah ratusan petugas pemadam kebakaran di Kota Los Angeles ramai-ramai masuk Islam setelah peristiwa kebakaran pada Januari 2025?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa gambar dan klaim mengenai ratusan petugas damkar yang masuk Islam itu tidak akurat.

    Pertama, Tempo memverifikasi konten tersebut dengan membandingkan seragam petugas pemadam kebakaran Los Angeles dengan gambar yang beredar. Tempo menelusuri foto-foto seragam pemadam kebakaran lewat website dan Instagram Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles.

    Hasilnya, seragam petugas pemadam kebakaran yang diperlihatkan dalam video yang beredar berbeda dengan seragam resmi pemadam kebakaran Los Angeles. Seragam resmi pemadam kebakaran Los Angeles berwarna dominan oranye dengan garis hijau muda, bukan dominan hitam bergaris hijau seperti di dalam konten.



    Kedua, Tempo mencari konten dengan klaim yang mirip lewat YouTube, yakni video yang dibagikan kanal Terang Bulan [arsip] tertanggal 21 Januari 2025. Kanal ini membagikan video dengan klaim "Ribuan Petugas Damkar Amerika Masuk Islam Usai Bertugas di Los Angeles". Video tersebut menayangkan gambar yang mirip, namun berbeda posisi.  

    Kanal Terang Bulan telah mempublikasikan keterangan, bahwa video yang dia buat tersebut adalah karya fiksi. Konten tersebut dibuat dengan cara modifikasi dan sintesis, teknik yang kerap menggunakan kecerdasan buatan generatif. 

    “Nama, tempat, dan peristiwa yang disebutkan tidak dimaksudkan untuk merepresentasikan fakta atau kenyataan,” tulis kanal tersebut.   

    Keterangan: Visual identik yang telah diberi keterangan bahwa konten ini dibuat dengan modifikasi dan sintesis, serta tidak menggambarkan kenyataan sebenarnya.

    Kanal Roof of Islam di YouTube, menjelaskan bahwa konten-konten berisi klaim petugas pemadam kebakaran masuk Islam setelah peristiwa kebakaran di Los Angeles, banyak menyebar di media sosial. Namun konten-konten tersebut banyak menggunakan AI untuk menggambarkan keadaan yang tidak terjadi dalam kenyataan.

    Menurut kanal tersebut, meskipun ada kisah-kisah tentang perpindahan agama, seperti kisah seorang petugas pemadam kebakaran yang memeluk Islam setelah merenungkan pengalamannya selama kebakaran Los Angeles, kisah-kisah ini adalah kisah pribadi dan bukan merupakan indikasi tren yang meluas.

    Pemindaian gambar berbasis AI, Wasitai.com, juga menyatakan bahwa gambar yang ditampilkan dalam video yang beredar dibuat menggunakan teknologi AI atau sebagian besar komponennya dari AI.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa video yang menyebutkan ada ratusan petugas Damkar di Los Angeles syahadat massal setelah kejadian kebakaran adalah keliru.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru: Narasi yang Mengatakan Konsumsi Ikan Nila Berbahaya

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/02/2025

    Berita

    Sebuah konten yang beredar di Facebook [arsip], menyatakan bahwa mengkonsumsi ikan nila berbahaya bagi masyarakat.

    Di dalam konten tersebut tidak disertai keterangan bahaya apa yang dimaksud dan apa penyebab bahaya itu. Narasi hanya bersifat menakut-nakuti disertai tautan yang mengarah ke salah satu lokapasar.



    Namun, bagaimana sesungguhnya tingkat keamanan konsumsi nila pada tubuh manusia?

    Hasil Cek Fakta

    Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Lailatul Muniroh mengatakan narasi yang beredar tersebut hoaks. Tidak ada penelitian yang menyatakan secara spesifik ikan nila berbahaya saat dikonsumsi.

    “Secara spesifik (mengatakan ikan nila berbahaya) tidak ada. Kecuali jika dikonsumsi berlebihan, atau juga kemungkinan ada risiko kontaminasi. Tapi tidak spesifik khusus ikan nila saja (bahan makanan lain juga demikian),” kata Lailatul melalui pesan, Senin, 10 Februari 2025.

    Dilansir Healthline.com, satu porsi 3,5 ons ikan nila mengandung kalori 128, karbohidrat 0 gram, protein 26 gram, lemak 3 gram, niasin 24% dari RDI, vitamin B12 31% dari RDI, fosfor 20% dari RDI, selenium 78% dari RDI, dan kalium 20% dari RDI.

    Nila adalah spesies ikan asal benua Afrika. Namun, saat ini telah tersebar di kolam budidaya atau hidup liar di lebih dari 135 negara. Saat ini, Cina adalah eksportir ikan nila terbesar dengan jumlah ekspor 1,6 juta metrik ton per tahun.

    Di sisi lain, kontaminasi merupakan risiko bahaya konsumsi ikan budidaya, termasuk nila. Cara beternak yang tidak tepat, serta memberikan pakan kotoran hewan atau pakan tak sehat lainnya, bisa menyebabkan ikan terkontaminasi zat beracun.

    Kontaminan berbahaya yang mungkin dikandung ikan yang dibudidayakan secara keliru adalah salmonella, kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair, Prof Dr Mustofa Helmi Effendi drh DTAPH, dalam artikelnya di website resmi Unair.

    Dia mengatakan pakan buatan sendiri digunakan pembudidaya untuk mengurangi biaya pemeliharaan ikan. Biasanya pakan buatan sendiri terdiri dari jeroan ayam dan produk sampingan yang dihasilkan selama pemrosesan unggas, limbah dapur, dan produk sampingan lainnya dari industri makanan.

    Di sisi lain, sayangnya pakan buatan sendiri dapat menjadi sumber potensial patogen bawaan makanan, terutama bakteri salmonella, yang kemudian dapat ditularkan ke ikan budidaya dan berlanjut pada manusia.

    “Adanya kadar Salmonella sp. yang lebih tinggi pada ikan nila (karena proses budidaya yang tidak tepat), menyebabkan beberapa gejala pada kesehatan manusia seperti diare, mual, muntah, dan sakit perut. Salmonella sp. pada ikan nila diperoleh dari pembusukan kotoran hewan dan sisa pakan selama proses budidaya tradisional,” tulis Mustofa.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan ikan nila berbahaya bila dikonsumsi masyarakat adalah klaim yang keliru.

    Ikan nila liar atau budidaya mengandung banyak gizi yang dibutuhkan manusia dan tidak berbahaya bila dikonsumsi secara tidak berlebihan, dan tidak terkontaminasi zat berbahaya.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini