• [PENIPUAN] Tautan Pendaftaran “Festival Berhadiah BCA Mobile”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 12/04/2025

    Berita

    Akun Facebook “Program Spesial Ramadhan BCA Menandai Anda Sebagai Pemenang Undian” pada Sabtu (15/3/2025) membagikan tautan [arsip] disertai narasi:
    “Khusus nasabah Bank BCA yang sudah Aktif BCA-Mobile . BCA Festival Berhadiah Hadir lagi jangan lewatkan kesempatan Anda untuk memenangkan hadiah undian Bank BCA Berhadiah, Ayo buruan Daftar dan Raih hadiah menarik sebagai apresiasi dari Bank BCA ingat nasabah tidak dipungut biaya apapun tinggal klik,
    (DaftarSekarang) Dibawah.
    BCA-Mobile FESTIVAL BERLIMPAH HADIAH
    3 Unit Mobil Alphard
    3 Unit Mobil BMW
    3 Unit Mobil Pajero Sport
    3 Unit Mobil CR-V Turbo
    3 Unit Mobil Fortuner
    3 Unit Mobil X Pander
    15 Unit Rumah Gratis
    25 Unit Umroh Gratis
    Untuk Kepada pemenangnya akan diumumkan diseluruh indonesia sosial media, untuk penutupan pendaftaran pada tanggal 31 mei 2025. Info Pendaftaran tidak dipungut biaya sepeserpun (GRATIS)"
    Per Sabtu (12/4/2025), unggahan telah disukai 484 akun dan dibagikan ulang 3 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mencari pengumuman mengenai festival berhadiah tersebut di laman resmi BCA, bca.co.id. Faktanya, tidak ada festival berhadiah yang sedang berlangsung di BCA. Program terakhir, yakni Gebyar Hadiah BCA, telah usai per 31 Januari 2025.

    TurnBackHoax kemudian mengakses tautan yang tersemat dalam unggahan. Hasilnya, tautan tak bisa diakses. Ketika dilakukan pengecekan melalui Where Goes, tautan tidak mengarah ke laman resmi BCA seperti:
    Website: https://www.bca.co.id/
    Facebook: GoodLife BCA
    Instagram: @goodlifebca
    YouTube: Solusi BCA
    Twitter/X: @BankBCA

    TurnBackHoax juga memasukkan kata kunci “festival berhadiah BCA” ke mesin pencari Google. Penelusuran teratas mengarah ke artikel liputan6.com “Cek Fakta: Tidak Benar Link Pendaftaran BCA Mobile Festival Berhadiah”.

    Dilansir dari artikel yang tayang pada Minggu (6/4/2025) itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility, Hera F. Haryn, menegaskan informasi yang menawarkan sejumlah hadiah mewah atas nama BCA tersebut merupakan penipuan.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi tautan “pendaftaran festival berhadiah BCA Mobile” merupakan konten tiruan (impostor content).
    (Ditulis oleh ‘Ainayya)

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Hoaks Video Prabowo Peringatkan Akan Musnahkan TNI-Polri

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/04/2025

    Berita

    tirto.id - Kamis (20/3/2025) lalu, DPR RI resmi mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) menjadi undang-undang. Pengesahan terjadi di tengah gelombang protes dari elemen masyarakat sipil, termasuk di depan Kompleks MPR-DPR, Senayan.

    Menyusul pengesahan RUU TNI yang penuh polemik tersebut, berseliweran klip berisi narasi soal Presiden Prabowo Subianto yang pro terhadap rakyat. Prabowo berkata bakal menghanguskan TNI-Polri jika mereka menyusahkan rakyat. Salah satu akun TikTok dengan nama “De paolo” (arsip) membagikan klaim ini dalam bentuk video berdurasi 3 menit 37 detik.

    Dalam rekaman, Prabowo tampak berpidato di depan anggota TNI-Polri soal pemberian kekuasaan oleh negara dan rakyat untuk monopoli senjata. Ia mengingatkan bahwa kekuasaan ini rakyat yang memercayakan kekuasaan tersebut.

    Selain itu, Prabowo juga mengatakan kalau rakyat yang memberi makan para TNI dan polisi. Dengan demikian, para tentara dan polisi disebut Prabowo dituntut untuk memberi dedikasi dan pengabdian.

    “presiden Prabowo pro rakyat!! presiden Prabowo berkomentar setelah Sahnya RUU TNI dan peringatkan TNI, akan di musnahkan jika berani membuat Rakyat susah,” bunyi teks tertulis yang ada di bagian atas dan bawah video.

    Sejak diunggah pada Sabtu (22/3/2025), klip ini sudah disukai oleh 24.800 orang, memperoleh 2.559 komentar, dan dibagikan sebanyak 1.090 kali. Beberapa akun Facebook pun diketahui menyebarkan klaim serupa, seperti ini (arsip) dan ini (arsip).

    Lalu, bagaimana kebenarannya?

    Hasil Cek Fakta

    Usai menyimak video sampai tuntas, Tim Riset Tirto mengambil tangkapan layar klip tersebut dan melakukan pencarian gambar terbalik (reverse image search) di Google Lens. Dari situ kami menemukan klip identik dari unggahan akun Instagram Bisnis.com. Cuplikan tersebut bersumber dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

    Tirto lantas mengecek laman YouTube Sekretariat Presiden dan mengetik kata kunci “TNI Polri”. Hasilnya, kami menemukan rekaman utuhnya yang diberi judul “Presiden Prabowo Beri Arahan pada Rapat Pimpinan TNI Polri Tahun 2025, Jakarta, 30 Januari 2025”.

    Video tersebut diambil sebelum pengesahan RUU TNI, Maret 2025. Dalam rekaman utuhnya, tak ada pernyataan Prabowo soal rencana memusnahkan TNI-Polri jika mereka menyusahkan rakyat.

    Prabowo Subianto hanya menekankan pentingnya peran TNI dan Polri dalam menjaga eksistensi dan menegakkan kedaulatan negara. Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pengarahannya pada Rapat Pimpinan (Rapim) TNI Polri Tahun 2025 yang digelar di The Tribrata, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

    "TNI dan Polri adalah dua institusi yang merupakan wujud dari kehadiran negara, wujud dari penegakan kedaulatan, wujud dari eksistensi negara. Undang-Undang Dasar, Undang-Undang Keputusan-Keputusan Presiden, peraturan-peraturan pemerintah, peraturan-peraturan Presiden, dan semua produk-produk dari pemerintahan tidak ada artinya kalau tidak ditegakkan," ujar Prabowo.

    Lebih lanjut Prabowo menegaskan bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu negara terlihat dari bagaimana TNI dan Polri menjalankan tugasnya. Menurut Prabowo, tentara dan polisi memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan negara, sehingga jika kedua institusi ini gagal, maka negara itu pun bisa dikatakan gagal.

    "Tentara dan polisi adalah bagian dari suatu negara yang memiliki suatu kekuasaan khusus. Tentara dan polisi diberi kekuasaan oleh negara untuk memegang monopoli fisik, monopoli senjata," lanjut Prabowo.

    Prabowo pun mengingatkan bahwa kekuasaan yang diberikan kepada TNI dan Polri merupakan amanah besar dari rakyat. Ia menyebut, rakyat memercayakan kekuasaan TNI dan Polri dan berharap agar kedua institusi tersebut bisa menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan pengabdian.

    Klip pada bagian itu yang kemudian tersebar di media sosial. Pidato tersebut dipotong dan diberi narasi yang tidak sesuai dengan aslinya.

    Tirto tidak menjumpai adanya sumber resmi pemerintah maupun pemberitaan media kredibel yang mengonfirmasi klaim Prabowo akan menghapuskan TNI-Polri apabila menyusahkan rakyat.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelusuran fakta, Tirto tidak menjumpai adanya sumber resmi pemerintah maupun pemberitaan media kredibel yang mengonfirmasi klaim Prabowo akan menghapuskan TNI-Polri apabila menyusahkan rakyat.

    Rekaman aslinya tersedia di laman YouTube Sekretariat Presiden dan tidak memuat adanya pernyataan Prabowo soal rencana memusnahkan TNI-Polri jika mereka menyusahkan rakyat. Video aslinya diambil sebelum pengesahan RUU TNI, yakni saat Rapat Pimpinan (Rapim) TNI Polri Tahun 2025 yang digelar di The Tribrata, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

    Jadi, unggahan media sosial dengan klaim Prabowo akan menghapuskan TNI-Polri apabila menyusahkan rakyat bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Tautan untuk Dapat Kompensasi Pertamax Oplosan Rp 300.000 dari Pertamina

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/04/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan yang diklaim untuk mendapatkan kompensasi Rp 300.000 dari Pertamina terkait kasus Pertamax oplosan.

    Sebagaimana diketahui, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan (RS) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tata kelola minyak mentah.

    Kejaksaan Agung (Kejagung) menyebutkan, Pertamina diduga membeli Pertalite untuk kemudian "di-blending" atau dioplos menjadi Pertamax.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk mendapatkan kompensasi itu adalah hoaks.

    Tautan yang diklaim untuk mendapatkan kompensasi Rp 300.000 dari Pertamina terkait kasus Pertamax oplosan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini pada Selasa (8/4/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Halo sobat pertamina

    Sebagai permintaan maaf, kami melakukan bagi-bagi konpensasi terhadap korban oplosan pertamax sebesar Rp 300,000,-

    Silahkan melakukan pendaftaran atau klik daftar untuk mendapatkannya

    Screenshot Hoaks, tautan kompensasi korban Pertamax oplosan

    Hasil Cek Fakta

    Setelah diperiksa, tautan yang dibagikan oleh sejumlah akun Facebook tersebut tidak mengarah ke situs resmi Pertamina.

    Tautan itu mengarah ke situs yang meminta pengunjung memasukkan nama lengkap, asal provinsi, dan nomor Telegram aktif.

    Tautan tersebut kemungkinan adalah modus phishing atau pencurian data untuk mengambilalih akun Telegram.

    Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, tautan kompensasi mengatasnamakan Pertamina tersebut hoaks.

    "Itu hoaks," kata Heppy saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (10/4/2025).

    Kesimpulan

    Tautan yang diklaim untuk mendapatkan kompensasi Rp 300.000 dari Pertamina terkait kasus Pertamax oplosan adalah hoaks.

    Pertamina mengatakan bahwa tautan kompensasi tersebut hoaks. Selain itu, tautan tersebut terindikasi sebagai modus phishing atau pencurian data.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Atraksi di Bangkok secara Keliru Dinarasikan Penyiksaan TKI di Kamboja

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/04/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Tenaga kerja Indonesia (TKI) di Kamboja disebut mengalami penyiksaan, yang menyebabkan TKI itu meninggal dunia.

    Bersamaan dengan narasi tersebut, beredar tangkapan layar video kejadian penyiksaan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut merupakan informasi keliru.

    Informasi mengenai penyiksaan WNI di Kamboja disebarkan melalui video oleh Twitter ini pada 29 Maret 2025.

    Tampak seseorang dilempar dalam tong raksasa, kemudian ketika diangkat hanya tersisa tulang belulang.

    Tangkapan layar bagian awal video lantas disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (6/4/2025):

    Tragedi ini bukan sekadar berita, tetapi luka mendalam bagi kemanusiaan. Mereka pergi mencari nafkah, namun pulang hanya sebagai cerita pilu. Sudah saatnya kita bersuara untuk keadilan mereka—agar tak ada lagi nyawa yang hilang dengan cara sekejam ini.

    Sementara, berikut teks yang tertera pada video:

    detik2 WNI mengalami penyiksaan sampae meninggal

    tki di kambojasungguh kejam wni di rebus hidup2 pas di angkat tinggal tulang

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar bukanlah penyiksaan WNI, melainkan atraksi yang dilakukan di taman hiburan.

    Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk mengecek jejak digital video dan tangkapan layar yang beredar.

    Hasilnya diketahui, video atraksi taman hiburan disebarkan oleh akun TikTok Panuwat Kaenpech pada 21 April 2024.

    Label pada TikTok menyebutkan, aksi dalam video diperagakan oleh profesional dan pengguna diimbau untuk tidak menirunya.

    Video dari atraksi serupa ditemukan di kanal YouTube Piyanat Jeamwong dan Krisada Mingquanta.

    Keterangan video menyebutkan bahwa atraksi tersebut merupakan hiburan yang ada di Dream World Bangkok, Thailand.

    Kasus WNI meninggal akibat kekerasan di Kamboja memang ada.

    Dikutip dari Antara, seorang WNI berinisial RAH (30) meninggal pada 23 September 2024 di Kota Poipet, Kamboja.

    "Penyebab kematiannya adalah kekerasan yang dilakukan oleh sesama WNI, yang jumlahnya 22 orang, termasuk dua perempuan, terhadap RAH," kata Judha.

    RAH dan 22 WNI tersebut bekerja di sebuah perusahaan judi daring Kamboja.

    Pelaku telah ditahan kepolisian Kamboja, kata Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha.

    Kemudian, perusahaan tempat korban bekerja bersedia bertanggung jawab memulangkan jenazah ke Indonesia.

    Kesimpulan

    Tangkapan layar dari video atraksi di taman hiburan Bangkok, Thailand disebarkan dengan konteks keliru.

    Atraksi itu keliru diklaim sebagai kasus kekerasan WNI di Kamboja. Informasi ini perlu diluruskan agar tidak terjadi kabar bohong yang beredar di masyarakat.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini