Cek Fakta: Hoaks Video Penemuan Kuda Bertanduk Satu di Hutan Kalimantan Utara
Sumber:Tanggal publish: 04/03/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim penemuan seekor kuda bertanduk satu di hutan Kalimantan Utara beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 23 Februari 2025.
Dalam video tersebut, tampak seekor kuda berwarna coklat terbaring di atas tanah. Sejumlah orang berseragam polisi terlihat sedang memeriksa tubuh kuda tersebut.
Kuda itu tampak memiliki satu tanduk di bagian kepalanya, mirip makhluk mitologi yakni unicorn. Video itu kemudian dikaitkan dengan penemuan kuda bertanduk satu di hutan Kalimantan Utara.
"MAKHLUK INI BENERAN ADA?!
Sosok Kuda Bertanduk ditemukan di salah satu hutan di Kalimantan Utara," demikian narasi dalam video tersebut.
"Asli kuda bertanduk satu di temukan di Kalimantan," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 163 kali dibagikan dan mendapat 127 komentar dari warganet.
Benarkah dalam video itu merupakan penemuan kuda bertanduk satu di hutan Kalimantan Utara? Berikut penelusurannya.
Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Caranya mudah:
* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim penemuan seekor kuda bertanduk satu di hutan Kalimantan Utara. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "penemuan kuda bertanduk kalimantan" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya, tidak ditemukan informasi valid yang mendukung klaim tersebut. Penelusuran kemudian dilanjutkan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), aidetectcontent.com.
Hasilnya, gambar tersebut memiliki probabilitas 62,00 persen dibuat oleh perangkat AI. Berikut gambar tangkapan layarnya.
Kesimpulan
Video yang diklaim penemuan seekor kuda bertanduk satu di hutan Kalimantan Utara ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, video tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan perangkat AI.
Benar: Klaim Video Satpol PP Dikawal TNI Sita Bensin Eceran dan Pom Mini di Balikpapan
Sumber:Tanggal publish: 04/03/2025
Berita
SEBUAH video yang diklaim sebagai penyitaan bensin eceran dan mesin bensin di wilayah Balikpapan oleh Satpol PP yang dikawal TNI beredar di akun media sosial X di sini [arsip] dan Instagram di sini. Konten tersebut memuat video sejumlah orang berseragam Satuan Tugas Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menyita jerigen bensin milik pedagang kaki lima di pinggir jalan.
Tindakan tersebut sempat menimbulkan perdebatan dengan Satpol PP dan perlawanan dari pemilik. Pengunggah menulis, “Yang korupsi pejabat Pertamina yang jadi sasaran pedagang bensin eceran”.
Lalu benarkah Satpol PP dikawal TNI sita bensin eceran dan mesin bensin di Balikpapan?
Tindakan tersebut sempat menimbulkan perdebatan dengan Satpol PP dan perlawanan dari pemilik. Pengunggah menulis, “Yang korupsi pejabat Pertamina yang jadi sasaran pedagang bensin eceran”.
Lalu benarkah Satpol PP dikawal TNI sita bensin eceran dan mesin bensin di Balikpapan?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa penyitaan bensin eceran oleh Satpol PP di wilayah Balikpapan tersebut memang benar terjadi. Penertiban tersebut sesuai Surat Edaran Walikota Balikpapan Nomor 100/0333/Pem.
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan bantuan mesin pencarian Google dan Youtube dengan kata kunci. Video yang sama pernah dipublikasikan di akun media sosial Instagram @Kaltimpost.
Media tersebut menulis bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari penertiban penjualan BBM eceran dari pom mini yang digelar oleh tim gabungan di Balikpapan pada 25 Februari 2025.
Pemberitaan media daerah tentang penertiban bensin eceran dan pom mini telah dimuat di sejumlah media, misalnya di Tribun Kaltim dan Kaltim Post. Menurut media tersebut, puluhan petugas gabungan menggelar operasi penertiban terhadap penjualan BBM eceran atau pom mini di Kota Balikpapan pada Februari lalu.
Operasi ini melibatkan Satpol PP, kepolisian, TNI, BPBD, serta Dinas Perhubungan dengan dominasi personil dari Satpol PP. Petugas dibagi menjadi dua tim yang bergerak ke wilayah timur dan utara Balikpapan untuk menyisir lokasi-lokasi yang masih menjual BBM eceran.
Dalam penertiban tersebut, Satpol PP mengikuti surat edaran terbaru yang terbit pada 17 Januari 2025. Ada beberapa poin yang masuk perubahan. Misalnya penegasan terkait syarat dan aturan.
“Surat edaran terbaru sudah sangat jelas agar petugas bisa memberi penjelasan kepada pedagang,” ucapnya seperti dikutip dari Kaltim Post.
Izmir menegaskan, pihaknya bukan mau menghabisi pedagang. Namun penertiban ini bertujuan agar semua mematuhi kegiatan sesuai aturan. Baik dari sisi kelengkapan perizinan hingga keamanan.
“Kami tidak back up asosiasi mana pun, selama mereka tidak memenuhi syarat dan ketentuan kami pasti akan tertibkan,” tuturnya.
Pom mini yang disita akan mendapat tindak lanjut dalam persidangan. Rencananya, Rabu, 26 Februari 2025, pemusnahan itu akan terselenggara di kantor Satpol PP Balikpapan.
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan bantuan mesin pencarian Google dan Youtube dengan kata kunci. Video yang sama pernah dipublikasikan di akun media sosial Instagram @Kaltimpost.
Media tersebut menulis bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari penertiban penjualan BBM eceran dari pom mini yang digelar oleh tim gabungan di Balikpapan pada 25 Februari 2025.
Pemberitaan media daerah tentang penertiban bensin eceran dan pom mini telah dimuat di sejumlah media, misalnya di Tribun Kaltim dan Kaltim Post. Menurut media tersebut, puluhan petugas gabungan menggelar operasi penertiban terhadap penjualan BBM eceran atau pom mini di Kota Balikpapan pada Februari lalu.
Operasi ini melibatkan Satpol PP, kepolisian, TNI, BPBD, serta Dinas Perhubungan dengan dominasi personil dari Satpol PP. Petugas dibagi menjadi dua tim yang bergerak ke wilayah timur dan utara Balikpapan untuk menyisir lokasi-lokasi yang masih menjual BBM eceran.
Dalam penertiban tersebut, Satpol PP mengikuti surat edaran terbaru yang terbit pada 17 Januari 2025. Ada beberapa poin yang masuk perubahan. Misalnya penegasan terkait syarat dan aturan.
“Surat edaran terbaru sudah sangat jelas agar petugas bisa memberi penjelasan kepada pedagang,” ucapnya seperti dikutip dari Kaltim Post.
Izmir menegaskan, pihaknya bukan mau menghabisi pedagang. Namun penertiban ini bertujuan agar semua mematuhi kegiatan sesuai aturan. Baik dari sisi kelengkapan perizinan hingga keamanan.
“Kami tidak back up asosiasi mana pun, selama mereka tidak memenuhi syarat dan ketentuan kami pasti akan tertibkan,” tuturnya.
Pom mini yang disita akan mendapat tindak lanjut dalam persidangan. Rencananya, Rabu, 26 Februari 2025, pemusnahan itu akan terselenggara di kantor Satpol PP Balikpapan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim Satpol PP dikawal TNI sita bensin eceran di Balikpapan adalah benar.
Rujukan
- https://x.com/04_zainal/status/1895043856787480944?t=iviLRitIie2JwboXpeD-Mw&s=19
- https://s3.eu-west-1.amazonaws.com/check-api-live/capi/589290300778672
- https://www.instagram.com/voktis.id/reel/DGpOktbR8eQ/
- https://www.instagram.com/kaltimpost/reel/DGfT_AJxAdq/
- https://kaltim.tribunnews.com/2025/02/25/satpol-pp-balikpapan-gelar-operasi-gabungan-sasar-penjualan-bbm-eceran-dalam-botol
- https://kaltimpost.jawapos.com/balikpapan/2385690463/bbm-eceran-dan-pom-mini-di-balikpapan-kembali-ditertibkan-satpol-pp-kami-tidak-back-up-asosiasi-mana-pun
- https://kaltimpost.jawapos.com/balikpapan/2385690463/bbm-eceran-dan-pom-mini-di-balikpapan-kembali-ditertibkan-satpol-pp-kami-tidak-back-up-asosiasi-mana-pun /cdn-cgi/l/email-protection#c2a1a7a9a4a3a9b6a382b6a7afb2adeca1adecaba6
Benar: Adanya Laporan tentang Dugaan Pencurian Organ Jenazah Warga Palestina oleh Israel
Sumber:Tanggal publish: 04/03/2025
Berita
SEBUAH video beredar di Instagram [arsip] yang menyebarkan narasi adanya praktik pencurian organ tubuh warga Palestina oleh pihak Israel, di tengah konflik antara militer Israel dan kelompok Hamas Palestina.
Video itu memperlihatkan seorang perempuan menceritakan sejumlah bukti adanya pencurian organ tubuh tersebut. Pertama, militer Israel kerap menahan atau menyimpan jenazah warga Palestina korban perang.
Kedua, adanya pernyataan seorang peneliti Israel, Meira Weiss, bahwa organ-organ mereka dapatkan dari warga Palestina, imigran, dan pekerja asing. Ketiga, pengakuan pejabat sebuah lembaga pelayanan kesehatan bernama Yehuda Hess, yang mengakui mengambil organ dari jenazah-jenazah itu tanpa izin dari keluarga mereka.
Namun, benarkah ada praktik pencurian organ jenazah warga Palestina oleh Israel? Juga, benarkah Weiss dan Hess mengakui ada praktik tersebut?
Video itu memperlihatkan seorang perempuan menceritakan sejumlah bukti adanya pencurian organ tubuh tersebut. Pertama, militer Israel kerap menahan atau menyimpan jenazah warga Palestina korban perang.
Kedua, adanya pernyataan seorang peneliti Israel, Meira Weiss, bahwa organ-organ mereka dapatkan dari warga Palestina, imigran, dan pekerja asing. Ketiga, pengakuan pejabat sebuah lembaga pelayanan kesehatan bernama Yehuda Hess, yang mengakui mengambil organ dari jenazah-jenazah itu tanpa izin dari keluarga mereka.
Namun, benarkah ada praktik pencurian organ jenazah warga Palestina oleh Israel? Juga, benarkah Weiss dan Hess mengakui ada praktik tersebut?
Hasil Cek Fakta
Video yang beredar memperlihatkan gambar AJ+ yang merupakan logo media AJ Plus, jaringan Al Jazeera. Berdasarkan petunjuk tersebut, ditemukan bahwa video tersebut diterbitkan AJ Plus yang diunggah di Instagram mereka, 4 Maret 2024.
Penelusuran Tempo juga menemukan bahwa praktik pengambilan organ jenazah tanpa izin keluarga terjadi di Israel, tepatnya oleh Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, yang diklaim sudah dihentikan tahun 1990-an, sebagaimana diberitakan The Guardian [arsip] dan ABC News.
Mantan Direktur Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, Yehuda Hiss atau Yehuda Hess, mengakui pada tahun 2000 bahwa timnya secara rutin mengambil organ dari jenazah warga Palestina dan non Palestina tanpa izin dari keluarga.
Kemudian mantan kepala lembaga forensik negara itu mengakui fakta tersebut pada tahun 2009. Pengakuan yang sama juga dilakukan oleh Militer Israel bahwa praktik tersebut telah dihentikan pada 1990-an akhir.
Militer Israel menyampaikan pernyataan itu sebagai tanggapan data yang diajukan Channel 2 TV Israel bahwa Abu Kabir Institute of Forensic Medicine mengambil kulit, kornea, katup jantung dan tulang dari mayat tentara Israel, warga negara Israel, Palestina dan pekerja asing, yang seringkali tanpa izin dari kerabat.
Sekitar tahun 2000, surat kabar asal Swedia Stockholm Aftonbladet memberitakan dugaan militer Israel sengaja membunuh warga Palestina untuk diambil organ tubuhnya. Namun, tudingan ini ditolak pemerintah Israel dan belum ditemukan bukti kuat yang mendukungnya.
Pada tahun 2009 itu kemudian pemerintah Israel mengatakan semua praktik transplantasi organ tubuh yang dilakukan di sana telah mengantongi izin kerabat jenazah. Hess tidak dihukum karena dianggap sebelumnya tidak ada aturan di sana yang dia langgar. Hanya jabatannya saja sebagai pimpinan kampus yang dicopot pada tahun 2004.
Kemudian tahun 2014, dengan menerbitkan buku berjudul Over Their Dead Bodies, Weiss berperan menjelaskan lebih detail tentang praktik pengambilan organ tanpa izin oleh militer Israel dan Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, lembaga pusat kedokteran forensik nasional bagi Israel.
Penggalan keterangan Weiss dalam buku itu kerap dikutip dalam pembahasan isu pencurian organ tubuh jenazah di Israel, di antaranya dalam opini yang terbit di Anadolu Agency dan Journal of Political Inquiry yang dikelola New York University (NYU).
Keterangan paling lengkap tentang buku itu ditemukan dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah Human Remains & Violence, Volume 5, No. 2 (2019). Suhad Daher-Nashif dari Qatar University sebagai penulisnya, menyatakan, Weiss adalah antropolog pertama yang meneliti secara komprehensif langkah penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina di bidang kedokteran forensik.
Buku berbahasa Hebrew itu menyoroti praktik pencurian organ tubuh warga Palestina oleh militer Israel dan Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, terutama selama Intifada pertama atau gerakan jihad warga Palestina melawan pendudukan Israel tahun 1987.
Saat itu militer Israel membuat aturan bahwa semua warga Palestina yang terbunuh harus diotopsi dan memberikan izin pada Abu Kabir Institute of Forensic Medicine untuk melakukannya. Otopsi pun dilakukan disertai pengambilan organ jenazah tanpa izin keluarga.
Weiss juga menulis bahwa kemudian praktik seperti itu saat Intifada pertama tampak lebih lancar dibandingkan pada periode-periode lain. Skin Bank dan bank organ lainnya kemudian menggunakan organ-organ ini untuk transplantasi, penelitian, dan pengajaran kedokteran.
Daher-Nashif mengikuti jejak Weiss dengan meneliti praktik post-mortem Israel dan Palestina. Ia menulis bahwa berdasarkan data yang dikumpulkannya sejak 1993 sampai sekitar 2019, militer Israel menggunakan jenazah warga Palestina untuk menindas warga Palestina lain yang masih hidup dengan berbagai cara.
Kontroversi Terkini
Kekhawatiran bahwa militer Israel masih melanjutkan praktik itu secara diam-diam kembali menyeruak setelah disuarakan oleh organisasi non pemerintah (NGO) pembela HAM yang berbasis di Eropa, Euro-Med Human Right Monitor, pada November 2023.
Mereka mengungkap fakta-fakta lapangan yang dianggap layak diajukan untuk mendorong dilakukannya investigasi terhadap militer Israel. Pertama, militer Israel menahan atau bahkan menggali lagi jenazah warga Palestina dari kuburan massal untuk mereka bawa.
Kedua, mereka mengutip laporan tenaga medis profesional di Gaza bahwa pemeriksaan terhadap jenazah yang dikembalikan oleh militer Israel, diduga telah mengalami pencurian organ tubuh. Lantaran kehilangan koklea dan kornea, serta organ vital lainnya seperti hati, ginjal, dan hati.
Ketiga, militer Israel memiliki rekam jejak melakukan pencurian organ tubuh warga Israel bersama sebuah fasilitas kedokteran forensik, Abu Kabir Institute of Forensic Medicine.
Namun, hasil konfirmasi langsung Euro-Med Human Right Monitor terhadap tenaga-tenaga medis di Gaza, kekhawatiran itu sulit untuk mereka buktikan sendiri. Tak cukup hanya pemeriksaan jenazah yang kehilangan organ tubuh, harus ditemukan lebih banyak fakta lagi untuk mengambil kesimpulan.
Maka dari itu, Euro-Med Human Right Monitor menyerukan pembentukan komite investigasi internasional independen untuk mengumpulkan fakta dan memastikan kecurigaan pencurian organ oleh militer Israel.
Penelusuran Tempo juga menemukan bahwa praktik pengambilan organ jenazah tanpa izin keluarga terjadi di Israel, tepatnya oleh Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, yang diklaim sudah dihentikan tahun 1990-an, sebagaimana diberitakan The Guardian [arsip] dan ABC News.
Mantan Direktur Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, Yehuda Hiss atau Yehuda Hess, mengakui pada tahun 2000 bahwa timnya secara rutin mengambil organ dari jenazah warga Palestina dan non Palestina tanpa izin dari keluarga.
Kemudian mantan kepala lembaga forensik negara itu mengakui fakta tersebut pada tahun 2009. Pengakuan yang sama juga dilakukan oleh Militer Israel bahwa praktik tersebut telah dihentikan pada 1990-an akhir.
Militer Israel menyampaikan pernyataan itu sebagai tanggapan data yang diajukan Channel 2 TV Israel bahwa Abu Kabir Institute of Forensic Medicine mengambil kulit, kornea, katup jantung dan tulang dari mayat tentara Israel, warga negara Israel, Palestina dan pekerja asing, yang seringkali tanpa izin dari kerabat.
Sekitar tahun 2000, surat kabar asal Swedia Stockholm Aftonbladet memberitakan dugaan militer Israel sengaja membunuh warga Palestina untuk diambil organ tubuhnya. Namun, tudingan ini ditolak pemerintah Israel dan belum ditemukan bukti kuat yang mendukungnya.
Pada tahun 2009 itu kemudian pemerintah Israel mengatakan semua praktik transplantasi organ tubuh yang dilakukan di sana telah mengantongi izin kerabat jenazah. Hess tidak dihukum karena dianggap sebelumnya tidak ada aturan di sana yang dia langgar. Hanya jabatannya saja sebagai pimpinan kampus yang dicopot pada tahun 2004.
Kemudian tahun 2014, dengan menerbitkan buku berjudul Over Their Dead Bodies, Weiss berperan menjelaskan lebih detail tentang praktik pengambilan organ tanpa izin oleh militer Israel dan Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, lembaga pusat kedokteran forensik nasional bagi Israel.
Penggalan keterangan Weiss dalam buku itu kerap dikutip dalam pembahasan isu pencurian organ tubuh jenazah di Israel, di antaranya dalam opini yang terbit di Anadolu Agency dan Journal of Political Inquiry yang dikelola New York University (NYU).
Keterangan paling lengkap tentang buku itu ditemukan dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah Human Remains & Violence, Volume 5, No. 2 (2019). Suhad Daher-Nashif dari Qatar University sebagai penulisnya, menyatakan, Weiss adalah antropolog pertama yang meneliti secara komprehensif langkah penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina di bidang kedokteran forensik.
Buku berbahasa Hebrew itu menyoroti praktik pencurian organ tubuh warga Palestina oleh militer Israel dan Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, terutama selama Intifada pertama atau gerakan jihad warga Palestina melawan pendudukan Israel tahun 1987.
Saat itu militer Israel membuat aturan bahwa semua warga Palestina yang terbunuh harus diotopsi dan memberikan izin pada Abu Kabir Institute of Forensic Medicine untuk melakukannya. Otopsi pun dilakukan disertai pengambilan organ jenazah tanpa izin keluarga.
Weiss juga menulis bahwa kemudian praktik seperti itu saat Intifada pertama tampak lebih lancar dibandingkan pada periode-periode lain. Skin Bank dan bank organ lainnya kemudian menggunakan organ-organ ini untuk transplantasi, penelitian, dan pengajaran kedokteran.
Daher-Nashif mengikuti jejak Weiss dengan meneliti praktik post-mortem Israel dan Palestina. Ia menulis bahwa berdasarkan data yang dikumpulkannya sejak 1993 sampai sekitar 2019, militer Israel menggunakan jenazah warga Palestina untuk menindas warga Palestina lain yang masih hidup dengan berbagai cara.
Kontroversi Terkini
Kekhawatiran bahwa militer Israel masih melanjutkan praktik itu secara diam-diam kembali menyeruak setelah disuarakan oleh organisasi non pemerintah (NGO) pembela HAM yang berbasis di Eropa, Euro-Med Human Right Monitor, pada November 2023.
Mereka mengungkap fakta-fakta lapangan yang dianggap layak diajukan untuk mendorong dilakukannya investigasi terhadap militer Israel. Pertama, militer Israel menahan atau bahkan menggali lagi jenazah warga Palestina dari kuburan massal untuk mereka bawa.
Kedua, mereka mengutip laporan tenaga medis profesional di Gaza bahwa pemeriksaan terhadap jenazah yang dikembalikan oleh militer Israel, diduga telah mengalami pencurian organ tubuh. Lantaran kehilangan koklea dan kornea, serta organ vital lainnya seperti hati, ginjal, dan hati.
Ketiga, militer Israel memiliki rekam jejak melakukan pencurian organ tubuh warga Israel bersama sebuah fasilitas kedokteran forensik, Abu Kabir Institute of Forensic Medicine.
Namun, hasil konfirmasi langsung Euro-Med Human Right Monitor terhadap tenaga-tenaga medis di Gaza, kekhawatiran itu sulit untuk mereka buktikan sendiri. Tak cukup hanya pemeriksaan jenazah yang kehilangan organ tubuh, harus ditemukan lebih banyak fakta lagi untuk mengambil kesimpulan.
Maka dari itu, Euro-Med Human Right Monitor menyerukan pembentukan komite investigasi internasional independen untuk mengumpulkan fakta dan memastikan kecurigaan pencurian organ oleh militer Israel.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Israel melakukan pencurian organ jenazah warga Palestina adalah klaim yang benar. Mereka melakukannya, terutama pada tahun 1987 sampai 1990-an berdasarkan keterangan resmi militer Israel.
Namun, ada kekhawatiran praktik itu terus dilakukan karena militer Israel kerap menguasai jenazah warga Palestina korban konflik tanpa transparansi, apa saja yang mereka lakukan pada tubuh-tubuh tersebut. Hal ini membutuhkan investigasi lanjutan.
Namun, ada kekhawatiran praktik itu terus dilakukan karena militer Israel kerap menguasai jenazah warga Palestina korban konflik tanpa transparansi, apa saja yang mereka lakukan pada tubuh-tubuh tersebut. Hal ini membutuhkan investigasi lanjutan.
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/C4LZAclRDRk/?igsh=X2Qxa3VQQ2JS
- https://mvau.lt/media/26a1f47f-34c0-4144-be5a-29c802f0d8c6
- https://www.instagram.com/ajplus/reel/C4GOXMCu3Fz/
- https://www.theguardian.com/world/2009/dec/21/israeli-pathologists-harvested-organs
- https://ghostarchive.org/archive/nOxA2
- https://abcnews.go.com/International/israel-harvested-organs-permission-families-dead/story?id=9390407
- https://www.aa.com.tr/tr/analiz/israilin-organ-kacakciligindan-yargilanmasi-gerekiyor-iddialar-ve-itiraflar/3340914
- https://jpinyu.com/2024/11/08/the-journey-of-the-palestinian-corpse-a-mysterious-path-and-a-stolen-right/
- https://www.manchesterhive.com/downloadpdf/journals/hrv/5/2/article-p17.pdf
- https://euromedmonitor.org/en/article/5982/Int%E2%80%99l-committee-must-investigate-Israel%E2%80%99s-holding-of-dead-bodies-in-Gaza%E2%80%8B /cdn-cgi/l/email-protection#3b585e505d5a504f5a7b4f5e564b5415585415525f
Keliru: Klaim Video Mahasiswa Ditangkap Karena Membakar Foto Prabowo-Gibran
Sumber:Tanggal publish: 04/03/2025
Berita
SEBUAH video yang diklaim bahwa mahasiswa yang jadi dalang pembakaran foto Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming ditangkap, beredar di akun media sosial X di sini [arsip] dan akun Facebook satu dan dua.
Konten tersebut memuat video 13 orang berkaos tahanan berjalan beriringan dan berdiri berjajar di depan kantor Polisi. “Kalian pikir Pak Prabowo sedian Pak Jokowi?” tulis pengunggah.
Konten tersebut telah ditonton 78 ribu dan dibagikan ulang 74 kali, Benarkah video tersebut adalah mahasiswa yang ditangkap karena membakar foto Prabowo-Gibran?
Konten tersebut memuat video 13 orang berkaos tahanan berjalan beriringan dan berdiri berjajar di depan kantor Polisi. “Kalian pikir Pak Prabowo sedian Pak Jokowi?” tulis pengunggah.
Konten tersebut telah ditonton 78 ribu dan dibagikan ulang 74 kali, Benarkah video tersebut adalah mahasiswa yang ditangkap karena membakar foto Prabowo-Gibran?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa penangkapan mahasiswa dalang pembakar foto Prabowo Gibran oleh polisi tersebut keliru. Mahasiswa yang ditangkap itu bukan karena membakar foto Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, melainkan karena terlibat tawuran.
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan bantuan Google Lens, mesin pencarian Google dan YouTube dengan kata kunci. Potongan video tersebut sama dengan video yang pernah diunggah kanal YouTube Tribun Medan TV, berjudul “13 Mahasiswa Unika Santo Thomas Medan Jadi Tersangka Buntut Tawuran Fakultas Teknik Vs Pertanian”, dipublikasikan pada 10 Desember 2024. Menurut Tribun Medan TV, belasan mahasiswa tersebut ditangkap lantaran tawuran, bukan karena membakar foto Prabowo-Gibran.
Sejumlah media juga telah memuat peristiwa itu misalnya di Tribun Medan, Medanbisnisdaily.com dan Medanposonline.com. Menurut media tersebut, sebanyak 13 mahasiswa Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas Medan ditetapkan menjadi tersangka karena melakukan tawuran pada Kamis, 5 Desember 2024.
Bentrokan tersebut terjadi antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Unika Santo Thomas Medan, disebabkan saling melihat (bereng) dan menggeber sepeda motor.
Salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik memukul mahasiswa fakultas lawannya sehingga terjadi bentrokan dan pembakaran sepeda motor. Kedua kubu kemudian terlibat bentrokan di Jalan Melati Raya, Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang mengakibatkan kerusakan Cafe Sapo 88.
"Ada masyarakat yang tempat usahanya dirusak dan ada beberapa orang mahasiswa yang menjadi korban aksi tawuran ini," kata Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Bambang G Hutabarat, Selasa, 10 Desember 2024.
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan bantuan Google Lens, mesin pencarian Google dan YouTube dengan kata kunci. Potongan video tersebut sama dengan video yang pernah diunggah kanal YouTube Tribun Medan TV, berjudul “13 Mahasiswa Unika Santo Thomas Medan Jadi Tersangka Buntut Tawuran Fakultas Teknik Vs Pertanian”, dipublikasikan pada 10 Desember 2024. Menurut Tribun Medan TV, belasan mahasiswa tersebut ditangkap lantaran tawuran, bukan karena membakar foto Prabowo-Gibran.
Sejumlah media juga telah memuat peristiwa itu misalnya di Tribun Medan, Medanbisnisdaily.com dan Medanposonline.com. Menurut media tersebut, sebanyak 13 mahasiswa Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas Medan ditetapkan menjadi tersangka karena melakukan tawuran pada Kamis, 5 Desember 2024.
Bentrokan tersebut terjadi antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Unika Santo Thomas Medan, disebabkan saling melihat (bereng) dan menggeber sepeda motor.
Salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik memukul mahasiswa fakultas lawannya sehingga terjadi bentrokan dan pembakaran sepeda motor. Kedua kubu kemudian terlibat bentrokan di Jalan Melati Raya, Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang mengakibatkan kerusakan Cafe Sapo 88.
"Ada masyarakat yang tempat usahanya dirusak dan ada beberapa orang mahasiswa yang menjadi korban aksi tawuran ini," kata Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Bambang G Hutabarat, Selasa, 10 Desember 2024.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim mahasiswa ditangkap karena membakar foto Prabowo Gibran adalah keliru.
Rujukan
- https://x.com/zy_zy_lestary/status/1896194582423236684
- https://mvau.lt/media/64d8e85c-288c-45a4-ac13-089543375693
- https://web.facebook.com/groups/1345936839222854/posts/2107816296368234/
- https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid09fEURgjMrfRjqEmP42Vjkw787M5D7GKLcykoFBjeh9Gup8ZWSKsix9dcT2Sfmj4Wl&id=100076602878180
- https://www.youtube.com/watch?v=o_nb8yH43wk
- https://medan.tribunnews.com/2024/12/10/daftar-nama-13-mahasiswa-yang-terlibat-tawuran-hingga-rusak-warung-milik-warga?page=all#goog_rewarded
- https://medanbisnisdaily.com/news/online/read/2024/12/10/185821/tawuran_antar_fakultas_13_mahasiswa_unika_santo_thomas_medan_tersangka/
- https://www.medanposonline.com/sumatera-utara/8179/daftar-13-mahasiswa-unika-santo-thomas-ditangkap-terlibat-tawuran-terancam-12-tahun-penjara/all/ /cdn-cgi/l/email-protection#4122242a27202a35200135242c312e6f222e6f2825
Halaman: 47/6463