• [SALAH] Permen Susu di Banyumas Mengandung Narkoba

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 01/03/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com menemukan unggahan yang menyebut permen susu diduga mengandung narkoba. Unggahan itu berada di Facebook milik Bet Aigo NnZz Berau.

    Menurut akun tersebut, permen susu mengandung narkoba ini beredar di Banyumas dan sekitarnya. Akun itu mengunggah klaim tersebut pada 23 Februari 2021.

    Begini narasinya:

    "Assamualaikum...ini ada informasi dari temen dokter.Anaknya bidan di Banyumas makan permen susu,terus 3 hari gk mau makan,ngefly.Disarankan temen dokter dipurbalingga untuk membawa permen tsb ke BNN,ternyata hasilnya positif mengandung narkoba jenis benzodiazepin. Ini permennya....Monggo disebarkan untuk melindungi keluarga kita".

    Hasil Cek Fakta

    Untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubung Dr Lucia Rizka Andalusia, Apt,. M.Pharm, MARS sebagai Direktur Registrasi Obat. Direktorat Registrasi Obat.

    "Cukup jelas ya. Itu hoaks," katanya melalui WhatsApp, Senin (1/2/2021).

    Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com juga menemulusinya menggunakan mesin pencari, Google. Hasil penelusuran mengarahkan ke artikel di situs BPOM pada 20 Desember 2017.

    Dalam artikel tersebut, dijelaskan BPOM kalau isu mengenai peredaran permen susu yang diduga mengandung narkoba di Banyumas merupakan informasi yang tidak benar.

    Balai Besar POM di Semarang telah melakukan penelusuran dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Banyumas terkait isu atau pemberitaan bahwa ada seorang anak yang diduga lemas setelah mengonsumsi permen susu.

    Hasil penelusuran menunjukkan bahwa ada 4 (empat) orang anak yang mengonsumsi permen yang sama dan hanya 1 (satu) anak yang sakit, sedangkan yang lain dalam keadaan sehat. Selanjutnya diketahui bahwa anak tersebut sakit demam dan diberi obat penurun panas yang mengandung Ibuprofen.

    Permen susu yang diisukan mengandung narkoba tersebut telah terdaftar di Badan POM RI, yaitu Pindy Kembang Gula Lunak Rasa Susu dan Stroberi dengan nomor izin edar BPOM RI MD 224510008005 diproduksi oleh PT. Inasentra Unisatya – Kabupaten Bogor. Izin edar diterbitkan Badan POM RI setelah dilakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, mutu, dan gizi produk termasuk proses produksi serta labelnya.

    Kasus permen mengandung narkoba telah beberapa kali merebak melalui media sosial, namun hasil pengujian laboratorium Badan POM RI terhadap produk yang diisukan tersebut menunjukkan tidak mengandung narkoba dan zat adiktif (negatif).

    Kemudian Cek Fakta Liputan6.com juga menemukan artikel di kanal Health Liputan6.com yang membahas isu permen susu mengandung narkoba. Artikel ini juga mengambil penjelasan dari BPOM pada 20 Desember 2017.

    Kesimpulan

    Klaim adanya permen susu mengandung narkoba di Banyumas merupakan hoaks. Faktanya, informasi palsu ini sudah beredar di media sosial sejak tahun 2017.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Foto Mobil Tangki Tuak Bersubsidi

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 01/03/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati foto mobil tangki tuak bersubsidi 10.000 teko. Foto tersebut diunggah akun Facebook Yudha Setiadji, pada 28 Februari 2021.

    Foto yang diunggah menampilkan sebuah mobil tangki berwarna hijau terdapat tulisan "TUAK BERSUBSIDI 10.000 TEKO", pada bagian tangki mobil tersebut.

    Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "sbntar lg mobil keq gini bnyk yg lwt nh djlnan😂😂😂😂😝😝😝"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto mobil tangki tuak bersubsidi 10.000 teko, dengan menggunakan Google Image.

    Penelusuran mengarah pada situs indonetwork.co.id, situs jual beli kendaraan tersebut memuat foto yang identik dengan klaim. Namun, tidak terdapat tulisan "TUAK BERSUBSIDI 10.000 TEKO" pada tangkinya.

    Adapun persamaannya terletak pada pilar bangunan yang menjadi latar belakang mobil tangki, rambu jalan, lampu taman dan dua garasis yang ada dijalan.

    Penelusuran juga mengarah pada situs jualo.com, situs jual beli kendaraan tersebut juga memuat foto yang identik dengan klaim. Namun, tidak terdapat tulisan "TUAK BERSUBSIDI 10.000 TEKO" pada tangkinya. Situs tersebut menampilkan foto dengan angel yang lebih luas, tetapi komposisi foto tersebut memiliki kesamaan.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, foto mobil tangki tuak bersubsidi tidak benar.

    Foto tersebut telah mengalami editan, dari dua hasil penelusuran foto yang didapat mobil tangki tersebut tidak bertuliskan "TUAK BERSUBSIDI 10.000 TEKO".

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] “Anosmia Bukan Gejala khas Virus, Minum aja Mecobalamin 5 cap setiap 1 jam sampai diare ringan”

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 01/03/2021

    Berita

    Akun Instagram Lois Lois (instagram.com/dr_lois7) pada 17 Februari 2021 mengunggah sebuah foto obat mecobalamin dengan narasi sebagai berikut:

    “Anosmia Bukan Gejala khas Virus.
    Memangnya dari dulu gak pernah ada yg merasakan gejala ini??
    Jangan mau di takut2i otak dengkul!
    Minum aja Mecobalamin 5 cap setiap 1 jam sampai diare ringan.
    Covid19 cuma kurang vitamin dosis tinggi dan mineral elektrolit. Tidak ada virus ganas! Obat penyebab bergejala berat dan kematian!
    Buktikan!!! Yg masih mau di vaksin Tanda gak punya otak. Otaknya taruh di kaki Makanya nyarinya sampai jongkok2. Berbulan2 cari otak gak ketemu! saya sebut IQ nya jongkok. Makin keras saya di bantah berarti yg bantah level ketololannya level IDIOT!!!”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa kehilangan kemampuan untuk mencium bau atau anosmia bukan gejala khas virus dan bisa diobati dengan minum 5 cap setiap 1 jam sampai diare ringan adalah klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, menurut dokter spesialis penyakit dalam, Sally Aman Nasution, anosmia adalah salah satu gejala Covid-19 dan mecobalamin bukan obat untuk anosmia. Di dunia medis, mecobalamin lebih sering digunakan sebagai obat penyakit saraf tepi sehingga tidak ada kaitannya dengan anosmia.

    Dilansir dari Tempo, menurut Sally, para peneliti telah mengumpulkan data berbagai gejala Covid-19 selama pandemi terjadi dalam setahun terakhir. Lewat pengumpulan data ini, para peneliti menemukan bahwa Covid-19 memunculkan bermacam-macam gejala, tidak hanya pneumonia.

    “Di awal pandemi, gejala yang diketahui adalah pneumonia, karena penderita mengalami gangguan paru-paru dan saluran pernapasan. Ternyata sekarang makin bermacam-macam, atau disebut penyakit seribu wajah. Ada yang demam, ada yang tidak. Ada yang batuk kering, ternyata tidak semua mengalami batuk. Termasuk diare, ternyata mereka yang positif juga ada yang diare,” kata Sally saat dihubungi pada 1 Maret 2021.

    Menurut Sally, anosmia atau kehilangan penciuman juga menjadi salah satu gejala yang muncul pada mereka yang positif Covid-19. Di tengah pandemi seperti ini, kata dia, setiap orang yang mengalami anosmia harus waspada terinfeksi Covid-19, sebab setiap orang memiliki risiko yang sama.

    “Sebelum pandemi, anosmia memang bisa terjadi karena penyebab lain. Tapi, karena saat ini pandemi, kita harus waspada,” ujarnya.

    Namun, menurut Sally, mecobalamin bukan obat untuk anosmia. Di dunia medis, mecobalamin lebih sering digunakan sebagai obat penyakit saraf tepi. “Jadi, tidak ada kaitannya dengan anosmia.”

    Arsip berita Tempo pada 23 Januari 2021 juga melaporkan kehilangan kemampuan untuk mencium bau atau anosmia adalah salah satu gejala Covid-19. Untuk membantu mengembalikan indera penciuman, dokter spesialis paru Sylvia Sagita Siahaan menyarankan pasian untuk melakukan rehabilitasi penciuman.

    “Yang paling baik rehabilitasi penciuman, misalnya mencium sesuatu seperti minyak kayu putih. Jadi, kita rangsang saraf lagi, saraf-sarafnya untuk bisa beregenerasi supaya anosmianya menjadi perbaikan,” ujar Sylvia saat dihubungi pada 23 Januari 2021.

    Peneliti anosmia sekaligus direktur rinologi di Massachusetts Eye and Ear, Eric Holbrook, juga mengatakan pasien dapat mencoba pelatihan aroma, yakni menemukan bau yang kuat dan menghirupnya sambil berfokus pada seperti apa aroma itu seharusnya. Pasien bisa mengumpulkan beberapa aroma yang kuat, seperti kayu manis, mint, jeruk, cengkih, dan wewangian mawar.

    Menurut dokter spesialis penyakit menular di Universitas Northeast Ohio, Richard Watkins, anosmia terjadi sebagai efek samping virus yang berkembang, biak di hidung dan tenggorokan. Virus dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan di saluran hidung sehingga tersumbat, juga menurunkan kemampuan indera. Tapi, mengapa gejala ini tak kunjung hilang pada beberapa orang, belum sepenuhnya bisa dipahami para ahli.

    “Reseptor virus telah ditemukan di lapisan khusus rongga hidung yang berisi saraf penciuman, yang pertama kali mendeteksi bau di udara. Meskipun reseptor ini belum ditemukan pada saraf itu sendiri, kerusakan di sekitarnya kemungkinan besar menyebabkan hilangnya bau,” tutur Holbrook.

    Anosmia biasanya akan membutuhkan waktu untuk hilang, bisa berbulan-bulan, dan umumnya berbeda-beda antar pasien. Para peneliti menemukan sekitar 15 persen pasien Covid-19 belum bisa memulihkan indera perasa dan penciuman 60 hari setelah terinfeksi, sementara hampir 5 persen berada dalam situasi yang sama hingga enam bulan kemudian.

    Sylvia mengatakan para dokter yang menangani Covid-19 akan bekerja sama dengan spesialis THT dalam kasus anosmia. Penanganannya bisa tergantung derajat kerusakan saraf yang diakibatkan virus. “Kami bekerja sama dengan dokter THT karena saluran napas atas memang dipegang THT juga. Biasanya memang tergantung derajat kerusakan karena yang dirusak sarafnya,” katanya.

    Kesimpulan

    Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Sally Aman Nasution, anosmia adalah salah satu gejala Covid-19 dan mecobalamin bukan obat untuk anosmia. Di dunia medis, mecobalamin lebih sering digunakan sebagai obat penyakit saraf tepi sehingga tidak ada kaitannya dengan anosmia.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Bintang Bollywood Amir Khan Memberikan Bantuan 1kg Tepung Di Dalamnya Terdapat Uang Senilai 3Juta Saat India Lockdown

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 01/03/2021

    Berita

    Narasi pada postingan gambarnya:

    Slide 1

    “Bintang Bollywood, Amir Khan, sempat dihujat karena hanya memberikan bantuan 1kg tepung untuk warga India yang terdampak lockdown. Banyak warga kemudian enggan mengambil bantuan dari Amir karena dianggap tidak cukup”

    Slide 2

    “Namun siapa sangka di dalam tepung tersebut terdapat uang senilai 3juta. Cara ini rupanya memang disengaja oleh Amir karena hanya orang-orang yang benar-benar membutuhkan yang rela antri untuk mendapatkan bantuan dengan begitu bantuan tersalurkan pada orang-orang yang tepat”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan Instagram yang menyatakan bahwa Amir Khan melakukan donasi kepada masyarakat India terdampak Lockdown dengan cara membagikan 1kg tepung. Di dalam tepung tersebut terdapat uang senilai 3juta.

    Berdasarkan hasil penelusuran, isu tersebut sudah diperiksa faktanya di turnbackhoax.id dengan judul artikel [SALAH] “Aamir Khan Mendonasikan 1kg Tepung dan 15000 Rupee Kepada Warga yang Membutuhkan di Masa Lockdown” yang tayang pada 3 Mei 2020.

    Adapun, dilansir dari thequint.com, melalui wawancara dengan manajemen Aamir Khan, diketahui bahwa aktor tersebut tidak melakukan donasi menaruh uang di dalam 1kg tepung. Diketahui pula dari laman sandesh.com, donasi berupa uang di dalam 1kg tepung terjadi di Gorat, India namun bukanlah Aamir Khan yang melakukannya.

    Aamir Khan diketahui melakukan donasi melalui melalui Prime Minister Narendra Modi’s PM-Cares fund, Maharashtra chief minister’s relief fund, asosiasi pekerja film di India, dan sejumlah NGO lainnya.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten postingan Instagram pada sumber masuk kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Tidak benar Aamir Khan memberikan bantuan berupa 1kg tepung yang di dalamnya terdapat uang senilai 3juta. Pihak manajemen Amir Khan pada Mei 2020 menyatakan bahwa Aamir Khan tidak melakukan donasi semacam itu.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini