• (HOAX): Kapolri dan Wakapolri Mengenakan Topi Sinterklas

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 22/12/2016

    Berita

    Berita Fitnah dan Hoax memang bisa menyerang siapa saja kalangan masyarakat, tak terkecuali Kapolri Tito Karnavian dan Wakapolri Syafruddin. akun facebook Wulan Margono adalah yang menyebarkan status diserta foto Kapolri dan Wakapolri yang memakai topi Sinterklas, topi yang identik dengan perayaan hari natal umat Kristen.

    dalam postingannya tersebut, akun itu juga mambahkan caption dengantulisan “cieeeeee…..semoga gak da paksaan ya jendral murni dari hati, bkn perintah atasan. berikut adalah bukti screen shootnya :

    Hasil Cek Fakta

    Foto tersebut ternyata merupakan hasil olah digital orang yang tidak bertanggung jawab, ditambah dengan caption yang memprovokasi. setelah ditelusuri foto itu diambil dari detik.com dengan judul berita yang sama.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • (HASUT): Patung Brung Garuda Disertai Pancasila Dalam Tulisan Cina

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 21/12/2016

    Berita

    Media sosial kembali dihebohkan lewat postingan seseorang di facebook. dalam postingan tersebut terdapat foto burung Garuda yang menjadi lambang Negara Republik Indonesia. namun yang menjadi perdebatan bukan patung burung itu melainkan tulisan Pancasila disertai terjemahan dengan huruf cina. hingga screen shoot diambil, postingan tersebut telah dibagikan sebanyak 2.215 kali,

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri berdasarkan informasi diatas, patung brung Garuda bertuliskan Pancasila dengan terjemahan huruf Cina itu berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). lebih tepatnya di area Taman Budaya Tionghoa Indonesia.

    Taman ini merupakan taman yang dibangun dengan menyuguhkan konsep bernuansa khas etnik Tionghoa. Taman ini berada di sisi timur, diapit oleh Wahana Pemancingan Telaga Mina dan Museum Perangko.

    Pendirian taman ini dimulai sejak tahun 2004, melalui Yayasan harapan Kita yang menyediakan lahan seluas 4,5 hektar kepada masyrakat Tionghoa Indonesia untuk membangun Taman Budaya Tionghoa di TMII. Kemudian pada tanggal 8 November 2006 dimulailah pembangunan Taman ini sekaligus peresmian pintu gerbang oleh ketua Yayasan Harapan Kita, H.M Soeharto.

    Dengan adanya Taman Budaya Tionghoa di TMII diharapkan akan menjadi daya tarik sekaligus menjadi salah satu wahana yang dapat memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa suku Tionghoa termasuk sejarah dan budayanya, merupakan bagian integral dalam sejarah dan budaya bangsa Indonesia.

    Pembangunan taman ini juga memiliki maksud dan tujuan untuk memamerkan artefak, foto-foto, arsitektur, taman, dan lain-lain yang berkaitan dengan eksistensi suku Tionghoa di kepulauan Nusantara ini.

    Pembangunan kawasan taman ini didasari oleh keselarasan dan keseimbangan, filosofi paling tua yang dianut kalangan Tionghoa, dengan memadukan unsur yin (im) dan yang (kang), yakni unsur kekerasan (kasar) dan kelembutan (lembut), misalnya ada siang harus ada malam, ada daratan (dataran) harus ada lautan, ada air harus ada api, dan seterusnya. Itulah sebabnya taman ini berupa daratan dan danau buatan di bagian belakang.

    Sepasang pilar pintu gerbang, lambing jantan dan betina, menjadi penanda pertama gugus taman. Di depan pintu gerbang terdapat sepasang patung kilin, hewan mirip Singa yang dipercaya sebagai peliharaan para Dewa. Di bagian belakang, tepat di tengah ruang, terdapat batu granit hitam berbentuk bulat sebagai citraan bola dunia. Batu dengan berat lebih dari satu ton itu ditopang penyangga sekaligus sebagai pipa yang dialiri air bertekanan tinggi untuk memutar batu granit ‘bola dunia’ itu dengan arah putaran sesuai fengsui.

    Kompleks taman ini dilengkapi dengan perkampungan kecil Tionghoa (pecinan) lengkap dengan segala pernak-pernik ‘kampong pecinan’, termasuk warna merah dan kuning emas yang mendominasi hampir semua kawasan ini berikut bangunan-bangunan berbentuk simetris.

    Selain itu, terdapat juga fasilitas lain untuk menambah kesan penggambaran secara lengkap kebudayaan Tionghoa Indonesia, seperti gazebo danau, sepasang tiang naga, patung Dewi Bulan, patung Kwan Kong, jembatan batu Sampek Eng Tay, dan Museum Laksamana Ceng Ho.

    (KESIMPULAN):

    berdasarkan penjelasan diatas, postingan facebook tersebut masuk kedalam kategori sindiran dan juga hasut karena di kolom komentar banyak yang menghujan hal tersebut. faktanya hal tersebut adalah merupakan bagain dari wisata bernuansa tiong hoa yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAX] Yusril Menyatakan Bahwa Warga Luar Batang Sebagian Besar Punya Sertifikat Tanah

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 04/05/2016

    Berita

    Kuasa Hukum warga Luar Batang Yusril Ihza Mahendra meminta Pemprov DKI tak memaksa untuk menggusur kawasan Luar Batang. Sebab, warga Luar Batang memiliki sertifikat atas tanah yang mereka tempati sejak lama.

    “Lengkap, punya sertifikat tanah. Sebagian punya sertifikat hak guna bangunan, hak milik, girik, akta jual-beli sejak zaman Hindia-Belanda,” kata Yusril saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (3/5/2016).

    Yusril tak hafal berapa banyak warga yang memiliki sertifikat resmi. Dia pun telah melakukan verifikasi terhadap surat kepemilikan warga Luar Batang ini.

    “Saya nggak ingat jumlahnya, ada setumpuk sudah diverifikasi di kantor kita. Tentu tidak semua punya, tapi sebagian besar punya,” ungkap Yusril.

    Hasil Cek Fakta

    Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Ferry Mursyidan Baldan memastikan tanah di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan lahan milik negara.

    “Itu tanah negara,” kata Ferry saat ditemui di Istana, Rabu (27/4/2016) sore.

    Namun, Ferry tidak menampik bahwa lahan tersebut seiring perjalanan waktu dikuasai oleh masyarakat umum sehingga seolah-olah lahan sudah milik masyarakat. Karena itu, Ferry mendukung program relokasi warga Luar Batang yang kini dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    “Relokasi itu jawabannya saya kira. Relokasi sudah tepat. Karena dalam konteks penataan, itu sangat dimungkinkan. Apalagi modelnya bukan menggusur, tapi merelokasi,” lanjut dia.

    Namun, Ferry mewanti-wanti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama agar tidak merobohkan Masjid Luar Batang. Sebab, bangunan tersebut merupakan warisan budaya.

    “Di situ kan ada masjid, masjidnya itu heritage. Kalau bisa sih jangan ikut-ikut dibongkar,” ujar Ferry.

    Status tanah di Luar Batang saat ini menjadi persoalan. Pemprov DKI menyatakan tanah itu milik negara dan karena itu para pemukim liar di kawasan itu akan direlokasi di rumah susun. Gubernur Basuki juga telah menegaskan bahwa Masjid Luar Batang akan tetap dipertahankan.

    Dari peta online di situs BPN (peta.bpn.go.id) di bawah ini, bisa dilihat, yang memiliki SHM (sertifikat hak milik) adalah yang berwarna kuning.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • (KLARIFIKASI): Pemilihan 12 Pahlawan Nasional Dalam Cetakan Pecahan Uang Rupiah Baru

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 20/12/2016

    Berita

    Lagi-lagi rencana pemerintah dalam meluncurkan pecahan uang baru tahun emisi 2016 kembali menuai polemik. kali ini yang dipermasalahkan adalah 12 tokoh pahlawan Nasional yang terpampang dalam uang baru tersebut. yang menjadi perdebatan dimedia sosial adalah soal unsur kepahlawanan ke 12 tokoh tersebut seperti dari postingan netizen berikut ini :

    dari postingan tersebut, netizen mempertanyakan kriteria pahlawan yang pantas mengisi foto di pecahan uang kertas dan logam Rupiah baru. namun, faktanya pemilihan ke 12 tokoh tersebut telah melalui proses cukup panjang dan selektif yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).

    Hasil Cek Fakta

    lalu, siapakah yang menentukan bahwa ke 12 orang tersebut adalah pahlawan? jawabannya adalah Presiden.

    berikut adalah uraiannya :



    Nama – SK Presiden – Tanggal SK
    Mohammad Hoesni Thamrin – Keppres No. 175 Tahun 1960 – 28/07/1960
    Dr.G.S.S.J.Ratulangi – Keppres No. 590 Tahun 1961 – 09/11/1961
    Ir. H. Djuanda Kartawidjaja – Keppres No. 244 Tahun 1963 – 29/11/1963
    Tjut Meutia – Keppres No. 107 Tahun 1964 – 02/05/1964
    Dr. Tjiptomangunkusumo – Keppres No. 109 Tahun 1964 – 02/05/1964
    Dr.Ir.Soekarno – Keppres No. 081/TK/1986 – 23/10/1986
    DR. H. Moh. Hatta – Keppres No. 081/TK/1986 – 23/10/1986
    Frans Kaisiepo – Keppres No. 077 /TK/ 1993 – 14/09/1993
    Prof. DR. Ir. Herman Johannes – Keppres No. 058/TK/TH 2009 – 06/11/2009
    Dr. KH. Idham Chalid – Keppres No. 113/TK/TH 2011 – 07/11/2011
    I Gusti Ketut Pudja – Keppres No. 113/TK/TH 2011 – 07/11/2011
    Letjen TNI T.B Simatupang – Keppres No. 68/TK Tahun 2013 – 06/11/2013

    dilihat saja tahunnya, siapa presiden yang mengangkat
    disarikan dari sini -> http://www.kemsos.go.id/modules.php… tapi untuk tahun 2011 dan 2013 googling di situs setkab.go.id untuk nomer SK nya, karena kemsos sudah lama tidak update.

    Bagaimanakah proses pemilihan mereka bisa nampang di uang NKRI?

    http://ekonomi.kompas.com/read/2016/12/19/194000726/siapa.herman.johannes.pahlawan.di.mata.uang.pecahan.rp.100.baru

    (Ditetapkan Lewat FGD) :

    Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyebut, pemilihan sosok pahlawan nasional melewati proses yang cukup panjang.

    “BI melakukan pembahasan, focus group discussion (FGD), baik dengan sejarawan, akademisi, Pemda (Pemerintah Daerah), Menkeu (Menteri Keuangan), dan Mensos (Menteri Sosial),” kata Agus di Jakarta, Senin (19/12/2016).

    Setelah melakukan diskusi panjang dengan berbagai pihak tersebut, kemudian bank sentral menetapkan para pahlawan nasional dan mengajukannya kepada Presiden.

    Setelah disetujui Presiden, maka persetujuan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres).

    “Sehingga kita memiliki 12 pahlawan nasional yang dicantumkan dalam uang baru tahun emisi 2016. Ada 12 orang karena di (uang kertas) pecahan Rp 100.000 ada pahlawan proklamator Soekarno dan Hatta,” ungkap Agus.

    Jadi ke 12 tokoh tersebut telah melaui tahap serta pertimbangan cukup panjang yang dilakukan oleh pihak BI sehingga akhirnya ditetapkan sebagai ikon pecahan Rupiah tahun emisi 2016.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini