• [HOAX] Taharrush, Budaya Pemerkosaan Massal Kuno Ala Bangsa Arab Menyebar ke Eropa

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 28/06/2016

    Berita

    Metode pemerkosaan “Taharrush” mulai diperkenalkan oleh para imigran arab di Eropa

    Invasi imigran timur tengah secara besar-besaran ke Eropa membawa sebuah tradisi arab bernama “Taharrush Gamea” yg cukup mengagetkan bagi bangsa Eropa dan belum pernah mereka kenal sebelumnya.

    Taharrush merupakan sebuah tradisi permainan kuno bangsa arab dimana seorang perempuan ditelanjangi dan diperkosa ramai-ramai (ala gangbang). Perempuan yg diperkosa tersebut dikerumuni banyak pria yg membentuk formasi lingkaran, sehingga tidak ada orang yang bisa menolong karena terhalang oleh kerumunan.
    Dengan metode formasi Taharrush ini, mustahil ada wanita yg tidak bisa diperkosa, dan mustahil ada wanita yg bisa diselamatkan dari pemerkosaan. Karena metode Taharrush ini sudah dikembangkan ribuan tahun efektifitasnya oleh bangsa arab kuno dan kini metode klasik tersebut mulai dibangkitkan lagi di Eropa oleh para imigran.

    Dalam budaya arab kuno, memperkosa wanita bukanlah suatu tindak kriminal tingkat tinggi, bahkan pemerkosaan malah dijadikan sebagai suatu jenis permainan bernama Taharrush ini.

    Di era arab modern sekalipun, hukuman bagi pemerkosa sangat sulit diterapkan, karena aturan di arab yg mensyaratkan 4 saksi. Jadi bila pemerkosaan dilakukan di ruangan kosong misalnya, mustahil bisa dituntut karena tidak adanya saksi. Begitupula dalam sebuah pemerkosaan berkelompok mustahil juga para pelakunya mau bersaksi melawan rekannya, yg pada akhirnya akan menyebabkan tuntutan pemerkosaan tetap gagal di jalur hukum.

    Aturan bangsa arab yg menguntungkan pemerkosa ini disebabkan karena dalam budaya arab terkandung faham “misogyny” yaitu faham yg menganggap perempuan derajatnya lebih rendah daripada pria, dan wanita bisa dianggap seperti budak yg pantas dihukum. Sehingga dalam faham misogyny, seorang pria sangat boleh & sangat berhak memperkosa wanita.

    Faham misogyny dalam budaya arab kuno yg dibawa para imigran ini ini tentu sangat mengagetkan bagi bangsa eropa yg menganut faham emansipasi wanita.

    Dalam budaya arab kuno, perempuan wajib hukumnya menggunakan busana tertutup. Sehingga perempuan berbusana minim yg banyak berkeliaran di Eropa dianggap sangat boleh & sangat pantas dihukum dengan cara diperkosa. Pemerkosaan secara perseorangan maupun berkelompok (Taharrush) dianggap sebagai “penghukuman” bagi wanita-wanita yg tidak mengenakan busana tertutup.

    Dalam video ini terdapat cuplikan video Taharrush yg terjadi di eropa dan juga wanita-wanita korban perkosaan ala Taharrush. Juga ada kesaksian dari reporter wanita cantik yg sempat jadi korban Taharrush

    Hasil Cek Fakta

    Taharrush itu adalah bahasa frase Arab yang baru populer untuk perbuatan oknum pemerkosaan massal.

    Kalau di negara bahasa Inggris, juga terjadi, dan disebut Gang-Rape. Di Indonesia, disebut perkosaan massal. Di Jerman namanya Gruppenvergewaltigung. Di Prancis namanya tournantes.

    Tidak ada dari sejarah Arab yang menyebutkan budaya perkosaan massal menjadi tradisi, baik sebelum atau sesudah peradaban Islam menyebar di daerah Arab.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [DISINFORMASI] Dihadang Warga Penjaringan, Ahok ‘Kabur’ Lewat Kebun

    Sumber: Aktual.com
    Tanggal publish: 27/07/2016

    Berita

    Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berhasil meloloskan diri dari hadangan ratusan warga Penjaringan Jakarta Utara, yang sudah menunggu kehadirannya sejak 15:00 WIB. Ahok berhasil menghindar dari hadangan warga dan menghindar melalui jalur kebun warga yang menunggu di Jalan Bandengan.

    Setelah berhasil menghindari warga, Ahok pun dapat hadir dan memberikan sambutan dalam acara peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Penjaringan Indah.

    “Nah kita harapkan bapak ibu manfaatkan RPTRA ini. Boleh enggak dibuat pernikahan? Jadi tempat ini boleh dipakai untuk kawinan,” ucap Ahok dalam sambutannya, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6).

    Biasanya, acara peresmian RPTRA di bulan puasa diikuti dengan buka puasa bersama. Namun kali ini Ahok langsung balik kiri usai meresmikan RPTRA.

    Sementara itu, ratusan warga pendemo masih bersiaga di lokasi menunggu Ahok selesai hadir dalam acara ini.

    Hasil Cek Fakta

    Jonru membagikan informasi “Dihadang Warga Penjaringan, Ahok ‘Kabur’ Lewat Kebun” menggunakan foto yang tidak sesuai. Foto yang digunakan adalah pada saat Ahok menyeberang di jembatan penyeberangan kearah Gedung BPK yang lokasinya bukan di Penjaringan.

    Salah satu media yang memuat sumber foto:



    Seharusnya jika memang bermaksud menggunakan foto untuk ilustrasi disebutkan bahwa foto tersebut adalah ilustrasi. URL sumber yang digunakan di media daring aktual.com.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAX] “Binatang Langka dan Sangat Berbahaya yang Dapat Membunuh Setelah 4 Jam”

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 14/12/2017

    Berita

    “Mohon izin untuk sekedar informasi :
    Ini adalah binatang yang langka dan sangat berbahaya, biasanya di daun Pohon Mangga.
    Orang yang terkena gigitan binatang itu secara langsung…,,, umumnya akan Wafat setelah 4 jam dari gigitan itu, akibat Dehidrasi Yang Sangat Dahsyat.
    Sangat berbahaya sekali..!!! Mohon sebarkan, terutama kpda saudara-saudari kita yang Dekat dgn Pohon Mangga…
    Terima kasih…”.

    Hasil Cek Fakta

    “Ulat ini memiliki buluh-buluh yang dapat membuat iritasi pada kulit seperti rasa gatal, panas, atau perih terutama bagi yang memiliki alergi terhadap buluh jika seseorang terkena buluhnya tetapi ulat ini TIDAK BERBAHAYA dan membuat seseorang meninggal dalam waktu 4 jam akibat dehidrasi yang sangat dahsyat. Ulat ini juga tidak mengigit.”

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAX] Tentara Myanmar Paksa Orang Etnis Rohingya Untuk Makan Saat Sedang Berpuasa di Bulan Ramadan

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 26/06/2016

    Hasil Cek Fakta

    Seminggu ini ramai kembali penyebaran berita bahwa etnis Rohingya di Myanmar kembali disiksa oleh kaum Buddhist, dan dipaksa untuk makan saat sedang berpuasa di bulan Ramadhan.

    Foto yang digunakan adalah benar di Myanmar / Burma, namun bukan penyiksaan / pemaksaan makan oleh kaum Buddhist. Mereka tahanan di penjara lokal yang kabarnya lebih kejam dari penjara Abu Ghraib di Iraq.

    Pelanggaran HAM di Myanmar masih terus terjadi atas minoritas Rakhine – Rohingya karena dianggap bukan penduduk asli melainkan imigran gelap dari Bangladesh.

    Menurut survivor dari penjara yg kebetulan Etnis Rohingya memberi kesaksian bahwa ada usaha converting paksa dari kepercayaan / agama Islam ke Buddha oleh tentara/penjaga di sana. Tapi sayang tidak ditemukan bukti otentik yang bisa kami angkat untuk dijadikan klaim.

    Bahkan menurut LA Times, ada camp konsentrasi khusus etnis Rohingya yang dikendalikan oleh kaum Buddha Militan. “About 100,000 Rohingyas have been forced into internment camps ridden with disease and malnutrition in the western state of Rakhine, deprived of outside assistance since the government expelled foreign aid groups in 2014.

    Dan ada di salah satu penyebar berita misinformasi tersebut yang menyebutkan bahwa dunia dan media barat hanya diam. Tentu tidak, seperti halnya reaksi dunia terhadap genosida NAZI pada kaum Yahudi, kejadian di Rohingya pun menggerakkan banyak media barat dan penggiat HAM, tapi tetap terbentur kebijakan yang berlaku di Myanmar itu sendiri, karena bagaimanapun Myanmar adalah negara berdaulat yang tidak bisa sembarangan dicampuri urusannya oleh negara lain.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini