• [HOAX] “Penganiayaan Ustadzah di Bekasi”

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 24/11/2017

    Berita

    “Ustd. Dra. Hi. Siti Marfuah dianiaya babak belur oleh beberapa orang tidak dikenal setelah menyampaikan ceramah dan membahas sejarah PKI. Kejadiannya tadi malam di wilayah Bekasi Selatan. Sungguh mengerikan.”.

    Hasil Cek Fakta

    Foto terlampir bukan foto Ustadzah Siti Marfuah, tapi seorang Make Up Artist dari Melaka, Asmawati Abdullah, dengan hasil karya make-upnya. Berita penganiayaan ustadzah di Bekasi juga tidak ditemukan di mesin pencarian. Terima kasih.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Kiprah

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 17/11/2016

    Hasil Cek Fakta

    “BAGI yang sudah bosan kebanjiran berita hoax, fitnah, dan provokasi (hasutan), silakan bergabung. Mari bersama kita berbagi berita yang benar di forum ini. Terima kasih.”
    Itu adalah ajakan kepada masyarakat Indonesia pengguna media sosial. Diawali dengan kepedulian akan maraknya berita fitnah, hasut, hoax, kepada para tokoh, institusi negara, aparat, organisasi, beberapa aktivis media sosial mendirikan grup dan Fanpage di Facebook sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan dan ketidakjujuran di media sosial.
    Akivitas tersebut pada umumnya murni dari panggilan hati, karena tidak tega melihat kawannya, saudaranya, termakan issue hoax yang mengakibatkan saling berdebat atau bahkan saling bertengkar, tidak hanya di dunia maya, namun ada yang sampai menyebabkan hubungan mereka terputus di dunia nyata.
    Penyebaran hoax di media sosial ini memang unik, karena ternyata level pendidikan seseorang tidak membuatnya kebal terhadap hoax. Ada yang pendidikan dosen alumni perguruan tinggi luar negeri ternama, meski dia sangat ahli dalam bidangnya, namun dia bisa termakan hoax dalam bidang lain.
    Ada yang merupakan tokoh agama, sangat alim, disegani oleh jama’ahnya, namun ada kalanya ia terjebak menyebarkan berita hoax. Apalagi masyarakat umum yang kadang belum paham kaidah untuk mengkonfirmasi kebenaran sebuah berita.
    Penyebaran hoax di media sosial Indonesia, mulai marak sejak media sosial populer digunakan oleh masyarakat Indonesia. Ini disebabkan sifat dari media sosial yang memungkinkan akun anonim untuk berkontribusi, juga setiap orang, tidak peduli latar belakangnya, punya kesempatan yang sama untuk menulis.
    Beberapa orang yang tidak bertanggungjawab, menggunakan celah ini untuk menggunakan media sosial dalam konteks negatif, yaitu menyebarkan fitnah, hasut dan hoax.
    Hal ini semakin parah ketika musim pemilu. Media sosial, di satu sisi digunakan untuk ajang kampanye positif, namun banyak yang menggunakannya untuk kampanye negatif. Bahwa kampanye negatif termasuk yang dibolehkan, tapi ada yang terjatuh dalam kampanye hitam, yaitu menggunakan fitnah dan hoax untuk menyerang lawan politiknya.
    Fenomena ini mulai tampak pada Pilgub DKI 2012, dan mencapai puncak tertinggi sementara, yaitu ketika Pilpres 2014. Netizen menyaksikan sendiri, betapa brutalnya penyebaran fitnah kepada tokoh-tokoh yang berlaga di ajang pemilihan. Bahkan merembet ke insitusi seperti KPU, MK, dan aparat keamanan.
    Tidak ingin penyebaran hoax menjadi sarana mudah untuk kerusakan bangsa, mulailah netizen secara sporadis melakukan perlawanan terhadap penyebaran hoax. Banyak netizen yang dengan panggilan hati, mulai mengcounter setiap hoax yang berseliweran. Dan perlawanan itu berkembang menjadi pembentukan grup atau Fanpage.
    Saat ini beberapa grup atau fanpage mendedikasikan untuk perlawanan terhadap fitnah, hasut dan hoax. Diantaranya adalah:
    1. Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax. (FAFHH).
    Group ini beralamat di https://www.facebook.com/groups/fafhh/. Group ini sifatnya crowdsourcing, member bisa membuat topik klarifikasi/bantahan terhadap hoax/fitnah/hasut yang beredar, atau member bisa mencari klarifikasi tentang sebuah berita yang diragukan, dan member lain yang akan mencarikan jawabannya.
    Admin hanya bertugas untuk mengatur supaya diskusi berjalan lancar, tidak ada yang saling serang ad hominem, dan ada kalanya admin turut berkontribusi mencarikan jawaban. Group ini berdiri sejak September 2015, dan saat ini ada sekitar 7800 member.
    2. Fanpage Indonesian Hoax Buster.
    Fanpage ini beralamat di https://www.facebook.com/IndoHoaxBuster. Fanpage ini dikelola oleh beberapa relawan media sosial yang berkala membuat postingan yang berisi artikel yang membantah fitnah dan hoax yang beredar di masyarakat. Saat ini ada sekitar 2700 orang yang menjadi follower FP ini.
    3. Fanpage Indonesian Hoaxes
    Fanpage ini beralamat di https://www.facebook.com/IndonesianHoaxes/?fref=ts. Fanpage ini juga dikelola oleh beberapa relawan media sosial yang berkala membuat postingan yang berisi artikel yang membantah fitnah dan hoax yang beredar di masyarakat. Saat ini ada sekitar 80.000 orang yang menjadi followernya.
    4. Group Sekoci
    Group ini beralamat di https://www.facebook.com/groups/icokes/ dengan Fanpage di https://www.facebook.com/sekoci.indo/?fref=ts. Group ini dikelola oleh beberapa relawan media sosial yang rutin berdiskusi membahas hoax dan membuat publikasi berkalan di Fanpage-nya. Saat ini ada sekitar 2200 orang follower di FP-nya dan 2800 member di grup diskusinya.
    Selain aktivitas di media sosial, beberapa relawan membuat perkumpulan, dengan tujuan khusus memberantas hoax di media sosial, sekaligus mengajak netizen Indonesia cerdas bermedia sosial dan turut berkontribusi terhadap pembangunan yang sedang marak dilakukan pemerintah.
    Salah satunya adalah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). Perkumpulan ini merupakan lembaga non-profit yang diharapkan bisa sinergi dengan pemerintah, ormas, tokoh masyarakat, sekolah, dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya cerdas bermedia sosial.
    Perlawanan terhadap hoax ini membutuhkan keseriusan, karena penyebaran hoax tidak bisa dianggap sepele. Beberapa negara mengalami kerusakan dan kehancuran, karena diperparah penyebaran hoax yang tidak terkendali seperti di Suriah dan negara konflik lainnya.
    Harapan dari komunitas Masyarakat Anti Hoax di Indonesia adalah:
    1. Masyarakat Indonesia, khususnya pengguna media sosial, lebih bijak dalam menerima berita, terlatih untuk melakukan cross-check, dan berhati-hati ketika menyebarluaskannya.
    2. Tokoh agama dan budaya, ikut aktif menyampaikan bahwa budaya fitnah, hasut, dan hoax, adalah bertentangan dengan ajaran agama serta budaya Indonesia.
    3. Aparat hukum, khususnya Kepolisian, turut aktif mensosialisasikan bahaya penyebaran hoax, serta konsekusensi hukumnya bagi pelaku penyebaran hoax. Jika dibutuhkan, proses hukum pelaku penyebaran hoax yang memiliki dampak luas, khususnya yang memiliki pengikut cukup banyak di Facebook ataupun Twitter.
    4. Kementrian Komunikasi dan Informatika, turut aktif menjelaskan kepada masyarakat tentang bagaimana seharusnya secara positif media sosial digunakan. Serta menjadi pintu gerbang lalu lintas Internet, termasuk jika harus menghentikan situs atau akun yang dianggap merusak kebersamaan.
    Semoga upaya komunitas anti hoax untuk memerangi hoax di media sosial Indonesia, mendapat kemudahan dari Allah SWT, dan mendapat dukungan dari institusi pemerintah, ormas, media dan masyarakat pada umumnya.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAX] “31 NOVEMBER GRATIS BENSIN SATU HARI FULL DI SPBU PERTAMINA”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 24/11/2017

    Berita

    “Sebagai ungkapan rasa terimakasih kami
    GRATIS ISI FULL TANGKI ANDA!
    HANYA BERLAKU TANGGAL 31 NOPEMBER 2017
    BERLAKU DI SELURUH SPBU PERTAMINA”.

    Bensin gratis

    Hasil Cek Fakta

    Hoax lama yang kembali terulang, itulah yang memang tergambar tentang beredarnya pesan berantai dengan keterangan adanya bensin gratis dari SPBU pertamina kali ini. Pertamina lagi-lagi diisukan siap menggratiskan bensin pada tanggal 31 november kepada seluruh lapisan masyarakat. Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika hoax seperti ini sudah pernah terjadi pada awal tahun 2017. Menanggapi isu yang ada, Pt pertamina langsung memberikan klarifikasi melalui akun instagram resmi mereka dengan mengatakan jika poster tersebut adalah HOAX.
    Namun si pembuat hoax nampaknya pantang menyerah, ia kembali menaikkan berita palsu tersebut dengan mengganti tanggal dan bulan. Melansir dari jawapos.com, mereka yang telah melakukan konfirmasi melalui Manager External Communication Pertamina, Arya Dwi Paramita langsung membantah isu konten dalam poster digital tersebut.
    Jika di analisa lebih jauh, kecil kemungkinan PT Pertamina akan menggratiskan bensin satu hari penuh. Mengingat banyaknya pengguna kendaraan yang ada di seluruh penjuru negeri, rasanya mustahil mereka akan menggratiskan bensin secara cuma-cuma. Terlebih lagi harga minyak saat ini berada dalam harga yang tinggi yakni 62 us dollar per barel. Dengan harga yang tinggi dan jumlah kendaraan yang luar biasa banyak, jauh dari kata mungkin pertamina akan menggratiskan bensin satu hari penuh.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] “Film ‘Naura & Genk Juara’ Lecehkan Islam”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 24/11/2017

    Berita

    “Astaghfirullohal ‘adziim…melihat cuplikan film ini terus terang saya sangat prihatin, kalimat thoyibah diidentikkan dg penjahat. Semoga instansi terkait segera menghentikan pemutaran film ini di mana pun, dan mengambil tindakan thd semua crew yg terlibat dlm pembuatan film tsb. Lagi-lagi hal spt ini terjadi di rezim skrg. Sebenarnya ada apa sih dg negeri ini saat ini ?”.

    Hasil Cek Fakta

    Film bertema anak-anak ‘Naura & Genk Juara’ menjadi sorotan publik setelah penayangan perdana film tersebut di bioskop-bioskop Indonesia, 16/10/17. Film drama musikal anak tersebut menampilkan penyanyi Adyla Rafa Naura Ayu, anak penyanyi Riafinola Ifani Sari alias Nola ‘Be3’, sebagai tokoh utama bernama Naura. ‘Naura & Genk Juara’ berkisah mengenai pertemanan Naura, Okky, dan Bimo. Mereka mewakili sekolah dalam mengikuti kompetisi sains yang berlokasi di Situ Gunung. Di sana, ketiganya bertemu dengan Kipli, seorang ranger cilik yang memiliki misi untuk menggagalkan Trio Licik, sindikat perdagangan hewan liar.
    Namun, Film ‘Naura & Genk Juara’ dinilai oleh seorang warganet telah melecehkan Islam.
    Melalui postingan yang dimuat di akun facebooknya, warganet menjelaskan secara gamblang dimana letak pelecehan terhadap Islamnya.
    “Para penjahat digambarkan orang yang berjenggot, brewokan selalu mengucapkan istighfar dan mengucapkan kalimat2 Alloh lainnya…lebih ekstrim lagi saat si penjahat yang di serang anak2 lalu si penjahat lantang mengucapkan kalimat Takbir berkali-kali dan kalimat2 Alloh lainnya….” terang warganet tersebut di postingannya.
    Sejak postingan warganet tersebut beredar luas di sosial media. Masyarakat pun ramai-ramai berkomentar terhadap postingan itu, ada yang pro, dan banyak pula yang kontra.
    Viralnya postingan itu, membuat sutradara film ‘Naura & Genk Juara’ pun angkat bicara menanggapi tudingan bahwa film ‘Naura & Genk Juara’ telah melecehkan Islam.
    Dikutip dari kumparan.com, “Aku cuma sutradara. kalau lihat di wall saya, saya pernah nulis, saya sedang sibuk berkarya. urusan politik dan agama itu urusan kalian saja. Saya orang yang concern sama anak-anak, makanya saya enggak mau menyakiti hati anak-anak apalagi dengan memasukkan unsur agama dan politik ke dalam film anak-anak. Itu pure film anak-anak,” ujar Eugene, Selasa (21/11).
    Namun Eugene juga tak bisa mengontrol penilaian orang lain atas karyanya.
    “Terserah mereka memandangnya apa, tapi film ini flm baik, film sehat dan mengajarkan tentang hubungan vertikal dan horizontal. Bagaimana kamu menghormati ciptaan Tuhan, mencintai Tuhan, menghormati orang tua dll. Tapi kemudian film itu dilempar ke ranah sensitif, susah juga mendebatnya.”
    “Kenapa penjahat harus orang Islam? Ya, saya enggak tahu,” lanjut sutradara berusia 44 tahun itu.
    Eugene kemudian meminta pubik untuk mengecek latar belakang orang yang menyebarkan kehebohan.
    “Coba deh cek orang itu yang menyebar hoax itu, rekam jejaknya kayak apa, profilnya kayak apa… Dari 100 penonton anak dan orang tua apakah ada yang terganggu? Enggak, mereka mengucapkan terima kasih karena sudah ada film anak-anak setelah sekian lama ya. ini film yang mendidik. Dan ketika film ini dinodai sama orang-orang kayak gitu… come on!,” tegasnya.
    Dikutip dari tempo.co, Eugene Panji juga memberikan komentar terkait postingan warganet terhadap film buatannya.
    “Sebetulnya saya enggak tertarik komentari ranah politik dan agama. Saya mau komentari dari sisi seninya saja, kerja seninya,” tutur Eugene saat dihubungi Tempo, Rabu 22 November 2017.
    Komentar pun berkembang dengan menanggapi pandangan politik yang diduga sebagai pembela Basuki Tjahaja Purnama, lantaran menurutnya si pembuat film yang ia sebutkan sempat mengungkapkan kekecewaan atas penahanan Ahok beberapa waktu lalu.
    “Saya dituding pro-Ahok dan tidak sensitif terhadap Islam, meski saya mendukung Ahok saya tidak menulis soal itu di media sosial. bagi saya pandangan politik dan agama itu konsumsi personal, bukan publik,” tutur Eugene.
    Eugene melanjutkan dalam filmnya ini ada banyak pesan yang bisa diekpslorasi oleh anak-anak terutama soal hubungan terhadap tuhan dan juga sekitarnya. “Bagaimana menjalin hubungan terhadap Tuhan, menghargai ciptaan Tuhan, juga menjalin hubungan terahdap teman dan orang tua yang semuanya disampaikan lewat nyanyian,” kata Eugene.
    Tentunya Eugene menyayangkan saat ada pihak yang memperkeruh kondisi ini dengan upaya memboikot film tersebut. “Jika memang ada yang ingin disampaikan kami membuka ruang untuk diskusi kok,” kata ayah dua anak tersebut.
    Semalam Lembaga Sensor Film pun telah mengeluarkan pernyataan terkait film ‘Naura & Genk Juara’ ini. LSF menyampaikan spekulasi tujuan pembuatan film dikaitkan dengan penistaan agama dianggap terlalu jauh. “Ketika akhirnya si penjahat terkepung, salah satunya memang membaca istighfar. Tetapi sekali lagi, bagi LSF, itu tidak berarti menggambarkan pelecehan dan penistaan terhadap Islam.”

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini