[BERITA] “Ketum MUI: Jangan Gunakan Nama “Muslim” untuk Sebar Hoax”
Sumber: Media DaringTanggal publish: 28/02/2018
Berita
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin mendukung penuh langkah kepolisian untuk mengungkap tuntas sindikat Muslim Cyber Army (MCA) yang menyebarkan hoax dan isu provokatif di media sosial. “Siapa saja yang menyebarkan hoax itu, darimana saja, ya harus diproses. Itu menimbulkan kegaduhan, bisa terjadi konflik. Oleh karena itu, pihak kepolisian tidak usah ragu, dimana saja harus diproses,” kata Ma’ruf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/2/2018). Ma’ruf menyesalkan para penyebar hoax isu provokatif ini menggunakan nama ‘Muslim Cyber Army’ dalam menjalankan aksinya. Padahal, tindakan dan aksi mereka jauh dari nilai-nilai Islam yang damai dan rahmatan lil alamin.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
[BENAR] “Tolak Gugatan, Hakim Tegaskan Nonpribumi Tak Boleh Punya Tanah di Yogya”
Sumber: Media DaringTanggal publish: 28/02/2018
Berita
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta menolak gugatan atas Surat Instruksi Wakil Gubernur DIY Nomor 898/I/A/1975 tentang Larangan Kepemilikan Hak atas Tanah bagi Warga Nonpribumi di DIY. Menurut pendapat majelis hakim, berdasarkan fakta yang diperoleh di persidangan, kebijakan tidak bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik karena bertujuan melindungi kepentingan umum, yakni masyarakat ekonomi lemah. Hal ini terkait pula dengan Keistimewaan DIY yang secara tegas memberikan kewenangan istimewa di bidang pertanahan serta menjaga kebudayaan khususnya keberadaan Kasultanan Ngayogyakarta dan juga menjaga keseimbangan pembangunan dalam rangka pengembangan perencanaan pembangunan di masa yang akan datang.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
(DISINFORMASI): Pengobatan Jantung Koroner dengan Terapi Kelasi (Chelation) Bisa Gantikan Angioplasty
Sumber:Tanggal publish: 02/02/2017
Berita
Sejak beberapa hari ini beredar pemberitahuan melalui BBM (Black Berry Messenger) tentang metoda pengobatan penyakit jantung koroner dengan menggunakan infus cairan tertentu (khelasi) yang dikatakan mampu mengikis plaque (deposit kolesterol) di dinding pembuluh koroner.
Berita tersebut juga mengesankan bahwa pemberian cairan infus (khelasi) dapat menggantikan metoda angioplasti koroner (pemasangan stent) maupun pengobatan operasi bedah pintas koroner (By-pass).
Akibat pemberitaan tersebut, beberapa masyarakat awam maupun dokter umum dan dokter spesialis meminta penjelasan ke kantor Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), maupun secara langsung kepada anggota PERKI di berbagai daerah.
Berita tersebut juga mengesankan bahwa pemberian cairan infus (khelasi) dapat menggantikan metoda angioplasti koroner (pemasangan stent) maupun pengobatan operasi bedah pintas koroner (By-pass).
Akibat pemberitaan tersebut, beberapa masyarakat awam maupun dokter umum dan dokter spesialis meminta penjelasan ke kantor Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), maupun secara langsung kepada anggota PERKI di berbagai daerah.
Hasil Cek Fakta
Demi melindungi masyarakat terhadap penanganan penyakit kardiovaskular di luar tatalaksana standar medis, maka menjadi tanggung jawab PERKI untuk memberikan klarifikasi sebagai berikut :
Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan akibat proses atherosclerosis menahun, yaitu terjadinya proses deposit lemak, kolesterol LDL dan berbagai substansi lain dalam lapisan dinding pembuluh koroner. Proses ini terjadi secara menahun dan berpotensi menimbulkan penyempitan pembuluh koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah yang memberi nutrisi darah pada otot jantung.
Penanganan terhadap Penyakit Jantung Koroner meliputi pemberian terapi farmakologis secara optimal, dan pada kondisi penyakit tertentu memerlukan tindakan revaskularisasi (memulihkan gangguan aliran darah) baik secara non bedah (angioplasti koroner) maupun bedah (Bypass).
Tidak ada satupun referensi terpercaya, yang memberi bukti bahwa ada obat/khelasi yang mampu membuat plak larut sehingga tidak memerlukan lagi tindakan revaskularisasi (angioplasty atau by pass) (terlampir penelitian tahun 2013).
Untuk menentukan strategi pengobatan terbaik, telah dibuat Standar Pelayanan Medis berdasarkan bukti bukti klinis yang diperoleh dari berbagai penelitian di berbagai belahan dunia.
Hingga saat ini, untuk kasus penyakit jantung koroner dengan bukti klinis adanya keluhan disertai iskemia luas atau tanpa disertai penyakit penyerta masih menempatkan penggunaan obat-obat standard preventif dan metoda angioplasti koroner dengan Stent maupun tindakan operasi bypass sesuai rekomendasi kelas I : Artinya para ahli sepakat bahwa kedua metoda pengobatan ini masih yang terbaik. Sedangkan strategi dengan menggunakan sel punca (stem cell) masih dalam tahap riset dan diharapkan menjadi terapi pilihan dimasa depan.
Sebagai wadah dokter spesialis Kardiovaskular di Indonesia, PERKI memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi masyarakat dari pengobatan yang tidak memenuhi standar medis. Oleh karenanya PERKI membuka diri untuk menerima pertanyaan dari masyarakat luas berkenaan dengan pemilihan pengobatan yang terbaik di bidang kardiovaskular, dengan melalui EMAIL: secretariat@inaheart.org
Semoga klarifikasi ini dapat memberi wawasan positif dan melindungi masyarakat dari metoda pengobatan yang tidak berbasis bukti.
Jakarta, 14 April 2014
Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
Sila di buka dan download gratis buku2 panduan Praktek kedokteran di bidang Kardiovaskular yang sudah di terbitkan oleh Pengurus Pusat PERKI, free Access:
Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan akibat proses atherosclerosis menahun, yaitu terjadinya proses deposit lemak, kolesterol LDL dan berbagai substansi lain dalam lapisan dinding pembuluh koroner. Proses ini terjadi secara menahun dan berpotensi menimbulkan penyempitan pembuluh koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah yang memberi nutrisi darah pada otot jantung.
Penanganan terhadap Penyakit Jantung Koroner meliputi pemberian terapi farmakologis secara optimal, dan pada kondisi penyakit tertentu memerlukan tindakan revaskularisasi (memulihkan gangguan aliran darah) baik secara non bedah (angioplasti koroner) maupun bedah (Bypass).
Tidak ada satupun referensi terpercaya, yang memberi bukti bahwa ada obat/khelasi yang mampu membuat plak larut sehingga tidak memerlukan lagi tindakan revaskularisasi (angioplasty atau by pass) (terlampir penelitian tahun 2013).
Untuk menentukan strategi pengobatan terbaik, telah dibuat Standar Pelayanan Medis berdasarkan bukti bukti klinis yang diperoleh dari berbagai penelitian di berbagai belahan dunia.
Hingga saat ini, untuk kasus penyakit jantung koroner dengan bukti klinis adanya keluhan disertai iskemia luas atau tanpa disertai penyakit penyerta masih menempatkan penggunaan obat-obat standard preventif dan metoda angioplasti koroner dengan Stent maupun tindakan operasi bypass sesuai rekomendasi kelas I : Artinya para ahli sepakat bahwa kedua metoda pengobatan ini masih yang terbaik. Sedangkan strategi dengan menggunakan sel punca (stem cell) masih dalam tahap riset dan diharapkan menjadi terapi pilihan dimasa depan.
Sebagai wadah dokter spesialis Kardiovaskular di Indonesia, PERKI memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi masyarakat dari pengobatan yang tidak memenuhi standar medis. Oleh karenanya PERKI membuka diri untuk menerima pertanyaan dari masyarakat luas berkenaan dengan pemilihan pengobatan yang terbaik di bidang kardiovaskular, dengan melalui EMAIL: secretariat@inaheart.org
Semoga klarifikasi ini dapat memberi wawasan positif dan melindungi masyarakat dari metoda pengobatan yang tidak berbasis bukti.
Jakarta, 14 April 2014
Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
Sila di buka dan download gratis buku2 panduan Praktek kedokteran di bidang Kardiovaskular yang sudah di terbitkan oleh Pengurus Pusat PERKI, free Access:
Rujukan
[BERITA] “Parlemen Singapura Belajar Antihoaks kepada Indonesia”
Sumber: Media DaringTanggal publish: 19/03/2018
Berita
Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia meminta masukan kepada Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), bagaimana cara menghentikan penyebaran hoaks atau berita bohong. Singapura mulai resah dengan penyebaran hoaks.
“Kami diminta membuat tulisan pendek yang menjelaskan faktor penyebab hoaks mudah menyebar, baik itu karena rendahnya literasi masyarakat maupun karena polarisasi yang menyebabkan kecurigaan dan kebencian,” kata Ketua Mafindo, Septiaji Nugroho, dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Februari 2018.
Sebagai organisasi berbasis relawan, Mafindo bergerak aktif meningkatkan partisipasi masyarakat agar ikut langsung melawan hoaks dengan melakukan upaya factchecking, edukasi literasi, dan mendorong gerakan silaturahmi. Termasuk bersinergi dengan komunitas literasi digital dalam gerakan Siberkreasi. Mafindo berharap semua pihak mendukung terbangunnya jejaring cek fakta antarnegara sehingga upaya memberantas hoaks bisa bersinergi. “Terlebih banyak hoaks yang menular dari satu negara ke negara lainnya,” katanya.
“Kami diminta membuat tulisan pendek yang menjelaskan faktor penyebab hoaks mudah menyebar, baik itu karena rendahnya literasi masyarakat maupun karena polarisasi yang menyebabkan kecurigaan dan kebencian,” kata Ketua Mafindo, Septiaji Nugroho, dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Februari 2018.
Sebagai organisasi berbasis relawan, Mafindo bergerak aktif meningkatkan partisipasi masyarakat agar ikut langsung melawan hoaks dengan melakukan upaya factchecking, edukasi literasi, dan mendorong gerakan silaturahmi. Termasuk bersinergi dengan komunitas literasi digital dalam gerakan Siberkreasi. Mafindo berharap semua pihak mendukung terbangunnya jejaring cek fakta antarnegara sehingga upaya memberantas hoaks bisa bersinergi. “Terlebih banyak hoaks yang menular dari satu negara ke negara lainnya,” katanya.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
Halaman: 6216/6706