• CEK FAKTA: Hoaks Video Gibran Kumandangkan Takbir ke Bayi yang Baru Lahir

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/09/2024

    Berita

    CEK FAKTA: Hoaks Video Gibran Kumandangkan Takbir ke Bayi yang Baru Lahir

    Jangan mudah percaya dan periksa setiap informasi yang didapat, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya

    Beredar video di Facebook yang menampilkan wajah Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka sedang melantunkan takbir pada seorang bayi.

    Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.

    Video tersebut bernarasi "si Samsul mengadzani bayi nya yg baru lahir malah takbiran..... Untung tidak dibawa keliling kampung...."

    Lantas, benarkah pria di dalam video 20 detik tersebut adalah Gibran? Berikut penelusurannya.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran dengan mengunggah tangkapan layar seorang pria yang diklaim sebagai Gibran Rakabuming Raka sedang mengumandangkan takbir ke bayi ke situs Yandex.

    Hasil penelusuran mengarah ke akun TikTok @Papi Zayn. Video tersebut bukanlah Gibran, melainkan Vicky Jackson sedang menggendong bayinya yang baru lahir pada Februari 2022. Wajah Vicky kemudian diubah dengan wajah Gibran.

    Saat itu, Vicky Jackson mengumandangkan takbir di telinga anaknya, namun sang istri menyela agar yang dikumandangkan adzan bukan takbiran.

    Kesimpulan

    Video sedang mengumandangkan takbir ke bayi adalah hoaks. Faktanya, video tersebut sudah diedit dari video aslinya. Video aslinya, pria tersebut adalah Vicky Jackson yang mukanya diedit seperti Gibran.

    Jangan mudah percaya dan periksa setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    Referensi:

    https://www.facebook.com/100087738656480/posts/403228852399391/

    https://www.tiktok.com/@vickyjackson200/video/7118362120667991323?_r

    Reporter Magang: Maria Hermina Kristin

    Rujukan

    • Merdeka.com
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Hoaks Video Mahasiswa Menyerang Anggota Polres Bogor

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/04/2025

    Berita

    tirto.id - Pada pekan keempat Maret lalu, sebuah video yang diklaim sebagai dokumentasi mahasiswa menyerang polisi tersebar di media sosial. Akun “Bripda Muhammad Yoga Saputra” (arsip) membagikan video tersebut di akun Facebook-nya, Rabu (26/3/2025).

    Dalam durasi singkat, sekitar 30 detik, klip ini memperlihatkan kondisi keributan di dalam kantor polisi. Ada seorang pria berseragam cokelat yang berteriak dan terlihat dorong-mendorong dengan pria berseragam lainnya. Beberapa pria lain, terlihat sedang melerai dan memediasi, sementara ada juga yang tampak mengambil video kericuhan.

    “Kejadian baru saja seorang mahasiswa melakukan penyerangan terhadap anggota Polres bogor,” tulis keterangan penyerta unggahan.

    Sampai dengan Rabu (9/4/2025), unggahan ini sudah dibagikan ulang ke dua orang, mendapatkan 89 tanda suka, serta 134 komentar. Dari ratusan komentar tersebut, warganet terlihat tidak memercayai narasi yang beredar.

    Terdapat juga komentar yang mengimbau untuk tidak mempercayai informasi yang disebarkan akun pengunggah. Akun tersebut disebut telah mencuri foto orang lain dan mengaku sebagai anggota polisi. Sisanya yakni warganet yang mengolok-olok akun pengunggah.

    Lantas, bagaimana kebenarannya?

    Hasil Cek Fakta

    Setelah menonton video secara utuh, Tim Riset Tirto mencoba mengambil tangkapan layar salah satu kejadian dalam video. Potongan gambar tersebut menjadi bahan untuk melakukan pencarian gambar terbalik menggunakan Google Lens. Hasil pencarian mengarahkan kami ke artikel dari portal berita resmi Polri, Tribrata News berikut. Artikel tersebut menjelaskan kalau narasi dalam video tidak benar.

    Klip tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok resmi @humas_polres_malinau pada 23 Mei 2023. Dalam video aslinya yang berdurasi lebih panjang, keributan yang terlihat hanyalah bagian dari sebuah sandiwara atau 'prank'. Para anggota polisi dalam video bersandiwara untuk merayakan ulang tahun Wakil Kepala Polres (Wakapolres) Malinau.

    “Prank Pak Waka Polres Malinau yang ultah," tulis akun TikTok Humas Polres Malinau.

    Dalam video asli di Tiktok, yang berdurasi sekitar satu menit, terlihat para personel polisi menyalami dan memberikan kue ulang tahun kepada Wakapolres, pada setengah akhir bagian video. Hal itu menegaskan suasana tegang yang terekam hanyalah rekayasa yang disengaja untuk kejutan ulang tahun.

    Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa cuplikan yang berseliweran telah dipotong dan dibubuhi konteks yang tidak sesuai.

    Klarifikasi terkait unggahan ini juga dimuat di akun Instagram “humaspoldajabar”, Minggu (6/4/2025).

    Saat Tirto melakukan penelusuran lanjutan lewat mesin pencarian Google, kami juga menemukan narasi video penyerangan anggota polres Bogor oleh mahasiswa ini sudah dinyatakan tidak tepat oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    “Faktanya, video tersebut adalah prank untuk merayakan ulang tahun Wakil Kapolres Polres Malinau, dan bukan kejadian penyerangan di Polres Bogor. Video tersebut diambil dari akun TikTok Human Polres Malinau dan telah dipelintir dengan narasi yang salah,” tulis Komdigi dalam penjelasannya.

    Sebelumnya Tirto juga sempat menemukan sejumlah misinformasi beredar di media sosial yang menyinggung polisi.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, video dengan klaim penyerangan mahasiswa terhadap anggota polres Bogor bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Portal berita resmi Polri, Tribrata News, sudah menyatakan narasi ini tidak benar. Klarifikasi terkait klip ini juga dimuat di akun Instagram “humaspoldajabar”.

    Klip yang beredar sebenarnya pertama kali diunggah oleh akun TikTok @humas_polres_malinau pada 23 Mei 2023. Dalam video aslinya yang berdurasi lebih panjang, keributan yang terlihat hanyalah bagian dari sebuah sandiwara atau 'prank' yang dibuat untuk merayakan ulang tahun Wakil Kepala Polres (Wakapolres) Malinau.

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cleveland Clinic Tak Sebut Penerima Vaksin COVID akan Meninggal

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/04/2025

    Berita

    tirto.id - Pemberian vaksin COVID-19 masih terus diwarnai kekhawatiran terhadap efek samping jangka panjangnya. Ketakutan ini akhirnya berujung pada bertebarannya narasi-narasi miring terkait vaksin tersebut di jagat maya.

    Baru-baru ini misalnya, sebuah akun X dengan nama @toobaffled (arsip) menyebarkan klaim bahwa jutaan orang yang divaksin COVID-19 akan meninggal dalam 5 tahun. Narasi itu disebut berasal dari Cleveland Clinic, pusat medis akademis nirlaba yang memadukan perawatan klinis dan rumah sakit dengan penelitian dan pendidikan.

    Akun pengunggah turut melampirkan artikel dari media bernama Slay News,yang berbahasa Inggris, berjudul “Cleveland Clinic: Millions of Covid-Vaxxed Will Die Within ‘5 Years’’. Dalam artikel yang disertakan, Cleveland Clinic dikatakan telah mengeluarkan peringatan yang mengerikan bahwa jutaan orang yang menerima “vaksin mRNA Covid” akan menghadapi kematian mendadak dalam “lima tahun” mendatang.

    Namun, menurut artikel, lembaga itu belum mengeluarkan peringatan kepada publik tentang gelombang kematian yang mengancam penerima vaksin COVID.

    “Sebaliknya, Cleveland Clinic diam-diam mengeluarkan berita mengejutkan dalam pembaruan terkini di situs webnya. Menurut Cleveland Clinic, kematian massal diperkirakan akan melonjak karena bom waktu miokarditis di antara orang yang divaksinasi Covid,” begitu bunyi artikelnya.

    Cuitan X yang berisi artikel Slay News ini telah disimpan oleh lebih dari seribu orang, per Senin (24/3/2025) hingga Rabu (9/4/2025). Jumlah impresinya pun ramai, di antaranya berupa 3.800 likes, 1.800 retweet, dan 304 replies.

    Beberapa akun media sosial lain pun terlihat membagikan narasi serupa, seperti akun X ini dan akun Instagram ini.

    Lantas, benarkah klaim yang berseliweran?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mula-mula mengunjungi situs resmi https://my.clevelandclinic.org/ untuk memverifikasi klaim. Saat memasukkan kata kunci “Covid-vaxxed will die within 5 years” di kolom pencarian situs tersebut, kami tak menemukan artikel maupun rilis yang mengonfirmasi narasi ini.

    Tirto lalu melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “Cleveland Clinic say millions of people with COVID-19 vaccines will die within 5 years”. Hasilnya sama, kami pun tak menemukan adanya laporan resmi yang membenarkan klaim tersebut.

    Narasi ini justru telah dinyatakan tidak benar oleh beberapa lembaga pemeriksa fakta, seperti PolitiFact dan LogicallyFacts. Pihak Cleveland Clinic bahkan sudah mengonfirmasi bahwa klaim yang berlalu-lalang salah.

    "Klaim terbaru yang menyatakan bahwa vaksin COVID-19 akan menyebabkan miokarditis dan kematian massal adalah salah dan tidak memiliki dasar ilmiah apa pun. Penelitian telah menunjukkan bahwa tertular virus COVID-19 merupakan faktor risiko yang lebih besar untuk komplikasi terkait jantung, termasuk miokarditis, daripada vaksin," kata juru bicara Cleveland Clinic, seperti dikutip Logically Facts.

    Situs Cleveland Clinic memuat informasi tentang miokarditis, termasuk gejala, penyebab, dan komplikasi seriusnya. Namun, Tirto tidak menemukan informasi tentang kematian massal di halaman lembaga tersebut tentang miokarditis.

    Miokarditis sendiri merupakan peradangan pada otot jantung. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh virus, infeksi bakteri, atau penyakit autoimun.

    Meski miokarditis masuk dalam kemungkinan komplikasi yang ditimbulkan vaksin mRNA COVID (menggunakan instruksi untuk bagian dari virus untuk melatih sistem kekebalan tubuh, seperti Moderna dan Pfizer-Biontech), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Badan Obat-obatan Eropa (EMA), penyakit ini merupakan efek samping langka dari vaksin COVID-19.

    Situs British Heart Foundation juga menyatakan bahwa meskipun miokarditis dapat melemahkan otot jantung dan menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan palpitasi, dengan pengobatan, kebanyakan orang akan pulih dengan baik.

    Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa narasi yang beredar tidak memiliki dasar yang jelas. Lagi pula, Media Bias Fact Check mengidentifikasi situs Slay News sebagai situs yang memiliki kredibilitas rendah dan bias ekstrem sayap kanan. Situs Slay News disebut seringkali menyebarkan propaganda, konspirasi, pseudosains, dan konten-konten palsu.

    Tirto sebelumnya juga pernah memeriksa klaim salah soal WHO mengakui Mpox sebagai efek samping vaksin COVID-19, yang juga mengutip artikel Slay News.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa narasi Cleveland Clinic saol jutaan penerima vaksin COVID-19 akan meninggal dalam waktu 5 tahun bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Hasil penelusuran di situs resmi https://my.clevelandclinic.org/ tak menemukan adanya artikel maupun rilis yang mengonfirmasi. Narasi ini justru telah dinyatakan tidak benar oleh beberapa lembaga pemeriksa fakta.

    Pihak Cleveland Clinic bahkan sudah mengonfirmasi bahwa klaim yang berlalu-lalang salah. Situs Slay News disebut seringkali menyebarkan propaganda, konspirasi, pseudosains, dan konten-konten palsu.

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek fakta, pemerintah akan kembalikan dana haji yang terpakai untuk IKN

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/04/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di X menampilkan tangkapan layar berita dari CNN Indonesia yang menarasikan Menteri Koperasi Indonesia Budi Arie Setiadi akan mengembalikan dana haji yang tidak sengaja terpakai untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Dana tersebut akan dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR). Dana haji yang terpakai pemerintah untuk IKN disebutkan dalam judul artikel tersebut mencapai Rp700 triliun.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Benarkah Dana Haji yg dipakai pemerintah tidak sengaja untuk IKN mencapai 700 Triliun.”

    Namun, benarkah pemerintah akan kembalikan dana haji yang terpakai untuk IKN sebesar Rp700 triliun?



    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, tidak ditemukan judul artikel seperti di tangkapan layar unggahan tersebut. Jika ditelusuri berdasarkan waktu, tanggal, dan gambar ditemukan serupa dalam artikel CNN Indonesia yang berjudul “210 Ribu Orang Bakal Dilatih Kelola Koperasi Desa Merah Putih”.

    Dalam artikel tersebut, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mulanya menegaskan sebanyak 210.000 orang bakal mendapatkan pelatihan dalam pengelolaan Koperasi Desa Merah Putih sebagai bagian dari upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

    Program Koperasi Desa Merah Putih tersebut dirancang untuk mengatasi tantangan ekonomi pedesaan, termasuk praktik tengkulak dan rentenir yang merugikan masyarakat.

    Dengan demikian, tangkapan layar artikel dalam unggahan tersebut merupakan hasil suntingan.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

    • ANTARA News
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini