• Cek Fakta: Hoaks Tautan Pendaftaran Undian Berhadiah Bank Nagari

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/02/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan tautan pendaftaran undian berhadiah Bank Nagari. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 22 Februari 2025.
    Berikut isi postingannya:
    "Kepada. Seluruh Nasabah BANK NAGARI Yang Sudah Menggunakan NAGARI MOBILE / Ollin By Nagari Jangan Lewatkan Kesempatan Ini Untuk Mendapatkan Hadiah Dari BANK NAGARI, Festival Yang Di adakan Hanya 1 TAHUN Sekali. Menangkan Hadiah Utamanya Grand Prize & Masih banyak lagi Hadiah Menarik lainnya Silakan klik Daftar di bawah.
    𝗚𝗿𝗮𝗻𝗱 𝗣𝗿𝗶𝘇𝗲 :
    • 2 Unit rumah mewah
    𝗛𝗮𝗱𝗶𝗮𝗵 𝗟𝗮𝗶𝗻𝗻𝘆𝗮 :
    • 20 Unit BMW 520i M Sport
    • 20 Unit Mobil Hyundai Careta
    • 10 Unit Mobil Toyota Fortuner
    • 15 Unit Televisi Polytron
    • 25 Unit Motor NMAX
    • 50 iPhone 15Pro Max
    • 1000 Gram emas logam mulia
    • 25 Paket Umroh Gratis
    • 10 Tiket wisata Ke Jepang • DLL
    Pendaftaran sudah di gratiskan bank Nagari silahkan cetak mu sekarang"
    Postingan itu juga disertai tautan yang mengarah pada website tertentu. Lalu benarkah postingan tautan pendaftaran undian berhadiah Bank Nagari?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun resmi Bank Nagari di Instagram, @banknagari.co.id yang sudah bercentang biru atau terverifikasi.
    Di sana terdapat bantahan terkait postingan yang beredar di media sosial. Bank Nagari menjelaskan bahwa pengumuman undian tabungan berhadiah telah dilakukan bulan Januari lalu.
    "Waspada penipuan mengatasnamakan undian tabungan berhadiah Bank Nagari.
    Adanya link yang menampilkan menu untuk pendaftaran mengikuti undian tabungan. Bank Nagari tidak pernah meminta nama lengkap, nomor telepon, nomor rekening dan saldo akhir.
    Bahwasanya undian tabungan berhadiah Bank Nagari sudah diselenggarakan pada Kamis 23 Januari 2025. Daftar pemenang undian sudah diumumkan melalui Instagram dan website resmi Bank Indonesia," bunyi pernyataan Bank Nagari pada 6 Februari 2025.
    Mereka juga meminta masyarakat mewaspadai penipuan mencatut nama bank tersebut.
    "Hati-hati dengan link mencurigakan yang beredar di Facebook. Pastikan Dun sanak selalu memverifikasi sumber informasi sebelum mengklik untuk melindungi diri dari potensi penipuan.
    Agar tetap aman, hindari mengklik link yang mencurigakan. Penipuan online bisa terjadi kapan saja, jadi pastikan Dunsanak selalu berhati-hati.
    Untuk layanan informasi dan pengaduan nasabah dapat menghubungi Nagari Call 150234. Terimakasih."
    Selain itu kami juga mencoba tautan yang disertakan dalam postingan. Tautan itu mengarah pada website yang bukan milik Bank Nagari.
    Website itu justru meminta kita memasukkan data pribadi dan ini merupakan indikasi penipuan.

    Kesimpulan


    Postingan tautan pendaftaran undian berhadiah Bank Nagari adalah hoaks.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru: Video Guru SMP di Grobogan yang Berciuman dengan Siswanya

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/02/2025

    Berita

    Sebuah video yang diklaim sebagai wajah guru SMP perempuan di Grobogan, Jawa Tengah, yang diduga melakukan kekerasan seksual pada muridnya, beredar di Facebook [arsip].  

    Pada bagian awal video, guru dan siswa itu berjoget di depan kamera. Kemudian, keduanya berciuman. Berikut bunyi narasinya: “Guru agama dan murid selama dua tahun melakukan hubungan yang tak pantas. Bu Siti guru agama dan muridnya di Grobogan sungguh tidak pantas. Seperti ini dilakukan guru agama dan muridnya.”



    Namun, benarkah video itu menampilkan guru SMP Grobogan yang diduga sebagai pelaku kekerasan seksual pada siswanya?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, video tersebut bukan ST (35), guru SMP di Grobogan yang diduga melakukan kekerasan seksual pada siswanya. Video tersebut mencomot dari video lain, yang di bagian akhirnya diubah dengan kecerdasan buatan sehingga guru dan murid terlihat berciuman.

    Guru perempuan yang berjoget dalam video itu adalah Ita Rohayati, yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP N 1 Bantarkawung, Brebes, Jawa Tengah. Ita telah membuat video klarifikasi tentang videonya banyak dibagikan di media sosial dengan narasi yang keliru. 



    Video klarifikasi tersebut diunggah Ita lewat akun TikToknya, itha.er29. Namun video tersebut sudah dihapus. Tempo menemukan sejumlah warganet lain telah membagikan ulang video klarifikasi tersebut. Salah satunya dibagikan oleh akun ini dan ini di Facebook. Di video klarifikasi itu, Ita mengatakan: “Saya bukan guru yang viral itu. Saya bernama ita Rohayati, saya mengajar di SMPN 1 Bantarkawung, Brebes.”

    Dengan mencocokkan dua gambar, terlihat kesamaan wajah, bentuk kacamata, dan label nama yang disematkan di bagian jilbab.  



    Pada video kedua di bagian akhir, saat guru dan murid terlihat berciuman adalah rekayasa dengan kecerdasan buatan. Hal itu bisa diketahui dengan adanya kejanggalan secara visual, yakni  perbedaan di bagian baju seragam siswa dalam video  saat sedang berjoget dan berciuman.

    Saat berjoget, seragam di dada siswa memperlihatkan label nama. Namun saat berciuman berubah menjadi badge atau logo sekolah. Bentuk yang tidak inkonsisten seperti ini menjadi salah satu ciri bahwa sebuah konten dibuat dengan kecerdasan buatan atau deepfake.

    Selain itu, dilakukan pengujian dengan cara memindai tangkapan layar video saat keduanya berciuman, menggunakan aplikasi Wasitai.com, didapati kesimpulan konten tersebut mengandung elemen AI atau dibuat menggunakan AI.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa video guru dan murid berjoget yang disebut sebagai ST, guru agama yang diduga melakukan kekerasan seksual pada murid laki-laki di salah satu SMP di Grobogan, Jawa Tengah, adalah keliru.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Tidak Benar Siswa SD di Papua Selatan Meninggal Keracunan MBG

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/02/2025

    Berita

    tirto.id - Beredar di media sosial, sebuah unggahan yang mengeklaim ada siswa sekolah dasar (SD) dari Korowai, Kampung Kabuwage, Papua, yang meninggal dunia akibat keracunan makanan program makan bergizi gratis (MBG) dari pemerintah.

    Dalam unggahan yang beredar, disertakan juga foto yang memperlihatkan seorang anak yang mengenakan seragam SD sedang terbaring kaku. Ada juga foto yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SD yang nampak sedang berbaring di dalam kelas.

    Dalam keterangannya disebutkan bahwa anak tersebut meninggal akibat keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan pada program MBG.

    Narasi tersebut diunggah oleh sejumlah akun di Facebook, di antaranya “Nabi”(arsip), “Ini Roy Pak”(arsip) pada Rabu (19/2/2025), serta “Timo” pada Jumat (21/2/2025). Unggahan serupa juga ditemukan di akun instagram “hunduickelmont”(arsip) pada Selasa (17/2/2025).

    “Ternyata ini akibat makanan siang bergizi gratis mematikan secara sistematis dan berlangsung,” bunyi keterangan takarir salah satu akun tersebut.

    Sepanjang Rabu (19/2/2025) hingga Selasa (25/2/2025) atau selama enam hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah merah 16 reaksi dari warganet. Meski begitu, klaim ini pantas diperiksa karena menyebut program yang sedang berlangsung dan melibatkan banyak anak di Indonesia.

    Lantas, benarkah klaim yang menyebut ada siswa SD di Papua yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, Tim Riset Tirto menelusuri lokasi Kampung Kabuwage, lokasi yang diklaim terdapat siswa SD yang meninggal akibat keracunan makanan dari program MBG. Hasilnya, kami menemukan bahwa wilayah tersebut masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan.

    Tirto lalu melakukan verifikasi terhadap klaim ini dengan memasukan kata kunci “Siswa SD di Kampung Kabuwage, Boven Digoel, Meninggal Akibat Keracunan Makanan Program MBG” ke mesin pencarian Google.

    Hasilnya, kami menemukan pernyataan dari Sekretaris Daerah Kabupaten Boven Digoel, Pilemon Tabuni, yang membantah informasi adanya siswa SD meninggal di wilayahnya akibat keracunan makanan dari program MBG. Hal ini disebabkan, Boven Digoel saat ini belum menjalankan program MBG.

    “Informasi yang beredar tentang meninggalnya siswa karena mengonsumsi makanan bergizi gratis adalah hoaks,” jelas Pilemon Tabuni, Kamis (20/2/2025) dikutip dari RRI.

    Ia menjelaskan, bahwa saat ini program MBG di Boven Digoel masih dalam tahap persiapan infrakstruktur. Pemda Boven Digoel juga masih juga masih melakukan koordinasi dengan Badan Gizi Nasional untuk melakukan pendataan sekolah yang ada di wilayah Boven Digoel.

    Sementara itu, melalui keterangan dalam akun Instagram resminya, Kodam XVII/Cenderawasih menyebut klaim bahwa ada siswa SD di Papua yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG adalah tidak benar.

    Berdasarkan penelusuran Kodam Cenderawasih, siswa SD yang nampak sedang terbaring kaku seperti dalam foto yang beredar adalah ERM (13 tahun) yang meninggal dunia pada 17 Februari 2025. Namun, penyebab meninggal dunianya anak tersebut bukan karena program MBG, karena di wilayah tersebut belum berjalan program MBG.

    "Saat ini penyebab meninggalnya karena hal lain yang masih dalam proses penyelidikan Polres Boven Digoel," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, S.E.,M.M. Kamis (20/2/2025).

    Pun, Candra mengungkap, di Kabupaten Boven Digoel tidak ada kampung Kubuwage seperti yang disebut di unggahan media sosial, yang ada adalah kampung Kabuwage di Distrik Firiwage.

    Sementara itu, terkait foto lain dalam unggahan klaim yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SD yang nampak sedang berbaring di dalam kelas, Tirto menemukan bahwa foto itu identik dengan foto yang diunggah media Suara Merdeka Pantura pada Selasa (9/8/2022).

    Konteks asli foto tersebut adalah potret sejumlah siswa SD Slawi Wetan 01, yang diduga mengalami keracunan jajanan sekolah dalam bentuk makarno telor (maklor), pada Senin (8/8/2022). Para siswa ini kemudian mendapat penanganan dari Puskesmas Slawi dan PSC 119 Dinkes Kabupaten Tegal.

    Selebihnya, hingga Selasa (25/2/2025) atau saat artikel periksa fakta ini ditulis, kami tidak menemukan adanya informasi atau keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG.

    Program MBG sendiri belum dijalankan di Kabupaten Boven Digoel. Jadi, informasi yang menyebut bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Prabowo minta kader PDIP yang tidak ikut retret untuk mundur, benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/02/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video beredar di X menarasikan Presiden Prabowo akan menindak kepala daerah terpilih yang sulit diajak untuk bekerja sama.

    Di sebelah video pidato Prabowo, terdapat tangkapan layar berita yang berjudul “Presiden Prabowo Subianto Meminta Kepala Daerah dari PDIP Yang Tak Ikut Retret Silahkan Mundur”.

    Berikut ucapan Presiden Prabowo dalam video di unggahan tersebut:

    “Sekarang siapa yang bandel, siapa yang ndablek, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak,”

    Namun, benarkah Prabowo minta kader PDIP yang tidak ikut retret untuk mundur dari jabatannya?



    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran ANTARA, video Prabowo tersebut serupa dengan video di YouTube KompasTV yang berjudul “Prabowo: Siapa yang "Ndablek" Akan Ditindak”. Dalam keterangannya, Presiden RI Prabowo Subianto dalam pidatonya di hari lahir Ke-102 NU, Rabu (5/2/2025) menyebut siapa yang tidak ikut aliran besar dalam pemerintahan akan ditindak.

    ANTARA menggunakan mesin pencarian untuk mencari berita yang berjudul “Presiden Prabowo Subianto Meminta Kepala Daerah dari PDIP Yang Tak Ikut Retret Silahkan Mundur”, namun tidak ada berita dengan judul seperti di tangkapan layar unggahan tersebut.

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa kepala daerah yang tidak dapat hadir dalam pembekalan di Magelang, selama 21 sampai dengan 28 Februari 2025 tetap diminta mengikuti gelombang berikutnya.

    "Kepala daerahnya akan tetap kami minta untuk mengikuti rangkaian berikutnya. Kapan? Menunggu putusan MK (Mahkamah Konstitusi)," ujarnya, dilansir dari ANTARA.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

    • ANTARA News
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini