SEBUAH tangkapan layar berita beredar dengan logo Detiknews dan foto Nadiem Makarim dengan mata bagian kiri lebam berjudul Ucapan Nikhil Kamath Saat Tak Sadar Sedang Direkam Tuai Kontroversi di Tengah Publik.
Konten itu dibagikan oleh akun di media sosial X pada 21 April 2025 dengan narasi: “Nikhil Kamath tidak sadar kalau mikrofon masih menyala. Yang terekam mengejutkan semua orang.” Nikhil Kamath adalah seorang pengusaha dan investor India yang bersama dengan saudaranya Nithin Kamath mendirikan perusahaan pialang diskon, Zerodha.
Benarkah tangkapan layar Detiknews memberitakan hal itu dengan foto wajah Nadiem Makarim yang babak belur?
Keliru: Detik.com Memberitakan Nikhil Kamath dengan Foto Wajah Nadiem Makarim Babak Belur
Sumber:Tanggal publish: 24/04/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan Google Lens dan mesin pencarian Google. Faktanya, tangkapan layar berita dan foto tersebut telah direkayasa.
Foto Nadiem Makarim dengan angle yang hampir sama, pernah dimuat oleh situs VOI.id pada 3 Februari 2021. Pada foto aslinya karya jurnalis VOI Irfan Meidianto, mata kiri Nadiem tidak terlihat lebam.
Judul asli artikel tersebut adalah Sempat Ramai Siswi Non-Muslim Dipaksa Pakai Jilbab, Mendikbud: Seragam dan Atribut Keputusan Murid-Guru.
Nadiem Makarim masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu. Ia menjelaskan, penggunaan seragam sekolah dengan atribut keagamaan di sekolah negeri merupakan keputusan individu. Hal ini menyusul polemik pemaksaan pemakaian jilbab untuk siswa non Muslim di SMKN 2 Padang.
Menurut Nadiem, institusi sekolah tidak boleh lagi mewajibkan siswa maupun tenaga kependidikan menggunakan seragam dengan atribut keagamaan tertentu.
Dengan demikian, berita tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan Nikhil Kamath, salah satu miliarder termuda di India dan salah satu pendiri Zerodha, perusahaan pialang ritel terbesar di India dengan lebih dari 10 juta klien.
Foto Nadiem Makarim dengan angle yang hampir sama, pernah dimuat oleh situs VOI.id pada 3 Februari 2021. Pada foto aslinya karya jurnalis VOI Irfan Meidianto, mata kiri Nadiem tidak terlihat lebam.
Judul asli artikel tersebut adalah Sempat Ramai Siswi Non-Muslim Dipaksa Pakai Jilbab, Mendikbud: Seragam dan Atribut Keputusan Murid-Guru.
Nadiem Makarim masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu. Ia menjelaskan, penggunaan seragam sekolah dengan atribut keagamaan di sekolah negeri merupakan keputusan individu. Hal ini menyusul polemik pemaksaan pemakaian jilbab untuk siswa non Muslim di SMKN 2 Padang.
Menurut Nadiem, institusi sekolah tidak boleh lagi mewajibkan siswa maupun tenaga kependidikan menggunakan seragam dengan atribut keagamaan tertentu.
Dengan demikian, berita tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan Nikhil Kamath, salah satu miliarder termuda di India dan salah satu pendiri Zerodha, perusahaan pialang ritel terbesar di India dengan lebih dari 10 juta klien.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim Detiknews menulis berita Nikhil Kamath dengan foto wajah Nadiem Makarim yang babak belur adalah keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
Rujukan
- https://x.com/marcely_rebir/status/1914269245392740836?t=x1ja9aRDDCZIm4tlcK29nQ&s=08
- https://voi.id/berita/30602/sempat-ramai-siswi-non-muslim-dipaksa-pakai-jilbab-mendikbud-seragam-dan-atribut-keputusan-murid-guru
- https://www.undp.org/india/stories/curious-billionaire-nikhil-kamath /cdn-cgi/l/email-protection#4526202e23242e312405312028352a6b262a6b2c21
Keliru: Penemuan Obat Nyeri Sendi oleh Spesialis Ortopedi dr. Rahmat Hidayat
Sumber:Tanggal publish: 24/04/2025
Berita
SEBUAH video beredar di Facebook [arsip], memuat penemuan obat nyeri sendi oleh seorang pria yang diklaim sebagai dr. Rahmat Hidayat, spesialis ortopedi Rumah Sakit Siloam.
Pria yang berbicara dalam bahasa Indonesia dengan aksen bahasa Inggris itu mengatakan, terdapat tiga kesalahan yang dilakukan pasien untuk mengatasi masalah tulang seperti pijatan, menggunakan obat pereda nyeri, dan menganggap nyeri sendi hal yang wajar. Pria itu mengatakan telah menemukan metode pengobatan revolusioner untuk meredakan nyeri dengan cepat, tetapi juga memperbaiki tulang rawan sendi dari dalam.
Benarkah pria dalam video tersebut adalah dr. Rahmat Hidayat, spesialis ortopedi RS Siloam penemu obat nyeri sendi lutut?
Pria yang berbicara dalam bahasa Indonesia dengan aksen bahasa Inggris itu mengatakan, terdapat tiga kesalahan yang dilakukan pasien untuk mengatasi masalah tulang seperti pijatan, menggunakan obat pereda nyeri, dan menganggap nyeri sendi hal yang wajar. Pria itu mengatakan telah menemukan metode pengobatan revolusioner untuk meredakan nyeri dengan cepat, tetapi juga memperbaiki tulang rawan sendi dari dalam.
Benarkah pria dalam video tersebut adalah dr. Rahmat Hidayat, spesialis ortopedi RS Siloam penemu obat nyeri sendi lutut?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video tersebut dengan bantuan Google Lens. Hasilnya, suara pria tersebut telah disunting dari versi aslinya yang berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Selain itu, substansi penjelasan video tersebut juga berbeda dengan aslinya.
Video tersebut pernah diunggah di akun YouTube berbahasa Inggris HCA Midwest Health pada 14 Mei 2021 dengan judul Stomach ache or appendicitis? Dokter dalam video itu sebenarnya bernama Corey Iqbal, dokter bedah anak yang juga direktur medis bedah anak dan janin di Overland Park Regional Medical Center.
Dalam video aslinya, Corey berbicara dalam bahasa Inggris. Ia tengah membahas topik radang usus buntu, penyakit yang sangat umum terjadi pada anak-anak, dan membuat orang tua sangat cemas.
“Jadi, apa itu usus buntu? Usus buntu adalah organ kecil yang bentuknya seperti cacing, hampir seperti jari kelingking saya. Usus buntu menggantung di usus besar, terletak di bagian kanan bawah perut. Di bagian dalamnya terdapat lubang kecil yang tersumbat kotoran, yang menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di sisi lainnya,” kata Corey.
Analisis video dan audio
Tempo bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU), Misinformation Combat Alliance, India, untuk menganalisis perbedaan video asli dengan video hasil rekayasa tersebut. Hasilnya memuat beberapa poin.
Pertama, ditemukan kejanggalan pada bagian mulut, terdapat bercak cokelat yang muncul dan hilang secara tidak konsisten sepanjang video. Selain itu, bagian mulut juga terlihat sangat buram. Termasuk tampilan giginya yang aneh. Biasanya mulut memang kerap menjadi area yang paling menunjukkan jejak visual hasil rekayasa. Sebab, area ini sering menjadi target utama modifikasi oleh pelaku rekayasa. Area ini biasanya dibuat berpiksel untuk menyembunyikan tanda-tanda manipulasi.
Kedua, dalam video asli, sosok dokter yang berbicara itu lebih ekspresif dan sering menggunakan gerakan tangan dan sesekali menutupi mulutnya. Namun, dalam video hasil rekayasa, banyak dari frame tersebut dihapus.
Ketiga, dengan menggunakan empat alat deteksi yakni Hive AI, Hiya, Deepfake-o-Meter dan ElevenLabs Speech Classifier, hanya Deepfake-o-meter yang mengklasifikan video hasil rekayasa dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan. Sedangkan tiga alat lainnya mendeteksi audio tersebut otentik.
Namun DAU memberikan catatan bahwa pembuat konten menambahkan musik latar dan gambar tambahan di akhir video hingga menjadi sepanjang 6 menit. Padahal, konten audio-visualnya hanya sepanjang 3 menit 17 detik. Pasalnya, penambahan musik diketahui dapat mengganggu hasil deteksi alat. Upaya penambahan ini, menurut pakar dari DAU, kemungkinan penambahan gambar statis atau sedikit animasi pada bagian akhir video yang disunting itu untuk untuk melewati filter moderasi konten.
Video tersebut pernah diunggah di akun YouTube berbahasa Inggris HCA Midwest Health pada 14 Mei 2021 dengan judul Stomach ache or appendicitis? Dokter dalam video itu sebenarnya bernama Corey Iqbal, dokter bedah anak yang juga direktur medis bedah anak dan janin di Overland Park Regional Medical Center.
Dalam video aslinya, Corey berbicara dalam bahasa Inggris. Ia tengah membahas topik radang usus buntu, penyakit yang sangat umum terjadi pada anak-anak, dan membuat orang tua sangat cemas.
“Jadi, apa itu usus buntu? Usus buntu adalah organ kecil yang bentuknya seperti cacing, hampir seperti jari kelingking saya. Usus buntu menggantung di usus besar, terletak di bagian kanan bawah perut. Di bagian dalamnya terdapat lubang kecil yang tersumbat kotoran, yang menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di sisi lainnya,” kata Corey.
Analisis video dan audio
Tempo bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU), Misinformation Combat Alliance, India, untuk menganalisis perbedaan video asli dengan video hasil rekayasa tersebut. Hasilnya memuat beberapa poin.
Pertama, ditemukan kejanggalan pada bagian mulut, terdapat bercak cokelat yang muncul dan hilang secara tidak konsisten sepanjang video. Selain itu, bagian mulut juga terlihat sangat buram. Termasuk tampilan giginya yang aneh. Biasanya mulut memang kerap menjadi area yang paling menunjukkan jejak visual hasil rekayasa. Sebab, area ini sering menjadi target utama modifikasi oleh pelaku rekayasa. Area ini biasanya dibuat berpiksel untuk menyembunyikan tanda-tanda manipulasi.
Kedua, dalam video asli, sosok dokter yang berbicara itu lebih ekspresif dan sering menggunakan gerakan tangan dan sesekali menutupi mulutnya. Namun, dalam video hasil rekayasa, banyak dari frame tersebut dihapus.
Ketiga, dengan menggunakan empat alat deteksi yakni Hive AI, Hiya, Deepfake-o-Meter dan ElevenLabs Speech Classifier, hanya Deepfake-o-meter yang mengklasifikan video hasil rekayasa dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan. Sedangkan tiga alat lainnya mendeteksi audio tersebut otentik.
Namun DAU memberikan catatan bahwa pembuat konten menambahkan musik latar dan gambar tambahan di akhir video hingga menjadi sepanjang 6 menit. Padahal, konten audio-visualnya hanya sepanjang 3 menit 17 detik. Pasalnya, penambahan musik diketahui dapat mengganggu hasil deteksi alat. Upaya penambahan ini, menurut pakar dari DAU, kemungkinan penambahan gambar statis atau sedikit animasi pada bagian akhir video yang disunting itu untuk untuk melewati filter moderasi konten.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klim video dr Rahmat Hidayat spesialis ortopedi RS Siloam dan menemukan obat nyeri sendi lutut adalah klaim keliru.
Rujukan
[KLARIFIKASI] Video Bangkai Gerbong Kereta di Tebing Dibuat dengan AI
Sumber:Tanggal publish: 23/04/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial Facebook menampilkan bangkai gerbong kereta bekas di atas tebing.
Video itu mendapat lebih dari 6.100 likes, 244 komentar, dan disebarkan ulang oleh 55 akun Facebook.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video bangkai gerbong kereta di tebing disebarkan oleh akun Facebook ini pada 9 April 2025.
Berikut narasi yang ditulis:
Bangkai Gerbong kereta bekas kecelakaan karena jembatan runtuh mangkrak di ujung tebing
Tangkapan layar video itu lantas disebarkan oleh akun Facebook ini.
Video itu mendapat lebih dari 6.100 likes, 244 komentar, dan disebarkan ulang oleh 55 akun Facebook.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video bangkai gerbong kereta di tebing disebarkan oleh akun Facebook ini pada 9 April 2025.
Berikut narasi yang ditulis:
Bangkai Gerbong kereta bekas kecelakaan karena jembatan runtuh mangkrak di ujung tebing
Tangkapan layar video itu lantas disebarkan oleh akun Facebook ini.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri jejak digital video yang beredar.
Hasil pencarian reverse image Google mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube ini dan ini.
Lantas, salah satu video tanpa teks di dalamnya dicek menggunakan Hive Moderation.
Tools tersebut dapat membantu mengidentifikasi campur tangan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) dalam teks, gambar, video, bahkan audio.
Hasilnya, video bangkai gerbong kereta di tebing diidentifikasi memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan AI.
Hasil pencarian reverse image Google mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube ini dan ini.
Lantas, salah satu video tanpa teks di dalamnya dicek menggunakan Hive Moderation.
Tools tersebut dapat membantu mengidentifikasi campur tangan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) dalam teks, gambar, video, bahkan audio.
Hasilnya, video bangkai gerbong kereta di tebing diidentifikasi memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan AI.
Kesimpulan
Video bangkai gerbong kereta di tebing merupakan konten manipulatif.
Hive Moderation mengidentifikasi video tersebut memiliki probabilitas 99,8 persen dibuat dengan AI. Konten ini sepertinya dibuat dengan tujuan hiburan, namun agar tidak menjadi informasi yang keliru perlu diluruskan.
Hive Moderation mengidentifikasi video tersebut memiliki probabilitas 99,8 persen dibuat dengan AI. Konten ini sepertinya dibuat dengan tujuan hiburan, namun agar tidak menjadi informasi yang keliru perlu diluruskan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/654317350535195
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=511701325351500&set=a.236552582866377
- https://www.google.com/search?source=lns.web.gsbubb&vsdim=357,501&gsessionid=1ZMcrL7pNRX-xS9kj3O-tooSk9TLaJSVwzC7PztZS2ZskYlxQJ9cCw&lsessionid=-7LKXxb9yKxeQuczTYxWMtYIUdteQHS0tPk4gnvCUueX-xETSxIW7Q&lns_surface=26&biw=1600&bih=790&hl=en-ID&vsrid=CPGNpcvp_9bzvwEQBBgBIiQ3MzBCNDU3Ny1FMzhFLTRBM0MtOUE5Mi1BNjAzRDkxM0JDM0U&udm=26&q&vsint=CAQqCgoCCAcSAggHIAE6IwoWDQAAAD8VAAAAPx0AAIA_JQAAgD8wARDlAhj1AyUAAIA_&lns_mode=un&qsubts=1745217799073&stq=1&cs=1&lei=AekFaJq5LKzn1e8P152HkAs
- https://www.youtube.com/watch?v=tNP1OqdX1Qc
- https://www.youtube.com/watch?v=NbnevDwmd34
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[HOAKS] Video Penggerak Demo Menuntut Adili Jokowi Ditangkap Aparat
Sumber:Tanggal publish: 23/04/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang beredar di media sosial mengeklaim penggerak demonstrasi "Adili Jokowi" ditangkap aparat keamanan.
Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tidak benar atau hoaks.
Sebagai konteks, demo bertajuk "Adili Jokowi" berlangsung di beberapa kota seperti Solo dan Yogyakarta pada Februari 2025.
Dalam aksi itu, demonstran menuntut agar Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ditangkap dan diadili karena telah merusak demokrasi.
Video yang mengeklaim penggerak demo "Adili Jokowi" ditangkap aparat muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini,
Video itu menampilkan seorang perempuan dan pria memakai baju tahanan. Salah satu akun menulis keterangan demikian:
SI TARWIYAH PENGGER4K DEMO ADIL1 JOKOW1 NANGIS SAAT DI TANGKAP
nah lu kalau begini siapa yang akan menolong
jangan pernah melawan orang yg sangat sabar
1 persatu akan ketangkep
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim penggerak demo Adili Jokowi ditangkap aparat
Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tidak benar atau hoaks.
Sebagai konteks, demo bertajuk "Adili Jokowi" berlangsung di beberapa kota seperti Solo dan Yogyakarta pada Februari 2025.
Dalam aksi itu, demonstran menuntut agar Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ditangkap dan diadili karena telah merusak demokrasi.
Video yang mengeklaim penggerak demo "Adili Jokowi" ditangkap aparat muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini,
Video itu menampilkan seorang perempuan dan pria memakai baju tahanan. Salah satu akun menulis keterangan demikian:
SI TARWIYAH PENGGER4K DEMO ADIL1 JOKOW1 NANGIS SAAT DI TANGKAP
nah lu kalau begini siapa yang akan menolong
jangan pernah melawan orang yg sangat sabar
1 persatu akan ketangkep
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim penggerak demo Adili Jokowi ditangkap aparat
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri video mirip dengan unggahan di kanal YouTube Metro TV ini dan Tribun Timur ini.
Dalam keterangannya, dua orang yang memakai baju tahanan bukan penggerak demo "Adili Jokowi".
Dua orang tahanan itu adalah tersangka kasus penipuan seleksi penerimaan Bintara Polri 2024 yang ditangkap Polres Luwu, Sulawesi Selatan. Kedua tersangka berinisial HA dan MR.
Dalam melakukan aksinya, HA yang berprofesi sebagai seorang wiraswasta di Desa Pelalan, Kecamatan Lamasi Timur bertugas mencari korban dan menawarkan jasa kelulusan seleksi dengan imbalan uang.
HA meminta uang kepada korbannya mulai dari Rp 300 juta sampai Rp 400 juta sebagai syarat kelulusan.
Untuk meyakinkan korbannya, HA bekerja sama dengan MR yang mengaku sebagai perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen). Padahal, aslinya MR berprofesi sebagai wiraswasta.
Kedua tersangka berhasil menipu empat korban dan menimbulkan kerugian mencapai Rp 750 juta
Akibat aksinya itu tersangka HA dan MR dijerat Pasal 378 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang tindak pidana penipuan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
Dalam keterangannya, dua orang yang memakai baju tahanan bukan penggerak demo "Adili Jokowi".
Dua orang tahanan itu adalah tersangka kasus penipuan seleksi penerimaan Bintara Polri 2024 yang ditangkap Polres Luwu, Sulawesi Selatan. Kedua tersangka berinisial HA dan MR.
Dalam melakukan aksinya, HA yang berprofesi sebagai seorang wiraswasta di Desa Pelalan, Kecamatan Lamasi Timur bertugas mencari korban dan menawarkan jasa kelulusan seleksi dengan imbalan uang.
HA meminta uang kepada korbannya mulai dari Rp 300 juta sampai Rp 400 juta sebagai syarat kelulusan.
Untuk meyakinkan korbannya, HA bekerja sama dengan MR yang mengaku sebagai perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen). Padahal, aslinya MR berprofesi sebagai wiraswasta.
Kedua tersangka berhasil menipu empat korban dan menimbulkan kerugian mencapai Rp 750 juta
Akibat aksinya itu tersangka HA dan MR dijerat Pasal 378 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang tindak pidana penipuan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan penggerak demo "Adili Jokowi" ditangkap aparat tidak benar atau hoaks.
Adapun video aslinya adalah penangkapan tersangka kasus penipuan seleksi penerimaan Bintara Polri 2024 yang ditangkap Polres Luwu.
Sampai saat ini tidak ditemukan informasi kredibel soal penangkapan penggerak demo "Adili Jokowi".
Adapun video aslinya adalah penangkapan tersangka kasus penipuan seleksi penerimaan Bintara Polri 2024 yang ditangkap Polres Luwu.
Sampai saat ini tidak ditemukan informasi kredibel soal penangkapan penggerak demo "Adili Jokowi".
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1032239629048909
- https://www.facebook.com/share/r/1AT1mUSbP4/
- https://www.facebook.com/share/p/15UfAKkXA5/
- https://www.facebook.com/reel/1032239629048909
- https://www.youtube.com/watch?v=TZvrWpJPfs8&ab_channel=TribunTimur
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 89/6686