• [SALAH] Hamas Menembaki Pesawat Pengirim Bantuan Kemanusiaan

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 01/11/2024

    Berita

    Akun X “vianratulangu” pada Rabu (23/10/2024) mengunggah video [arsip] berisi klaim “Hamas menembaki pesawat yang mengirimkan bantuan”. Berikut narasi lengkapnya:
    “Hamas menembaki pesawat pengirim bantuan kemanusiaan dan tempat bantuan itu jatuh. Mereka membenci pengiriman bantuan melalui udara, karena langsung sampai ke warga. Lebih memilih bantuan UNRWA, karena didistribusikan melalui mereka untuk di jual.”

    Per Jumat (1/11/2024), unggahan telah ditonton 250 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta Kompas.
    Tim pemeriksa fakta Kompas melakukan penelusuran menggunakan Google Lens, ditemukan fakta video itu adalah gabungan dari dua klip berbeda.
    Klip pertama berasal dari unggahan akun TikTok “louvoresadeu” pada Senin (14/10/2024), menunjukkan orang-orang di dalam pangkas rambut berlarian ke luar, audio terdengar seperti teriakan wanita. Klip itu dilanjutkan dengan video manipulasi awan berbentuk tangan raksasa, tidak diketahui asal mula video awan tersebut.
    Klip kedua terdeteksi sebagai momen insiden kegagalan parasut yang mengakibatkan airdrop terjun bebas dan melukai orang-orang. Dokumentasi itu dipublikasikan Al Jazeera pada Jumat (08/03/2024). Tujuh orang dilaporkan terluka dan lima lainnya tewas akibat insiden barang bantuan terjun bebas di Gaza.
    Video yang dipublikasikan Al Jazeera tersebut mirip dengan unggahan X “vianratulangi”, tetapi tidak terdengar suara tembakan saat pesawat menjatuhkan bantuan.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi informasi ”Hamas menembaki pesawat pengirim bantuan kemanusiaan” merupakan konten yang dimanipulasi (manipulated content).
    (Ditulis oleh Vania Astagina)
    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Cristiano Ronaldo Ramal Timnas Indonesia Bakal Main di Piala Dunia 2026

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 01/11/2024

    Berita

    Kanal YouTube “Suara Timnas Garuda” pada Rabu (18/09/2024) mengunggah video [arsip] berisi klaim Cristiano Ronaldo sejak tahun 2013 memprediksi Timnas Indonesia akan main di Piala Dunia 2026.

    Berikut narasi lengkapnya:

    Pernyataan mengejutkan Cristiano Ronaldo tahun 2013 tentang Timnas Indonesia menjadi kenyataan, Tim Garuda selangkah lagi lolos ke Piala Dunia. Ex Bintang Real Madrid meramal Timnas Indonesia seperti ini:

    “Ya, saya melihatnya ketika melawan Saudi, mereka tim yang bagus. Saya beberapa kali kesana (Indonesia) mereka punya potensi yang baik. Saya rasa merka (Indonesia) bisa jadi tim kejutan di kualifikasi. Saya tidak akan terkejut jika mereka (Indonesia) lolos ke Piala Dunia”.

    Per Jumat (1/11/2024), konten tersebut sudah ditonton lebih dari 250 ribu kali dan menuai sekitar 2.700-an tanda suka.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri klaim tersebut di sejumlah media online dengan menggunakan kata kunci “Cristiano Ronaldo ramal Timnas Indonesia main di Piala Dunia 2026”. Hasilnya, tidak ditemukan satu pun media kredibel yang memberitakan tentang itu.

    Tim Pemeriksa Fakta mencoba menelusuri video asli menggunakan fitur Google Lens. Hasilnya, diketahui konteks video asli tak ada hubungannya dengan klaim.

    Video itu merupakan cuplikan konferensi pers yang diunggah kanal YouTube BeanymanSports pada November 2022 berjudul “Cristiano Ronaldo FULL pre-match press conference Portugal Vs Ghana, Qatar 2022 World Cup”.

    Ronaldo kala itu hanya membahas peluang dirinya dan Timnas Portugal jelang Piala Dunia 2022.

    Kesimpulan


    Unggahan dengan narasi “Cristiano Ronaldo ramal Timnas Indonesia bakal main di Piala Dunia 2026” itu merupakan konten palsu (fabricated content).

    Rujukan

  • Membedah Teori Konspirasi Covid-19 dari Dharma Pongrekun

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/11/2024

    Berita

    tirto.id - Media sosial dibuat ramai dengan pernyataan salah satu Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta, Dharma Pongrekun, soal Covid-19, yang disebutnya sebagai agenda politik global. Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi acara bincang-bincang yang cuplikannya tersebar di media sosial.

    "Covid, Certificate Of Vaccine Identity Digital. 19-nya apa? AI, satunya sama dengan A, sembilan sama dengan I. Artificial Intelligence," ujarnya dalam video unggahan salah satu akun di X (dulu Twitter) pada 30 Oktober 2024.

    Cuitan tersebut bernada bergurau. Namun, Dharma, dalam video tersebut, terlihat sangat serius dalam menyampaikan pesannya.

    Dharma menyimpulkan, virus Covid-19 adalah buatan manusia, dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI). Menurutnya, virus tersebut disebarluaskan oleh pihak tertentu.

    Dia juga melanjutkan dengan membedah istilah lain, seperti "Virus" yang disebut sebagai kepanjangan, Vibration of Us, kemudian "Viral" yang dikatakan kepanjangan dari Virus for All. Dia menutup dengan mengatakan dirinya tidak pernah divaksin dan meremehkan virus.

    Unggahan tersebut mengumpulkan 1,2 juta views, 636 reposts, 743 quotes, dan lebih dari 2 ribu tanda suka, sampai dengan 1 November 2024, atau dalam hitungan dua hari.

    Pembawa acara tayangan siniar (podcast) tersebut, Merry Riana, juga membagikan cuplikan video serupa di akun TikTok dan Instagram-nya yang mengumpulkan atensi penonton cukup besar.

    Lalu bagaimana faktanya? bagaimana kebenaran pernyataan Dharma terkait Covid-19 tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Menanggapi komentar dari Dharma tersebut, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan, menyampaikan bantahannya.

    “Pernyataan Dharma Pongrekun tentang Covid-19 merupakan singkatan dari Certificate Of Vaccine Digital Identity dan 19 = AI (Artificial Intelligence) adalah salah dan tidak ada dasar ilmiahnya,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Kamis (31/10/2024).

    Menurut Iwan, disinformasi ini sudah menyebar sejak tahun 2021, bersamaan dengan mulai beredarnya vaksinasi Covid-19 dan kewajiban sertifikat vaksinasi untuk syarat perjalanan.

    “Kelompok anti-vaksin merupakan pelopor penyebaran hoaks ini. Singkatan yang benar dari Covid-19 adalah Corona Virus Disease 2019. Nama penyakit yang disebabkan oleh virus korona, mulai menyebar Desember 2019, sampai menjadi pandemi pada tahun 2019-2023,” terang dia.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memuat penjelasan dalam situs resminya soal asal usul penyakit dan virus penyebab Covid. Covid-19 adalah nama penyakit, yang merupakan akronim dari Coronavirus Disease, yang kasus pertamanya ditemukan pada tahun 2019. Sementara nama virus penyebabnya adalah severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penamaan ini secara resmi diumumkan pada 11 Februari 2020. Sebelumnya, penyakit ini dikenal sebagai "2019 novel coronavirus" alias 2019-nCoV.

    Dalam video penjelasan singkat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjabarkan kalau nama coronavirus karena bentuknya yang menyerupai mahkota, atau dalam Bahasa Inggrisnya, "crown".

    Lebih lanjut, soal terkait akronim yang disebut oleh Dharma, kami juga menemukan unggahan berikut yang tersebar tahun 2020, yang menyebut teori konspirasi serupa, yakni bahwa Covid-19 adalah kepanjangan dari Certificate of Vaccination Identification, dengan rujukan angka 19 yang berarti AI, seperti yang disampaikan Dharma. Unggahan ini telah ditandai sebagai hoaks. Pada tahun 2020, Reuters melakukan pemeriksaan fakta dan menyimpulkan informasi ini tidak tepat.

    Kembali ke video pendek yang menampilkan Dharma, dia juga menjabarkan singkatan untuk "Virus" sebagai "Vibration of US". Menurut Iwan dari FKM UI, ini juga tidak ada dasar ilmiahnya.

    “Hoaks ini disebarkan oleh kelompok orang yang percaya dengan teori konspirasi dan anti-vaksin. Kata Virus berasal dari bahasa Latin yang berarti “racun” atau “cairan kental”, yang kaitannya dengan penyebab infeksi. Virus adalah penyebab infeksi submikroskopik yang hanya dapat memperbanyak diri di dalam sel mahluk hidup lainnya,” begitu penjelasan Iwan.

    Lebih lanjut, soal singkatan "Viral" sebagai "Virus for All", disebut juga tidak ada dasar ilmiahnya. “Pada ilmu kedokteran, istilah viral digunakan untuk menjelaskan segala sesuatu yang disebabkan oleh virus. Sedangkan di internet dan media sosial, istilah viral berarti konten yang menyebar secara cepat dan luas,” terang Iwan.

    Iwan juga menyoroti komentar Dharma soal vaksin Covid-19 yang disebut tidak ada manfaatnya. Hal itu menurutnya sama sekali tidak benar. Iwan mengatakan, vaksinasi Covid-19 telah terbukti pada penelitian uji klinik maupun data terkait kematian pasien. Vaksin Covid-19 mencegah keparahan dan kematian orang yang terinfeksi penyakit itu.

    “Data di Indonesia menunjukkan orang yang terinfeksi Covid-19, yang sudah memperoleh vaksin booster, memiliki risiko kematian 5-10 kali lebih kecil dari orang yang tidak memperoleh vaksin,” tutur Iwan.

    Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) menyebut, vaksinasi Covid-19 lengkap, ditambah booster, dapat memberi perlindungan hingga 91 persen dari kematian. Angka tersebut berasal dari analisis pasien terjangkit Covid-19 yang berada di bawah pengawasan Kemenkes.

    Sementara American Medical Association (AMA) pada Maret 2023 menyebut, orang yang mendapat suntikan dosis booster Covid-19, memiliki kemungkinan meninggal 14 kali lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima vaksin apa pun.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, pernyataan Dharma Pongrekun soal akronim Covid-19, virus, dan viral, serta klaim vaksin tidak ada manfaatnya, bersifat salah dan menyesatkan (false & mileading).

    Terkait penamaan penyakit dan virus, WHO telah menjelaskan bahwa Covid-19 adalah coronavirus disease yang pertama kali ditemukan pada tahun 2019.

    Sementara terkait tidak efektifnya vaksin, beberapa sumber telah membuktikan vaksin Covid-19 terbukti efektif menekan angka kematian.

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Apa Iya Tepung Tapioka dan Gula Merah Bisa Atasi Sakit Lambung?

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/11/2024

    Berita

    tirto.id - Media sosial menjadi tempat berbagi beragam informasi, termasuk tips kesehatan. Namun, beragam klaim soal obat kadang perlu diverifikasi lebih lanjut agar tidak lantas menimbulkan permasalahan kesehatan baru.

    Sebuah unggahan di Facebook menyebut campuran tepung tapioka dan gula merah bisa menjadi obat dari penyakit maag dan gangguan asam lambung.

    "Bubur buat asam lambung & magh kron"is sembuh selamanya 😱⁉️," begitu bunyi unggahan akun "Marsya Sya" pada 19 Oktober 2024 lalu.

    Dalam video pendek tersebut, Marsya Sya (arsip) menunjukkan proses pencampuran tepung tapioka dengan air panas dan gula merah. Campuran tersebut disebut baik dikonsumsi pada pagi dan sore hari untuk mengobati masalah lambung.

    Sampai dengan Jumat (1/11/2024), video tersebut telah disaksikan setidaknya 1,3 juta kali, serta mengumpulkan 8 ribu tanda suka dan lebih dari 300 komentar. Reels tersebut juga telah dibagikan ulang lebih dari 3 ribu kali. Kami menemukan unggahan serupa dari unggahan akun "Marsya Official" (arsip) dan "vlog yeni yashinta" (arsip).

    Di Instagram, unggahan serupa muncul dari akun @dapoernya_linda (arsip). Unggahan tersebut mengumpulkan setidaknya 20 ribu tanda suka.

    Lalu bagaimana kebenarannya? Apakah benar campuran tepung tapioka dan gula merah bisa mengatasi masalah mag dan asam lambung?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, sakit maag, menurut Alodokter, adalah rasa tidak nyaman di perut, seperti perut terasa penuh, rasa panas di perut bagian atas, serta perut kembung. Kondisi ini merupakan gejala penyakit di lambung, seperti tukak lambung atau gastritis.

    Sakit maag dapat disebabkan oleh penyakit pada organ di saluran pencernaan, seperti tukak lambung, infeksi bakteri H. pylori, peradangan di lambung (gastritis), dan penyakit refluks asam lambung (GERD). Sakit maag juga bisa terjadi akibat diabetes yang tidak terkontrol.

    Kemudian, Tirto mencoba mencari keterkaitan asam lambung dengan konsumsi campuran tepung tapioka dan gula merah. Salah satu hasilnya mengarahkan ke artikel bantahan hoaks dari Kementerian Komunikasi dan Digital berikut.

    Artikel dari tahun 2022 itu menyebut rebusan tepung kanji untuk mengobati asam lambung tidak benar. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam membantah klaim tersebut. Pria, yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia ini, menyebut, belum ada bukti klinis yang bisa membuktikan efektivitas konsumsi rebusan tepung kanji secara rutin untuk mengobati dan mencegah sakit asam lambung.

    "Bahkan, pasien-pasien jadi kambuh maagnya mengikuti anjuran ini," katanya.

    Adapun tepung kanji dan tepung tapioka terbuat dari sari pati ketela pohon alias singkong. Keduanya adalah produk yang sama, hanya berbeda penyebutan saja.

    Kami juga menghubungi dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten, untuk bertanya lebih jauh dan mengelaborasi terkait konsumsi tepung tapioka untuk mengobati mag.

    Menurut dr. Nurul, klaim tepung tapioka dan gula merah untuk mengobati maag itu keliru.

    “Beberapa alasannya, karena pertama meskipun tepung tapioka cenderung mudah dicerna, namun terdapat efek lain seperti pembentukan gas dan kembung di saluran cerna. Selain itu juga belum ada penelitian ilmiah yang meneliti dan memperkuat klaim tersebut,” terang dr. Nurul ketika dihubungi Tirto, Jumat (1/11/2024).

    Ia juga menyebut, sebenarnya ada penelitian pre-eksperimental yang pernah dilakukan mengenai campuran tapioka dan madu untuk masalah lambung. Namun, penelitian tersebut tidak memiliki sampel yang terbatas sehingga belum bisa digeneralisir dan ditetapkan kuat hasilnya untuk diterapkan pada masyarakat luas.

    Lebih lanjut, dr. Nurul menambahkan, risiko lain dari mengkonsumsi campuran tersebut adalah alergi atau justru memperberat gejala yang dirasakan, apabila dikonsumsi saat perut kosong atau sedang nyeri akut.

    “Maag atau dispepsia ini bisa dipicu oleh banyak faktor. Apabila terbukti sudah ada luka di lambungnya (misalnya lewat pemeriksaan endoskopi), maka yang dibutuhkan pasien adalah penanganan awal medikamentosa atau obat-obatan yang khusus untuk memperbaiki kondisi lambung tersebut,” terangnya.

    Ia juga menambahkan, beberapa tips untuk penderita maag akut, bisa dengan makan dengan porsi sedikit tapi sering. Perlu juga melakukan manajemen stres dengan baik, hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi seperti pedas, asam, bersoda, kafein tinggi dan sebagainya.

    Narasi yang sama juga datang dari informasi dr. Rizki Amy Lavita di halaman tanya jawab Alodokter. Menurut dr. Rizki, sejauh ini belum ada penelitian yang menyebut efektivitas air tepung kanji dengan manisan seperti madu ataupun gula untuk menanggulangi masalah asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

    "Sebaiknya, konsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter Anda, dan konsultasikan kembali keluhan Anda apabila belum ada perubahan," ujarnya.

    Beberapa tips untuk mencegah dan meredakan gejala masalah lambung adalah dengan menghindari makanan yang terlalu pedas atau asam, menghindari makanan tinggi lemak, jangan langsung berbaring setelah makan, makan teratur, menurunkan berat badan jika perlu, mengurangi konsumsi kopi dan alkohol, tidak merokok, dan meninggikan bantal tidur.

    Snada, dr. Nadia Nurotul Fuadah, juga memberi tanggapan serupa di halaman tanya-jawab Alodokter lainnya.

    Menurutnya, tepung kanji terbuat dari singkong sebagai bahan utamanya. Singkong memang diketahui merupakan bahan pangan yang mengandung kaya serat, mudah dicerna, dan efektif meredakan peradangan di saluran cerna, sehingga berguna dalam meredakan gejala penyakit lambung. Campuran tepung kanji, gambir, gula aren, dan air boleh saja dikonsumsi untuk mengatasi rasa tidak nyaman akibat penyakit lambung Anda.

    "Meski begitu, tidak disarankan bagi Anda mengonsumsi bubur kanji tersebut saat perut Anda sedang terasa sangat tidak nyaman, misalnya karena penyakit lambung Anda sedang kambuh," katanya.

    Melansir dari Healthline, tepung tapioka pada dasarnya tidak berbahaya, namun tepung ini juga hanya memiliki sedikit manfaat kesehatan karena kandungannya yang hanya karbohidrat semata. Terkait kandungan karbohidrat ini, tepung tapioka juga disebut kurang cocok untuk penderita diabetes karena kandungannya hampir murni hanya nutrisi tersebut.

    Sementara artikel yang dimuat di situs Johns Hopkins Medicine, rumah sakit dengan sekolah kedokteran pertama di Amerika Serikat, menjabarkan pola konsumsi yang baik untuk penderita GERD. Beberapa kelompok makanan yang dapat menyebabkan nyeri di ulu hati (dampak dari mag) adalah makanan yang kandungan lemak, garam, dan pedasnya tinggi. Beberapa contoh makanan kelompok ini adalah makanan goreng, makanan cepat saji, pizza, keripik kentang, sambal bubuk, bacon dan sosis, dan keju.

    Dalam artikel tersebut, Ahli Gastroenterologi di Johns Hopkins Medicine, Ekta Gupta, M.B.B.S., M.D., menekankan pentingnya pengelolaan pola makan dalam mengontrol asam lambung.

    Dia kemudian menjabarkan kategori makanan yang dapat mencegah asam lambung. Mulai dari makanan berserat tinggi seperti havermut dan beras merah, sayuran seperti wortel, brokoli, dan asparagus; kemudian makanan dengan kadar alkaline seperti pisang, melon, dan kacang, serta makanan dengan kandungan air tinggi seperti selada, timun, dan semangka.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, klaim campuran tepung tapioka dan gula merah bisa menyembuhkan mag kronis bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Sejumlah dokter telah membantah klaim ini dan menyebut belum ada penelitian ilmiah yang menyebutkan keterkaitan tepung tapioka dengan masalah maag atau asam lambung.

    Saran dari beberapa ahli terkait masalah mag dan asam lambung adalah dengan mengatur pola makan dan menghindari jenis makanan yang dapat memacu naiknya asam lambung, seperti yang terlalu pedas atau asam dan tinggi lemak.

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini