• Keliru: Akun dan Konten Instagram Kurawal Foundation Bernama Kurawallfound.id

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/03/2025

    Berita

    SEBUAH akun media sosial Instagram kurawallfound.id diklaim sebagai akun milik organisasi untuk filantropi, Kurawal Foundation. 

    Akun tersebut menggunakan logo Kurawal Foundation sebagai foto profil dan memuat konten-konten terkait isu politik. Namun terdapat sejumlah konten yang diklaim berasal dari jurnalis dan pendiri media Jujur Bicara (JUBI) Papua, Victor Mambor.

    Konten tersebut berisi dukungannya untuk memenjarakan aktivis HAM Veronica Koman, pembubaran Aliansi Mahasiswa Papua, mendukung Makan Bergizi Gratis, dan penolakan terhadap gerakan Indonesia Gelap. 



    Benarkah KurawalFound.id adalah akun milik Kurawal Foundation dan benarkah isi konten di dalamnya?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa akun Kurawallfound.id bukan akun resmi Kurawal Foundation. Konten-konten di dalamnya, termasuk tentang Papua dan Victor Mambor juga tidak diproduksi oleh Kurawal.

    Tempo memverifikasi akun Instagram di atas dengan mengkonfirmasi langsung ke Direktur Eksekutif Kurawal, Darmawan Triwibowo. Menurut Darmawan, akun KurawalFound.id bukan milik Kurawal Foundation. Akun Instagram resmi Kurawal Foundation di sini. 

    “Itu bukan akun Kurawal dan semua info yang ada di dalamnya tidak bisa dipertanggungjawabkan,” kata Darmawan kepada Tempo, Jumat, 21 Maret 2025.

    Menurut Darmawan, pihaknya sudah melaporkan ke Meta –perusahaan pemilik platform media sosial Instagram. Kurawal juga sudah membuat klarifikasi di sejumlah akun media sosialnya, seperti di sini dan sini.



    “Ada akun yang mencatut identitas Kurawal dan membuat pernyataan yang bertentangan dengan cara pandang kami. Kami tegaskan bahwa akun tersebut BUKAN akun resmi Kurawal. Seluruh informasi resmi dari Kurawal di media sosial, baik di Instagram, YouTube, TikTok, X, dan Threads HANYA dipublikasikan melalui akun berikut: @kurawalfoundation (Kurawal Foundation),” tulisnya di media sosial.

    Empat unggahan pada akun Instagram di atas mencatut foto dan nama jurnalis Papua, Victor Mambor. Victor Mambor disebut sebagai Ketua Kurawal Foundation.  

    Kepada Tempo, pendiri media asal Papua, Jubi, tersebut mengatakan bahwa akun itu akun palsu. Semua konten yang ada fotonya adalah tidak benar.

    “Itu akun palsu. Saya diberitahu oleh pihak Kurawal bahwa ada konten yang dibuat oleh akun palsu memakai id Kurawal. Konten yang ada di foto saya itu semua tidak benar,” ungkapnya.

    Viktor juga menegaskan bahwa dirinya bukan ketua Kurawal Foundation, tetapi salah satu Board Pengawas di Kurawal Foundation. Ucapan Viktor senada dengan Darmawan bahwa Viktor bukan ketua.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim akun Kurawal Foundation dan isi konten konten di dalamnya adalah klaim keliru. Akun Instagram Kurawal Foundation yang asli adalah ini.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Penganiayaan WNA China di Lampung

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 21/03/2025

    Berita

    Akun Twitter (X) “tham878” pada Kamis (13/3/2025) mengunggah video [arsip] yang menampilkan WNA didampingi pihak kepolisian disertai narasi:

    Bpk ini asal China punya teman di Jakarta mau beli kerajinan tangannya tapi sampai di Lampung tdk bisa hubungi temannya…lalu dia tanya ke orang2 & juga tanya tempat sembahyang dimana malah dipukuli & dilaporkan ke Polisi

    Per Jumat (21/3/2025) video itu sudah dilihat lebih dari 260 ribu kali, disukai lebih dari 600 kali, dibagikan ulang lebih dari 112 kali dan menuai 52 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) memasukkan kata kunci “penganiayaan WNA China di Lampung” ke mesin pencari Google. Tidak ditemukan informasi dari laman berita kredibel atau akun resmi pemerintahan yang membenarkan klaim tersebut.

    TurnBackHoax kemudian menelusuri lebih lanjut dengan cara memasukkan potongan awal video lewat Google Lens. Diketahui video berasal dari momen seorang warga negara asing (WNA) asal Tiongkok ditangkap polisi setelah kedapatan menjual 59 butir logam emas palsu seberat sekitar 6 kilogram di Bandar Lampung, Lampung pada Kamis (13/3/2025).

    Video serupa dimuat dalam kanal Youtube milik KOMPASTV dengan judul “Jual Emas Palsu, WNA Asal Tiongkok Ditangkap di Bandar Lampung”.

    Kesimpulan

    Faktanya video tersebut adalah momen WNA asal Tiongkok ditangkap polisi setelah kedapatan menjual 59 butir logam emas palsu seberat sekitar 6 kilogram di Bandar Lampung, Kamis (13/3/2025).
    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Hoaks Serangkaian Narasi Menyerang Bocor Alus Politik Tempo

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/03/2025

    Berita

    tirto.id - Media Tempo tengah menjadi sasaran dari sejumlah tindakan teror, khususnya jurnalis yang terlibat di program Bocor Alus Politik. Salah seorang pemandu siniar (podcast) Bocor Alus Politik, yang juga wartawan Tempo, sempat mendapat kiriman kepala babi pada Rabu (19/3/2025).

    Berdasarkan kronologi dari Tempo, paket tersebut disebut diterima satuan pengamanan pada Rabu, pukul 16.15 WIB. Namun, wartawan Tempo bernama Cica, yang ditulis sebagai nama penerima paket tersebut, baru membukanya pada Kamis (20/3/2025), pukul 15.00 WIB usai melakukan liputan.

    Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, mengatakan kiriman paket berisi kepala babi tersebut sebagai bentuk teror terhadap kebebasan pers.

    Namun, teror terhadap Tempo dan siniar Bocor Alus Politik juga terjadi di ranah digital. Sebuah akun di X (dulu Twitter) menerbitkan sejumlah narasi soal program populer dari Tempo tersebut.

    "MEDIA DISINTEGRASA BANGSA, hanya memuat isu isu memecah bela bangsa," begitu bunyi cuitan akun @Elvianadwirizki pada 18 Maret 2025 (arsip).

    Bersama cuitan tersebut, disertakan sebuah poster salah satu episode Bocor Alus Politik sebagai latar, sementara terdapat sosok Sasmito Madrim di bagian depan yang dikutip mengatakan, "Bocor alus program disintegrasi bangsa."

    Tidak hanya satu, terdapat beberapa unggahan serupa dari akun tersebut yang bernada serangan kapada Tempo dan secara khusus, program Bocor Alus Politik (tautan 1, arsip 1) (tautan 2, arsip 2). Terdapat juga satu unggahan (arsip) yang mencatut Pendiri Lokataru Fondation, Haris Azhar, dengan kutipan yang berbunyi, "Bocor Alus Tempo didukung oleh dana dari MDIF George Soros. Segera blokir Bocor Alus Tempo."

    Meski unggahan-unggahan tersebut tidak menarik perhatian publik secara masif, namun akun tersebut mengunggah serangkaian narasi, yang semua terkumpul dalam satu hari, pada 18 Maret 2025, mengindikasikan adanya pola serangan tertentu yang disusun secara terstruktur.

    Di TikTok juga terdapat narasi yang menyerang Tempo (arsip). Media tersebut disebut mendapat pendanaan dari investor asing, MDIF. Hal ini membuat aktivitas jurnalisme Tempo mengarah ke kepentingan asing.

    Lantas, benarkah klaim-klaim terkait Tempo ini?

    Hasil Cek Fakta

    Dari sejumlah serangan digital yang menyerang Tempo, kami mencoba membedahnya.

    Pertama, terkait dengan narasi yang mengutip Mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI), Sasmito Madrim terkait program Bocor Alus Politik. Sasmito mengatakan kalau narasi yang beredar di media sosial tersebut tidaklah benar.

    “itu jelas konten yang tidak sesuai fakta. Saya tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu,” terangnya dalam pesan singkat yang Tirto terima, Kamis (18/3/2025).

    Dia sendiri mengaku baru mengetahui beredarnya konten yang mencatut namanya itu beberapa saat lalu. Konten tersebut dikhawatirkan dapat menyebarkan informasi yang keliru kepada publik dan dia menganggapnya sebagai upaya adu domba.

    “Kalau dengan kawan-kawan Tempo, saya yakin mereka paham, bahwa itu bukan pernyataan saya. Tapi orang yang tidak kenal saya, bisa jadi memandang Bocor Alus itu, sesuai pernyataan saya (yang dicatut di media sosial) dan menganggap Tempo adalah media yang memecah belah publik,” tambahnya.

    Penjelasan Sasmito ini sejalan dengan klarifikasinya di halaman Instagram pribadinya, Kamis (18/3) malam. "Saya tidak pernah mengatakan, Tempo mendukung pemecatan saya dari VoA dan tidak pernah menyatakan Bocor Alus Tempo merupakan program disintegrasi bangsa," tulis dia dalam unggahan tersebut.

    Sementara pendiri Lokataru, Haris Azhar, juga membantah narasi konten X yang mencatut namanya soal program Bocor Alus Politik Tempo. "Gambar dan kutipan itu palsu, fitnah. Saya tidak kenal siapa pemilik akun X yang posting, tidak pernah interaksi dan tidak pernah ada wawancara atau pernyataan saya keluar seperti dalam kutipan tersebut,” kata Haris mengutip konfirmasi kepada Tempo pada Kamis, 20 Maret 2025.

    Senada dengan Sasmito, dia menganggap ini adalah upaya mengadu domba kelompok kritis dengan Tempo.

    Kemudian, terkait narasi investasi Media Development Investment Fund (MDIF), yang dikutip dari unggahan di X dan juga beredar di TikTok, Tempo juga telah memberi penjelasan.

    Dalam artikel penjabarannya, Tempo menyoroti tiga fakta yang kurang sesuai dengan narasi di video yang tersebar di media sosial.

    Pertama terkait MDIF yang disebut sebagai investor asing yang mendanai Tempo pada Juli 2024. Tempo menjabarkan kalau George Soros memang sempat menjadi investor pertama pada tahun 1995. Namun, dia bukan pendanaan tunggal MDIF.

    Seperti yang tertera dalam informasi situs MDIF, organisasi itu menerima pendanaan dan investasi dari 70 entitas dari berbagai negara. Di antaranya Arjuna Capital, Allianz Foundation, Association of Alternative Newsmedia, Mediahuis, dan Oak Foundation. Sampai tahun 2025, MDIF juga telah berinvestasi ke 154 media independen di 48 negara, termasuk empat organisasi media di Indonesia.

    Kedua, terkait independensi Tempo setelah pendanaan dari MDIF. Tempo menjelaskan kalau Investasi dari MDIF bukan membeli kepemilikan saham Tempo. "Dana dari MDIF berbentuk surat utang yang dapat dikonversi (convertible performance debenture). Mayoritas saham PT Info Media Digital (IMD) dikuasai PT Tempo Inti Media Tbk.," tulis Tempo dalam penjelasannya.

    Tempo juga menegaskan pendanaan dari MDIF bukan satu-satunya penopang bisnis media tersebut. Perusahaan memiliki model bisnis dengan sumber pemasukan beragam.

    CEO Tempo Digital, Wahyu Dhyatmika, menjelaskan dana investasi dari MDIF dan investor lain bertujuan membantu Tempo menciptakan ekosistem bisnis media digital yang ditopang oleh publik dan pelanggan. “Investor justru ingin mempertahankan redaksi yang independen dan berorientasi sepenuhnya melayani kepentingan publik,” kata Wahyu pada Senin, 3 Maret 2025.

    Terakhir, Tempo menegaskan fakta kalau krisis moneter 1997-1998 bukan disebabkan oleh faktor tunggal. Hal ini untuk meluruskan klaim konten di TikTok, kalau George Soros dituding sebagai dalang utama di balik krisis moneter Indonesia pada 1997-1998.

    Dalam penjabarannya Tempo menjelaskan narasi George Soros, sebagai biang kerok krisis adalah pernyataan dari Mahathir Muhammad, Perdana Menteri Malaysia kala itu. Narasi tersebut kemudian mendapat bantahan dari sebuah studi yang menunjukkan hanya ada sedikit bukti kalau perusahaan investasi milik Soros berkontribusi terhadap krisis keuangan di Asia.

    Dokumen dari International Monetary Fund (IMF) menjelaskan kalau krisis moneter di sejumlah negara di Asia disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya nilai impor yang lebih besar daripada ekspor, kerentanan uang domestik dengan lembaga keuangan, tata kelola ekonomi yang buruk seperti konsentrasi kepemilikan, dan pinjaman luar negeri yang tinggi.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta mendapatkan, narasi soal tundingan program Bocor Alus Politik milik Tempo memecah belah bangsa dan mendapat pendanaan asing yang membuat aktivitas jurnalismenya tidak independen, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Haris Azhar dan Sasmito Madrim yang namanya dicatut dalam konten di X tersebut menyatakan, kalau mereka tidak pernah membuat narasi yang menyerang konten Bocor Alus Politik Tempo. Menurut mereka ini adalah upaya mengadu domba kelompok kritis dengan Tempo.

    Sementara terkait konten TikTok yang menyebut pendanaan MDIF kepada Tempo, membuat aktivitas Tempo mengarah ke kepentingan asing, juga telah dibantah. Salah satu poin bantahan Tempo menegaskan kalau pendanaan yang diterima Tempo justru mendorong mereka untuk tetap menjadi meida independen.

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Video Fenomena Petir Menyambar Sungai

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/03/2025

    Berita

     

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang beredar pada pertengahan Maret 2025 diklaim menampilkan ledakan di sebuah sungai karena disambar petir.

    Video itu tentunya menarik perhatian karena memperlihatkan fenomena alam yang jarang terekam kamera. Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Video yang diklaim menampilkan sebuah sungai disambar petir salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan video ledakan di sebuah sungai dan terdapat keterangan:

    SERAM ! Inilah Yang Terjadi Saat Petir Menyambar Sungai

    Hasil Cek Fakta

    Ketika dicermati, terdapat kejanggalan dalam video tersebut. Sebab, tidak ada kilat atau gemuruh dari langit yang menunjukkan bahwa sungai itu disambar petir.

    Setelah ditelusuri, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Rannikon Merityö ini. 

    Dalam unggahan terdapat keterangan bahwa video itu adalah upaya untuk memperdalam jalur air.

    Adapun Rannikon Merityö adalah perusahaan di bidang konstruksi pantai dan tepi laut yang berada di Finlandia. 

    Dikutip dari AFP, juru bicara Rannikon Merityö mengatakan, video itu diambil pada 2012 di wilayah Kustavi (barat daya Finlandia). Ia mengatakan, ledakan itu dibuat oleh perusahaan mereka dan bukan fenomena alam. 

    "Video ini menunjukkan ledakan batu padat di bawah air. Pekerjaan peledakan semacam ini adalah bagian dari layanan yang disediakan oleh perusahaan kami. Video tersebut telah menyebar di internet, termasuk ke situs-situs penipuan. Namun, itu adalah buatan manusia dan bukan fenomena alam,” ujar juru bicara Rannikon Merityö. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan sebuah sungai disambar petir tidak benar atau hoaks.

    Video itu adalah ledakan proyek perusahaan Finlandia, Rannikon Merityö untuk memperdalam jalur air. Video itu diambil pada tahun 2012 di wilayah Kustavi (barat daya Finlandia). 

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini