KOMPAS.com - Beredar narasi yang mengeklaim 159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS.
Untuk diketahui, BRICS adalah aliansi ekonomi yang dipelopori Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan karena informasinya tidak tepat.
Narasi 159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS dibagikan oleh akun Facebook ini pada 11 September 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
BRICS Mengonfirmasi 159 Negara Akan Mengadopsi Sistem Pembayaran Baru
[KLARIFIKASI] Tidak Benar 159 Negara Akan Adopsi Sistem Pembayaran BRICS
Sumber:Tanggal publish: 30/10/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri narasi tersebut menggunakan Google Search, dan menemukan artikel dari pemeriksa fakta AFP yang dipublikasikan pada 9 September 2024.
Dilansir AFP, narasi 159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS berasal dari kekeliruan media Rusia dalam memberitakan pernyataan pejabat bank sentral Rusia.
Awalnya, Kantor berita Rusia, Sputnik, memberitakan pernyataan Kepala Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina pada 30 Januari 2024 soal sistem perbankan sebagai alternatif SWIFT.
"Rusia memiliki Sistem Pengiriman Pesan Finansial (SPFS) yang merupakan alternatif dari SWIFT. Beberapa negara lain memiliki infrastruktur serupa. Kami sedang mendiskusikan interaksi platform-platform tersebut," kata Nabiullina.
Moskow sedang mendiskusikan integrasi SPFS dengan negara-negara BRICS lainnya. Nabiullina mengatakan bahwa 159 peserta asing dari 20 negara telah mendaftar ke SPFS.
Pernyataan tersebut dikutip oleh media Rusia lainnya, Russia Today (RT), dan dipublikasikan di platform media sosial China, Weibo, pada 17 Agustus 2024.
Namun, RT keliru mengutip dan justru menyebutkan "159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS".
Kemudian, RT mencabut pemberitaan tersebut serta menerbitkan klarifikasi di Weibo pada 22 Agustus 2024.
Sementara itu, juru bicara BRICS Pay mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui soal 159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran tersebut.
"Pengembangan BRICS Pay memang terus berjalan, tetapi ini akan menjadi pengembangan yang bertahap dan berurutan," kata BRICS Pay kepada AFP pada 6 September 2024.
Dilansir AFP, narasi 159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS berasal dari kekeliruan media Rusia dalam memberitakan pernyataan pejabat bank sentral Rusia.
Awalnya, Kantor berita Rusia, Sputnik, memberitakan pernyataan Kepala Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina pada 30 Januari 2024 soal sistem perbankan sebagai alternatif SWIFT.
"Rusia memiliki Sistem Pengiriman Pesan Finansial (SPFS) yang merupakan alternatif dari SWIFT. Beberapa negara lain memiliki infrastruktur serupa. Kami sedang mendiskusikan interaksi platform-platform tersebut," kata Nabiullina.
Moskow sedang mendiskusikan integrasi SPFS dengan negara-negara BRICS lainnya. Nabiullina mengatakan bahwa 159 peserta asing dari 20 negara telah mendaftar ke SPFS.
Pernyataan tersebut dikutip oleh media Rusia lainnya, Russia Today (RT), dan dipublikasikan di platform media sosial China, Weibo, pada 17 Agustus 2024.
Namun, RT keliru mengutip dan justru menyebutkan "159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS".
Kemudian, RT mencabut pemberitaan tersebut serta menerbitkan klarifikasi di Weibo pada 22 Agustus 2024.
Sementara itu, juru bicara BRICS Pay mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui soal 159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran tersebut.
"Pengembangan BRICS Pay memang terus berjalan, tetapi ini akan menjadi pengembangan yang bertahap dan berurutan," kata BRICS Pay kepada AFP pada 6 September 2024.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi 159 negara akan mengadopsi sistem pembayaran BRICS perlu diluruskan.
Narasi tersebut berasal dari kekeliruan media Rusia dalam memberitakan pernyataan pejabat bank sentral Rusia.
Narasi tersebut berasal dari kekeliruan media Rusia dalam memberitakan pernyataan pejabat bank sentral Rusia.
Rujukan
[KLARIFIKASI] Video Ledakan Pabrik di China Dinarasikan Keliru sebagai Serangan Hezbollah
Sumber:Tanggal publish: 30/10/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim menunjukkan serangan Hezbollah, kelompok perlawanan asal Lebanon, yang menghancurkan pangkalan Israel.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu membagikan peristiwa lama yang terjadi di China dengan konteks keliru.
Video yang diklaim menunjukkan Hezbollah menghancurkan pangkalan Israel dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada 14 Oktober 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
Boooommmm.....
Breaking:
Hizbullah Menyerang Pangkalan Zionis Israel dengan Rudal Terpandu dan Menyebabkan Kehancuran Total.
Menyala Hizbullah
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu membagikan peristiwa lama yang terjadi di China dengan konteks keliru.
Video yang diklaim menunjukkan Hezbollah menghancurkan pangkalan Israel dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada 14 Oktober 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
Boooommmm.....
Breaking:
Hizbullah Menyerang Pangkalan Zionis Israel dengan Rudal Terpandu dan Menyebabkan Kehancuran Total.
Menyala Hizbullah
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut dengan Google Lens untuk mengecek apakah narasi dalam unggahan itu sesuai fakta.
Hasilnya, video yang sama pernah dipublikasikan oleh Mirror pada 26 November 2015. Artikel di Mirror menyatakan peristiwa itu sebagai ledakan pabrik kimia di Provinsi Zhejiang, China.
Menurut Mirror, video amatir tersebut diunggah pertama kali di YouTube.
Kemudian, Kompas.com melakukan penelusuran lebih lanjut dan menemukan video amatir yang merekam ledakan pabrik kimia di Zhejiang.
Akun YouTube Mikey Trailz membagikan video tersebut pada 26 November 2015. Deskripsi video menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada 17 November 2015.
Peristiwa itu tidak terkait dengan peristiwa yang terjadi di Timur Tengah, atau konflik bersenjata antara Israel dengan Hezbollah.
Hasilnya, video yang sama pernah dipublikasikan oleh Mirror pada 26 November 2015. Artikel di Mirror menyatakan peristiwa itu sebagai ledakan pabrik kimia di Provinsi Zhejiang, China.
Menurut Mirror, video amatir tersebut diunggah pertama kali di YouTube.
Kemudian, Kompas.com melakukan penelusuran lebih lanjut dan menemukan video amatir yang merekam ledakan pabrik kimia di Zhejiang.
Akun YouTube Mikey Trailz membagikan video tersebut pada 26 November 2015. Deskripsi video menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada 17 November 2015.
Peristiwa itu tidak terkait dengan peristiwa yang terjadi di Timur Tengah, atau konflik bersenjata antara Israel dengan Hezbollah.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan Hezbollah menghancurkan pangkalan Israel perlu diluruskan.
Video tersebut dibagikan dengan konteks keliru. Video yang sama beredar pada 2015 dan menunjukkan ledakan pabrik kimia di Provinsi Zhejiang, China.
Video tersebut dibagikan dengan konteks keliru. Video yang sama beredar pada 2015 dan menunjukkan ledakan pabrik kimia di Provinsi Zhejiang, China.
Rujukan
- https://www.facebook.com/nana.mulyanasay/videos/513768528166912/
- https://www.facebook.com/nana.mulyanasay/videos/442485465073321/
- https://www.facebook.com/reel/1193247331749170
- https://www.mirror.co.uk/news/world-news/terrifying-moment-man-films-chinese-6903400
- https://www.youtube.com/watch?v=1G8sDzOh1h4
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[KLARIFIKASI] Tidak Benar SPBU Terbakar karena Pembelian BBM Pakai QR Code
Sumber:Tanggal publish: 30/10/2024
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang menghadirkan narasi sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mengalami kebakaran karena masyarakat membeli bahan bakar minyak (BBM) menggunakan quick-responses code (QR code) dari gawai.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut keliru dan perlu diluruskan informasinya.
Video yang diklaim menampilkan SPBU terbakar karena pembelian BBM menggunakan QR code muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video yang menampilkan sebuah SPBU dilalap api. Berikut keterangan teks yang disampaikan:
AKIBAT BELI BBM PAKAI QR Dulu HP dilarang dihidupkan di POM BENSIN, Sekarang HP Wajib dihidupkan karena pakai QR demi bisnis Aplikasi, bisnis Bank bisnis Sekelompok org RAKUS tanpa AKAL SEHAT. INI AKIBATNYA
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut keliru dan perlu diluruskan informasinya.
Video yang diklaim menampilkan SPBU terbakar karena pembelian BBM menggunakan QR code muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video yang menampilkan sebuah SPBU dilalap api. Berikut keterangan teks yang disampaikan:
AKIBAT BELI BBM PAKAI QR Dulu HP dilarang dihidupkan di POM BENSIN, Sekarang HP Wajib dihidupkan karena pakai QR demi bisnis Aplikasi, bisnis Bank bisnis Sekelompok org RAKUS tanpa AKAL SEHAT. INI AKIBATNYA
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, video tersebut identik dengan unggahan di akun Instagram ini pada 12 Oktober 2024.
Dalam video terdapat keterangan: "Kebakaran terjadi di spbu sabussalam kebakaran terjadi diduga akibat konsleting pick up saat isi bbm".
Kemudian, setelah ditelusuri lebih lanjut ditemukan pemberitaan di laman Serambinews dengan judul "Polisi Sebut Penyebab Kebakaran SPBU Oyon di Kota Subulussalam Akibat Korsleting Pikap Saat Isi BBM".
Dalam pemberitaan disebutkan, SPBU yang terbakar berada di Jalan Teuku Umar Simpang Terminal Terpadu, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh. Kebakaran terjadi pada 10 Oktober 2024.
Kepolisian menyatakan, kebakaran di SPBU diduga terjadi akibat korsleting pada mobil pikap yang sedang mengisi BBM.
Awalnya, mobil itu mengalami kebakaran di bagian depan, namun api membesar dan menyambar salah satu tangki pengisian BBM di dekatnya.
Dalam video terdapat keterangan: "Kebakaran terjadi di spbu sabussalam kebakaran terjadi diduga akibat konsleting pick up saat isi bbm".
Kemudian, setelah ditelusuri lebih lanjut ditemukan pemberitaan di laman Serambinews dengan judul "Polisi Sebut Penyebab Kebakaran SPBU Oyon di Kota Subulussalam Akibat Korsleting Pikap Saat Isi BBM".
Dalam pemberitaan disebutkan, SPBU yang terbakar berada di Jalan Teuku Umar Simpang Terminal Terpadu, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh. Kebakaran terjadi pada 10 Oktober 2024.
Kepolisian menyatakan, kebakaran di SPBU diduga terjadi akibat korsleting pada mobil pikap yang sedang mengisi BBM.
Awalnya, mobil itu mengalami kebakaran di bagian depan, namun api membesar dan menyambar salah satu tangki pengisian BBM di dekatnya.
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan SPBU terbakar karena pembelian BBM menggunakan QR code adalah keliru.
Faktanya, kebakaran diduga terjadi akibat korsleting pada mobil pikap yang sedang mengisi BBM.
Kebakaran terjadi di sebuah SPBU yang berada di Jalan Teuku Umar, Simpang Terminal Terpadu, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh pada 10 Oktober 2024.
Faktanya, kebakaran diduga terjadi akibat korsleting pada mobil pikap yang sedang mengisi BBM.
Kebakaran terjadi di sebuah SPBU yang berada di Jalan Teuku Umar, Simpang Terminal Terpadu, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh pada 10 Oktober 2024.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/512056044926421
- https://www.facebook.com/reel/1263639868122703
- https://www.facebook.com/inyoman.komala/videos/888593176577704/?rdid=XAk3JkGyb351eH5S
- https://www.instagram.com/makassarsociety/reel/DBBN7j2SIOb/
- https://aceh.tribunnews.com/2024/10/10/polisi-sebut-penyebab-kebakaran-spbu-oyon-di-kota-subulussalam-akibat-korsleting-pikap-saat-isi-bbm
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Cek Fakta: Link Tukar Poin Transaksi BRImo Festival untuk Dapatkan Rp 25 Juta Ini Tidak Benar
Sumber:Tanggal publish: 31/10/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link tukar poin transaksi BRImo Festival untuk dapatkan Rp 25 juta, diunggah salah satu akun Facebook, pada 29 Oktober 2024.
Klaim link pendaftaran tukar poin transaksi BRImo Festival untuk dapatkan Rp 25 juta berupa tulisan sebagai berikut.
"*Khusus Nasabah Bank BRI yang sudah menggunakan BRImo*
Ayo Tukarkan Poin Transaksi BRImo Festival kamu dapatkan uang tunai Rp.25 juta bagi setiap pendaftar dan ambil Kupon Undiannya agar kamu berkesempatan mendapatkan apresiasi dari BRI, selama periode Program,
Hadiah Undian :
. 5 Unit BMW 520i M Sport
. 20 Unit Hyundai Creta Alpha
. 50 Unit Vespa Primavera
. 75 Unit iPhone 16 Pro Max
. 1.000 Tabungan Emas @Rp5 Juta
masih banyak berbagai hadiah menarik & mewah lainnya.Ayo buruan daftar dan ambil kupon undiannya sekarang juga (GRATIS)"
Dalam unggahan tersebut disertai link yang diklaim sebagai pendaftaran, berikut linknya.
"https://indpti-ions.click/?fbclid=IwY2xjawGP16FleHRuA2FlbQIxMQABHRPykZotquPbQOl6eaXFyWM1OIQ7-LzimaVCt7Eic4ngGLAx0Jv2w90jyg_aem_n87UhkA2lVVOEcuOuWjAmQ"
Benarkah klaim link tukar poin transaksi BRImo Festival untuk dapatkan Rp 25 juta? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link tukar poin transaksi BRImo Festival untuk dapatkan Rp 25 juta, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Waspada Penipuan Online Mencatut BRI di Media Sosial, Simak Cara Lindungi Diri Anda" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 1 September 2024.
Dalam artikel Liputan6.com, Direktur BRI, Andrijanto, mengingatkan agar nasabah tetap waspada dan tidak memberikan informasi pribadi atau data perbankan kepada pihak yang tidak jelas atau tidak resmi.
"Hindari memberikan data pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, username dan password internet banking, OTP, dan informasi sensitif lainnya melalui tautan atau situs yang tidak terverifikasi," tegasnya.
Belakangan ada pihak yang memanfaatkan nama besar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) untuk menjerat korban, dengan berbagai modus yang sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
Contohnya, bulan lalu, muncul penipuan online yang mengatasnamakan BRImo FSTVL di media sosial. Mereka mengiming-iming hadiah fantastis, namun ternyata itu semua hanyalah jebakan. Link yang mereka bagikan, bukanlah situs resmi BRI.
Ingat, situs resmi BRI hanya dapat diakses melalui https://bri.co.id/. Jika mengecek akun media sosial resmi BRI, khususnya di Instagram @bankbri_id, kamu tidak akan menemukan informasi mengenai BRImo FSTVL.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya dan selalu memverifikasi keabsahan informasi dari sumber yang terpercaya atau saluran komunikasi resmi BRI.
Saluran resmi BRI meliputi Instagram: @bankbri_id, Facebook: Bank BRI, X: @BankBRI_id, @promo_BRI, dan @kontakBRI, serta TikTok: bankbri_id. Nasabah juga dapat menghubungi Sabrina di nomor 0812 1214 017, melalui email di call@bri.co.id, atau kontak BRI di 1500017, serta mengunjungi www.bri.co.id. #BRI #Sabrina #TanyaSabrinaAja.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link tukar poin transaksi BRImo Festival untuk dapatkan Rp 25 juta tidak benar.
Belakangan ada pihak yang memanfaatkan nama besar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) untuk menjerat korban penipuan, dengan berbagai modus yang sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
Halaman: 112/5972