• Cek Fakta: Tidak Benar dalam Foto Ini Prabowo Tunjuk Jokowi Jadi Ketum Partai Gerindra

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/12/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim Prabowo Subianto menunjuk Presiden ke-7 RI Jokowi menjadi ketua umum Partai Gerindra beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 14 Desember 2024.
    Foto tersebut memperlihatkan Prabowo sedang memberikan keterangan di depan wartawan. Ia didampingi oleh Jokowi. Keduanya mengenakan batik lengan panjang. Foto itu kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Prabowo telah menunjuk Jokowi menjadi Ketum Partai Gerindra.
    "PRABOWO TUNJUK JOKOWI KETUM GERINDRA BANTEN PANIK," demikian narasi dalam foto tersebut.
    "Kalo 2 Pahlawan ini sudah bersatu, sengkuni pasti pada ketar ketir..🤣🤣
    tau gak yang lengserkan Gus Dur Mega cs dan yang kalah pilpres di 2x SBY di musuhin sampe skrg tau gak yang hianati batu tulis siapa? dan tau gak PDIP menang di 2014 dan 2019 karena ada Pakde Jokowi.. dan tau gak di 2024 PDIP di kasih 16% itu tandanya di 2029 PDIP ancur..
    setahuku PDI menang 2 kali setelah rakyat tahu yg dijagokan presiden bapak Jokowi, berarti Jokowi pilihan rakyat bukan partainya..✌️😅😅," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 58 kali direspons dan mendapat 87 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam foto itu Prabowo menujuk Jokowi menjadi ketum Partai Gerindra? Berikut penelusurannya.
     
    Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
    Caranya mudah:
    * Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
    * Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
    * Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
    * Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim Prabowo Subianto menunjuk Presiden ke-7 RI Jokowi menjadi ketua umum Partai Gerindra. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke situs Google Images.
    Hasilnya ditemukan foto identik pada artikel "Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo" yang dimuat situs tribunnews.com pada 6 Desember 2024.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Foto tersebut merupakan peristiwa pertemuan antara Prabowo dan Jokowi di kediaman Prabowo, Jakarta pada Jumat 6 Desember 2024.
    "Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Kediaman Presiden Prabowo Subianto, Jakarta, Jumat (6/12/2024) malam. Pertemuan tersebut sebagai kunjungan balasan Presiden ke-7 RI Joko Widodo usai Presiden Prabowo Subianto menemuinya di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu," demikian keterangan dalam foto tersebut.
    Penelusuran juga dilakukan dengan memasukkan kata kunci "prabowo tunjuk jokowi ketum gerindra" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut.
     

    Kesimpulan


    Foto yang diklaim Prabowo Subianto menunjuk Presiden ke-7 RI Jokowi menjadi ketua umum Partai Gerindra ternyata tidak benar. Faktanya, foto tersebut merupakan pertemuan Prabowo dan Jokowi di Kediaman Presiden Prabowo Subianto, Jakarta, Jumat (6/12/2024) malam. Selain itu, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Menyesatkan, Poster Waspada Penculikan Anak dengan Modus sebagai Penjual, Pengemis, dan Ibu Hamil

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/12/2024

    Berita



    Sebuah poster digital beredar di Facebook [ arsip ] yang diklaim sebagai poster peringatan untuk mewaspadai penculikan anak yang dikeluarkan oleh Polresta Sidoarjo. Poster itu disertai logo kepolisian dan nomor telepon kantor polisi.

    Dikatakan bahwa orang tua harus waspada dalam menjaga anak-anak mereka, karena adanya upaya penculikan dengan modus sebagai penjual, pengemis, ibu hamil, orang gila, dan lain-lain. “Waspada jaga anak" bermain apa penculik anak banyak penyamarannya.pura" jadi sales lah,,dari kesehatan lah padahal modus,” demikian teks di dalam poster.



    Namun, benarkah gambar itu merupakan pengumuman peringatan dari Polresta Sidoarjo?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa poster tersebut tidak diterbitkan oleh Polresta Sidoarjo. Meski begitu memang terjadi peningkatan jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir.

    Polresta Sidoarjo melalui akun Instagram tertanggal 28 November 2019, sesungguhnya sudah mengumumkan bahwa poster yang beredar tersebut bukan dari mereka alias hoaks. “Selebaran yang beredar di medsos tentang dugaan aksi penculikan di wilayah Sidoarjo adalah HOAX,” bunyi keterangan tersebut.

    Dilansir Antara, gambar polisi dalam poster atau selebaran tersebut adalah sosok Kombes Pol Zain Dwi Nugroho yang saat itu menjabat sebagai Kapolresta Sidoarjo. Zain pun telah membantah narasi yang beredar melalui poster tersebut.

    "Dalam kesempatan ini perlu saya sampaikan, hasil klarifikasi dan pengecekan ke lokasi bahwa tidak ada kejadian percobaan penculikan anak. Informasi yang beredar adalah informasi yang tidak benar atau berita hoaks," katanya dalam video yang diunggah di akun Instagram Polresta Sidoarjo.

    Narasi serupa juga pernah beredar tahun 2017, yang sesungguhnya juga telah dibantah, sebagaimana dilaporkan Detik.com. Saat itu, Wakasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Teguh Setiawan mengatakan belum ada informasi dari jajaran mereka tentang kasus penculikan.

    Dia mengimbau masyarakat tidak langsung menyebarkan poster tersebut, melainkan memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Dikatakannya secara umum masyarakat diminta waspada terhadap penyebaran hoaks. "Menurut kami berita tersebut adalah bohong," kata Teguh.

    Meski poster tersebut tidak diterbitkan oleh Polresta Sidoarjo, tetapi kasus penculikan anak memang cukup tinggi sehingga seluruh pihak tetap harus waspada. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) seperti ditulis Tempo menyoroti tren peningkatan jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun lalu, platform Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) menerima laporan sebanyak 28 kasus penculikan, penjualan, dan perdagangan anak. Sebanyak 89 anak menjadi korban dalam kasus-kasus tersebut.

    Angka tersebut lebih tinggi dibanding data pembanding yang dikumpulkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam catatan KPAI, sedikitnya 28 anak menjadi korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak pada 2021. Data ini sebetulnya juga menunjukkan tren peningkatan karena KPAI mencatat sedikitnya 34 anak menjadi korban penculikan dan 17 anak menjadi korban penjualan dan/atau perdagangan anak pada 2022. Adapun dalam kurun dua bulan terakhir, Januari-Februari 2023, KPAI sudah mencatat sebanyak 14 anak menjadi korban penculikan.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Polresta Sidoarjo pernah mempublikasikan poster peringatan mewaspadai penculikan sebagaimana gambar yang beredar adalah klaimmenyesatkan.

    Pihak Polresta Sidoarjo telah membantah narasi yang mengatakan mereka menyebarkan peringatan waspadai penculikan sebagaimana gambar yang beredar tersebut. Meski begitu, jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir meningkat sehingga perlu perhatian dari seluruh pihak.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Menyesatkan, Video Ormas Melakukan Razia Atribut Natal 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/12/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di Instagram [ arsip ] dan akun Facebook ini dan ini, yang diklaim memperlihatkan kelompok organisasi kemasyarakatan (ormas) yang sedang melakukan razia atribut perayaan Natal 2024.

    Video yang diunggah sekitar tanggal 21 Desember 2024 itu memperlihatkan beberapa orang berjubah putih dan mengenakan penutup kepala dari kain putih, berhadapan dengan seorang polisi. Mereka diklaim berdebat tentang aktivitas razia. “Ormas ini mau razia atribut Natal namun dicegah polisi malah ngajak perang,” tulis akun yang membagikan video itu.



    Namun, benarkah video itu memperlihatkan ormas yang melakukan razia atribut Natal 2024?

    Hasil Cek Fakta



    Dengan menggunakan pencarian gambar menggunakan Google Images, hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video tersebut tidak terjadi menjelang Natal 25 Desember 2024, melainkan pada 2016.



    Foto serupa ditemukan dalam berita Detik.com tertanggal 22 Desember 2016 yang berjudul “Kisah Viral Polres Sragen Cegah Ormas Masuk Swalayan Terkait Atribut Natal.”

    Video itu bersumber dari saluran YouTube Sukowati Channel. Peristiwa itu terjadi di depan swalayan Mitra Sragen, Jalan Raya Sukowati No 156c, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu, 21 Desember 2016.

    Konteks video tersebut adalah saat Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi dan sejumlah anggotanya hendak melakukan razia atribut perayaan Natal di swalayan tersebut. Namun mereka dihalangi polisi di depan pintu masuk swalayan. 

    Mala mengatakan dia ingin memastikan tidak ada umat Islam di sana, misalnya pegawai swalayan yang dipaksa mengenakan atribut Natal. Kapolres Sragen yang saat itu dijabat AKBP Cahyo Widiarso, pun datang. Setelah berdebat beberapa saat, kelompok FPI itu pun pergi.

    Informasi yang sama juga dipublikasikan Solopos. Berdasarkan pantauan mereka, kelompok FPI tersebut sempat meminta Polres dan Kodim untuk menyertakan mereka dalam razia namun ditolak. Mereka juga tampak hendak melakukan razia di swalayan lain, namun mengurungkan niat itu karena melihat penjagaan polisi yang ketat.

    Sementara jelang Hari Raya Natal 2024, sejumlah pemberitaan mengabarkan razia oleh penegak hukum untuk meminimalisir kriminalitas. Belum ditemukan adanya ormas yang melakukan razia atausweeping.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan video razia atribut perayaan Natal 2024 oleh kelompok ormas, adalah klaim yangmenyesatkan.

    Video itu memperlihatkan kelompok FPI yang ingin melakukan razia terkait atribut Natal tahun 2016, di sebuah swalayan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yang kemudian gagal karena dihentikan oleh kepolisian.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, Kolase Video yang Menunjukkan Cristiano Ronaldo Jadi Mualaf

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/12/2024

    Berita



    Tempo menerima permintaan dari pembaca untuk memverifikasi kebenaran video pendek TikTok [ arsip ] berisi klaim bahwa Cristiano Ronaldo memeluk Islam. 

    Video itu memperlihatkan Ronaldo mengenakan pakaian thawb, memegang Al Quran dan berwudhu. "Alhamdulillah Cristiano Ronaldo sah memeluk Islam".



    Benarkah Cristiano Ronaldo menjadi mualaf?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo bahwa kolase video tersebut bukan sebagai bukti bahwa Cristiano Ronaldo telah memeluk Islam. Konten tersebut hasil kumpulan dari video saat Ronaldo membuat klip untuk Hari Nasional Arab Saudi, video dari pria yang mirip Ronaldo dan hasil rekayasa dengan kecerdasan buatan.

    Tempo memeriksa asal-usul video itu menggunakan alat pembalikan gambar, pencarian dengan kata kunci di TikTok dan deteksideepfake.

    Video 1



    Pada bagian Ronaldo menggunakan pakaian tradisional Arab Saudi sebenarnya menjadi bagian saat pengambilan gambar kru Al Nassr FC, klub tempat Ronaldo bernaung saat ini, untuk film pendek merayakan Hari Nasional Arab Saudi tahun 2023.

    Video yang sama pernah dibagikan akun Instagram Al Nassr pada 24 September 2023 yang menampilkan suasana di balik layar pengambilan gambar untuk perayaan Hari Nasional Saudi tersebut.

    Video 2

    Video di mana Ronaldo yang diklaim sedang membaca Al Quran, sebenarnya bukan Cristiano Ronaldo. Pria tersebut adalah Biwar Abdullah, seorang pria asal Kurdistan, Irak yang memiliki wajah yang mirip dengan Cristiano Ronaldo, seperti yang ditulis oleh CNN Indonesia.



    Foto Biwar saat membaca Al Qur’an tersebut pernah beredar di TikTok pada 2021 yang dibagikan oleh akun ini. Situs Coastal Digest menyebut bahwa Biwar mengunggah video tersebut di akun TikToknya pada 20 Juli 2021 dengan teks: Eid Mubarak. Akun TikTok Biwar saat ini beralamat di @cristianokurdish dan video saat dia membaca Al Quran telah dihapus.

    Biwar menikmati ketenaran karena memiliki wajah yang mirip. Video tersebut kemudian banyak dibagikan sebagai rumor bahwa Ronaldo bersama Istrinya telah memeluk Islam.

    Video 3

    Sedangkan potongan video yang terlihat Ronaldo sedang berwudlu dan salat mengenakan thawb putih adalah hasil rekayasa menggunakan kecerdasan buatan. Kolase video itu dibuat dan diunggah oleh akun @agung.official.04 atau Zaziranmd pada 4 November 2024 dengan keterangan: “Andai ini asli betapa senangnya fansnya yang muslim.”



    Tempo juga memeriksa video tersebut dengan menggunakantools AI Truemedia. Hasilnya gambar dalam video tersebut merupakan hasil rekayasa digital dengan menggunakan kecerdasan buatan dengan tingkat probabilitas mencapai 97 hingga 100 persen. 

    Kesimpulan



    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video Cristiano Ronaldo menjadi mualaf adalahkeliru. 

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini