• Menyesatkan, Video yang Memperlihatkan Penghinaan Al Quran di Tempat Hiburan Malam Arab Saudi

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/10/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp [ arsip ] dan Facebook akun ini, ini, ini, ini, dan ini, yang diklaim sebagai peristiwa penghinaan Al Quran di tempat hiburan malam di Arab Saudi.

    Video itu memperlihatkan seorang pria berambut hitam menari dan sambil membawa kitab yang diklaim Al Quran. Dia juga menempelkan kitab itu ke bokongnya, melemparnya ke lantai dan menginjak-injaknya. Peristiwa itu disebut terjadi di sebuah tempat hiburan malam di Arab Saudi.  



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video tersebut memperlihatkan peristiwa penghinaan Al Quran yang terjadi di klub malam di Arab Saudi?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo menggunakan layanan pindai teks dalam gambar, translate, dan mesin pencari Yandex, untuk memverifikasi konten tersebut. Ditemukan sejumlah artikel yang mengungkap asal video tersebut.

    Tulisan yang ditempelkan dalam video itu berarti: Orang Saudi main-main dan melanggar kesucian Al Qur'an saat menari di salah satu Madhi Saudi. Namun, klaim itu keliru.



    Menurut pemeriksa fakta berbahasa Arab, T4P.co, video itu tidak direkam di Arab Saudi. Klip video pendek itu ditemukan berasal dari salah satu klub malam di Inggris, dan video tersebut menunjukkan orang bernama Amjad dari Arab Saudi yang tinggal di Manchester, Inggris, yang mengunggah klip tersebut melalui akunnya di platform X pada Mei 2024.

    Namun kini, akun itu telah ditangguhkan, sehingga video aslinya tak lagi bisa diakses. Tangkapan layar unggahan awal video tersebut pernah dibagikan oleh akun @Mrmrzmani10 ( Arsip ).

    Pemeriksa fakta berbahasa Arab lainnya, Norumors.net, menampilkan tangkapan layar profil akun Twitter tersebut yang mengatakan pemiliknya tinggal di Kota Manchester.

    Narasi keliru tersebut awalnya disebarkan oleh beberapa akun media sosial dan website yang berafiliasi dengan rezim Iran. 

    Pemeriksa fakta asal Yaman, Musnadye.com, mengatakan narasi yang beredar di sana juga menyatakan bahwa perekaman video itu mendapatkan restu dan perlindungan dari kepala otoritas hiburan Kerajaan Arab Saudi yang bernama Turki Al-Sheikh alias Turki bin Abdul Mohsen Al-Sheikh.

    Namun, sesungguhnya tidak ada bukti yang menyatakan Al-Sheikh memberikan dukungan itu. Tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah Arab Saudi ataupun berita terpercaya yang mengonfirmasi bahwa kejadian itu direkam di Arab Saudi.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan pelecehan atau penghinaan Al Quran yang direkam di sebuah tempat hiburan malam di Arab Saudi adalah klaimmenyesatkan.

    Video itu direkam di Kota Manchester, Inggris, dan diunggah pada Mei 2024 di akun Twitter atau X yang saat ini sudah ditangguhkan.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Video Novel Baswedan dan Dennis Lim Promosi Situs Judi

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/10/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial menampilkan mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dan Ustaz Dennis Lim mempromosikan situs judi.

    Namun setelah ditelusuri video tersebut merupakan hasil manipulasi. Konten itu merupakan hoaks yang perlu diluruskan informasinya.

    Video yang menampilkan Novel Baswedan dan Ustaz Dennis Lim mempromosikan situs judi muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.

    Dalam video Novel Baswedan mewawancarai Dennis Lim soal situs judi yang diklaim akan memberi peluang kemenangan yang besar. Video tersebut diberi keterangan:

    Koh Dennis Bocorkan Rahasia KTP 100%

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Novel Baswedan dan Dennis Lim mempromosikan situs judi

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video tersebut dan menelusurinya menggunakan Google Lens.

    Hasilnya video tersebut identik dengan unggahan di kanal YouTube Novel Baswedan ini.

    Dalam video aslinya, Novel mewawancarai Dennis Lim soal masa lalunya yang pernah menjadi bandar judi. Menurut Dennis, menang dan kalah pada judi online sudah diatur oleh bandar.

    Dennis Lim juga mengatakan bahwa bandar judi memberikan setoran kepada aparat supaya bisnis mereka tetap aman.

    Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek suara Dennis Lim dan Novel Baswedan dalam video menggunakan Hive Moderation.

    Hasilnya, suara kedua orang itu terdeteksi dihasil oleh artificial intelligence (AI). Suara Novel Baswedan memiliki probabilitas 81.27 persen dihasilkan AI

    Sementara suara Dennis Lim memiliki probabilitas 96.5 persen dihasilkan AI.

    Dengan demikian, suara yang dimanipulasi itu kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam video, seolah-olah Novel dan Dennis mempromosikan situs judi.

    Kesimpulan

    Video yang menampilkan Novel Baswedan dan Ustaz Dennis Lim mempromosikan situs judi merupakan hasil manipulasi.

    Dalam video, aslinya Novel mewawancarai Dennis Lim soal masa lalunya yang pernah menjadi bandar judl. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation suara Novel dan Dennis Lim terdeteksi dihasilkan AI. 

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Video Pembangunan Piramida oleh Raksasa Dibuat dengan AI

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/10/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video dengan narasi pembangunan piramida di Mesir oleh manusia raksasa. Narasi itu beredar dalam sejumlah unggahan di media sosial.

    Dalam video tampak manusia raksasa mengangkat bongkahan batu, dibantu sekumpulan manusia dengan ukuran yang lebih kecil.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Video pembangunan piramida oleh manusia raksasa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 18 Oktober 2024:

    Viralll..Video pembangunan piramida mesir.!

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek campur tangan AI dalam video yang beredar menggunakan tools yang dikembangkan Hive Moderation.

    Hasilnya menunjukkan, video pembangunan piramida oleh manusia raksasa memiliki probabilitas 99,5 persen dibuat oleh AI.

    Sebagai informasi, piramida di Mesir seperti Piramida Giza dibangun sekitar 4500 tahun yang lalu.

    National Geographic melaporkan, raja Mesir pertama yang membangun piramida di Giza adalah Firaun Khufu.

    Hingga kini, para ilmuwan dan insinyur belum dapat memastikan secara pasti bagaimana piramida dibangun.

    Video yang ada di dunia pertama kali direkam pada 14 Oktober 1888.

    Dikutip dari History of Information, video yang dikenal dengan nama Roundhay Garden Scene tersebut merupakan film pendek yang dibuat oleh Perancis Louis Le Prince.

    Sementara, kamera pertama kali ditemukan sekitar 1820-an oleh Joseph Nicéphore Niépce.

    Sehingga, tidak mungkin ada rekaman video otentik pembangunan piramida di zaman Mesir kuno.

    Kesimpulan

    Video pembangunan piramida oleh manusia raksasa merupakan konten manipulatif.

    Hive Moderation mengidentifikasi video tersebut memiliki probabilitas 99,5 persen dibuat oleh kecerdasan buatan.

    Kamera dan video pertama yang direkam baru ada sekitar abad ke-19, sehingga tidak mungkin ada rekaman pembangunan piramida di zaman Mesir kuno.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Pita Hitam di Akun Medsos UNRWA Tidak Terkait Yahya Sinwar

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/10/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Badan PBB untuk pengunsi Palestina, UNRWA, disebut memasang pita hitam pada profil akun media sosial sebagai tanda berkabung atas kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.

    Sinwar terbunuh di Gaza, Palestina pada 17 Oktober 2024 dalam serangan yang dilancarkan pasukkan Israel.

    Dalam tangkapan layar yang beredar, tampak akun X (Twitter) UNRWA memasang pita hitam pada profil.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan karena merupakan informasi yang keliru.

    Narasi UNRWA memasang pita hitam sebagai tanda berkabung atas kematian Yahya Sinwar dibagikan oleh akun Facebook ini pada 18 Oktober 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    UNRWA tampak berduka atas meninggalnya Yahya Sinwar. Semua akun UNRWA menambahkan garis hitam pada profil mereka. Para pendukung dan pelaku teror.

    Hasil Cek Fakta

    Narasi UNRWA memasang pita hitam sebagai tanda berkabung atas kematian Yahya Sinwar dibantah oleh badan tersebut.

    Dilansir USA Today, juru bicara UNRWA Juliette Touma mengatakan bahwa pita hitam tersebut tidak ada hubungannya dengan kematian Sinwar.

    Ia mengatakan, pita tersebut ditambahkan ke profil X (Twitter) UNRWA satu tahun yang lalu sebagai penghormatan kecil kepada para pegawai UNRWA yang terbunuh di Gaza.

    UNRWA memiliki standar netralitas yang mencegah badan tersebut menunjukkan keberpihakan apa pun dalam menanggapi peristiwa seperti kematian Sinwar.

    "Kami tidak memihak pihak manapun dalam konflik ini. Kami bukan pihak yang terlibat dalam konflik. Peran kami adalah memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang membutuhkan," kata Touma.

    Sebuah pernyataan di situs web UNRWA menyebutkan bahwa pita hitam tersebut dipasang ketika 20 pekerja dikonfirmasi telah terbunuh di Gaza pada 22 Oktober 2023.

    Pita hitam masih dipasang karena angka kematian pekerja UNRWA terus meningkat. Sampai 18 Oktober 2024, korban jiwa mencapai 230 orang.

    Kesimpulan

    Memang benar UNRWA memasang pita hitam pada profil akun media sosial, tetapi bukan sebagai tanda berkabung atas kematian Yahya Sinwar.

    Pita hitam dipasang sejak 22 Oktober 2023 sebagai penghormatan atas kematian para pekerja UNRWA di Gaza.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini