KOMPAS.com - Beredar narasi yang menyatakan dukungan Anies Baswedan kepada calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno membuat elektabilitas turun.
Elektabilitas paslon yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Pilkada Jakarta 2024 itu disebutkan hanya 28,4 persen.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.
Informasi yang menyebutkan dukungan Anies membuat elektabilitas Pramono-Rano atau Pram-Doel jatuh disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
Pengguna Facebook tersebut menyebarkan tautan YouTube dari video yang diunggah pada Selasa (26/11/2024).
Berikut judul videonya:
DIDUKUNG ANIES BASWEDAN SUARA PRAMONO RANO JUSTRU TERJUN BEBAS DAN PASANGAN RIDO Tembus 53%
Sementara, salah satu akun Facebook mengunggah thumbnail video saja dengan menampilkan sosok Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, serta foto bersama Anies dengan pasangan Pram-Deol.
Berikut teks pada thumbnail:
ANIES BIKIN APES
DIDUKUNG ANIES DAN AMIEN RAIS PRAMONO RANO CUMA 28,4
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Selasa (26/11/2024), yang menyebutkan dukungan Anies Baswedan membuat elektabilitas Pramono-Rano jatuh.
[HOAKS] Dukungan Anies Bikin Suara Pramono-Rano Jatuh
Sumber:Tanggal publish: 27/11/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Lembaga Survei Indonesia (LSI) telah merilis hasil survei tingkat elektabilitas tiga pasangan calon yang berkompetisi pada Pilkada Jakarta 2024 pada September.
Survei tersebut menyebutkan, pasangan Pramono-Rano memiliki elektabilitas 28,4 persen. Sedangkan Ridwan Kamil-Suswono 51,8 persen.
"(Angka) 28 persen ini kan baru (dikenalkan) sejak tanggal 28 Agustus, (capaian) itu sudah mencapai seperti itu," ujar Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, pada 19 September 2024, dilansir Kompas.com.
Ia optimis pasangan Pramono-Rano akan mendapatkan hasil maksimal hingga hari pemilihan.
"Ini justru menjadi suatu daya pendorong yang luar biasa bahwa Mas Pram yang baru dimunculkan pada akhir Agustus, sudah mampu menghasilkan suatu gagasan kreatif dan pergerakan gotong royong seluruh komponen masyarakat," lanjutnya.
Di sisi lain, hasil survei Litbang Kompas pada 20-25 Oktober 2024 menunjukkan, dukungan terhadap Pramono-Rano mencapai 38,3 persen.
Angka tersebut bersaing ketat dengan Ridwan-Suswono yang mendapat 34,6 persen dukungan pemilih.
Juru bicara paslon Pramono-Rano, Aris mengungkapkan, elektabilitas jagoannya meningkat berkat bersatunya para pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahokers) dan pendukung Anies (Anak Abah).
"Tidak bisa dipungkiri, efek bersatunya Anak Abah pendukung Mas Anies dan Ahokers mendukung Pram-Doel sangat terasa di lapangan. Terbukti dari lembaga survei yang merekam bahwa sudah 49 persen elektabilitas Mas Pram-Bang Doel," kata Aris, seperti diwartakan Kompas.com, Sabtu (23/11/2024).
Survei tersebut menyebutkan, pasangan Pramono-Rano memiliki elektabilitas 28,4 persen. Sedangkan Ridwan Kamil-Suswono 51,8 persen.
"(Angka) 28 persen ini kan baru (dikenalkan) sejak tanggal 28 Agustus, (capaian) itu sudah mencapai seperti itu," ujar Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, pada 19 September 2024, dilansir Kompas.com.
Ia optimis pasangan Pramono-Rano akan mendapatkan hasil maksimal hingga hari pemilihan.
"Ini justru menjadi suatu daya pendorong yang luar biasa bahwa Mas Pram yang baru dimunculkan pada akhir Agustus, sudah mampu menghasilkan suatu gagasan kreatif dan pergerakan gotong royong seluruh komponen masyarakat," lanjutnya.
Di sisi lain, hasil survei Litbang Kompas pada 20-25 Oktober 2024 menunjukkan, dukungan terhadap Pramono-Rano mencapai 38,3 persen.
Angka tersebut bersaing ketat dengan Ridwan-Suswono yang mendapat 34,6 persen dukungan pemilih.
Juru bicara paslon Pramono-Rano, Aris mengungkapkan, elektabilitas jagoannya meningkat berkat bersatunya para pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahokers) dan pendukung Anies (Anak Abah).
"Tidak bisa dipungkiri, efek bersatunya Anak Abah pendukung Mas Anies dan Ahokers mendukung Pram-Doel sangat terasa di lapangan. Terbukti dari lembaga survei yang merekam bahwa sudah 49 persen elektabilitas Mas Pram-Bang Doel," kata Aris, seperti diwartakan Kompas.com, Sabtu (23/11/2024).
Kesimpulan
Narasi yang menyebutkan dukungan Anies membuat elektabilitas Pramono-Rano jatuh merupakan hoaks.
Survei LSI pada September 2024 menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano 28,4 persen. Lalu, survei Litbang Kompas pada Oktober 2024 menunjukkan, dukungan terhadap Pramono-Rano mencapai 38,3 persen.
Juru bicara paslon tersebut mengungkapkan, dukungan Anak Abah dan Ahokers berpengaruh pada meningkatnya elektabilitas.
Survei LSI pada September 2024 menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano 28,4 persen. Lalu, survei Litbang Kompas pada Oktober 2024 menunjukkan, dukungan terhadap Pramono-Rano mencapai 38,3 persen.
Juru bicara paslon tersebut mengungkapkan, dukungan Anak Abah dan Ahokers berpengaruh pada meningkatnya elektabilitas.
Rujukan
- https://www.facebook.com/onding.lagasius.92/posts/pfbid0XFARCy8oDs4A7EdjHEwgpL6RwStDamxh43hdXDDTcd9q6wfnq9dytq5AQ4r5wMcZl
- https://www.facebook.com/groups/1193237914199851/posts/2512760875580875/
- https://www.youtube.com/watch?v=nPDUFdNoXKE
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=558904653560902&set=gm.1002101945044102&idorvanity=280083530579284
- https://regional.kompas.com/read/2024/09/19/155532378/elektabilitas-pramono-rano-284-persen-pdi-p-baru-muncul-sudah-seperti-itu
- https://www.kompas.id/artikel/anies-baswedan-resmi-dukung-pramono-rano-seperti-apa-pengaruhnya
- https://megapolitan.kompas.com/read/2024/11/23/21404251/jubir-naiknya-elektabilitas-pramono-rano-karena-dukungan-dari-ahokers-dan
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[KLARIFIKASI] Ridwan Kamil Gunakan Hak Pilihnya di Bandung, Suswono di Bogor
Sumber:Tanggal publish: 27/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan yang menyebut pasangan Calon Gubernur -Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil dan Suswono bukan orang ber-KTP Jakarta.
Dengan demikian, keduanya tidak bisa menyalurkan hak pilihnya untuk Pilkada Jakarta 2024.
Ridwan Kamil disebut akan menyalurkan hak suara di Bandung, Jawa Barat. Sementara, Suswono diklaim akan mencoblos di Tegal, Jawa Tengah.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, informasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi yang mengeklaim Ridwan Kamil dan Suswono bukan orang ber-KTP Jakarta salah satunya dibagikan oleh akun X ini.
Akun tersebut menuliskan keterangan demikian:
Cagub dan cawagub ini bukan orang-orang ber-KTP Jakarta.
RK ber-KTP Bandung, Jawa Barat, Suswono ber-KTP Tegal, Jawa Tengah
#TumbangkanRidwanKamil#TumbangkanRidwanKamil
Dengan demikian, keduanya tidak bisa menyalurkan hak pilihnya untuk Pilkada Jakarta 2024.
Ridwan Kamil disebut akan menyalurkan hak suara di Bandung, Jawa Barat. Sementara, Suswono diklaim akan mencoblos di Tegal, Jawa Tengah.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, informasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi yang mengeklaim Ridwan Kamil dan Suswono bukan orang ber-KTP Jakarta salah satunya dibagikan oleh akun X ini.
Akun tersebut menuliskan keterangan demikian:
Cagub dan cawagub ini bukan orang-orang ber-KTP Jakarta.
RK ber-KTP Bandung, Jawa Barat, Suswono ber-KTP Tegal, Jawa Tengah
#TumbangkanRidwanKamil#TumbangkanRidwanKamil
Hasil Cek Fakta
Ridwan Kamil dan Suswono memang belum memiliki KTP Jakarta. Sehingga, keduanya tidak bisa menyalurkan hak pilihnya untuk Pilkada Jakarta 2024.
Diberitakan Kompas.com, Ridwan Kamil menggunakan hak pilihnya di TPS 23, Jalan Rancabulan II, Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat.
Ia akan memlih calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat dan calon wali kota - calon wakil wali kota Bandung.
Sementara, Suswono akan menggunakan hak suaranya di TPS 07, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Suswono akan menyalurkan suaranya untuk Pilkada Jawa Barat dan Pilkada Kota Bogor.
Suswono tidak memilih untuk Pilkada Jawa Tengah seperti dalam unggahan yang beredar. Meski lahir di Tegal, namun saat ini ia ber-KTP Kota Bogor.
Diberitakan Kompas.com, Ridwan Kamil menggunakan hak pilihnya di TPS 23, Jalan Rancabulan II, Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat.
Ia akan memlih calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat dan calon wali kota - calon wakil wali kota Bandung.
Sementara, Suswono akan menggunakan hak suaranya di TPS 07, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.
Suswono akan menyalurkan suaranya untuk Pilkada Jawa Barat dan Pilkada Kota Bogor.
Suswono tidak memilih untuk Pilkada Jawa Tengah seperti dalam unggahan yang beredar. Meski lahir di Tegal, namun saat ini ia ber-KTP Kota Bogor.
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim Ridwan Kamil akan menyalurkan hak pilihnya di Jawa Barat dan Suswono di Jawa Tengah perlu diluruskan.
Ridwan Kamil memang menyalurkan hak pilihnya di Kota Bandung. Namun Suswono menggunakan hak pilihnya di Kota Bogor, bukan di Tegal.
Ridwan Kamil memang menyalurkan hak pilihnya di Kota Bandung. Namun Suswono menggunakan hak pilihnya di Kota Bogor, bukan di Tegal.
Rujukan
- https://x.com/Zay34562/status/1861242187746554092/photo/1
- https://megapolitan.kompas.com/read/2024/11/27/06410801/soal-nyoblos-di-bandung-bukan-jakarta-ridwan-kamil-dulu-pak-jokowi-juga
- https://megapolitan.kompas.com/read/2024/11/26/14271501/suswono-bakal-nyoblos-di-tps-07-kedung-waringin-untuk-pilkada-kota-bogor
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[HOAKS] Lesti Kejora Bagikan Rp 35 Juta Melalui Nomor WhatsApp
Sumber:Tanggal publish: 27/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang diunggah di media sosial menampilkan penyanyi Lesti Kejora yang diklaim membagikan uang Rp 35 juta melalui nomor WhtasApp.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan hasil manipulasi.
Video yang menampilkan Lesti Kejora membagikan Rp 35 juta muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram ini.
Dalam video, Lesti mengatakan, untuk mendapat hadiah Rp 35 juta caranya yakni dengan menyukai dan membagikan unggahan tersebut kepada sepuluh orang teman.
Warganet kemudian diminta menghubungi nomor WhatsApp yang tertera dalam unggahan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan hasil manipulasi.
Video yang menampilkan Lesti Kejora membagikan Rp 35 juta muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram ini.
Dalam video, Lesti mengatakan, untuk mendapat hadiah Rp 35 juta caranya yakni dengan menyukai dan membagikan unggahan tersebut kepada sepuluh orang teman.
Warganet kemudian diminta menghubungi nomor WhatsApp yang tertera dalam unggahan.
Hasil Cek Fakta
Ketika ditelusuri, tidak ditemukan unggahan soal pembagian uang Rp 35 juta di akun media sosial milik Lesti Kejora.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian menelusuri unggahan yang beredar menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video tersebut diketahui memanipulasi foto Lesti Kejora yang diunggah di Instagram-nya pada 7 April 2021.
Dalam unggahan aslinya Lesti tidak menjanjikan pembagian uang. Ia hanya menuliskan keterangan teks: "Udah senyum hari ini?".
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation suara Lesti membagikan Rp 35 juta terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI). Probabilitasnya mencapai 99.8 persen.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian menelusuri unggahan yang beredar menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video tersebut diketahui memanipulasi foto Lesti Kejora yang diunggah di Instagram-nya pada 7 April 2021.
Dalam unggahan aslinya Lesti tidak menjanjikan pembagian uang. Ia hanya menuliskan keterangan teks: "Udah senyum hari ini?".
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation suara Lesti membagikan Rp 35 juta terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI). Probabilitasnya mencapai 99.8 persen.
Kesimpulan
Video yang menampilkan Lesti Kejora membagikan Rp 35 juta melalui nomor WhatsApp merupakan hasil manipulasi.
Konten itu memanipulasi foto yang diunggah Lesti di Instagram-nya pada 2021.
Ketika dicek menggunakan Hive Moderation, suara Lesti membagikan Rp 35 juta terdeteksi dihasilkan oleh AI.
Konten itu memanipulasi foto yang diunggah Lesti di Instagram-nya pada 2021.
Ketika dicek menggunakan Hive Moderation, suara Lesti membagikan Rp 35 juta terdeteksi dihasilkan oleh AI.
Rujukan
[KLARIFIKASI] Imbauan MUI Tidak Hanya untuk Calon Pemimpin yang Dukung Politik Dinasti
Sumber:Tanggal publish: 27/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) disebut mengimbau umat Islam agar tidak memilih calon kepala daerah pendukung politik dinasti.
Narasi itu beredar dalam bentuk video dan disebarkan oleh sejumlah akun Facebook.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan karena konteksnya tidak lengkap.
Narasi MUI mengimbau umat Islam agar tidak memilih calon kepala daerah pendukung politik dinasti dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Narasi tersebut disebarkan menjelang pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada Rabu (27/11/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
AKHIRNYA Keluar juga FATWA...MUI..Himbauan untuk UMMAT ISLAM INDONESIA...Harap ikuti FATWA MUI..Jangan Coblos..Cagub...atau Cabup yg di dukung Oligarki. .demikian pemberitahuan dr MUI...terima kasih
Dalam video itu, narator mengatakan sebagai berikut:
Yang pasti Ketua MUI ini menyarankan, mengimbau umat Islam untuk tidak pilih pemimpin yang mendukung dinasti politik. Tidak pilih pemimpin pendukung politik dinasti.
Lalu, narator menyebutkan sejumlah nama yang menurutnya dimaksud oleh MUI, termasuk calon gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, dan calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil.
Narasi itu beredar dalam bentuk video dan disebarkan oleh sejumlah akun Facebook.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan karena konteksnya tidak lengkap.
Narasi MUI mengimbau umat Islam agar tidak memilih calon kepala daerah pendukung politik dinasti dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Narasi tersebut disebarkan menjelang pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada Rabu (27/11/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
AKHIRNYA Keluar juga FATWA...MUI..Himbauan untuk UMMAT ISLAM INDONESIA...Harap ikuti FATWA MUI..Jangan Coblos..Cagub...atau Cabup yg di dukung Oligarki. .demikian pemberitahuan dr MUI...terima kasih
Dalam video itu, narator mengatakan sebagai berikut:
Yang pasti Ketua MUI ini menyarankan, mengimbau umat Islam untuk tidak pilih pemimpin yang mendukung dinasti politik. Tidak pilih pemimpin pendukung politik dinasti.
Lalu, narator menyebutkan sejumlah nama yang menurutnya dimaksud oleh MUI, termasuk calon gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, dan calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil.
Hasil Cek Fakta
MUI memang mengeluarkan imbauan kepada umat Islam untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024 dan memilih pemimpin dengan kriteria terbaik.
Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar mengingatkan umat Islam bahwa memilih pemimpin hukumnya wajib.
"Memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan kepemimpinan dan pemerintahan dalam rangka menjaga keberlangsungan agama dan kehidupan bersama," kata Anwar, dikutip dari laman resmi MUI, 22 November 2024.
Umat Islam diimbau memilih berdasarkan keimanan, kejujuran, amanah, kompetensi, dan integritas, yang dimiliki calon kepala daerah.
Kemudian, calon pemimpin harus bebas dari suap, politik uang, kecurangan, korupsi, oligarki, dinasti politik, dan hal-hal yang terlarang secara syariah.
"Memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat di atas, atau sengaja tidak memilih padahal ada calon yang memenuhi syarat atau ada yang mendekati syarat ideal, adalah haram," kata Anwar.
Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar mengingatkan umat Islam bahwa memilih pemimpin hukumnya wajib.
"Memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan kepemimpinan dan pemerintahan dalam rangka menjaga keberlangsungan agama dan kehidupan bersama," kata Anwar, dikutip dari laman resmi MUI, 22 November 2024.
Umat Islam diimbau memilih berdasarkan keimanan, kejujuran, amanah, kompetensi, dan integritas, yang dimiliki calon kepala daerah.
Kemudian, calon pemimpin harus bebas dari suap, politik uang, kecurangan, korupsi, oligarki, dinasti politik, dan hal-hal yang terlarang secara syariah.
"Memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat di atas, atau sengaja tidak memilih padahal ada calon yang memenuhi syarat atau ada yang mendekati syarat ideal, adalah haram," kata Anwar.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi MUI mengimbau umat Islam agar tidak memilih calon kepala daerah pendukung politik dinasti perlu diluruskan.
Memang benar MUI mengeluarkan imbauan terkait kriteria pemimpin ideal menjelang Pilkada 2024. Salah satu kriteria itu adalah calon kepala daerah harus bebas dari politik dinasti.
Konten yang beredar menghilangkan kriteria lain seperti bebas dari praktik suap, politik uang, kecurangan, korupsi, oligarki, dan pelanggaran syariah.
MUI juga tidak menyebutkan nama calon kepala daerah tertentu sebagaimana diklaim dalam narasi yang beredar.
Memang benar MUI mengeluarkan imbauan terkait kriteria pemimpin ideal menjelang Pilkada 2024. Salah satu kriteria itu adalah calon kepala daerah harus bebas dari politik dinasti.
Konten yang beredar menghilangkan kriteria lain seperti bebas dari praktik suap, politik uang, kecurangan, korupsi, oligarki, dan pelanggaran syariah.
MUI juga tidak menyebutkan nama calon kepala daerah tertentu sebagaimana diklaim dalam narasi yang beredar.
Rujukan
- https://www.facebook.com/100077323087873/videos/9004493479613145/
- https://www.facebook.com/100064155558153/videos/945221314122849/
- https://www.facebook.com/eni.hartawan/videos/921977819521180/
- https://mui.or.id/baca/berita/jelang-pilkada-2024-mui-ingatkan-umat-islam-memilih-pemimpin-hukumnya-wajib
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 300/6295