• Hoaks Prabowo Pecat Hakim yang Memvonis Harvey 6,5 Tahun Penjara

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/01/2025

    Berita

    tirto.id - Akhir-akhir ini, kasus korupsi timah Harvey Moeis tengah ramai diperbincangkan, lantaran hukuman 6,5 tahun, yang dijatuhkan pada Harvey, dinilai terlalu ringan. Namun demikian, beberapa narasi yang berlalu lalang di jagat maya terkait isu tersebut perlu diperiksa kebenarannya.

    Teranyar, di TikTok, beredar sebuah unggahan yang berisi klaim bahwa Presiden RI, Prabowo Subianto, telah memecat hakim yang memberikan hukuman 6,5 tahun penjara kepada Harvey, terdakwa kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk 2015-2022. Harvey juga disebut akan dijatuhi hukuman mati.

    “Pak prabowo bukan hanya bersih-bersih jendral jokowi. Hakim pun di sapu. skrang semakin jelas arahnya kemena bahwa siasat Presiden kita susah di tebak,” tulis akun pengunggah bernama “bangdurno35” (arsip) dalam keterangannya.

    Sementara unggahannya, yang berbentuk foto, menunjukkan kompilasi dua gambar, di mana foto sebelah kiri memuat sosok Prabowo di ruang pengadilan, dan foto sebelah kanan memperlihatkan beberapa orang memegang barang bukti.

    Hingga Rabu (8/1/2025), unggahan yang disebarkan pada Sabtu (28/12/2024) ini telah ditonton lebih dari 43 juta kali, mendapatkan lebih dari 1.8 juta tanda suka, dan dikomentari oleh lebih dari 44 ribu orang. Unggahannya juga disimpan oleh 72.800 orang dan dibagikan sebanyak lebih dari 31 ribu kali.

    Narasi serupa juga dapat ditemukan di unggahan akun TikTok lain, yakni “heyliff” (arsip) dan bisa dijumpai pula di Instagram.

    Lantas, bagaimana fakta sebenarnya? Benarkah Prabowo memecat hakim yang memvonis 6,5 tahun penjara pada Harvey Moeis?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama Tim Riset Tirto melakukan Google Reverse Image pada gambar unggahan TikTok, dan kami diarahkan pada video yang ada pada kanal YouTube Lingkarnews.

    Video tersebut juga berisi narasi yang sama dengan unggahan TikTok tersebut, namun Tim Riset Tirto masih memiliki rasa curiga lantaran video tersebut tidak menyertakan bukti apapun yang mendukung narasi. Video hanya berisi cuplikan gambar Harvey Moeis dan Presiden Prabowo yang diiringi oleh suara narator.

    Dalam merespons hukuman terhadap Harvey, dilansir Tempo, Prabowo meminta para aparat hukum membersihkan diri sebelum dibersihkan rakyat. Sebab, kata Prabowo, rakyat Indonesia bukan rakyat yang bodoh.

    Presiden Prabowo juga mengkritik hakim-hakim yang menjatuhkan vonis ringan kepada koruptor. Ia mendorong para hakim untuk mengajukan banding.

    Meski Prabowo banyak melontarkan kritik, Tirto tak menemukan adanya sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang melaporkan soal keputusan Prabowo memberhentikan hakim terkait kasus Harvey.

    Tim Riset Tirto kemudian menelusuri dua gambar dalam unggahan TikTok yang berseliweran menggunakan Google Reverse Image.

    Hasilnya pencarian gambar yang berada di sisi kiri mengarahkan kami ke situs Pengadilan Negeri Watansoppeng. Ditemukan bahwa gambar tersebut aslinya merupakan acara pengambilan sumpah dan pelantikan untuk hakim Elisabeth Panjaitan, Moh. Kurniawan Sidiq, dan Willfrid Partohap Lumban Tobing, yang diselenggarakan pada Kamis (23/4/2020).

    Pada gambar aslinya, tidak ditemukan sosok Prabowo dan Harvey Moeis, sehingga bisa dikatakan gambar dalam unggahan TikTok merupakan hasil manipulasi digital.

    Sementara hasil penelusuran dengan menggunakan perangkat Google Reverse Image, dari foto yang berada di sisi kanan, mengarahkan kami ke artikel Kumparan dengan judul “ICW Sebut Ada 791 Kasus Korupsi Sepanjang 2023, Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir”.

    Alih-alih berhubungan dengan kasus Harvey, konteks asli gambar tersebut justru merupakan dokumentasi petugas KPK yang sedang menampilkan aset almarhum Gubernur Papua nonaktif, Lukas Enembe, terkait kasus tindak pidana pencucian uang.

    Dengan demikian, kedua foto yang ditampilkan dalam unggahan TikTok sama sekali tidak ada kaitannya dengan kasus Harvey dan tidak mengonfirmasi klaim yang disebutkan.

    Adapun hakim-hakim yang yang menjatuhkan hukuman pada Harvey Moeis, yaitu 6,5 tahun plus denda Rp1 miliar, serta penggantian kerugian negara sebesar Rp210 miliar, pada sidang 23 Desember 2024, adalah majelis yang diketuai Eko Aryanto dengan anggota Suparman Nyompa, Eryusman, Jaini Basir, dan Mulyono, seperti dilansir dari Media Indonesia.

    Hingga 8 Januari 2025, tidak ada pengumuman resmi terkait pemberhentian hakim-hakim tersebut, termasuk ketua majelis hakim Eko Aryanto.

    Teranyar, Kejaksaan Agung (Kejagung) hanya menyatakan pada Minggu (5/1/2025), bahwa lembaga tersebut sedang menunggu aduan dari masyarakat perihal dugaan adanya persekongkolan atau pelanggaran oleh hakim di balik pemberian vonis 6,5 tahun bagi terdakwa korupsi tata kelola timah, Harvey Moeis, seperti dilansir dari Tempo.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa video dengan narasi Presiden Prabowo memecat hakim yang memvonis 6,5 tahun penjara pada Harvey Moeis bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Kedua foto yang ditampilkan dalam unggahan TikTok sama sekali tidak ada kaitannya dengan kasus Harvey dan tidak mengonfirmasi klaim yang disebutkan.

    Meski Prabowo banyak melontarkan kritik terhadap hukuman yang dijatuhkan kepada Harvey, Tirto tak menemukan adanya pengumuman resmi resmi atau pemberitaan kredibel yang melaporkan soal keputusan Prabowo memberhentikan hakim terkait kasus Harvey.

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Video di LRT Jakarta Diklaim Persebaran Virus Zombie di Cina

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/01/2025

    Berita

    tirto.id - Wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah merebak di Cina sejak medio Desember 2024 lalu menjadi sorotan publik. Pasalnya, virus yang mengakibatkan lonjakan kasus di wilayah Negeri Tirai Bambu bagian utara ini disebut bisa menyebar dengan sangat luas dan cepat.

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bahkan telah melaporkan temuan HMPV di Indonesia yang kasusnya terjadi pada anak-anak. Kendati begitu, Kemenkes menegaskan, HMPV merupakan penyakit lama dan tak perlu ditanggapi dengan kepanikan.

    Di tengah ramainya kabar persebaran virus HMPV ini, beredar di media sosial video meluasnya virus zombie di Cina. Akun Facebook dengan nama “Aayank Fer” (arsip) membagikan klip ini disertai takarir berbahasa Inggris berbunyi “The Real Zombies Virus in China 2025 start spreading”.

    Video yang disertakan berdurasi tak sampai dua menit dan memperlihatkan situasi kaos di sebuah kereta. Sejumlah orang terdengar berteriak, sementara ada seorang pria berbaju merah yang punya penampilan seperti zombi dan berlari mengejar orang-orang.

    Unggahan bertanggal Minggu (5/1/2025) ini sudah disukai oleh 448 orang dan memperoleh 111 komentar, per Rabu (8/1/2025). Videonya sendiri juga telah dibagikan sebanyak 489 kali. Beberapa warganet di kolom komentar berseru, video ini bikin kegaduhan dan tidak seharusnya dibagikan. Ada juga yang berkomentar bahwa rekaman ini merupakan video lama.

    Tirto juga menemukan narasi serupa beredar di YouTube, seperti diunggah oleh kanal “Harry for you” dan “harshu”.

    Lantas, bagaimana faktanya? Benarkah klip tersebut merupakan momen persebaran virus zombi di Cina?

    Hasil Cek Fakta

    Untuk mengecek konteks asli video yang berseliweran, Tim Riset Tirto mula-mula menonton cuplikan secara utuh dan mencoba mengamati detail-detail dalam video. Jika diamati, dalam kereta terlihat beberapa tulisan berbahasa Indonesia, salah satunya “instruksi”, sehingga ini mengindikasikan video ini sepertinya diambil di Indonesia.

    Tirto kemudian melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “video zombie di kereta Indonesia”. Hasilnya, kami menemukan footage identik disiarkan kanal YouTube Tribun Travel pada Agustus 2022. Dokumentasi itu rupanya tak berkaitan dengan virus zombi di Cina, melainkan wahana bernama "Train to Apocalypse", yang mengambil lokasi di kereta, di Indonesia.

    Dokumentasi foto dari wahana Train to Apocalypse juga bisa dilihat di laman Kompas.

    Seperti dilaporkan Kompas, Train to Apocalypse diselenggarakan oleh PT Lintas Raya Terpadu (LRT) berkolaborasi dengan event organizer Pandora Box. Wahana ini digelar setiap hari, mulai 5 Agustus hingga 11 September 2022. Rute kereta zombie ini bermula dari Stasiun LRT Boulevard Utara, Kelapa Gading, hingga berakhir di Stasiun LRT Velodrome, Rawamangun.

    General Manager Operasi dan Pelayanan LRT Jakarta, Ampunghuang R Patriadi, mengatakan, pengunjung wahana diatur beregu dengan maksimal beranggotakan 10 orang dalam satu regu.

    "Masing-masing regu bergantian memasuki setiap wahana yang tersedia secara berurutan. Idealnya lima sampai enam orang saja, semakin sedikit semakin menyeramkan," ujar Ampunghuang, menukil Kompas, Sabtu (13/8/2022).

    Saat berangkat, pengunjung bisa melihat kondisi Stasiun LRT yang sudah berantakan dan hancur seolah-olah akibat serbuan para zombie. Latar suara yang mengiringi layaknya evakuasi bencana sungguhan, sehingga menambah ketegangan suasana.

    Di Stasiun Boulevard Utara, terdapat wahana bernama area kekacauan (Chaos Area), mayat hidup tertidur (Sleeping Zombie), dan pembangunan (Under Construction).

    Menurut laporan Kompas, sensasi pengejaran zombi terasa berbeda di setiap titik. Hal ini lantaran ada zombi yang agresif, ada yang hanya berdiri menakuti pengunjung, dan ada juga yang tertidur. Petugas yang berjaga juga senantiasa memandu pengunjung, serta memastikan bahwa tidak ada yang terluka maupun "terinfeksi" zombi.

    Pandora Box sendiri mengiklankan gelaran ini di akun Instagram resminya.

    Saat menelusuri kata kunci “zombie virus in China” di mesin perambah Google, Tirto menemukan klaim ini juga sudah dinyatakan tidak benar oleh sejumlah lembaga pemeriksa fakta, seperti Factly, PolitiFact, dan AFP.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan kalau video dengan narasi persebaran virus zombi di Cina merupakan wahana Train to Apocalypse yang sempat diadakan di Indonesia. Footage identik disiarkan kanal YouTube Tribun Travel pada Agustus 2022.

    Train to Apocalypse sendiri diselenggarakan oleh PT Lintas Raya Terpadu (LRT) berkolaborasi dengan event organizer Pandora Box.

    Dengan demikian, video dengan narasi perseberan virus zombi di Cina bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Rujukan

    • Tirto.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] HMPV adalah Virus Sintetis yang Dibuat di Laboratorium

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Human Metapneumovirus (HMPV) diklaim merupakan virus sintetis yang dibuat di laboratorium. Klaim ini muncul di sejumlah unggahan media sosial pada Desember 2024.

    Menurut narasi dalam unggahan, virus tersebut sengaja dibuat kemudian dilepaskan ke penjuru dunia.

    Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau merupakan hoaks.

    Informasi yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut penggalan narasi yang ditulis pada Sabtu (4/1/2025):

    PANDEMI 2025 is coming.

    Bukan bakal lagi tetapi memang sudah terjadi

    Pandemi ini Multipandemi. Dengan berbagai macam VIRUS SINTETIK yang satu demi satu dilepas ke seluruh penjuru dunia

    Setelah COVID mereda, mulailah dilepaskan Monkey Pox dan Pox-Pox lainnya, sampai tanpa tersadari sudah (di)tersebar di 35 negara.

    Lanjut kemudian Pneumonia yang banyak menyerang anak-anakLanjut dua varian Flu Burung yang melegenda, H5N1 dan H1N1

    Lanjut kemudian tiba-tiba ada outbreak POLIO di beberapa tempat di duniaLanjut kemudian Virus Mematikan, Marburg, berkali-kali menghasilkan Outbreak di Afrika

    Lanjut kemudian di akhir 2024, muncul Virus Baru yang bahkan belum jelas taxa nya:Human Metapneumovirus atau HMPV yang tiba-tiba meledak di China Mainland.

    Semua Virus tersebut adalah ternakan Laboratorium, hasil dari mixed breeding berbagai jenis Virus dan juga hasil dari Vaccine Induced Disease, atau Penyakit Infeksi yang muncul akibat Vaksinasi.

    akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (4/1/2025), yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium.

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah jurnal pada 2022 menjabarkan mengenai asal-usul HMPV.

    HMPV mempunyai asal-usul zoonosis yang berasal dari spesies burung sekitar 200 tahun yang lalu.

    HMPV diasumsikan telah berevolusi setelah infeksi virus zoonosis dari spesies inang reservoir unggas yang tidak diketahui.

    Virus ini satu keluarga dengan virus pernapasan syncytial (RSV), yang telah ada setidaknya sejak 2001 ketika pertama kali diidentifikasi di Belanda. Penyebaran virusnya umum terjadi pada musim dingin.

    Dilansir The Guardian, gejala yang ditimbulkan seperti flu atau pilek, namun dapat meningkatkan risiko atau menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia, terutama pada orang lanjut usia, anak kecil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

    Terjadi lonjakan kasus HMPV di China, tetapi otoritas setempat mengatakan, infeksi saluran pernapasan memang cenderung tinggi di musim dingin.

    "Penyakit-penyakit tersebut tampaknya tidak terlalu parah dan penyebarannya dalam skala yang lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning dikutip dari The Guardian.

    Teori konspirasi mudah menyebar di tengah arus informasi yang cepat dan gencar.

    Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, munculnya teori konspirasi ini dilatarbelakangi oleh respons atas penyakit yang menjadi sorotan.

    "Kalau bicara satu penyakit, tidak ada penyakit sintetis. Penyakit itu biologis semuanya dan tidak bisa manusia menciptakan virus atau bakteri, mereka kan makhluk hidup," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2024).

    Ia menjelaskan, HMPV merupakan penyakit yang tidak baru. HMPV tidak menimbulkan masalah serius dan polanya musiman.

    Penyakit akibat HMPV serupa dengan infeksi saluran pernapasan lain, bahkan lebih ringan dari influenza A dan Covid-19.

    Selain itu, tidak benar bahwa HMPV dibuat sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia.

    "Ada kriteria tertentu untuk suatu patogen dijadikan sebagai senjata. Dalam kaitan itu, Covid-19 dan HMPV tidak dalam kategori itu," terang Dicky.

    Kesimpulan

    Narasi yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium merupakan hoaks.

    Ahli epidemiologi mengatakan tidak ada virus sintetis.

    Virus HMPV tidak masuk dalam kategori patogen yang dijadikan sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Video Shin Tae-yong Menangis Bukan Momen Perpisahan dengan Pemain Timnas

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim menampilkan momen perpisahan pelatih Shin Tae-yong dengan para pemain tim nasional sepak bola Indonesia.

    Dalam video, pelatih asal Korea Selatan itu terlihat menangis di ruang ganti bersama para pemain timnas Indonesia.

    Sebagai konteks, Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi memberhentikan Shin Tae-yong sebagai pelatih pada Senin (6/1/2025).

    Namun, video tersebut keliru dan perlu diluruskan karena informasinya keliru.

    Video yang diklaim menampilkan momen perpisahan Shin Tae-yong dengan para pemain timnas Indonesia muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan Shin Tae-yong berbicara di hadapan para pemain timnas Indonesia.

    Shin Tae-yong tampak menangis dan berpelukan dengan beberapa pemain. Salah satu akun menulis keterangan:

    Momen perpisahan timnas dan STY TERIMA KASIH BANYAK COACH

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang diklaim sebagai perpisahan Shin Tae-yong dengan pemain timnas Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri menggunakan Google Lens, video tersebut identik dengan yang ada di akun Instagram @timnasgoal. 

    Dalam keterangannya, video itu adalah momen ketika Shin Tae-yong menangis di ruang ganti usai gagal membawa timnas Indonesia U23 lolos ke Olimpiade Paris 2024.

    Video itu bersumber dari unggahan akun Instagram @rikkynugroho.

    Tim Cek Fakta Kompas.com juga menemukan video serupa di kanal YouTube tvOnenewscom pada bulan Mei 2024.

    Keterangan di video juga menyebut bahwa unggahan tersebut adalah momen Shin Tae-yong menangis usai Indonesia kalah dari timnas Guinea di play-off Olimpiade Paris 2024.

    Diberitakan Kompas.com, timnas Indonesia U23 Indonesia gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024 setelah menelan kekalahan 0-1 dari Guinea. Gol Guinea ke gawang timnas Indonesia dicetak Ilaix Moriba melalui tendangan penalti. 

    Setelah laga melawan Guinea, Shin Tae-yong tak kuasa menahan tangis. Sebab, laga itu diwarnai kepemimpinan wasit Francois Letexier yang dianggap Shin Tae-yong merugikan timnas U23 Indonesia.

    Shin Tae-yong bahkan mendapatkan kartu merah dari Francois Letexier karena melakukan protes keras.

    Bek timnas U23 Indonesia, Ilham Rio Fahmi, mengakui bahwa dirinya dan rekan setim baru kali pertama melihat STY menangis di ruang ganti.

    Padahal, pelatih asal Korea Selatan itu sempat meminta kepada anak-anak asuhnya untuk tidak menangis seusai kalah dari Guinea.

    Hal serupa juga diungkapkan manajer timnas U23 Indonesia, Sumardji.

    Ia mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat para pemain timnas U23 Indonesia dan Shin Tae-yong menangis, salah satunya yakni kepemimpinan wasit Francois Letexier yang dinilai tak adil.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan momen perpisahan Shin Tae-yong setelah dipecat PSSI merupakan informasi keliru.

    Adapun video aslinya adalah momen di ruang ganti timnas Indonesia U23 setelah kalah dari timnas Guinea di play-off Olimpiade Paris 2024. 

    Setelah laga melawan Guinea, Shin Tae-yong menangis di hadapan anak asuhnya karena laga itu diwarnai kepemimpinan wasit Francois Letexier yang dianggap merugikan Indonesia. Anak asuh Shin Tae-yong pun harus kalah 0-1 dan gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024. 

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini