• [SALAH] Test Swab COVID-19 dapat Menyebabkan Lapisan Otak Pecah dan Pendarahan Hingga Kematian dan Pernah Terjadi di Kanada

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    “Uji swab itu kayak gini bosku
    Ternyata itu alat uji buat hewan yang idungnya panjang
    🙋👍Tebar manfaat baik ya,agar kebaikan balik padamu dan bertemu dengan orang orang baik…”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan dari akun Facebook Sulis Kahfi dengan beberapa tangkapan layar yang berisikan klaim bahwa test swab COVID-19 dapat membuat lapisan otak pecah dan terjadi pendarahan hingga kematian dan pernah terjadi di Kanada. Postingan ini disukai sebanyak 12 kali dan disebarkan kembali sebanyak 1 kali.

    Berdasarkan penelusuran terhadap kejadian tersebut mengarah ke sebuah artikel yang berjudul “Alami Kondisi Langka, Tes Swab Covid-19 Membuat Cairan Otak Wanita Ini Bocor” dari kompas.com yang dipublikasi pada 2 Oktober 2020. Seorang wanita di Amerika Serikat yang mengalami kebocoran cairan otak dan mengeluh adanya cairan bening yang keluar dari hidungnya setelah melakukan swab test sehingga menimbulkan resiko infeksi yang mengancam jiwa. Wanita itu ternyata pernah dirawat bertahun-tahun karena hipertensi intrakranial yaitu tekanan yang terlalu tinggi dari cairan serebrospinal yang melindungi otak, diketahui riwayat medisnya memiliki kondisi encephalocele yang menyebabkan cacat pada dasar tengkorak yang membuat lapisan otak yang menonjol ke hidung sehingga rentan pecah.

    Walsh sebagai University of Iowa Hospital menjelaskan bahwa kejadian ini sangat langka dan perlunya pelatihan pengujian berkualitas tinggi mengingat pentingnya swab test COVID-19 yang akan dilakukan hingga pandemi berakhir. Dapat disimpulkan kejadian ini terjadi di Amerika Serikat bukan Kanada dan tidak adanya pendarahan yang dapat menyebabkan kematian disebabkan oleh swab test.

    Melihat dari penjelasan tersebut, klaim swab test COVID-19 dapat menyebabkan lapisan otak pecah dan pendarahan hingga kematian serta pernah terjadi di Kanada adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).

    Klaim tersebut tidak benar, kejadian tersebut merupakan kejadian langka yang terjadi di Amerika Serikat dan tidak ada gejala seperti pendarahan yang dapat menyebabkan kematian.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Video Biden Merayakan Ulang Tahun Tanpa Masker

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    “This is our Government having a Birthday Party today for Joe Biden. They’re telling us to Social Distance & Wear Mask! But as you can see…they’re not! It’s all Lies to Control Us!”

    Terjamahan ke bahasa Indonesia:

    “Ini adalah Pesta Ulang Tahun Pemerintah kita hari ini untuk Joe Biden. Mereka menyuruh kita untuk Jaga Jarak & Pakai Masker!
    Tapi seperti yang Anda lihat … mereka tidak! Itu Semua Bohong untuk Mengontrol Kita!”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi yang diunggah MSTRISH KAG‏ (@/mspdcali) pada tanggal 20 November 2020 ke media sosial Twitter yang menyebutkan bahwa pesta ulang tahun Biden tidak menggunakan masker dan jaga jarak. Cuitan ini mendapat atensi cukup banyak dengan 890 kali di cuit ulang, 177 kali dibalas, dan 875 menyukai.

    Melansir dari laman pemeriksa fakta Snopes, video pertama kali diunggah oleh Keisha Lance Bottoms, walikota Atlanta yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Joe Biden. Namun, salah seorang pengguna Twitter (@/mspdcali) langsung menyatakan bahwa video yang diunggah Keisha merupakan pesta ulang tahun Biden yang tidak memperhatikan protokol kesehatan.

    Hal itu pun langsung diklarifikasi oleh Keisha Lance Bottoms, bahwa video tersebut merupakan video ulang tahun Biden tahun 2019 dan belum terjadi pandemi Covid-19.

    “Pre-Covid! This was in the @TPStudios White House following the @DNC @msnbc debate on 11/20/19.” tulis Keisha di akun pribadinya (@KeishaBottoms) sejam setelah video tersebut ia unggah pada 20 November 2020.

    Dengan demikian, narasi yang beredar salah, video tersebut diambil pada tahun 2019 sebelum pandemi terjadi dan masuk dalam kategori konten yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Muhammad Padhliansyah (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

    Narasi yang salah. Faktanya, video yang menampilkan Joe Biden merayakan ulang tahun tanpa masker itu diambil pada tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Pesan tentang ‘WhatsApp Gold’ dan Video ‘Martinelli’ dan ‘Dance of the Pope’ yang Dapat Meretas Ponsel

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “PERINGATAN UNTUK TEMAN-TEMAN
    Disampaikan oleh radio BBC pagi tadi:
    Jika anda mengenal siapapun yang menggunakan aplikasi WhatsApp, anda mungkin ingin menyampaikan kabar ini. Waspadalah jika besok anda mendapatkan kiriman video dengan judul ‘Martinelli’. Jangan buka video itu – video tersebut akan meretas ponsel anda dan tidak akan bisa diperbaiki. Sebarkan informasi ini. Lalu, jika anda menerima pesan untuk memperbarui aplikasi WhatsApp ke versi WhatsApp Gold, jangan buka pesannya !!!!!!
    Tolong beritahukan semua orang di kontak anda untuk tidak membuka video berjudul ‘Dance of the Pope’. Video itu sebenarnya adalah virus yang dapat meretas ponsel anda. Berhati-hatilah, virus itu sangat berbahaya. Radio BBC baru saja mengumumkannya hari ini. Sebarkanlah pesan ini ke semua orang yang anda kenal!”

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar pesan di grup WhatsApp yang menyatakan bahwa terdapat dua video berjudul ‘Martinelli’ dan ‘Dance of the Pope’ serta pesan untuk memperbarui aplikasi WhatsApp ke versi WhatsApp Gold yang mampu meretas ponsel. Dalam pesan tersebut juga dinyatakan bahwa informasi mengenai metode peretasan tersebut didapatkan melalui siaran radio BBC.

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut tidak benar. Informasi mengenai video ‘Martinelli’ dan ‘Dance of the Pope’ serta pesan mengenai WhatsApp Gold yang mampu meretas ponsel sudah beredar sejak beberapa tahun yang lalu. Melansir dari detikinet, video ‘Martinelli’ pertama kali tersebar pada tahun 2017 dalam Bahasa Spanyol, sedangkan pesan mengenai WhatsApp Gold, yang juga dikenal sebagai WhatsApp Plus, muncul pertama kali pada tahun 2016 yang lalu. Video ‘Dance of the Pope’, yang juga dikenal sebagai ‘Dance of the Hillary’, juga telah tersebar sejak tahun 2015 yang lalu.

    Dengan demikian, pesan yang beredar di grup WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Informasi yang salah. Faktanya, tidak ditemukan keberadaan pesan untuk memperbarui aplikasi WhatsApp ke versi WhatsApp Gold maupun video ‘Martinelli’ serta ‘Dance of the Pope’ yang telah tersebar.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Foto “Torang juga ada pasang ni…”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    “Netizen paling jago deh..

    Kalo begini
    Apa jadinya??

    Tantangan diterima??”.

    Hasil Cek Fakta

    Sumber membagikan foto hasil suntingan. Foto asli merupakan foto ilustrasi berita "TPNPB Tegas Menolak Penambangan Emas Blok B Wabu Intan Jaya" di SUARAPAPUA.com pada 25 Oktober 2020.

    Kesimpulan

    Hasil SUNTINGAN, di foto yang asli TIDAK ada Baliho HRS.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini