• [SALAH] Informasi Ditlantas Polda Gelar Razia Masker Seluruh Wilayah Indonesia

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi Ditlantas Polda menggelar razia masker serentak di seluruh wilayah Indonesia.

    Informasi Ditlantas Polda menggelar razia masker serentak di seluruh wilayah Indonesia tersebut diunggah akun Facebook Irvan Sob, pada 22 November 2020.

    Berikut isinya:

    "Assalamu'alaikum wr wb..Just info! Dari Ditlantas Polda besok ada razia Masker serentak di seluruh wilayah indonesia, dan melibatkan langsung turun lapangan dari semua lintas sektor dan dari kejaksaan, polisi, Pom dll...dan kalau ada yg TDK pakai masker langsung di tindak bayar ditempat 250.000...tolong infokan ke keluarga,tetangga dan teman semua ya....jangan sampai kena denda..Saling mengingatkan semoga kt terhindar dari hukuman..🙏"
    Rasia masker

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Ditlantas Polda menggelar razia masker serentak di seluruh wilayah Indonesia menggunakan Google Search, dengan kata kunci 'razia masker di seluruh Indonesia'.

    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Polda Metro Jaya nyatakan pesan berantai razia masker serentak hoaks" yang dimuat situs antaranews.com pada 8 September 2020.

    Dalam artikel tersebut, Polda Metro Jaya menyatakan pesan berantai soal razia masker serentak oleh Direktorat Lalu Lintas Polda se-Indonesia dengan denda sebesar Rp 250 ribu bagi pelanggarnya adalah tidak benar alias hoaks.

    "Informasi tersebut tidak benar. Hoaks," kata Kepala Bagian Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus.

    Lebih lanjut Yusri mengatakan pihak yang berwenang melakukan razia terhadap masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dengan tidak menggunakan masker adalah satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Petugas dari TNI-Polri hanya melakukan pendampingan terhadap Satpol PP.

    "Kewenangan razia itu dari teman-teman Satpol PP. TNI dan Polri mendampingi," tambahnya.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Ditlantas menggelar razia masker serentak di seluruh wilayah Indonesia tidak benar.

    Polda Metro Jaya menyatakan pesan bernatai soal razia masker serentak oleh Direktorat Lalu Lintas Polda se-Indonesia dengan denda sebesar Rp 250 ribu bagi pelanggarnya adalah tidak benar alias hoaks.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Tanah Longsor di Sumatera Utara pada 21 November 2020

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    Informasi tentang bencana alam beredar di Facebook. Disebutkan telah terjadi tanah longsor di Provinsi Sumatera Utara, pada Sabtu (21/11/2020).

    Ada tiga akun yang mengunggah video soal kejadian tanah longsor yang diklaim di Jalan Sidikalang, Sumatera Utara. Tiga akun itu adalah Melgibson Samosir, Masya Maya, dan Siti Rahmadhani.

    Begini narasi tanah longsor yang ada di Medan:

    "Y Allah semoga jln kekampungku ini

    Segera diperbaiki,jln sidikalang longsor"

    Itu merupakan narasi yang ada di akun Facebook milik Maysa Maya. Sejak berada di Facebook pada 23 November 2020, unggahan itu mendapat 21 respons sedih, 12 komentar, dan 8 kali dibagikan.

    Hasil Cek Fakta

    Untuk memastikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com membuat tangkapan layar dari video yang ada di Facebook. Kemudian, tangkapan layar itu ditelusuri menggunakan mesin pencari, Yandex.

    Hasil penelusuran mengarahkan ke Channel YouTube atas nama Phendy Ginting. Di channel tersebut, ada video yang sangat identik dengan judul: "[JANGAN LUPA SUBCRIBE]Jalan Medan Sidikalang,Medan dairi Terputus Diakibatqan Longsor Parah".

    Sejak berada di situs YouTube, video unggahan Phendy Ginting sudah dilihat sebanyak 14.848 kali. Dari data YouTube, video itu dipublikasikan oleh Phendy Ginting pada 11 November 2019, bukan 2020. (Untuk melihat video asli, klik tautan ini).

    Selanjutnya, Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim itu dengan cara lain, menggunakan CrowdTangle. Tim memasukkan kata kunci tanah longsor.

    Hasil penelusuran mengarahkan ke akun Facebook milik Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Dairi. Akun ini membantah adanya bencana alam berupa tanah longsor di jalan Sidikalang, Medan.

    Begini bantahan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Dairi, Sidikalang, Sumatera Utara.

    "TIDAK BENAR TERJADI LONGSOR DI LAE PONDOM HARI INI

    Beredarnya informasi dan video yang memuat kejadian longsor di ruas Jalan Sidikalang-Medan di Lae Pondom hari ini merupakan informasi yang tidak benar. Bencana longsor yang dimuat dalam video merupakan kejadian Tahun 2019 dan di posting tanggal 12 November 2019.

    Demikian disampaikan untuk diketahui."

    Kesimpulan

    Klaim yang menyebut telah terjadi tanah longsor di Medan adalah hoaks karena informasi itu mengada-ada. Faktanya, foto yang beredar di media sosial merupakan kejadian di tahun 2019 bukan 2020.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] “Wanita di atas panser ini ternyata bernama ‘Odilia Winneke’ editor Detik.com grup Gramedia”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 24/11/2020

    Berita

    Akun Junot Arifan (fb.com/100057748054407) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dari postingan akun Twitter @IrutPagut yang mengunggah foto seorang perempuan berkemeja kotak-kotak berwarna biru-merah yang berada di atas panser TNI dan narasi “Wanita di atas panser ini ternyata bernama ‘Odilia Winneke’ editor Detik.com grup Gramedia. Odilia Winneke Ahoker sejati beragama Kristen.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa wanita di atas panser TNI berkemeja kotak-kotak berwarna biru-merah ternyata bernama Odilia Winneke yang merupakan editor Detik.com grup Gramedia dan ahoker beragama Kristren merupakan klaim yang salah.

    Faktanya, bukan editor Detik.com. Perempuan itu adalah satu dari tujuh jurnalis yang menaiki panser TNI saat meliput kegiatan penertiban baliho Rizieq Shihab di seluruh jalan protokol pada 20 November 2020. Enam jurnalis lainnya pun tidak ada yang berasal dari Detik.com. Selain itu, Odilia merupakan redaktur pelaksana DetikFood yang hanya bertanggung jawab terhadap konten terkait resep makanan dan wisata kuliner.

    Dilansir dari Tempo.co, pada 22 November 2020, redaksi Detik.com menerbitkan bantahan terhadap klaim tersebut. Pemimpin Redaksi Detik.com Alfito Deannova Gintings menyatakan informasi itu hoaks. Pasalnya, sehari-hari, Odilia Winneke bekerja sebagai editor di kanal DetikFood di mana kontennya hanya terkait resep makanan dan wisata kuliner.

    “Jadi, tuduhan yang menyebut bahwa yang bersangkutan (Odilia) sampai naik panser untuk membela salah satu kubu politik, itu merupakan tuduhan yang tidak masuk akal,” kata Alfito. Selain itu, menurut Alfito, kesalahan lain dalam klaim tersebut adalah Detik.com bagian dari grup Gramedia. Padahal, Detik.com merupakan bagian dari grup Transmedia.

    Menurut Alfito, Detik.com dan karyawannya hanya melaksanakan kegiatan jurnalistik sesuai dengan kaidah yang berlaku, yakni Undang-Undang Pers, kode etik jurnalistik, dan pedoman media siber, atas dasar kebenaran dan keadilan.

    “Kami tidak akan pernah terlibat dalam politik praktis dan kegiatan-kegiatan turunannya,” kata Alfito.

    Lewat pencarian lanjutan di Detik.com, memang tidak ditemukan berita terkait penurunan baliho pemimpin FPI Rizieq Shihab yang ditulis maupun disunting oleh Odilia Winneke. Dalam daftar redaksi Detik.com pun, nama Odilia Winneke tercantum sebagai redaktur pelaksana kanal DetikFood yang mengulas mengenai makanan dan wisata kuliner.

    Odilia juga pernah menulis dua buku kuliner yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Dua buku itu berjudul “Seri Rahasia Dapur: Mengolah Ayam dan Bebek” serta “Kamus Lengkap Bumbu Indonesia”. Dalam biografi singkat di situs Gramedia, Odilia disebut sempat terjun ke bisnis komputer selama beberapa tahun sebelum akhirnya menjadi editor dan wartawan kuliner di sebuah majalah wanita terkemuka selama 13 tahun.

    Kini, Odilia menjadi food stylist beberapa produk makanan untuk iklan televisi dan media cetak. Ia juga terlibat dalam produksi program memasak di televisi, melakukan uji rasa untuk beberapa produk makanan ternama, serta mengisi kelas memasak. Sejak dua tahun silam, ia menjadi mitra konten untuk kanal kuliner sebuah portal terkemuka di Indonesia. Di sela-sela kesibukannya, ia mengikuti beberapa kursus kuliner serta menulis untuk beberapa media.

    Dikutip dari PosKota dan Detik.com, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya, Letnan Kolonel Arh Herwin Budi Saputra, juga memberikan keterangan bahwa perempuan berkemeja kotak-kotak berwarna biru-merah dalam foto serta video yang beredar tersebut adalah jurnalis, namun bukan jurnalis Detik.com.

    Ada tujuh awak media yang meliput kegiatan penertiban baliho Rizieq Shihab oleh TNI di seluruh jalan protokol, termasuk di sekitar markas FPI di Petamburan, pada 20 November 2020 tersebut. Namun, dari ketujuh awak media itu, tidak satu pun yang berasal dari Detik.com. Menurut dia, tujuh awak media yang menaiki kendaraan tempur TNI ketika itu berasal dari CNN TV, Wartakota, Genpi.com, Antara, Medcom.id, Koran Lampu Hijau, dan Indosiar.

    Kesimpulan

    BUKAN editor Detik.com. Perempuan itu adalah satu dari tujuh jurnalis yang menaiki panser TNI saat meliput kegiatan penertiban baliho Rizieq Shihab di seluruh jalan protokol pada 20 November 2020. Enam jurnalis lainnya pun tidak ada yang berasal dari Detik.com. Selain itu, Odilia merupakan redaktur pelaksana DetikFood yang hanya bertanggung jawab terhadap konten terkait resep makanan dan wisata kuliner.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Corona Adalah Kedok dari Penyakit Radiasi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 23/11/2020

    Berita

    Covid is smoke screen for radiation sickness

    Artinya: Covid adalah tabir asap untuk penyakit radiasi

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook bernama Katie Mui mengunggah video berdurasi 7 menit 53 detik yang memperlihatkan seorang wanita di jalan yang sedang berbicara mengenai Corona yang merupakan sebuah kedok dari penyakit radiasi.

    Setelah ditelusuri, pernyataan yang dilontarkan wanita tersebut dikatakan ahli menunjukkan penyakit yang dinamakan pneumonitis radiasi. Gejala penyakit radiasi pneumonitis dan COVID-19 memang serupa, tetapi keduanya sama sekali berbeda.

    Pneumonitis radiasi adalah suatu bentuk peradangan paru-paru yang dapat muncul dengan sendirinya dalam beberapa minggu dan bulan setelah seseorang menjalani pengobatan radiasi untuk kanker. Gejala berupa sesak napas, batuk dan demam – mirip dengan COVID-19 penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

    Ahli Onkologi Radiasi Narek Shaverdian dan Annemarie Fernandes Shepherd, dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center berkata, “Mereka disebabkan oleh etiologi yang sangat berbeda,” Shepherd mengatakan kepada Reuters, dengan Shaveridan menambahkan bahwa pneumonitis radiasi “tidak ada hubungannya dengan virus”.

    Sehingga, klaim mengenai Covid yang merupakan kedok dari penyakit radiasi merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta)

    Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiasi Non-Ionisasi menegaskan bahwa klaim virus corona tidak ada dan merupakan cara untuk menutupi penyakit dari radiasi adalah menyesatkan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini